Perkembangan Misi Ketiga

c. Perkembangan Misi Ketiga

Misi Ketiga : Meningkatkan Keutuhan Lingkungan Baik Hulu Maupun Hilir, Fisik Maupun Sosial, ditunjukkan dengan 10 indikator kinerja sebagai berikut : Persentase Pemanfaatan Ruang Sesuai RTRW, Kerusakan Lingkungan Eks Lokasi Tambang, Penertiban Ijin Tambang, Jumlah KK Miskin Yang Mendapat Layanan Listrik, Pemanfaatan Air Bawah Tanah, Penanganan Sampah (Volume Sampah Yang Ditangani / Produksi Sampah), Penurunan Kadar Polutan Dalam Air Sungai Utama, Penurunan Kadar Polutan Udara, Peningkatan Ruang Terbuka Hijau Yang Terpelihara dan Sumber Mata Air Yang Terpelihara. Persentase Pemanfaatan Ruang Sesuai RTRW pada Tahun 2014 mencapai sebesar 100%, sementara target yang ditetapkan hanya sebesar 95%. Seluruh kegiatan investasi yang memanfaatkan ruang pada tahun 2014 telah sesuai dengan Perda No. 11 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten. Luas tambang rakyat tidak berijin di wilayah Kabupaten Purwakarta sampai dengan tahun 2014 diperkirakan tidak kurang dari 13,9 Ha. Penertiban tambang rakyat dilakukan pemerintah daerah secara bertahap, berkesinambungan, dan mengedepankan pendekatan persuasif. Cara ini ditempuh untuk menghindari terjadinya benturan keras dengan para pemilik dan pekerja tambang ilegal. Pendekatan yang ditempuh pemerintah daerah dapat dikatakan cukup efektif. Sampai dengan saat ini pemerintah daerah mampu menertibkan 16 lokasi tambang rakyat tidak berizin, dengan luas keseluruh lebih kurang lebih 8 Ha. Kondisi diatas menunjukkan bahwa kinerja pengelolaan pertambangan sesuai dengan target yang ditetapkan pada tahun 2014, yaitu sebanyak 16 lokasi. Bahkan secara kumulatif kinerja pengelolaan sektor pertambangan melebihi target, yaitu 121 lokasi dari 100 lokasi yang ditetapkan dalam RPJMD. Pada tahun 2014 pemerintah daerah telah melaksanakan penyambungan listrik kepada 8.401 rumah keluarga miskin. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan target tahun 2014 yang hanya

sebesar 6.961 rumah keluarga miskin. Namun demikian, secara kumulatif kinerja pemasangan sambungan listrik masih dibawah dari target RPJMD, dimana hingga tahun 2014 baru 29.945 dari 32.000 rumah keluarga miskin yang mendapatkan bantuan pemasangan sambungan listrik. Hal ini disebabkan oleh adanya pendataan ulang rumah keluarga miskin yang belum berlistrik pada tahun 2013, sehingga pada tahun tersebut pemerintah daerah menurunkan volume kegiatan bantuan pemasangan listrik keluarga miskin, sementara itu Pemanfaatan Air Bawah Tanah pada Tahun 2014 telah mencapai sebesar 54% sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Produksi sampah di Kabupaten Purwakarta diperkirakan sebesar 2.440 m3/hari, dimana 385 m3/hari diantaranya dihasilkan masyarakat perkotaan. Pola penanganan sampah di Kabupaten Purwakarta terdiri dari 2 bagian, yaitu yang dilakukan secara mandiri oleh masyarakat kelurahan dan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP). Kapasitas angkut sampah dari sumber ke TPPAS oleh masyarakat sebesar 132 m3/hari, sedangkan oleh DKP sebesar 500 m3/hari. Dengan demikian, kapasitas penanganan sampah yang diupayakan pemerintah daerah sudah melebihi target yang ditetapkan. Hal ini tidak terlepas dari upaya pemerintah daerah dalam mengupayakan penyediaan sarana prasarana perangkutan sampah. Pemeliharaan kelestarian mata air dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan baik dengan cara menanam vegetasi disekitar mata air maupun dengan membangun bangunan pengaman mata air. Sampai dengan tahun 2013, pemerintah daerah telah memelihara lingkungan sekitar tidak kurang dari 120 mata air. Upaya tersebut dilanjutkan pada tahun 2014 dengan mengamankan 27 lagi mata air. Dengan demikian, jumlah keseluruhan mata air yang dipelihara oleh pemerintah daerah sampai akhir tahun 2014 sebanyak 147. Dengan hasil seperti ini, maka kinerja pemerintah daerah dalam memelihara mata air telah melebihi baik target tahunan maupun target akhir RPJMD. Ruang terbuka hijau berupa taman dalam perspektif lingkungan mempunyai peran strategis dalam menyediakan udara bersih, menjaga ketersediaan air tanah, dan mencegah timbulnya genangan (banjir). Selain itu, taman dapat menjadi wahana interaksi dan rekreasi masyarakat, khususnya mereka yang tinggal di daerah perkotaan. Dengan demikian, ruang terbuka hijau berupa taman merupakan unsur penting dalam mewujudkan lingkungan yang aman, nyaman dan berkelanjutan bagi masyarakat. Secara umum pemeliharaan taman dalam bentuk penyiraman dan pemeliharaan vegetasi dilakukan di seluruh taman yang ada. Untuk mendukung hal ini bahkan pada tahun 2014 pemerintah daerah mengadakan beberapa sarana pendukung, seperti mobil penyiram tanaman, alat pemotong rumput, dan lain sebagainya. Sementara pemeliharaan dalam pengertian peningkatan kualitas taman, pemerintah daerah pada tahun 2014 telah melaksanakan kegiatan penataan di 7 dari 17 lokasi taman yang ada, yaitu taman jalan layang smp 5, taman jalan raya ciganea, taman batas kabupaten, taman simpang tiga siliwangi, taman jalan A. Yani, taman jalan pahlawan, dan taman depan Gedung DKP. Dengan demikian, kinerja pengelolaan RTH pada tahun 2014 mencapai sebesar 41%. Pencapaian kinerja tersebut jauh melebihi target tahunan dan target RPJMD, yaitu sebesar 20%.