2.2.8 Sk
Un tan
kri Biopsi hat
ditentukan pemeriksaa
kor Child-P
ntuk pengel nda hiperte
iteriaklasifi
Su
ti hanya d atau stadiu
an-pemeriks
Ga
Pugh dan P
olaan lebih ensi portal
ikasi dari ch
umber : Wiega
diindikasikan um penyak
saan sebelum
ambar 2.2 M
rognosis Si
lanjut, mak dapat dib
hild yaitu :
and Berg 2
n bila pen kitnya belum
mnya Wieg
Makroskopik si
irosis Hati
ka penderit agi atas ti
2013
nyebab siro m dapat dit
gand Ber
irosis hati
a sirosis ha iga kelomp
osis tidak tentukan de
rg, 2013
ati dengan t pok berdas
dapat engan
anda- arkan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Skor Child-Pugh
SKOR 1 2 3
Ensefalopati Tidak ada
Dapat dikontrol Koma
Asites Tidak ada
Mudah dikontrol Sulit dikontrol
Bilirubin mgdl 1-2
2,1-3 3
Albumin gdl
3,4 2,8-3,4 2,8 Protombin
time 4 4-6 6
Sumber : Brisco Mullur, 2010
Dimana : Grade A : 5-6 poin : prognosis baik; angka kelangsungan hidup 100
Grade B : 7-9 poin : prognosis sedang; angka kelangusngan hidup 80 Grade C : 10-15 poin : prognosis buruk; angka kelangsungan hidup 40
Garcia-Tsao et al, 2007
2.2.9 Komplikasi Sirosis Hati
Komplikasi sirosis hati dapat berupa : 1. Asites dan Edema
Dari segi epidemiologi, asites adalah salah satu komplikasi utama dari sirosis hati dan hipertensi porta. Dalam waktu 10 tahun sejak diagnosis sirosis, lebih
dari 50 pasien akan terjadi penimbunan cairan asites. Perkembangan asites dikaitkan dengan prognosis buruk pada pasien sirosis hati dengan mortalitas
15 dalam setahun dan 44 dalam lima tahun yang di follow-up. Oleh karena itu, pasien asites harus dipertimbangkan untuk transplantasi hati, sebaiknya
sebelum perkembangan disfungsi ginjal Biecker, 2011 2. Spontaneus Bacterial Peritonitis SBP
Universitas Sumatera Utara
SBP merupakan komplikasi yang sering dijumpai pada sirosis hati, yaitu infeksi cairan asites oleh satu jenis bakteri tanpa ada bukti infeksi sekunder
intra abdominal Nurdjanah, 2009 SBP terjadi sekitar 10-20 pada pasien sirosis dengan asites yang dirawat di
rumah sakit. Mortalitas SBP cukup tinggi yaitu sekitar 80 akan tetapi dengan penanganan yang cepat dan pemberian antibiotik yang tepat, makan angka
kematian dapat diturunkan menjadi 10-20 Garcia-Tsao et al, 2009 3. Pendarahan Varises Esofagus
Pada pasien sirosis, jaringan ikat dalam hati menghambat aliran darah dari usus yang kembali ke jantung. Kejadian ini dapat meningkatkan tekanan dalam vena
porta hipertensi porta. Sebagai hasil peningkatan aliran darah dan peningkatan vena porta ini, vena-vena di bagian bawah esofagus dan bagian
bawah atas lambung akan melebar, sehingga timbul varises esofagus dan lambung. Semakin tinggi tekanan portalnya, semakin besar varisesnya, dan
makin besar kemungkinannya pasien mengalami pendarahan varises Kusumobroto, 2007
dibandi 4. Ensefalopati Hepatik
Pada sirosis, sel-sel hati tidak berfungsi normal, baik akibat kerusakan maupun akibat hilangnya hubungan normal sel-sel ini dengan darah. Sebagai tambahan,
beberapa bagian darah dalam vena porta tidak dapat masuk ke dalam hati, tetapi langsung masuk ke vena yang lain bypass. Akibatnya, bahan-bahan
toksik dalam darah tidak dapat masuk ke dalam hati, sehingga terjadi akumulasi bahan ini di dalam darah. Apabila bahan-bahan ini terkumpul cukup
banyak, fungsi otak akan terganggu. Kondisi ini disebut ensefalopati hepatik. Tidur lebih banyak pada siang dibanding malam perubahan pola tidur
merupakan tanda awal ensefalopati hepatik. Keluhan lain dapat berupa mudah tersinggung, tidak mampu berkonsentrasi, atau menghitung, kehilangan
memori, bingung, dan penurunan kesadaran secara bertahap. Akhirnya ensefalopati hepatik yang berat dapat menyebabkan koma dan kematian
Kusumobroto, 2007
Universitas Sumatera Utara
5. Sindroma Hepatorenal Pada sindrom hepatorenal, terjadi gangguan fungsi ginjal akut berupa oligouri,
penginkatan ureum, kreatinin tanpa adanya kelainan organik ginjal. Nurdjanah, 2009
6. Sindroma Hepatopulmonal Sindroma hepatopulmonal adalah komplikasi yang jarang dari penyakit hati
dari berbagai etiologi yang ada dan mungkin menunjukkan prognosis yang buruk. Oleh karena itu, diperlukan metokde skrining non-invasif yang
sederhana untuk mendeteksi sindroma hepatopulmonal ini. Dalam beberapa penelitian atau studi, pulse oximetry dievaluasi untuk mengindetifikasi pasien
dengan sindroma hepatopulmonal Deibert, 2006
7. Perdarahan Saluran Cerna Penyebab perdarahan saluran cerna yang paling sering dan paling berbahaya
pada sirosis adalah perdarahan dari varises esofagus yang merupakan penyebab dari sepertiga kematian.Perdarahan saluran cerna merupakan salah satu faktor
penting yang mempercepat terjadinya ensefalopati hepatik. Price Wilson, 2003
8. Kanker Hati Hepatocellular Carcinoma Sirosis merupakan kondisi premaligna dan berhubungan dengan resiko
peningkatan kanker hepatoseluler. Dari data statistik selama dua dekade terakhir, kejadian kanker jenis ini meningkat di Amerika Serikat, terumata
karena penyebaran HBV dan HCV. Untuk itu diperlukan langkaj-langkah pencegahan. Pengukuran pencegahan termasuk didalamnya skrining dengan
alpha-fetoprotein dan ultrasonografi setiap 6 bulan Anand, 2002
2.2.10 Penatalaksanaan