Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Penyakit Malaria Di Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT MALARIA DI KECAMATAN BATANG SERANGAN KABUPATEN LANGKAT PROVINSI

SUMATERA UTARA

OLEH :

ADE IRMA SURYANI HASIBUAN 070100228

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT MALARIA DI KECAMATAN BATANG SERANGAN KABUPATEN LANGKAT PROVINSI

SUMATERA UTARA

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH :

ADE IRMA SURYANI HASIBUAN 070100228

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Penyakit Malaria di Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara

Nama : ADE IRMA SURYANI HASIBUAN NIM : 070100228

Pembimbing Penguji I

( dr. Dewi Masyithah Darlan,DAP&E,MPH) (dr. Muhammad Ali , Sp.A(K)) NIP: 19740730 2001122 003 NIP : 19690524 1999031 001

Penguji II

(dr.Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes) NIP: 19690609 1999032 001

Medan, 29 November 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara


(4)

ABSTRAK

Penyakit malaria merupakan penyakit yang masih menjadi ancaman bagi negara-negara maju dan berkembang. Tercatat bahwa angka kejadian timbulnya kasus malaria pada tahun 2009 mencapai 243 juta kasus diikuti dengan estimasi kematian mencapai 863 ribu jiwa (WHO, 2009). Pada kasus di Indonesia sendiri, tercatat bahwa 850 orang dari 100.000 penduduk menderita malaria dengan 11 dari 100.000 penduduk berakhir dengan meninggal dunia. Hingga saat ini penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena berdampak luas pada kualitas hidup dan ekonomi. Hal tersebut menjadi dasar peneliti untuk melanjutkannya ke jenjang penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penyakit malaria di Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat tahun 2010. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Batang Serangan. Berdasarkan perhitungan, didapatkan subjek sebanyak 96 orang yang memenuhi syarat dan bersedia mengikuti penelitian. Data penelitian didapatkan dengan menggunakan kuisioner dan data diolah dengan menggunakan program SPSS 17,0.

Hasil penelitian diperoleh sebanyak 1 orang (1,0 %) dikategorikan tingkat pengetahuan kurang, 53 orang (55,2 %) tingkat pengetahuan sedang dan 42 orang (43,8 %) tingkat pengetahuan baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan baik tidak berarti dapat memprediksi hasil angka kejadian malaria, begitu juga sebaliknya.

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak masyarakat, peneliti, pihak Puskesmas dan Dinkes sehingga dapat meningkatkan dan memberikan penyuluhan mengenai penyakit malaria.


(5)

ABSTRACT

Malaria is a disease that remains a threat to the developed and developing countries. It is recorded that the incidence of malaria cases at 2009 were 243 million cases and 863 thousand death estimated (WHO,2009). In Indonesia, 850 of 100.000 people suffered from Malaria with 11 people ended with death. Until recentlyy, this disease remains a public health problem because it has a great impact on quality of life and economic. Based on these facts, researcher thoughts that further research need to be done.

This study aims to determine the level of community knowledge about malaria in Langkat, Batang Serangan in 2010. The method of this study was a descriptive study with cross sectional research design. Based on the result, the population of this research were 96 people that meet the criterias and willing to participate in the research. The data were collected using questionnaires and the subsequented data were processed using SPSS 17.0.

The results of this study found that 1 person (1.0%) who categorized the level of less knowledge, 53 people (55.2%) level of moderate knowledge and 42 people (43.8%) level of good knowledge of. The results showed that a good level of knowledge doesn’t mean that the incidence of Malaria can be predicted, and vice versa.

From the results of this research are expected to benefit the community, researchers, health centers and health offices in order to promote and provide education about malaria. Keywords ; mMalaria, knowledge


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan KTI (Karya Tulis Ilmiah) ini yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Penyakit Malaria di

Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara”. Karya

tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedoteran Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. dr. Gontar A Siregar, Sp.PD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Dewi Masyithah Darlan, DAP&E,MPH selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan KTI ini.

3. dr. Muhammad Ali, Sp.A(K) selaku dosen penguji I serta dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes selaku dosen penguji II yang telah bersedia meguji, memberikan masukan dan saran kepada penulis.

4. Drs. H. Rahmad Pardamean Hasibuan dan Hj. Maslan Lubis selaku orang tua penulis, yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan KTI. 5. Seluruh dosen-dosen Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran

USU.

6. Seluruh dosen dan staff serta seluruh civitas akademika Fakultas Kedokteran USU yang telah membantu selama perkuliahan.

7. Bapak camat Kecamatan Batang Serangan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di daerah tesebut.

8. Saudara-saudari penulis; Eka Rahmalita Hsb., Sutan Wahyu Mulia Hsb. dan Hady Cipta Mulia Hsb. yang memberikan banyak dukungan.

9. M. Syahrial yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu untuk

menyelesaikan KTI.

10.Sahabat-sahabat saya Nia, Cerah, Carolin, dan Zanurul yang telah memberikan banyak motivasi dan meluangkan waktu untuk berdiskusi tentang KTI.

Demikian ucapan terima kasih ini disampaikan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca, dan penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.


(7)

Medan, 29 November 2010 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... . i

ABSTRAK ...ii

ABSTRACT ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.3.1. Tujuan Umum ... 2

1.3.2. Tujuan Khusus... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1. Malaria ... 4

2.1.1. Definisi Malaria ... 4

2.1.2. Epidemiologi Malaria ... 4

2.1.3. Etiologi dan Penularan Malaria ... 5

2.1.4. Faktor Resiko Malaria ... 6

2.1.5. Patogenesis Malaria ... 7

2.1.6. Manifestasi Klinis Malaria ... 8

2.1.7. Diagnosis Malaria ... 9

2.1.8. Komplikasi Dan Prognosis Malaria... 9

2.1.9. Penatalaksanaan dan Pencegahan Malaria ... 9

2.2. Pengetahuan (Knowledge) ... 11

2.2.1. Konsep Pengetahuan... 11

2.2.2. Aspek Pengetahuan ... 11

2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 13

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 14

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 14


(9)

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 15

4.1. Rancangan Penelitian ... 15

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 15

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 15

4.3.1. Populasi Penelitian ... 15

4.3.2. Sampel Penelitian ... 15

4.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 16

4.4.1. Kriteria Inklusi ... 16

4.4.2. Kriteria Eksklusi ... 16

4.5. Metode Pengumpulan Data ... 16

4.6. Pengolahan dan Analisis Data ... 18

BAB 5 HASIL PENELITIAN ……….. 19

5.1. Hasil Penelitian ……….19

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ………..19

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ………..19

5.2. Pembahasan ...24

BAB 6 SARAN DAN KESIMPULAN ………. 27

6.1. Saran ……….27

6.2. Kesimpulan………27

DAFTAR PUSTAKA ……… 28 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner Penelitian 17

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden 20

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Pertanyaan 21

Tabel 5.3. Distribusi Hasil Tingkat Pengetahuan Responden 22 Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Hasil Tingkat Pengetahuan Terhadap

Penyakit Malaria Berdasarkan Umur, Jenis kelamin dan Pekerjaan. 23


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Riwayat Hidup Lampiran 2 Lembar Penjelasan Lampiran 3 Informed Consent Lampiran 4 Kuisioner Penelitian Lampiran 5 Surat Ethical Clearence Lampiran 6 Data Induk


(12)

ABSTRAK

Penyakit malaria merupakan penyakit yang masih menjadi ancaman bagi negara-negara maju dan berkembang. Tercatat bahwa angka kejadian timbulnya kasus malaria pada tahun 2009 mencapai 243 juta kasus diikuti dengan estimasi kematian mencapai 863 ribu jiwa (WHO, 2009). Pada kasus di Indonesia sendiri, tercatat bahwa 850 orang dari 100.000 penduduk menderita malaria dengan 11 dari 100.000 penduduk berakhir dengan meninggal dunia. Hingga saat ini penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena berdampak luas pada kualitas hidup dan ekonomi. Hal tersebut menjadi dasar peneliti untuk melanjutkannya ke jenjang penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penyakit malaria di Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat tahun 2010. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Batang Serangan. Berdasarkan perhitungan, didapatkan subjek sebanyak 96 orang yang memenuhi syarat dan bersedia mengikuti penelitian. Data penelitian didapatkan dengan menggunakan kuisioner dan data diolah dengan menggunakan program SPSS 17,0.

Hasil penelitian diperoleh sebanyak 1 orang (1,0 %) dikategorikan tingkat pengetahuan kurang, 53 orang (55,2 %) tingkat pengetahuan sedang dan 42 orang (43,8 %) tingkat pengetahuan baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan baik tidak berarti dapat memprediksi hasil angka kejadian malaria, begitu juga sebaliknya.

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak masyarakat, peneliti, pihak Puskesmas dan Dinkes sehingga dapat meningkatkan dan memberikan penyuluhan mengenai penyakit malaria.


(13)

ABSTRACT

Malaria is a disease that remains a threat to the developed and developing countries. It is recorded that the incidence of malaria cases at 2009 were 243 million cases and 863 thousand death estimated (WHO,2009). In Indonesia, 850 of 100.000 people suffered from Malaria with 11 people ended with death. Until recentlyy, this disease remains a public health problem because it has a great impact on quality of life and economic. Based on these facts, researcher thoughts that further research need to be done.

This study aims to determine the level of community knowledge about malaria in Langkat, Batang Serangan in 2010. The method of this study was a descriptive study with cross sectional research design. Based on the result, the population of this research were 96 people that meet the criterias and willing to participate in the research. The data were collected using questionnaires and the subsequented data were processed using SPSS 17.0.

The results of this study found that 1 person (1.0%) who categorized the level of less knowledge, 53 people (55.2%) level of moderate knowledge and 42 people (43.8%) level of good knowledge of. The results showed that a good level of knowledge doesn’t mean that the incidence of Malaria can be predicted, and vice versa.

From the results of this research are expected to benefit the community, researchers, health centers and health offices in order to promote and provide education about malaria. Keywords ; mMalaria, knowledge


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Malaria merupakan penyakit menular yang menjadi perhatian global. Penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena berdampak luas pada kualitas hidup dan ekonomi. Dari empat spesies malaria, spesies yang dianggap paling berbahaya adalah Plasmodium falciparum malaria hal ini dapat mengancam jiwa yang paling mematikan untuk ketiga jenis lainnya malaria (P.vivax,P.malariae,P.ovale) yang umumnya kurang berbahaya dan tidak mengancam hidup (WHO,2009). Malaria yang disebabkan oleh Plasmodium vivax dan ditularkan oleh nyamuk Anopheles juga merupakan penyakit endemik di beberapa bagian dunia.

Tercatat bahwa angka kejadian timbulnya kasus malaria pada tahun 2009 mencapai 243 juta kasus diikuti dengan estimasi kematian mencapai 863 ribu jiwa (WHO, 2009). Pada kasus di Indonesia sendiri, tercatat bahwa 850 orang dari 100.000 penduduk menderita malaria dengan 11 dari 100.000 penduduk berakhir dengan meninggal dunia. Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dimana hampir seluruh wilayahnya merupakan endemis malaria. Malaria juga dapat menimbulkan dampak buruk bagi sosial dan ekonomi khususnya bagi penduduk miskin yang ada di daerah endemis malaria (Depkes, 2003). Beberapa laporan menyatakan bahwa daerah endemis malaria di Sumatera Utara adalah Pulau Nias, daerah Asahan dan Tapanuli Selatan. Sementara pada Kabupaten Langkat, diketahui bahwa jumlah penderita dan pasien yang meninggal akibat penyakit malaria tercatat sehingga diduga bahwa tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penyakit malaria itu masih lemah (DEPKES 2001).

Persentase malaria berdasarkan gejala dan diagnosis di Provinsi Sumatera Utara dijumpai sebesar 3%, dengan rentang 0,1-25%. Berdasarkan diagnosis pasti presentase malaria di Provinsi Sumatera Utara 1,3% dengan rentang 0,1-10,5%. Nias dan Mandailing Natal persentasenya masih yang tertinggi sedangkan Kabupaten Langkat dijumpai sebesar 0,6% dari penderita (Riskesdas, 2007)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, dapat dirumuskan suatu masalah dalam penelitian ini, yaitu.’’ Bagaimanakah tingkat pengetahuan masyarakat di Kabupaten Langkat Kecamatan Batang Serangan terhadap penyakit Malaria?”


(15)

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1.Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat di Kabupaten Langkat Kecamatan Batang Serangan terhadap penyakit malaria.

1.3.2.Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan masyarakat berdasarkan umur

2. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan masyarakat berdasarkan jenis kelamin 3. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan masyarakat berdasarkan pekerjaan

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Masyarakat Kecamatan Batang Serangan ; penelitian ini bermaanfaat untuk menambah pengetahuan tentang penyakit malaria sehingga dapat mempergunakan informasi penelitian ini sebagai acuan dalam pencegahan penyakit.

2. Petugas Kesehatan ; Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi petugas-petugas kesehatan di puskesmas setempat dalam rangka menurunkan angka kejadian penyakit malaria

3. Instansi - Instansi Pemerintah khususnya, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan lain – lain; penelitian ini bermanfaat sebagai suatu masukan dalam hal memberikan penyuluhan serta edukasi pada masyarakat terhadap pencegahan penyakit malaria.

4. Memberikan informasi kepada masyarakat dunia kedokteran ataupun ilmu kesehatan mengenai penyakit malaria.


(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Malaria 2.1.1 Defenisi

Penyakit Malaria adalah penyakit yang di sebabkan oleh protozoa genus plasmodium bentuk aseksual yang masuk ke dalam tubuh manusia dan di tularkan oleh nyamuk Anopheles betina dan merupakan penyakit yang menyerang dalam bentuk infeksi akut ataupun kronis.

2.1.2. Epidemiologi Malaria

Penyakit malaria terbesar hampir di seluruh dunia yaitu antara garis lintang 60° utara dan 40° lintang selatan, meliputi lebih dari 100 negara beriklim tropis dan subtropis. Penduduk dunia yang beresiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar atau 41% dari penduduk dunia saat ini. Setiap tahun kasus malaria berjumlah 300-500 juta mengakibatkan 1,5 sampai dengan 2,7 juta kematian, terutama di Afrika Sub-Sahara. Berdasarkan data-data epidemiologi WHO diperkirakan 56% dari penduduk dunia hidup di daerah di mana malaria masih merupakan problema kesehatan masyarakat terutama Indonesia (Prabowo, 2004).

Upaya penanggulangan malaria telah menunjukkan keberhasilan pada beberapa periode, tetapi kasus malaria kembali menunjukkan peningkatan sejak tahun 1998. Berdasarkan laporan yang diterima dari dinas kesehatan se-Jawa-Bali ditemukan adanya peningkatan annual parasite incidence (API) dari 0,07 perseribu penduduk pada tahun 1995 menjadi 0,62 per seribu penduduk dalam tahun 2001 (Soegijanto, 2006). Di daerah transmigrasi dan daerah lain yang didatangi penduduk baru dari daerah nonendemik sering terjadi wabah yang menimbulkan banyak kematian. Lebih dari setengah penduduk Indonesia hidup di mana terjadi penularan malaria (Soegijanto, 2006).

2.1.3. Etiologi dan Penularan Malaria

Ada empat tipe Plasmodium parasit yang dapat menginfeksi manusia, namun yang seringkali ditemui pada kasus penyakit malaria adalah Plasmodium falcifarum dan Plasmodium vivax, sedangkan malaria lainnya adalah Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae.


(17)

Di dunia ini hidup sekitar 400 spesies nyamuk Anopheles, tetapi hanya 60 spesies yang berperan sebagai vektor malaria alami. Di Indonesia, ditemukan 80 spesies nyamuk Anopheles tetapi hanya 16 spesies sebagai vektor malaria (Prabowo,2004). Nyamuk Anopheles relatif sulit membedakan cirinya dengan jenis nyamuk yang lain, kecuali dengan menggunakan kaca pembesar. Ciri paling menonjol yang bisa dilihat oleh mata telanjang adalah posisi waktu menggigit menungging pada malam hari, baik di dalam maupun di luar rumah. Juga kebiasaan sesudah menghisap darah, nyamuk istirahat di dinding dalam rumah yang gelap, lembab, di bawah meja, tempat tidur atau di bawah dan di belakang lemari (Depkes, 2003).

Penyakit malaria ditularkan melalui dua cara yaitu secara alamiah dan non alamiah. Penularan secara alamiah adalah melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang mengandung parasit malaria (Prabowo, 2004). Saat menggigit nyamuk mengeluarkan sporozoit yang masuk ke peredaran darah tubuh manusia sampai sel-sel hati manusia. Setelah satu sampai dua minggu digigit , parasit kembali masuk ke dalam darah dan mulai menyerang sel darah merah dan memakan haemoglobin yang membawa oksigen dalam darah. Pecahnya sel darah merah yang terinfeksi plasmodium ini menyebabkan timbulnya gejala demam disertai menggigil dan menyebabkan anemia (Depkes, 2001).

Nyamuk Anopheles betina yang menggigit orang sehat, maka parasit itu dipindahkan ke tubuh orang sehat dan jadi sakit. Seorang yang sakit dapat menulari 25 orang sehat sekitarnya dalam waktu musim penularan (3 bulan di mana jumlah nyamuk meningkat) (Depkes, 2001).

Penularan secara non-alamiah terjadi jika bukan melalui gigitan nyamuk anopheles melainkan dengan cara malaria bawaan (kongenital). Hal ini merupakan malaria pada bayi baru lahir yang ibunya menderita malaria penularannya terjadi karena adanya kelainan pada sawar plasenta (selaput yang melindungi plasenta) sehingga tidak ada penghalang infeksi dari ibu kepada janinnya. Gejala pada bayi baru lahir berupa demam, iritabilitas (mudah terangsang sehingga sering menangis dan rewel), pembesaran hati dan limpa, anemia, tidak mau makan atau minum, serta kuning pada selaput lendir. Keadaan ini dibedakan dengan infeksi kongenital lainnya. Pembuktian pasti dilakukan dengan deteksi parasit malaria pada darah bayi. Selain itu penularan non alamiah dapat dengan cara transfusion malaria, yaitu infeksi malaria yang di tularkan melalui transfusi darah dari donor yang terinfeksi malaria pemakaian jarum suntik secara bersama-sama pada pecandu narkoba atau melalui transplantasi organ (Prabowo, 2004).


(18)

2.1.4. Faktor Resiko Malaria

Faktor lingkungan (enviroment) meliputi beberapa faktor yaitu, faktor fisik yang dimana suhu sangat mempengaruhi panjang pendeknya siklus atau masa inkubasi ekstrinsik. Makin tinggi suhu, makin panjang masa ekstrinsiknya. Hujan yang berselang dengan panas berhubungan langsung dengan perkembangan larva nyamuk (Depkes, 1999). Air hujan yang menimbulkan genangan air merupakan tempat yang ideal untuk perindukan nyamuk malaria. Dengan bertambahnya tempat perindukan, populasi nyamuk malaria bertambah sehingga bertambah pula jumlah penularannya (Prabowo, 2004).

Kelembaban yang rendah akan memperpendek umur nyamuk, meskipun tidak berpengaruh pada parasit. Tingkat kelembaban 60% merupakan batas paling rendah yang memungkinkan untuk nyamuk hidup. Pada kelembaban yang lebih tinggi nyamuk menjadi lebih aktif dan lebih sering menggigit sehingga meningkatkan penularan malaria (Harijanto, 2000).

Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda-beda. Ada yang menyukai tempat terbuka dan ada yang hidup di tempat yang teduh maupun di tempat yang terang. Faktor biologi dimana tumbuhan semak, sawah yang berteras, pohon bakau, lumut, ganggang merupakan tempat perindukan dan tempat-tempat peristirahatan nyamuk yang baik. Adanya berbagai jenis ikan pemakan larva seperti ikan kepala timah, gambus, nila, mujahir mempengaruhi populasi nyamuk di suatu daerah (Depkes, 1999). Faktor budaya meliputi tingkat kesadaran mesyarakat tentang bahaya malaria akan mempengaruhi kesadaran masyarakat memberantas malaria.

Jenis kelamin juga menpengaruhi misalnya pada ibu hamil akan menyebabkan anemia yang lebih berat. Faktor lain yang mungkin juga dapat meningkatkan terkena malaria yaitu imunitas, apabila imunitas seseorang rendah lebih mudah terkena daripada seseorang yang memiliki imunitas tinggi.

2.1.5. Patogenesis Malaria

Siklus hidup semua spesies parasit malaria pada manusia adalah sama yaitu mengalami stadium yang berpindah dari vektor nyamuk ke manusia dan kembali ke nyamuk. Siklus seksual (sprogoni) berlangsung pada nyamuk Anopheles sedangkan siklus aseksual yang berlangsung pada manusia terdiri atas fase eritrosit (erythrocytic schizogony) dan fase yang berlangsung di dalam parenkim sel hepar (exo-erythrocytic schizogony) (Harijanto, 2002).

Stadium hati (exo-erythrocytic schizogony) di mulai ketika nyamuk Anopheles betina menggigit manusia dan memasukkan sprozoit yang terdapat pada air liurnya ke dalam darah


(19)

manusia sewaktu menghisap darah. Melalui aliran darah dalam 30-60 menit kemudian sprozoit ke dalam sel hati terjadi melalui perlekatan antara protein sirkum-sprozoit dengan reseptor heparin sulfat proteoglikogen dan suatu glikoprotein yang disebut low density lipoprotein receptor-like protein (LRP) di hepar. Selama 5-16 hari sprozoit mengalami reproduksi aseksual (proses skizogoni atau proses pemisahan) yang akan menghasilkan sekitar 10.000-30.000 merozoit, yang kemudian akan dikeluarkan dari sel hati dan selanjutnya menginfeksi eritrosit (Harijanto, 2002).

Patogenesis malaria jelas akibat dari interaksi kompleks antara parasit, inang, dan lingkungan. Tetapi yang penting pada malaria, menyadari bahwa satuan patologi adalah eritrosit terinfeksi, kombinasi sifat-sifat inang dan parasit, interaksi antara parasit dan inang seperti invasi eritrosit yang belum terinfeksi, sitoadherens, rosseting dan pengenalan makrofag terhadap sel-sel terinfeksi, merupakan interaksi yang mencerminkan determinan-determinan parasit dan inang (Harijanto, 2002).

2.1.6. Manifestasi klinis

Masa tunas/inkubasi penyakit ini dapat beberapa hari sampai beberapa bulan yang kemudian baru muncul tanda dan gejala yang dikeluhkan oleh penderita seperti demam, menggigil, linu atau nyeri persendian, kadang sampai muntah, tampak pucat/anemis, hati serta limpa membesar, air kencing tampak keruh atau pekat karena mengandung Hemoglobin, terasa geli pada kulit dan mengalami kejang. Namun demikian, tanda yang klasik ditampakkan adalah adanya perasaan tiba-tiba kedinginan yang diikuti dengan kekakuan dan kemudian munculnya demam dan banyak berkeringat setelah 4 sampai 6 jam kemudian, hal ini berlangsung tiap dua hari. Diantara masa tersebut, mungkin penderita merasa sehat seperti biasanya. Pada usia anak-anak serangan malaria dapat menimbulkan gejala aneh, misalnya menunjukkan gerakan atau postur tubuh yang abnormal sebagai akibat tekanan rongga otak, bahkan lebih serius lagi dapat menyebabkan kerusakan otak (Natadisastra, 2005).

Gejala-gejala penyakit malaria dipengaruhi oleh daya tahan tubuh penderita, jenis plasmodium malaria serta jumlah parasit yang mungkin menginfeksinya. Waktu terjadinya infeksi pertama kali disebut dengan masa inkubasi, sedangkan diantara terjadinya infeksi sampai ditemukannya parasit malaria dalam darah disebut periode prapaten ditentukan oleh jenis plasmodiumnya.


(20)

Umumnya gejala yang disebabkan oleh plasmodium falcifarum lebih berat dan lebih akut di bandingkan dengan jenis plasmodium lainnya. Gambaran khas dari penyakit malaria adalah adanya demam periodik, pembesaran limpa, dan anemia (Prabowo,2004).

Ada beberapa bentuk manifestasi penyakit malaria,antara lain :

a. Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan demam muncul setiap hari ketiga

b. Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam setiap hari keempat.

c. Malaria serebral, disebabkan oleh Plasmodium falcifarum, penderita mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.

d. Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat mendadak, mirip stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.

2.1.7. Diagnosis

Dengan adanya tanda dan gejala yang dikeluhkan serta tampak oleh tim kesehatan, maka akan segera dilakukan pemeriksaan laboratorium (khususnya pemeriksaan darah) untuk memastikan penyebabnya dan diagnosa yang akan diberikan kepada penderita. Pemeriksaan laboratorium lainnya seperti parasitologi, darah tepi lengkap, uji fungsi hati, uji fungsi ginjal. Dilakukan punksi lumbal, foto toraks untuk menyingkirkan/mendukung diagnosis atau komplikasi lain (Widoyono, 2008).

2.1.8. Komplikasi dan Prognosis

Malaria dapat menimbulkan beberapa komplikasi antara lain, anemia berat, malaria cerebral, gagal ginjal, nefropati dan splenomegali diduga berbasis imunologis.

Prognosis malaria berat tergantung kecepatan diagnosa, ketepatan dan kecepatan pengobatan (Prabowo, 2004).

2.1.9. Penatalaksanaan dan Pencegahan

Efektivitas obat dinilai dari sensitivitas dan resistensi terhadap obat tersebut. Resistensi parasit malaria terhadap obat antimalaria adalah kemampuan sejenis parasit untuk terus hidup dalam tubuh manusia, berkembang biak dan menimbulkan gejala penyakit walaupun telah


(21)

diberikan pengobatan secara teratur baik dengan dosis standar maupun dosis yang lebih tinggi, yang masih bisa ditoleransi oleh pemakai obat. Batasan ini umumnya untuk resistensi Plasmodium falcifarum terhadap obat anti malaria yang bersifat skizontosida darah. Penentuan resistensi Plasmodium falciparum dapat dilakukan dengan cara vitro dan in-vivo (Soegijanto, 2006).

Klorokuin merupakan obat anti malaria kelompok 4-amino kuinolon yang bersifat skizontosida darah untuk semua jenis plasmodium manusia dan gametositosida P.vivax dan P. Malariae. Obat ini merupakan obat anti malaria standar untuk pengobatan radikal malaria tanpa komplikasi dalam program pemberantasan malaria. Klorokuin mempunyai kemampuan untuk menghalangi sintesa enzim pada parasit dalam pembentukan DNA dan RNA. Obat ini bersenyawa dengan DNA sehingga proses pembelahan dan pembentukan RNA terganggu (Soegijanto, 2006).

Pada pemakain per oral, konsentrasi puncak di dalam plasma di capai dalam 2-3 jam, sedangkan pada pemakaian intramuskuler dicapai dalam 15 menit. Waktu paruh klorokuin adalah 1-2 bulan tetapi waktu paruh yang sebenarnya untuk pengobatan adalah 6-10 hari. Dosis klorokuin untuk pengobatan profilaksis adalah 5 mg basa/kgBB (berat badan) /minggu dan dapat diberikan tanpa efek samping. Selama musim penularan dapat diminum dengan frekuensi 2 kali/minggu dan dianjurkan hanya untuk 3-3,5 tahun saja. Dosis kumulatif maksimal untuk pengobatan profilaksis pada orang dewasa adalah 100 gram basa. Dosis klorokuin untuk pengobatan malaria klinis adalah 10 mg basa/kgBB/hari dosis tunggal pada hari pertama dan kedua, sedangkan pada hari ketiga adalah 5 mg basa/kgBB/dosis tunggal sehingga dosis total adalah 25 mg basa/kgBB/hari (eSoegijanto, 2006).

Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk, atau upaya pencegahan dengan pemberian obat klorokuin bila mengunjungi daerah endemik malaria (Prabowo, 2004).

2.2. Pengetahuan

2.2.1. Konsep Pengetahuan

Menurut Notoatmojo (2007), pengetahuan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindaraan terhadap suatu objek tertentu. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.


(22)

perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Penelitian Roger (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadosi perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:

1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul.

3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap respon sudah lebih baik.

4. Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5. Adoption, di mana subjek elah berperilaku baru sesuai dengan penetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

2.2.2. Aspek Pengetahuan

Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu: a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai meningkatkan suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, merugikan, mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisa (Analisa)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dilihat


(23)

dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dinamakan sintesis. Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, seperti dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada.

2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang. Dalam perilaku seseorang banyak faktor yang mempengaruhi, termasuk juga akan mempengaruhi pengetahuan (Notoatmojo, 2007). Menurut Green 1980 perilaku dipengaruhi tiga faktor utama yaitu:

a. Faktor predisposisi (Predisposing factor)

Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang di anut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.

b. Faktor pemungkin (Enambling factors)

Faktor ini mencakup ketersedian sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat sehat, dokter atau bidan praktik swasta, dan sebagainya.

c. Faktor penguat (Reinforcing factors)


(24)

dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para petugas, terutama para petugas kesehatan. Disamping itu undang-undang juga diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Pengukuran perilaku juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden (Notoatmodjo, 2007).


(25)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disampaikan pada Bab 1, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

3.2. Defenisi Operasional

1. Pengetahuan responden adalah apa yang diketahui masyarakat tentang penyakit malaria.

Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan cara ukur berupa angket. Sedangkan alat ukur yang digunakan berupa kuesioner yang dibuat dalam pertanyaan terbuka dengan jumlah sebanyak 10 pertanyaan. Jika pertanyaan dijawab benar oleh responden maka diberi nilai 1, jika responden menjawab salah maka diberi nilai 0. sehingga skor total tertinggi 10.

Dengan memakai skala pengukuran menurut Hadi Pratomo dan Sudarti (1986), yaitu : 1. Baik, bila jawaban responden benar >75 % dari total nilai angket pengetahuan.

2. Sedang, bila jawaban responden benar 40-70 % dari total nilai angket pengetahuan. 3. Kurang, bila jawaban responden benar <40 % dari total nilai angket pengetahuan.

Maka penilaian terhadap pengetahuan responden, yaitu : 1. skor 8-10 = baik

2. skor 4-7 = sedang 3. skor <3 =kurang

Pengetahuan Masyarakat


(26)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Deskriptif dan desain studi Cross Sectional. Karena penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di daerah Kabupaten Langkat di Kecamatan Batang Serangan. Adapun penelitian ini dilakukan di daerah tersebut karena pada daerah tersebut termasuk daerah endemik terhadap penyakit malaria (Riskesdas,2007). Penelitian dilakukan dari bulan Juli2010 sampai dengan bulan November 2010.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1.Populasi penelitian

Populasi penelitian ini adalah semua masyarakat yang berdomisili di Kabupaten Langkat kecamatan Batang Serangan dengan jumlah populasi sebanyak 39.410 penduduk.

4.3.2.Sampel penelitian

Sampel pada penelitian ini ialah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria pemilihan sampel. Cara pemilihan ialah dengan teknik cluster sampling, yaitu proses penarikan sampel secara acak pada kelompok individu dalam populasi yang terjadi secara ilmiah yang dilakukan di tiga desa yaitu desa batang serangan, desa sei bamban dan desa karya jadi. Untuk mengetahui sampel penelitian digunakan rumus :

1 . − − = N n N n pxq zx d Keterangan : d = (0,1). Z = 1,96 p = 0,5


(27)

q = 1,0 – p N = 39.410

n = besarnya sampel.

Dari perhitungan dengan menggunakan rumus di atas didapati 96 sampel yang di butuhkan untuk penelitian ini.

4.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 4.4.1. Kriteria Inklusi

- Pria dan Wanita usia 17 – 50 tahun

- Merupakan masyarakat yang berdomisili di Kabupaten Langkat - Bersedia menjadi sampel penelitian

4.4.2. Kriteria Eksklusi

- Orang yang tidak bisa membaca dan menulis

- Orang yang tidak mengisi kuesioner dengan lengkap

4.5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengambilan data adalah metode wawancara dengan menggunakan teknik angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dan relevan terhadap masalah penelitian. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang diberikan kepada subjek penelitian. Kuesioner terdiri dari beberapa aspek pertanyaan yang meliputi :

1. Identitas dan karakteristik responden

2. Aspek pengetahuan tentang penyakit malaria

Untuk bobot penilaian dan interpretasi hasil ukur dapat dilihat pada bab 3. Kuesioner yang diberikan kepada responden telah dilakukan uji validitas dan uji realibilitas. Dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner Penelitian

Variabel Nomor Total Status Alpha Status


(28)

2 0,702 Valid Reliabel

3 0,866 Valid Reliabel

4 0,962 Valid Reliabel

5 0,890 Valid Reliabel

6 0,837 Valid Reliabel

7 0,919 Valid Reliabel

8 0,899 Valid Reliabel

9 0,890 Valid Reliabel

10 0,890 Valid Reliabel

Data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh melalui kuesioner yang berisikan daftar pertanyaan yang disusun sesuai dengan masalah penelitian yang meliputi berbagai aspek. Data ini langsung dari responden saat penelitian berlangsung. Data sekunder adalah data yang didapatkan dari Pemerintah di Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara.

4.6. Pengolahan dan Analisa Data

Data dianalisa dengan menggunakan program komputer SPSS 17.0. Data yang sudah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel serta penjelasan hasil analisis dalam bentuk narasi.


