ke dalam 40 ml akuades. Kemudian tuang masing-masing 9 ml ke dalam 4 tabung bertutup sebagai larutan pengencer kedua hingga kelima.
- Plate Count Agar PCA
Ditimbang sebanyak 3,5 gram, larukan ke dalam 200 ml akuades. Panaskan hingga larut sempurna. Setelah disterilisasi, kemudian di tambahkan
Triphenyl Tetrazolium Chloride TTC 0,5 sebanyak 1. Semua media disterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu
121ºC.
3.3.2.2 Prosedur Kerja
Prosedur yang digunakan adalah prosedur yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia SNI, SNI 19-2897-1992, menggunakan metode plate count
angka lempeng. Alat yang digunakan sudah steril. Cara kerja:
1. Lakukan persiapan dan homogenisasi sampel. Ditimbang sejumlah 25 gram
sampel ke dalam botol steril yang telah berisi 225 ml larutan pengencer 1:10. Buat pengenceran selanjutnya dari 10
-1
hingga diperoleh pengenceran 10
-5
. 2.
Pipet 1 ml dari masing-masing pengenceran ke dalam cawan petri steril secara simplo dan duplo.
3. Ke dalam cawan petri tuangkan sebanyak 15-20 ml media PCA yang telah
dicairkan yang bersuhu 45º ± 1ºC dalam waktu 15 menit dari pengenceran pertama.
4. Dihomogenkan dengan alat platform shaker selama beberapa menit.
Universitas Sumatera Utara
5. Kerjakan pemeriksaan blanko dengan mencampur larutan pengencer dengan
perbenihan tanpa adanya sampel. 6.
Biarkan hingga campuran dalam cawan petri membeku. 7.
Masukkan semua cawan petri dengan posisi terbalik ke dalam inkubator dan inkubasikan pada suhu 35º ± 1ºC selama 48 jam.
8. Catat pertumbuhan koloni pada setiap cawan yang mengandung 25-250 koloni
setelah 48 jam. Hitung angka lempeng total dalam 1 gram sampel dengan mengalikan
jumlah rata-rata koloni pada cawan dengan faktor pengenceran yang digunakan sesuai.
Cara menghitung: 1.
Pilih cawan petri simplo dan duplo dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara 25-250 setiap cawan. Hitung semua koloni dalam cawan
petri dengan menggunakan alat penghitung koloni colony counter. Hitung rata-rata jumlah koloni dan dikalikan dengan faktor pengenceran. Nyatakan
hasilnya sebagai jumlah bakteri per gram. 2.
Jika salah satu dari dua cawan petri terdapat jumlah koloni lebih kecil dari 25 atau lebih besar dari 250, hitung rata-rata jumlah koloni, kalikan dengan faktor
pengenceran dan nyatakan hasilnya sebagai jumlah bakteri per gram. 3.
Jika hasil dari dua pengenceran jumlahnya berturut-turut terletak antara 25-250 koloni, hitung jumlah koloni dari masing-masing pengenceran, dan hitung rata-
rata jumlah koloni dari kedua pengenceran tersebut. Jika jumlah tertinggi lebih
Universitas Sumatera Utara
besar dari dua kali jumlah yang terkecil, nyatakan jumlah yang lebih kecil sebagai jumlah bakteri per gram.
4. Jika rata-rata jumlah koloni masing-masing cawan petri tidak terletak antara 25
dan 250 koloni, hitung jumlah koloni dan nyatakan sebagai jumlah bakteri perkiraan per gram.
5. Jika jumlah koloni dari semua pengenceran lebih dari 250 koloni, maka setiap
dua cawan petri dengan pengenceran tertinggi dibagi ke dalam 2,4, atau 8 sektor. Hitung jumlah koloni dalam satu bagian atau lebih. Untuk mendapatkan
jumlah koloni dalam satu bagian atau lebih. Untuk mendapatkan jumlah koloni dalam satu cawan petri, hitung rata-rata jumlah koloni dan kalikan dengan
faktor pembagi dan pengenceran. Nyatakan hasilnya sebagai jumlah bakteri perkiraan per gram.
6. Jika dalam 18 bagian cawan petri terdapat lebih dari 200 koloni, maka jumlah
koloni yang didapat = 8 x 200 =1600, dikalikan dengan faktor pengenceran dan nyatakan hasilnya sebagai jumlah bakteri perkiraan per gram lebih besar dari
jumlah yang didapat lebih besar dari 1600 x faktor pengenceran. 7.
Jika tidak ada koloni yang tumbuh dalam cawan petri, nyatakan jumlah bakteri perkiraan lebih kecil dari satu dikalikan dengan pengenceran yang terendah
10 SNI, 1992.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN