Pengobatan dan Pencegahan Pengendalian

Sediaan tetes tebal berguna untuk diagnosis pada derajat parasitemia yang rendah, oleh karena itu sangat berguna untuk tes skrining. Sedangkan tetes tipis optimal untuk pemeriksaan morfologi parasit sehingga dapat dibedakan beberapa spesies malaria serta dapat digunakan dalam menentukan derajat parasitemia maupun anemia. Metode lain yang dapat digunakan adalah penggunaan sistem filter- Acridine Orange AO yaitu tergolong metode fluorokrom, yakni metode yang mampu menghasilkan intentitas fluoresen yang tinggi dan perbedaan warna yang sangat mencolok. Objek akan tampak dengan inti berwarna hijau dan sitoplasma yang berwarna merah. Gambaran laboraturium lain yang dapat ditemukan seperti anemia normositik yang beratnya berbeda-beda. Selama waktu paroksismal mungkin terdapat leukositosis; selanjutnya, timbul leukopenia serta peningkatan reaktif sel mononuklear besar. Tes fungsi hati dapat memberikan hasil abnormal selama serangan, tetapi fungsi hati dapat kembali notmal setelah pengobatan atau membaik spontan. Adanya protein dan silinder dalam air kemih anak menunjukkan adanya nefrosis kuartana. Pada P.falciparum yang berat, kerusakan ginjal dapat menyebabkan oliguria dan adanya silinder, protein, dan sel darah putih dalam air kemih Jawetz, 1996.

2.1.6 Pengobatan dan Pencegahan

Klorokuin Aralin adalah obat pilihan selama serangan akut; 1,5 gram basa diberikan melebihi periode 3 hari atau 1,8 gram selama 4 hari lebih. Pada kasus koma malaria falciparum malaria serebral, kuinin dihidroklorida sekarang tidak dapat lagi di Amerika Serikat atau kuinidin glukonat parenteral harus digunakan sampai pengobatan oral dapat diberikan. Telah dilaporkan strain P.vivax yang resisten terhadap klorokuin, tapi klorokuin tetap merupakan obat pilihan pertama, kecuali parasit yang diketahui telah resisten. Primakuin, membunuh bentuk eksoeritrosit di hati berpotensi untuk menimbulkan kekambuhan malaria, Universitas Sumatera Utara yang dikenal sebagai pengobatan radikal. Malaria falciparum tidak ditemuka n lagi dihati setelah fase eritrositik, maka untuk mengobati bentuk klinik adalah dengan pengobatan radikal. Pengobatan primakuin sebaiknya mengikuti terapi untuk malaria klinis. Penderita defisiensi G6PD glukosa 6 fosfat dehidrogenase sebaiknya diberikan dosis rendah primakuin yang lebih lama tidak sama sekali, kemungkinan terjadi anemia hemolitik. Primakuin juga memiliki daya kerja gametositisidal terhadap P.falciparum dengan dosis tunggal 45 mg untuk dewasa. Untuk malaria berat dapat di berikan artesunate dan artemisinin suppositoria. Profilaksis supresif dapat dicapai dengan klorokuin sulfat atau amodiakuin kecuali pada daerah falciparum yang resisten klorokuin. Meflokuin sekarang merupakan obat kemoprofilaksis pilihan untuk daerah resisten- klorokuin. Doksisiklin, yang diberikan setiap hari, dapat digunakan pada daerah yang P.falciparum nya resisten terhadap berbagai obat. Tetapi tidak ada obat yang secara pasti dapat mencegah malaria. Para pelancong sebaiknya menghindari gigitan nyamuk, dengan menggunakan rapelan dietiltoluoamid, dan tidur menggunakan kelambu yang dilapisi pyterin Jawetz, 1996.

2.1.7 Pengendalian

Pengendalian malaria bergantung pada pembersihan tempat perkembangbiakan nyamuk, perlindungan perorangan terhadap nyamuk kasa, kelambu, obat nyamuk, pengobatan dengan obat supresi bagi orang yang kontak, dan pengobatan edekuat terhadap penderita dan pembawa parasit. Pemberantasan, memerlukan pemutusan antara nyamuk Anopheles dan manusia dalam jangka waktu yang cukup untuk mencegah penularan. Dalam pengendalian cara sederhana misalnya dengan menghimbau masyarakat petani agar tetap memelihara kondisi saluran pengairan sehingga aliran air di persawahan tetap lancar tanpa ada kantong-kantong di pinggir saluran, Petani harus menanam padinya serentak dan Universitas Sumatera Utara mengeringkan sawahnya tiap 10 hari selama 2 hari, Ternak agar ditempatkan kandangnya di dekat perindukan diluar rumah, dan tidak menyatu dengan rumah, serta penebaran ikan pemakan jentik di sawah, dll Nurmaini, 2003.

2.2 Perilaku