(29)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Kecamatan Batang Serangan terdapat di Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Terletak diantara 03º-11º LU dan 59º-78º LS dan 11 meter dari permukaan laut. Dengan luas wilayah 99,332 Ha (993,32 km²). Bagian utara berbatasan dengan Kecamatan Sawit Seberang, bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Bahorok, bagian barat dengan Daerah Istimewa Aceh dan bagian timur dengan Kecamatan Stabat dan Hinai. Kecamatan Batang Serangan ini terdiri dari 8 desa/kelurahan yaitu, desa sungai musam, desa namo sialang, desa sei serdang, desa batang serangan, desa sei bamban, desa kwala musam, desa karya jadi dan desa paluh pakis BBS.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian dapat diketahui sebagian besar responden tergolong kelompok umur 17-28 dan 29-39 tahun masing-masing sebanyak 34 orang (35,4 %) dan sisanya kelompok umur 40-50 tahun sebanyak 28 orang (29,2 %).

Berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 54 orang (56,3 %) dan perempuan sebanyak 42 orang (43,8 %).

Berdasarkan jenis pekerjaan diketahui bahwa dominan responden bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 35 orang (36,5 %), dan yang paling sedikit pedagang sebanyak 5 orang (5,2 %). Dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase(%) Umur


(30)

29-39 34 35,4

40-50 28 29,2

Jenis Kelamin

Laki-laki 54 56,3

Perempuan 42 43,8

Pekerjaan

PNS 11 11,5

Wiraswasta 35 36,5

Petani 12 12,5

Pedagang 5 5,2

IRT 23 24,0

Lainnya 10 10,4

Total 96 100,0

Hasil distribusi pertanyaan mengenai pengetahuan masyarakat Kecamatan Batang Serangan yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.2.


(31)

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Pertanyaan

No. Pertanyaan

JawabanResponden

Benar Salah

n % n % Total (%)

1. Mengetahui pengertian malaria 85 88,5 11 11,5 100

2. Mengetahui penyebab malaria 74 77,1 22 22,9 100

3. Mengetahui cara penularan malaria

81 84,4 15 15,6 100

4. Mengetahui nyamuk penyebab malaria

52 54,2 44 45,6 100

5. Mengetahui saat kapan nyamuk malaria menginfeksi

18 18,8 78 81,3 100

6. Mengetahui daerah iklim

nyamuk penyebab malaria

75 78,1 21 21,9 100

7. Mengetahui gejala penyakit malaria

89 92,7 7 7,3 100

8. Mengetahui cara pencegahan malaria

84 87,5 12 12,5 100

9. Mengetahui tempat

berkembang biak nyamuk malaria

37 38,5 59 61,5 100

10. Mengetahui cara pengobatan malaria


(32)

Dari tabel diatas diketahui bahwa sebanyak 85 orang (88, 5 %) mengetahui pengertian malaria, sebanyak 74 orang (77,1 %) yang mengetahui penyebab malaria, yang mengetahui cara penularan malaria sebanyak 81 orang (84,4 %), yang mengetahui nyamuk penyebab malaria sebanyak 52 orang (54,2 %), sebanyak 78 orang (81,3 %) yang tidak mengetahui saat kapan nyamuk penyebab malaria menginfeksi, yang mengetahui daerah iklim nyamuk penyebab malaria sebanyak 75 orang (78,1 %), yang mengetahui gejala malaria sebanyak 89 orang (92,7 %), sebanyak 84 orang (87,5 %) yang mengetahui cara pencegahan penyakit malaria sedangkan sebanyak 59 orang (61,5 %) yang tidak mengetahui dimana tempat berkembangnya nyamuk malaria dan sebanyak 93 orang (96,9 %) yang mengetahui cara pengobatan malaria.

Hasil tingkat pengetahuan masyarakat Kecamatan Batang Serangan yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Hasil Tingkat Pengetahuan Responden

Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang 1 1,0

Sedang 53 55,2

Baik 42 43,8

Total 96 100

Dari tabel diatas diketahui bahwa sebanyak 42 orang (43,8 %) tingkat pengetahuan baik, sebanyak 53 orang (55,2 %) tingkat pengetahuan sedang dan 1 orang (1,0 %) yang dikategorikan tingkat pengetahuan kurang.

Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan masyarakat pada Kecamatan Batang

Serangan berdasarkan karakteristik umur,jenis kelamin dan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 5.4.


(33)

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Hasil Tingkat Pengetahuan Terhadap Penyakit Malaria Berdasarkan Umur, Jenis kelamin dan Pekerjaan.

Variabel Tingkat Pengetahuan

Umur Baik Sedang Kurang Total

N % n % n %

17-28 9 21,4 25 47,2 0 0 34

29-39 19 45,2 15 28,3 0 0 34

40-50 14 33,3 13 24,5 0 100 28

Jenis Kelamin

Laki-laki 27 64,3 26 49,1 1 100 54

Perempuan 15 35,7 27 50,9 0 0 42

Pekerjaan

PNS 6 14,3 5 9,4 0 0 11

Wiraswasta 14 33,3 21 36,9 0 0 35

Petani 8 19,0 4 7,5 0 0 12

Pedagang 1 2,4 3 5,7 1 100 5

IRT 7 30,4 16 30,2 0 0 23

Lainnya 6 14,3 4 7,5 0 0 10

Total 42 100 53 100 1 100 96

Dari hasil penelitian berdasarkan umur terlihat bahwa tingkat pengetahuan baik, proporsi terbesarnya, yaitu 19 orang (45,2 %), berasal dari umur 29-39 tahun, yang tingkat pengetahuan sedang, proporsi terbesarnya, yaitu 25 orang (47,2 %), berasal dari umur 17-28 tahun dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (100 %) berasal dari umur 40-50 tahun.


(34)

terbesarnya yaitu 27orang (50,9 %), merupakan wanita dan sebanyak 1 orang (100 %) yang pengetahuan kurang berjenis kelamin laki-laki.

Dari jenis pekerjaan diketahui bahwa tingkat pengetahuan baik terbesarnya, yaitu 14 orang (33,3 %) bekerja sebagai wiraswasta, yang tingkat pengetahuan sedang sebanyak 21 orang (36,9 %) juga bekerja sebagai wiraswasta, dan yang tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (100 %), bekerja sebagai pedagang.

5.2. Pembahasan

Tingkat pengetahuan responden di Kecamatan Batang Serangan adalah sedang (55,2 %) dimana hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Mulyono (2008) di Kabupaten Keerom, Papua dimana pengetahuan responden hampir sama hasilnya untuk tingkat pengetahuan baik (57 %).

Diasumsikan terjadi hubungan kausal antara pengetahuan masyarakat dengan kejadian malaria, dimana pengetahuan baik kejadian malaria rendah. Tetapi kondisinya menunjukkan bahwa meskipun pengetahuan masyarakat tentang malaria cukup baik tetapi kejadian malaria masih tinggi. Peneliti berasumsi bahwa meskipun berpengetahuan baik belum tentu sikap dan perilakunya mampu melakukan perubahan terhadap pencegahan dan penanggulangan terhadap penyakit malaria.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Sukowati (2003) di Lombok Timur dan Nusa Tenggara Barat dimana pengetahuan responden terhadap penyakit malaria sebesar (77,8%) yang dimana daerah tersebut termasuk daerah endemis malaria, walaupun mereka tinggal di daerah endemis sebagian besar masyarakatnya belum mengetahui cara pemberantasan penyakit malaria yang dikarenakan masih kurangnya sumber informasi mengenai pencegahan dan pembrantasan malaria dimana hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan peneliti di Kecamatan Batang Serangan yang juga termasuk ke dalam daerah endemis malaria.

Keadaan geografis juga sangat mendukung kehidupan vector malaria dan dapat juga dipengaruhi oleh mobilitas penduduk dari dan ke daerah endemis malaria yang memungkinkannya terjadi penularan malaria.

Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh TG Singh (2003) di Imphal, Manipur yang menyatakan bahwa pengetahuan tentang malaria lebih tinggi di daerah perkotaan daripada di daerah pedesaan hal ini disebabkan oleh faktor informasi dan pendidikan yang dimana masyarakat di daerah perkotaan memiliki kesadaran dan keingintahuan yang lebih tinggi terhadap penyakit malaria sedangkan di daerah pedesaan diketahui kurangnya kesadaran, pendidikan dan informasi yang diperoleh. Kecamatan Batang


(35)

Serangan juga termasuk ke dalam golongan pedesaan dengan faktor informasi dan pendidikan yang kurang juga sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan masyarakat tersebut.

