Tabel 5.7 Distribusi Tindakan Responden Terhadap Malaria
Pengetahuan Frekuensi n
Persen Baik
25 26,0
Sedang Kurang
71 74,0
Total 96
100
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa tindakan yang sedang merupakan persentase yang cukup tinggi yaitu 74,0 , tingkat pengetahuan baik yaitu 26,0
dan tidak ada yang memiliki tindakan tentang malaria yang kurang.
5.2 Pembahasan
5.2.1 Tingkat Pengetahuan Masyarakat Kecamatan Kutambaru terhadap Malaria
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari kuisioner, diketahui bahwa dari 96 responden yang di teliti di Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat, tingkat
pengetahuan baik yaitu 14 orang 14,6 , sedang 66 orang 68,8 , dan tingkat pengetahuan kurang 16 orang 16,7 .
Penelitian ini memperlihatkan tingkat pengetahuan tentang malaria yang belum baik karena rata-rata nilai total pengetahuan responden hanya 2,93 dari nilai
maksimum 5. Dari tabel 5.2 diperoleh bahwa sebagian besar pengetahuan masyarakat tentang malaria adalah sedang, yaitu 66 orang 68,8. Informasi
tentang gejala penyakit malaria seperti demam menggigil diperoleh sebagian besar responden 76,0 seperti yang dikemukakan Sanjana 2001 dalam penelitiannya
daerah endemis di Jawa Tengah yaitu sebanyak 93,0 dan Paulander 2009 di Tigray Etiopia 74,0 tahu bahwa gejala maria yaitu demam menggigil. Peneliti
berasumsi mungkin ini berkaitan erat dengan pengalaman mereka tinggal di daerah endemis, hal yang sama juga dikemukakan oleh Sukowati 2003 dalam
penelitiannya di daerah Lombok Timur dan Nusa Tenggara Barat. Hanya saja walaupun mereka bertempat tinggal di daerah endemis, relatif banyak penduduk
yang belum memahami tentang pencegahan dan pemberantasan nyamuk sesuai dengan jawaban responden yaitu pengetahuan tentang nyamuk penyebab malaria
Universitas Sumatera Utara
43,8 berbeda dengan penelitian Tyagi 2005 di Timur Delhi dimana 80,0 responden mengetahui bahwa nyamuk penyebab malaria adalah Nyamuk
Anopheles. Tentang pengetahuan responden tentang waktu aktif malaria menggigit hanya 59,4 berbeda dengan penelitian Deresa 1999 di Bujitara,
Etiopia yaitu 73,2 serta tentang tempat perkembangbiakan nyamuk hanya 56,3 berbeda dengan penelitian Deresa 1999 yaitu sebanyak 71,0.
Menurut Sukowati 2003 hal ini dimungkinkan karena sumber informasi masih kurang.
Peneliti berasumsi bahwa tingkat pengetahuan ini terkait kondisi penduduk tersebut baik secara individu ataupun sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Kesadaran dan minat responden untuk mengetahui lebih jauh mengenai penyakit malaria sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan pasien tersebut. Hal ini
sesuai seperti yang dikemukakan oleh Notoatmodjo 2007 bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu 1 faktor internal seperti intelegensia,
minat dan kondisi fisik; 2 faktor eksternal seperti keluarga dan masyarakat; 3 faktor pendekatan belajar seperti upaya belajar dan strategi dalam pembelajaran.
5.2.2 Sikap Masyarakat Kecamatan Kutambaru terhadap Malaria