menjadi XIIa, faktor koagulasi kemudian akan diaktifkan secara berurutan mengikuti suatu kaskade sehingga akirnya terbentuk fibrin. Selain itu faktor XIIa
uga mengaktifkan sistem fibrinolisis yang menyebabkan perubahan plasminogen manjadi plasmin. Plasmin mempunyai sifat proteolitik dengan sasaran fibrin.
Aktivasi sistem koagulasi dan fibrinolisis yang berkepanjangan berakibat menurunnya berbagai faktor koagulasi seperti fibrinogen V, VII, VIII, IX dan X
serta plasminogen. Dan sebagai kompensasinya FDP meningkat, PTT dan APTT memanjang.
e. Aspartate transaminase dan alanine transaminase
Hepatitis atau nekrosis fokal pada hepar yang disebabkan oleh infeksi virus dengue pada hepatosit menyebabkan peningkatan aspartate transaminase dan
alanine transaminase.
2.1.7. Diagnosis DBD
Pedoman yang dipakai dalam menegakkan diagnosis DBD ialah kriteria yang disusun oleh WHO 1999. Kriteria tersebut terdiri atas kriteria klinis dan laboratoris
WHO, 2009: Kriteria Klinis terdiri atas:
1. Demam tinggi mendadak 38,2°C-40°C dan terus menerus selama 2-7 hari tanpa
sebab yang jelas. Demam pada penderita DBD disertai batuk, faringitis, nyeri kepala, anoreksia, nausea, vomitus, nyeri abdomen, selama 2-4 hari, juga mialgia
jarang, atralgia, nyeri tulang dan lekopenia. 2.
Manifestasi perdarahan, biasanya pada hari kedua demam, termasuk setidak- tidaknya uji bendung uji Rumple LeedeTourniquette positif dan salah satu
bentuk lain perdarahan antara lain purpura, ekimosis, hemstoma, epistaksis, perdarahan gusi dan konjuntiva. Perdarahan saluran cerna hematemesis, melena,
atau hematochezia, mikroskopik hematuria atau menorraghia.
Universitas Sumatera Utara
3. Hepatomegali, mulai dapat terdeteksi pada permulaan demam.
4. Manifestasi kebocoran plasma hemokonsetrasi, mulai dari yang ringan seperti
kenaikan hematokrit 20 dibandingkan sebelumnya, sampai yang berat yaitu syok nadi cepat, lemah, kakitangan dingin, lembab, gelisah, sianosis dan
kencing berkurang Kriteria Laboratoris terdiri atas:
1. Trombositopenia 100.000mm³ biasanya ditemukan pada hari ke 2 atau 3,
terendah pada hari ke 4-6, sampai hari ke 7-10 sakit. 2.
Hemokonsentrasi peningkatan hematokrit 20 Diagnosis DBD dapat ditegakkan bila ditemukan 2 kriteria klinis dan 2 kriteria
laboratoris WHO, 1999. Berdasarkan gejalanya DBD dikelompokkan menjadi 4 tingkatan yaitu WHO, 2009:
a Derajat I: demam tinggi disertai gejala tidak khas. Satu – satunya tanda perdarahan
adalah tes torniquet positif atau mudah memar. b
Derajat II: gejala derajat I ditambah dengan perdarahan spontan di kulit atau di tempat lain.
c Derajat III: ditemukan tanda-tanda kegagalan sirkulasi nadi cepat, lemah,
hipotensi, kakitangan dingin, lembab, sianosis, gelisah d
Derajat IV: terjadi syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah
yang tidak dapat diperiksa. Gambar 2.2.
Universitas Sumatera Utara
Infeksi Dengue
Demam Tes tourniket
positif Peningkatan
permeabilitas vaskular
Hepatomegali Trombositopenia
Manifestasi perdarahan lain
Rembesan Plasma
Peningkatan hematokrit Hipopreteinemia
Efusi serosa
Hipovolemia Koagulopati
Syok Koagulasi
Intravaskular diseminata
Perdarahan Hebat
Kematian
Derajat I
Derajat II
Derajat III
Derajat IV
Gambar 2.2. Spektrum Demam Berdarah Dengue
Universitas Sumatera Utara
Untuk diagnosis pasti DBD dapat ditegakkan bila ditemukannya virus dengue didalam darah. Metode isolasi virus merupakan gold standard pemeriksaan virus
dengue Soegeng, 2008. Pengambilan darah idealnya harus diambil selama periode demam dan lebih
baik sebelum hari kelima sakit. Setelah spesimen diambil selanjutnya dilakukan kultur sel dan akhirnya dapat diidentifikasi setelah 2-3 minggu. Keterbatasan metode
ini adalah sulitnya peralatan dan memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan hasil, sehingga isolasi virus hanya dilakukan untuk penelitian Adnin, 2000.
2.1.8. Diagnosis Banding