Dari sepuluh pertanyaan yang terdapat pada kuesioner terdapat beberapa pertanyaan yang tingkat pengetahuan masyarakat masih kurang yaitu pengetahuan masyarakat mengenai saat kapan nyamuk malaria menginfeksi sebanyak (18,8 %) dan pengetahuan masyarakat mengenai tempat berkembang biak nyamuk malaria sebanyak (38,5 %). Sedangkan pengetahuan masyarakat yang paling baik yaitu mengenai gejala malaria sebanyak (92,7 %) dan pengetahuan mengenai cara pengobatan malaria sebanyak (96,9 %).

Tingkat pengetahuan responden berdasarkan umur dibagi atas tiga variabel 17-28 tahun, 29-39 tahun, dan 40-50 tahun. Pada kelompok umur 17-28 tahun, tingkat pengetahuan tertinggi adalah sedang sebanyak 25 responden (47,2%). Pada kelompok umur 29-39 tahun tingkat pengetahuan tertinggi adalah baik sebanyak 19 responden (45,2%). Pada kelompok umur 40-50 tahun tingkat pengetahuan yang tertinggi adalah baik sebanyak 14 orang (33,3 %).

Pada penelitian Safari dkk (2010) sebanyak 28,4% yang mengikuti penelitian adalah kelompok umur 35-44 tahun dengan tingkat pengetahuan tentang penyakit malaria yang cukup signifikan (p value 0,673<0,1). Tingkat pengetahuan tersebut dapat dinilai baik bila dibandingkan dengan hasil pada penelitian peneliti yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan malaria pada umur 29-39 tahun adalah baik. Asumsi peneliti mengenai hal ini adalah karena kelompok umur tersebut adalah kelompok umur produktif yang memiliki banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan informasi tentang malaria.

Tingkat pengetahuan responden berdasarkan jenis kelamin didapatkan tingkat pengetahuan baik tertinggi pada kelompok responden laki-laki sebanyak 27 responden (64,3%). Asumsi peneliti mengenai hal ini karena kelompok laki-laki memiliki tingkat mobilisasi yang lebih tinggi dibandingkan perempuan,sehingga kesempatan untuk memperoleh informasi tentang malaria lebih tinggi daripada perempuan. Hal ini berbeda dengan penelitian dari Dauda (2004) tentang tingkat pengetahuan berdasarkan jenis kelamin di Uganda bahwa 60% responden wanita mengetahui tentang malaria lebih banyak daripada responden pria.

Tingkat pengetahuan responden tertinggi berdasarkan pekerjaan berada pada kelompok pekerjaan wiraswata dengan 14 responden memiliki tingkat pengetahuan baik (33,3%) dan


(36)

kelompok pekerjaan wiraswata memiliki kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan lebih banyak karena faktor pekerjaan responden tersebut.

Peneliti berasumsi bahwa adanya perbedaan tingkat pengetahuan masyarakat di suatu wilayah disebabkan oleh bermacam-macam faktor tergantung dari wilayah yang akan diteliti. Dalam perilaku seseorang banyak faktor yang mempengaruhi, termasuk juga mempengaruhi pengetahuan (Notoatmojo, 2007).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi seperti tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, ketersedian sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah serta sikap dan tindakan masyarakat yang peduli akan kebersihan lingkungan dan sekitarnya (Green 1980).


(37)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

1. Tingkat pengetahuan mengenai penyakit malaria di Kecamatan Batang Serangan adalah sedang (55,2 %).

2. Tingkat pengetahuan mengenai penyakit malaria berdasarkan umur dominan tingkat pengetahuan sedang sebanyak (47,2 %) berasal dari umur 17-28 tahun

3. Tingkat pengetahuan mengenai penyakit malaria berdasarkan jenis kelamin yaitu sebanyak (64,3 %) merupakan pria dengan tingkat pengetahuan baik.

4. Tingkat pengetahuan mengenai penyakit malaria berdasarkan pekerjaan sebanyak 21 orang (36,9 %) bekerja sebagai wiraswasta dengan tingkat pengetahuan sedang.

5. Adanya perbedaan hasil menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik tidak berarti dapat memprediksi hasil angka kejadian malaria, begitu juga sebaliknya hal ini dapat juga dikarenakan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kejadian malaria yang terjadi pada masyarakat seperti pendidikan, sosioekonomi, keluarga dan lain-lain.

6.2. SARAN

1. Diharapkan peran mesyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah penyakit malaria.

2. Perlu dilakukan konsolidasi dari petugas kesehatan Kabupaten Langkat Kecamatan Batang Serangan untuk meningkatkan wawasan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit malaria.

3. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan bisa melakukan penelitian mengenai hubungan sikap dan tindakan terhadap pengetahuan masyarakat mengenai penyakit malaria.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat, 2007. Kecamatan Batang Serangan Dalam Angka 2008.

Dauda, W.B., 2004. Knowledge attitudes and practices about malaria treatment and prevention in uganda:A Literature Review. Department of Sociology, Makerere University, Uganda. Didapat dari :

http://www.uta.fi/dih/research/projects/reprohealth/knowledge_attitudes.pdf [Diakses 4 Desember 2010]

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Riset Kesehatan Dasar 2007. Badan Peneltian dan Pengembangan Kesehatan. Didapat dari :

dinkesjatengprov.go.id/download/mi/riskesdas_jateng2007.pdf [Diakses 24 November 2010]

Kinung’hi, S.M., 2010. Knowledge, attitudes and practice about malaria among communities: Comparing epidemic and non epidemic prone communities of Muleba district, North-Western Tanzania. BMC Public Health. Didapat dari :

www.biomedcentral.com/content/pdf/1471-2458-10-395.pdf [Diakses 24 November 2010].

Mulyono, S. 2008. Pengetahuan dan Persepsi Masyarakat tentang Malaria Kaitannya dengan Kondisi Lingkungan di Kabupaten Keerom, Bina Sanitasi,. Universitas Gajah Mada. Didapat dari :

http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=4&ved=0CCMQFjAD&url=http%3A%2 F%2Fetd.ugm.ac.id%2Findex.php%3Fmod%3Ddownload%26sub%3DDownloadFile%26act

%3Dview%26typ%3Dhtml%26file%3D(0072-H-2009).pdf%26ftyp%3D4&ei=F8n9TOnKGIalcfKW0fIF&usg=AFQjCNFeVu44bqrnHRbPUP

LFVupEfvoe3g [Diakses 24 November 2010].

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.


(39)

Notoatmodjo, S. 2005. Konsep perilaku kesehatan. Dalam: Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Cetakan Pertama. Jakarta: Rineka Cipta.

Natadisastra, 2009. Parasitologi Kedokteran: Ditinjau dari Organ Tubuh yang Diserang. Jakarta: EGC. 209-229.

Prabowo, 2004. Malaria: Mencegah & Mengatasinya. Jakarta: Puspa Swara.

Pratomo, H., dan Sudarti, 1986. Pedoman Usulan Penelitian Bidang Kesehatan Masyarakat dan Keluarga Berencana. Jakarta: Depdikbud. 23-26.

Pusat Promosi Kesehatan, 1990. Pengantar Perilaku Kesehatan. Jakarta: Jurusan PKIP FKM-UI. Available from: 2010].

Safari, M.K., et al, 2010. Knowledge, attitudes, and practices about malaria among communities : Comparing epidemic and non-epidemic prone communities of Muleba district, North Western Tanzania. National Institute for Medical Research, Mwanza Centre, Tanzania. Didapat dari :

http://www.biomedcentral.com/1471-2458/10/395 [Diakses 4 Desember 2010]

Sastroasmoro, Sudigdo., dan Ismael, Sofyan., 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi Ke-3. Jakarta: Sagung Seto.

Saryono, 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula. Mitra Cendikia Press, Jogjakarta: 77-97.


(40)

Community Medicine, Regional Institute of Medical Sciences, Imphal, Manipur. Didapat dari :

www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15129855[Diakses 24 November 2010].

Soegijanto, 2005. Kumpulan Makalah Penyakit Tropis dan Infeksi di Indonesia. Surabaya: Airlangga University Press.

Soegijanto, 2006. Kumpulan Makalah Penyakit Tropis dan Infeksi di Indonesia. Surabaya: Airlangga University Press.

Soekanto. S, 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali Press.

Sukowati, S. et al. 2003. Pengetahuan Sikap dan Perilaku (PSP) Masyarakat tentang Malaria di Daerah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Jurnal Ekologi Kesehatan , Vol 2 Nomor 1, April 2003. [Diakses 20 November 2010 ].

Suriasumantri,J.S, 2007. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Tim Penyusun. 2005. Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Wahyuni, A. S. 2007. Metode Penarikan Sampel Dan Besar Sampel. Dalam: Statistika Kedokteran. Medan : 108-122

World Health Organization, 2010. Malaria. Geneva: World Health Organization. Diakses dari :

http://www.who.int/topics/malaria/en. [Diakses pada 11 April 2010]

World Health Organization, 2006. Malaria Based Suppositoria. Geneva: World Health

Organization. Available from: http://www.who.int/entity/malaria/publications/atoz/9789241598927/en/index.html.


(41)

Widoyono, 2008. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasannya. Jakarta: Penerbit Erlangga, 111-126.


(42)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : ADE IRMA SURYANI HASIBUAN

Tempat Tanggal Lahir : P.Siantar, 25 November 1989

Agama : Islam

Alamat : Jalan Karya Darma no. 10 A

Riwayat Pendidikan :

1.TK KURNIA Stabat 1994 – 1995 2.SD N. 060924 Medan 1995 – 2001 3.SLTP N. 3 Medan 2001 – 2004

4.SMA Swasta Harapan-1 Medan 2004-2007

5.Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2007 - sekarang)


(43)

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN

Assalammualaikum Wr.Wb. Salam Sejahtera,

Saya Ade Irma Suryani Hsb, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadakan penelitian dengan judul “ Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Penyakit Malaria di Kecamatan

Batang Serangan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara”. Saya mengikutsertakan

Bapak/Ibu dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan Bapak/Ibu mengenai penyakit malaria. Saya mengharapkan jawaban yang sebenar-benarnya dan kerja sama dari Bapak/Ibu. Informasi yang Bapak/Ibu berikan akan digunakan untuk mengembangkan perilaku dan tidak akan digunakan untuk maksud-maksud lain selain penelitian ini.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat bebas, Bapak/Ibu bebas untuk ikut atau menolak tanpa adanya sanksi apapun. Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela. Pada penelitian ini identitas Bapak/Ibu akan dirahasiakan. Kerahasiaan data Bapak/Ibu akan dijamin sepenuhnya. Walaupun data Bapak/Ibu dipublikasikan dalam hasil penelitian, tetap kerahasiaan data Bapak/Ibu akan dijaga.

Jika selama menjalankan penelitian ini terjadi keluhan pada Bapak/Ibu silahkan menghubungi saya Ade Irma Suryani Hsb ( HP: 081397791566).

Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi dan kesediaan waktu Bapak/Ibu sekalian, saya ucapkan terima kasih.

Medan, 8 November 2010 Peneliti,


(44)

Lampiran 3

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta saya memahami sepenuhnya tentang penelitian,

Judul Penelitian : “ Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Penyakit

Malaria di Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara”.

Nama Peneliti Utama : ADE IRMA SURYANI HASIBUAN

Jenis Penelitian : Deskriptif dengan desain Cross Sectional Jangka Waktu Penelitian : Juli – November 2010

Instansi Penelitian : Fakultas Kedokteran USU

Dengan ini saya menyatakan bersedia mengikuti penelitian tersebut secara sukarela sebagai subjek penelitian.

Medan,…………..2010

( _____________________ Nama dan Tanda Tangan


(45)

Lampiran 4

KUISIONER PENELITIAN

“ Tingkat Pengetahuan Masyarakat terhadap penyakit Malaria di Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara”

I. Identitas Responden

1. Nomor Urut* : ...

2. Nama :

3. Umur : ... Tahun 4. Pekerjaan :

5. Jenis Kelamin** :

1. Pria 2. Wanita


(46)

II. Aspek Pengetahuan

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang menurut anda benar.

1. Menurut anda,apa yang dimaksud dengan malaria ?

a. Penyakit menular yang disebabkan oleh parasit yang di tularkan melalui gigitan nyamuk

b. Penyakit menular yang disebabkan oleh virus c. Penyakit akibat penurunan imun

2. Menurut anda,apa yang dapat menyebabkan malaria ? a. Lingkungan kotor

b. Gigitan nyamuk c. Tidak tahu

3. Bagaimana cara penularan penyakit malaria ? a. Melalui jarum suntik

b. Melalui udara

c. Melalui gigitan nyamuk

4. Apa jenis nyamuk yang menyebabkan penyakit malaria ? a. Nyamuk Anophelini

b. Nyamuk Anopheles

c. Nyamuk Aegypti dan Anopheles

5. Pada saat kapan nyamuk penular malaria menggigit manusia ? a. Malam hari

b. Pagi dan sore hari c. Siang hari

6. Di daerah iklim manakah nyamuk penular hidup ? a. Iklim sedang

b. Iklim tropis dan subtropis c. Tidak tahu

7. Gejala apa saja yang dapat ditimbulkan oleh penyakit malaria ? a. Demam, batuk, dan gelisah

b. Demam, berkeringat, dan menggigil c. Tidak tahu


(47)

a. Tidak tahu

b. Membersihkan bak mandi

c. Menghindari gigitan nyamuk, membunuh jentik dan nyamuk malaria, dan selalu menjaga kebersihan lingkungan.

9. Dimanakah biasanya nyamuk penular penyakit malaria berkembang ? a. Genangan air bersih

b. Air kotor c. Air sungai

10. Bagaimana cara pengobatan penyakit malaria ? a. Diberi obat sakit kepala

b. Diberi obat antimalaria c.Tidak tahu


(48)

Frequency Table

Frekuensi responden berdasarkan umur

Umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 17-28 34 35.4 35.4 35.4

29-39 34 35.4 35.4 70.8

40-50 28 29.2 29.2 100.0

Total 96 100.0 100.0

Frekuensi responden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid PNS 11 11.5 11.5 11.5

WIRASWASTA 35 36.5 36.5 47.9

PETANI 12 12.5 12.5 60.4

PEDAGANG 5 5.2 5.2 65.6

IRT 23 24.0 24.0 89.6

Lainnya 10 10.4 10.4 100.0


(49)

Frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 54 56.3 56.3 56.3

perempuan 42 43.8 43.8 100.0

Total 96 100.0 100.0

Frekuensi Distribusi Pertanyaan

Distribusi pengetahuan tentang pengertian malaria

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 11 11.5 11.5 11.5

benar 85 88.5 88.5 100.0


(50)

Distribusi pengetahuan tentang penyebab malaria

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 22 22.9 22.9 22.9

benar 74 77.1 77.1 100.0

Total 96 100.0 100.0

Distribusi pengetahuan tentang cara penularan malaria

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 15 15.6 15.6 15.6

benar 81 84.4 84.4 100.0

Total 96 100.0 100.0

Distribusi pengetahuan tentang nyamuk penyebab malaria

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 44 45.8 45.8 45.8

benar 52 54.2 54.2 100.0


(51)

Distribusi pengetahuan tentang saat kapan nyamuk penyebab malaria menginfeksi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 78 81.3 81.3 81.3

benar 18 18.8 18.8 100.0

Total 96 100.0 100.0

Distribusi pengetahuan tentang daerah iklim nyamuk penyebab malaria

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 21 21.9 21.9 21.9

benar 75 78.1 78.1 100.0

Total 96 100.0 100.0

Distribusi pengetahuan tentang gejala penyakit malaria

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 7 7.3 7.3 7.3

benar 89 92.7 92.7 100.0


(52)

Distribusi pengetahuan tentang cara pencegahan malaria

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 12 12.5 12.5 12.5

benar 84 87.5 87.5 100.0

Total 96 100.0 100.0

Distribusi pengetahuan tentang tempat berkembang nyamuk malaria

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 59 61.5 61.5 61.5

benar 37 38.5 38.5 100.0

Total 96 100.0 100.0

Distribusi pengetahuan tentang cara pengobatan malaria

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(53)

benar 93 96.9 96.9 100.0

Total 96 100.0 100.0

Frekuensi Tingkat Pengetahuan

tingkat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurang 1 1.0 1.0 1.0

sedang 53 55.2 55.2 56.3

baik 42 43.8 43.8 100.0


(54)

Crosstabulation

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Umur responden * tingkat 96 100.0% 0 .0% 96 100.0%

Umur responden * tingkat Crosstabulation

tingkat

Total kurang sedang baik

Umur responden 17-28 Count 0 25 9 34

% within tingkat .0% 47.2% 21.4% 35.4%

29-39 Count 0 15 19 34

% within tingkat .0% 28.3% 45.2% 35.4%

40-50 Count 1 13 14 28

% within tingkat 100.0% 24.5% 33.3% 29.2%

Total Count 1 53 42 96


(55)

