Manifestasi Klinis Sirosis Hati Diagnosis Sirosis Hati

b. Fase lanjut : Sirosis hati Jaringan fibrous pada hati tadi menyebabkan keabnormalitasan pada mikrosirkulasi pada hati. Peningkatan kolagen pada perisiunusoidal dan berkurangnya ukuran dari fenestra endotel hepatik menyebabkan kapilerisasi ukuran pori seperti endotel kapiler dari sinusoid. Sel Stellate dalam memproduksi kolagen mengalami kontraksi yang cukup besar untuk menekan daerah perisinusoidal. Adanya kapilerisasi dan kontraktilitas sel Stellate inilah yang menyebabkan penekanan banyak vena di hati sehingga menganggu proses aliran darah ke hati dan pada akhirnya sel hati mati. Kematikan hepatosit dalam jumlah yang besar akan menyebabkan kerusakan pada fungsi hati sehingga menumbulkan banyak gejala klinis. Kompresi dari vena pada hati akan menyebabkan hipertensi portal yang merupakan keadaan utama dari penyebab manifestasi klinis. Mekanisme primer penyebab hipertensi portal adalah peningkatan resistensi terhadap aliran darah pada hati. Selain itu, biasanya terjadi peningkatan aliran arteri asplangnikus. Kombinasi kedua faktor ini yaitu menurunya aliran keluar melalui vena hepatika dan meningkatnya aliran masuk bersama-sama yang menghasilkan beban yang berlebhihan sistem porta. Pembebanan sistem porta ini merangsang timbulnya timbulnya aliran kolateral guna menghindari obstruksi hepatik.

2.2.6 Manifestasi Klinis Sirosis Hati

Menurut Garcia-Tsao Lim 2009, gejala klinis sirosis hati dapat dibagi berdasarkan dua stadium yaitu stadium kompensasi dimana belum ada gejala spesifik seperti jaundice, asites, encephalopati, atau pendarahan viseral. Stadium dekompensasi yaitu sirosis hati dengan komplikasi utama yaitu pendarahan viseral dan Spontaneous Bacterial Peritonitis SBP Price Wilson 2003 mengatakan gejalan dini pasien sirosis hati bersifat samar dan tidak spesifik yang meliputi : kelelahan, anoreksia, dispepsia, flatulen, perubahan kebiasaan defekasi konstipasi atau diare, berat badan berkurang, mual dan muntah terutama pada pagi hari, nyeri tumpul atau perasaan berat pada Universitas Sumatera Utara epigastrium atau kuadaran kanan. Manifestasi utama dan lanjut dari sirosis terjadi akibat dua tipe gangguan fisiologis yaitu : a. Gagal sel hatigagal hepatoseluler Manifestasi klinisnya adalah : ikterus, edema perifer, kecenderungan pendarahan, eritema palmaris telapak tangan merah, angioma laba-laba, fetor hepatikum, dan ensefalopati hepatik b. Hipertensi portal Manifestasi klinisnya adalah : splenomegali, varises esofagus dan lambung, serta manifestasi sirkulasi kolateral lain. Asites cairan dalam rongga peritoneum dapat dianggap sebagai manifestasi kegagalan hepatoseluler dan hipertensi portal.

2.2.7 Diagnosis Sirosis Hati

1. Anamnesa Hal yang perlu dipertanyakan adalah riwayat yang berhubungan resiko sirosis hati, berupa : a. Riwayat penyakit terdahulu : metabolik sindrom b. Konsumsi alkohol yang berlebihan c. Tepapar oleh bahan-bahan yang bersifat hepatotoksik d. Penggunaan obat-obatan yang bersifat hepatotoksik Wiegand Berg, 2013 2. Pemeriksaan Fisik Menurut Nurdjanah 2009, temuan klinis sirosis meliputi : a. Spider angio maspiderangiomata atau spider telangiektasi Suatu lesi vaskular yang dikelilingi beberapa vena kecil. Tanda ini sering ditemukan di bahu, muka, dan lengan atas. b. Eritema Palmaris Warna merah saga pada thenar dan hipothenar telapak tangan. Tanda ini tidak spesifik pada sirosis, ditemukan pula pada kehamilan, artritis reumatoid, hipertiroidisme, dan keganasan hematologi Universitas Sumatera Utara c. Perubahan kuku-kuku Muchrche berupa pita putih horisontal dipisahkan dengan warna normal kuku d. Jari gada, lebih sering ditemukan pada sirosis bilier e. Kontaktur Dupuyten Akibat fibrosis fasia palmaris menimbulkan kontraktur fleksi jari-jari berkaitan dengan alkoholisme tetapi tidak spesifik berkaitan dengan sirosis f. Ginekomastia Secara histologis berupa proliferasi benigna jaringan glandula mammae pada laki-laki, kemungkinan akibat peningkatan androstenedion. Selain itu, ditemukan juga hilangnya rambut dada dan aksila pada laki-laki, sehingga laki-laki mengalami perubahan ke arah feminisme. Kebalikannya pada perempuan menstruasi cepat berhenti sehingga dikira fase menopause g. Atrofi testis hipogonadisme Menyebabkan impotensi dan infertil. Menonjol pada alkoholik sirosis dan hemakromatosis. h. Perubahan ukuran hati Ukuran hati yang sirotik bisa membesar, normal, atau mengecil. Bilamana hati teraba, hati sirotik teraba keras dan nodular. i. Splenomegali j. Asites Penimbunan cairan dalam rongga peritonium akibat hipertensi porta dan hipoalbumimenia k. Fetor hepatikum Bau napas yang khas pada pasien sirosis disebabkan peningkatan konsentrasi dimetil sulfid akibat pintasan porto sistemik yang berat l. Ikterus Pada kulit dan membran mukosa akibat bilirubinemia. Bila konsentrasi bilirubin kurang dari 2-3 mgdl tak terlihat. Warna urin terlihat gelap seperti air teh Universitas Sumatera Utara m. Asterixis Bersifat bilateral tetapi tidak sinkron berupa gerakan mengepak-ngepak dari tangan, dorsoflexi lengan. 3. Pemeriksaan Laboratorium a. Urine Dalam urin terdapat urobilinogen, juga terdapat bilirubin bila penderita ada ikterus. Pada penderita denga asites, maka ekskresi Na dalam urin akan berkurang 4 meql menunjukkan kemungkinan telah terjadi syndrome hepatorenal Hadi, 2002 b. Tinja Terdapat kenaikan kadar sterkobilinogen. Pada penderita dengan ikterus, ekresi pigmen empedu rendah. Sterkobiliniogen yang tidak terserap oleh darah, di dalam usus akan diubah menjadi sterkobilin yaitu suatu pigmen yang menyebabkan tinja berwana cokelat atau kehitaman Hadi, 2002 c. Darah Biasanya dijumpai normostik normokromik anemia yang ringan, kadang-kadang dalam bentuk makrositer yang disebabkan kekurangan asam folik dan vitamin B12 atau karena splenomegali. Bilamana penderita pernah mengalami pendarahan gastrointestinal maka baru akan terjadi hipokromik anemi. Juga dijumpai likopeni bersamaan dengan adanya trombositopeni Hadi, 2002 d. Tes faal hati Nurdjanah 2009 menjabarkan tes fungsi hati pada sirosis hati berupa :  Aspartat aminotransferase AST serum glutamil oksalo asetat SGOT meningkat  Alanin aminotransferase ALT serum glutamil piruvat transaminase SPGT meningkat  AST lebih meningkat daripada ALT Universitas Sumatera Utara  Gamma-glutamil transpeptidase GGT meningkat pada penyakit hati alkoholik kronik  Promtombine time PT memanjang Penderita sirosis hati banyak mengalami gangguan tes faal hati, lebih lagi penderita yang sudah disertai tanda-tanda hipertensi portal. Pada sirosis globulin menaik, sedangkan albumin menurun Hadi, 2002 Menurut Wiegand Berg 2013, pada pemeriksaan lab pasien sirosis menunjukkan trombositopeni disertai dengan kegagalan biosintesis hati yang ditandai dengan rendahnya konsentrasi albumin dan cholinesterase serta meningkatnya INR International Normalized Ratio. Konsentrasi transaminase umumnya berada pada rentang normal atau sedikit meningkat. 4. Pencitraan 1. Radiologi Pemeriksaan radiologi yang sering dimanfaatkan adalah : pemeriksaan foto toraks, splenoportografi, Percutaneus Transhepatic Porthography PTP Hadi, 2002 2. Ultrasonografi USG Ultrasonografi USG yang dikombinasikan dengan color flow Doppler adalah alat pencitraan paling berguna bagi pasien sirosis. Dengan USG kita dapat melihat karateristik dari morfologi sirosis termasuk batas dari nodul-nodul, strukturnya dan tanda-tanda hipertensi porta Dale Federman, 2007 3. CT Scan MRI Sangat terbatas penggunaanya karena harganya yang sangat mahal. Dale Federman, 2007 5. Biopsi Biopsi hati sebenarnya tidak diperlukan, bahkan kontraindikasi bila diagnosis sirosis dapat ditegakkan dengan temuan klinis dan pencitraan. Universitas Sumatera Utara

2.2.8 Sk