Jenis kelamin responden * tingkat Crosstabulation

tingkat

Total kurang sedang baik

Jenis kelamin responden laki-laki Count 1 26 27 54

% within tingkat 100.0% 49.1% 64.3% 56.3%

perempuan Count 0 27 15 42

% within tingkat .0% 50.9% 35.7% 43.8%

Total Count 1 53 42 96

% within tingkat 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Pekerjaan responden * tingkat Crosstabulation

tingkat

Total kurang sedang baik

Pekerjaan responden

PNS Count 0 5 6 11

% within Pekerjaan responden

.0% 45.5% 54.5% 100.0%

% within tingkat .0% 9.4% 14.3% 11.5%

WIRASWASTA Count 0 21 14 35

% within Pekerjaan responden

.0% 60.0% 40.0% 100.0%


(56)

PETANI Count 0 4 8 12

% within Pekerjaan responden

.0% 33.3% 66.7% 100.0%

% within tingkat .0% 7.5% 19.0% 12.5%

PEDAGANG Count 1 3 1 5

% within Pekerjaan responden

20.0% 60.0% 20.0% 100.0%

% within tingkat 100.0% 5.7% 2.4% 5.2%

IRT Count 0 16 7 23

% within Pekerjaan responden

.0% 69.6% 30.4% 100.0%

% within tingkat .0% 30.2% 16.7% 24.0%

Lainnya Count 0 4 6 10

% within Pekerjaan responden

.0% 40.0% 60.0% 100.0%

% within tingkat .0% 7.5% 14.3% 10.4%

Total Count 1 53 42 96

% within Pekerjaan responden

1.0% 55.2% 43.8% 100.0%


(57)

Lampiran 6

Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengetahuan

Correlations

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 ptotal

p1 Pearson Correlation

1 .577** .577** .733** .630** .787** .882** .866** .630** .630** .841**

Sig. (2-tailed)

.008 .008 .000 .003 .000 .000 .000 .003 .003 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p2 Pearson Correlation

.577** 1 .688** .577** .491* .419 .491* .688** .764** .491* .702**

Sig. (2-tailed)

.008 .001 .008 .028 .066 .028 .001 .000 .028 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p3 Pearson Correlation

.577** .688** 1 .866** .764** .681** .764** .688** .764** .764** .866**

Sig. (2-tailed)

.008 .001 .000 .000 .001 .000 .001 .000 .000 .000


(58)

p4 Pearson Correlation

.733** .577** .866** 1 .882** .787** .882** .866** .882** .882** .962**

Sig. (2-tailed)

.000 .008 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p5 Pearson Correlation

.630** .491* .764** .882** 1 .663** .762** .764** .762** 1.000** .890**

Sig. (2-tailed)

.003 .028 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p6 Pearson Correlation

.787** .419 .681** .787** .663** 1 .892** .681** .663** .663** .837**

Sig. (2-tailed)

.000 .066 .001 .000 .001 .000 .001 .001 .001 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p7 Pearson Correlation

.882** .491* .764** .882** .762** .892** 1 .764** .762** .762** .919**

Sig. (2-tailed)

.000 .028 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p8 Pearson Correlation

.866** .688** .688** .866** .764** .681** .764** 1 .764** .764** .899**

Sig. (2-tailed)

.000 .001 .001 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p9 Pearson Correlation


(59)

Sig. (2-tailed)

.003 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p10 Pearson Correlation

.630** .491* .764** .882** 1.000** .663** .762** .764** .762** 1 .890**

Sig. (2-tailed)

.003 .028 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

ptot al

Pearson Correlation

.841** .702** .866** .962** .890** .837** .919** .899** .890** .890** 1

Sig. (2-tailed)

.000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


(60)

Pengetahuan

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.964 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


(61)

p2 .80 .410 20

p3 .80 .410 20

p4 .75 .444 20

p5 .70 .470 20

p6 .65 .489 20

p7 .70 .470 20

p8 .80 .410 20

p9 .70 .470 20

p10 .70 .470 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

p1 6.60 12.568 .802 .962

p2 6.55 13.208 .642 .967

p3 6.55 12.682 .836 .960

p4 6.60 12.147 .952 .956

p5 6.65 12.239 .861 .959


(62)

p8 6.55 12.576 .875 .959

p9 6.65 12.239 .861 .959

p10 6.65 12.239 .861 .959

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(1)

Lampiran 6

Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengetahuan

Correlations

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 ptotal p1 Pearson

Correlation

1 .577** .577** .733** .630** .787** .882** .866** .630** .630** .841**

Sig. (2-tailed)

.008 .008 .000 .003 .000 .000 .000 .003 .003 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 p2 Pearson

Correlation

.577** 1 .688** .577** .491* .419 .491* .688** .764** .491* .702**

Sig. (2-tailed)

.008 .001 .008 .028 .066 .028 .001 .000 .028 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 p3 Pearson

Correlation

.577** .688** 1 .866** .764** .681** .764** .688** .764** .764** .866**

Sig. (2-tailed)

.008 .001 .000 .000 .001 .000 .001 .000 .000 .000


(2)

p4 Pearson Correlation

.733** .577** .866** 1 .882** .787** .882** .866** .882** .882** .962**

Sig. (2-tailed)

.000 .008 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 p5 Pearson

Correlation

.630** .491* .764** .882** 1 .663** .762** .764** .762** 1.000** .890**

Sig. (2-tailed)

.003 .028 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 p6 Pearson

Correlation

.787** .419 .681** .787** .663** 1 .892** .681** .663** .663** .837**

Sig. (2-tailed)

.000 .066 .001 .000 .001 .000 .001 .001 .001 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 p7 Pearson

Correlation

.882** .491* .764** .882** .762** .892** 1 .764** .762** .762** .919**

Sig. (2-tailed)

.000 .028 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 p8 Pearson

Correlation

.866** .688** .688** .866** .764** .681** .764** 1 .764** .764** .899**

Sig. (2-tailed)

.000 .001 .001 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 p9 Pearson

Correlation


(3)

Sig. (2-tailed)

.003 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 p10 Pearson

Correlation

.630** .491* .764** .882** 1.000** .663** .762** .764** .762** 1 .890**

Sig. (2-tailed)

.003 .028 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 ptot

al

Pearson Correlation

.841** .702** .866** .962** .890** .837** .919** .899** .890** .890** 1

Sig. (2-tailed)

.000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


(4)

Pengetahuan

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0 Excludeda 0 .0 Total 20 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items .964 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


(5)

p2 .80 .410 20

p3 .80 .410 20

p4 .75 .444 20

p5 .70 .470 20

p6 .65 .489 20

p7 .70 .470 20

p8 .80 .410 20

p9 .70 .470 20

p10 .70 .470 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

p1 6.60 12.568 .802 .962

p2 6.55 13.208 .642 .967

p3 6.55 12.682 .836 .960

p4 6.60 12.147 .952 .956

p5 6.65 12.239 .861 .959

p6 6.70 12.326 .793 .962


(6)

p8 6.55 12.576 .875 .959

p9 6.65 12.239 .861 .959

p10 6.65 12.239 .861 .959

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 7.35 15.292 3.911 10


Dokumen yang terkait

Peranan Masyarakat Dalam Pelestarian Kawasan Ekowisata Tangkahan di Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara

5 97 69

Analisis Pemanfaatan Sarana Infrastruktur Desa Terhadap Produktivitas Masyarakat Desa Di Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat

0 38 125

Tingkat Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Masyarakat Kabupaten Langkat Kecamatan Secanggang Desa Cinta Raja Dusun Ii Emplasemen PT. Buana Estate Tentang Faktor Risiko Terjadinya Penyakit Jantung Koroner (Pjk)

4 88 83

Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Pengaruh Rokok Terhadap Penyakit Katarak Di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2011

0 38 108

Komunitas Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Kualitas Air di Sungai Batang Serangan-Tangkahan Kabupaten Langkat, Sumatera Utara

3 74 130

Perilaku Makan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) dan Persepsi Masyarakat terhadap Keberadaannya di Ladang Masyarakat (Studi Kasus di Kecamatan Batang Serangan Kab. Langkat)

3 65 88

Tempat Perkembangbiakan Anopheles Sundaicus Di Desa Sihepeng, Kecamatan Siabu, Kabupaten mandailing Natal, provinsi Sumatera Utara

0 31 7

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Penyakit Menular Seksual Di Puskesmas Padang Bulan Medan

3 82 77

Hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat dengan pencegahan penyakit malaria Di Desa Lubuk Batang Wilayah Kerja Lubuk Batang Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015.

0 0 12

Analisis Pemanfaatan Sarana Infrastruktur Desa Terhadap Produktivitas Masyarakat Desa Di Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat

0 0 18