Perkembangan Misi Kedua

b. Perkembangan Misi Kedua

Misi Kedua : Mengembangkan Infrastruktur Wilayah Yang Berbasis Nilai-Nilai Kearifan Lokal dan Berorientasi Pada Semangat Perubahan Kompetisi Global, ditunjukan dengan 19 indikator kinerja sebagai berikut: Proporsi Jaringan Jalan Dalam Kondisi Mantap, Proporsi Jembatan Dalam Kondisi Baik, Luas Sawah Beririgasi, Daerah Genangan Air, Cakupan Layanan Air Minum Perkotaan, Cakupan Layanan Air Minum Pedesaan, Rasio Permukiman Layak Huni, Penambahan Jumlah PJU Yang Beroperasi, Rumah Tinggal Bersanitasi, Rasio Tempat Pemakaman Umum / Satuan Penduduk, Waktu Kedatangan Rata-Rata ke Lokasi Kebakaran, Waktu Rata-Rata Pemadaman, Lokasi Rawan Kemacetan, Kecepatan Rata-Rata Kendaraan Roda 4 atau Lebih Pada Ruas Jalan Arteri, Kecepatan Rata-Rata Kendaraan Roda 4 atau Lebih Pada Ruas Jalan Kolektor, Cakupan Layanan Angkutan Umum, Proporsi Angkutan Umum Yang Laik Jalan, Fasilitas dan Prasarana LLAJ Yang Terpelihara dan Terminal / Dermaga / Shelter Dalam Kondisi Baik. Dalam rangka mendukung aktivitas sosial ekonomi masyarakat, pemerintah daerah telah menargetkan 82% dari keseluruhan panjang ruas jalan dalam kondisi mantap dan 79% dari keseluruhan jembatan dalam kondisi baik. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan jaringan jalan, pemerintah daerah dalam kurun waktu satu tahun terakhir telah melaksanakan peningkatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan. Kegiatan pengelolaan jalan yang telah dilaksanakan pada tahun 2014 antara lain berupa peningkatan jalan sepanjang 50,87 Km dan pemeliharaan rutin sepanjang 224,06 Km. Hasilnya panjang ruas jalan kabupaten dalam kondisi mantap mengalami peningkatan dari 543,896 Km pada tahun 2012 menjadi 554,837 Km pada tahun 2014. Bila dibandingkan dengan tahun 2013, terdapat kenaikan panjang jalan mantap sebesar 10,941 Km atau sekitar 2,01%. Dengan demikian proporsi jalan dalam kondisi mantap pada akhir tahun 2014 adalah sebesar 76,53% dari keseluruhan panjang ruas jalan kabupaten. Meski tidak mencapai target yang telah ditentukan, namun capaian kinerja pembangunan infrastruktur jalan tahun ini mengalami peningkatan daripada tahun sebelumnya. Pada aspek pengelolaan jembatan, pemerintah daerah pada tahun 2014 juga telah melakukan perawatan sebanyak 1 unit. Pada akhir tahun 2014, terdapat sebanyak 120 jembatan dengan kondisi baik dan sedang dari 149 jembatan yang ada. Sehingga proporsi jembatan yang terdata dalam kondisi baik sebesar 80,54% dari keseluruhan jembatan yang ada. Oleh karena itu, tingkat pencapaian kinerja pembangunan jembatan yang dilakukan pemerintah daerah pada tahun 2014 sudah mencapai target.

Pada tahun 2014, tercatat luas sawah beririgasi di Kabupaten Purwakarta 15.538 Ha. Sistem irigasi yang ada di Kabupaten Purwakarta terdiri dari sistem irigasi teknis, semi teknis dan pedesaan. Sistem irigasi teknis yang ada di Kabupaten Purwakarta secara umum menjadi kewenangan provinsi (Luas 1000 s/d 3000 Ha) dan pengelolaanya selama ini dilaksanakan Dinas PSDA Provinsi Jawa Barat. Sistem irigasi teknis dengan luas keseluruhan 4.744 Ha terdiri dari tiga daerah irigasi, yaitu Solokangede, Wanayasa, dan Cisomang. Untuk mempertahankan pelayanan jaringan irigasi, pada tahun 2013 melalui program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa, dan jaringan pengairan lainnya telah dilaksanakan kegiatan Rehabilitasi Bangunan dan Saluran Irigasi di 13 (sebelas) Daerah Irigasi yaitu: Cikembang, Cipanasleuweung, Cisagu 3, Cisagu 4, Citengah, Cicalibur, Cobogo, Nangerang, Nangewer, Cipedang, Leuwikawung, Cilembang, Cibingbin. Daerah Genangan Air pada Tahun 2014 sebanyak 27 titik terjadi penurunan sebanyak 2 titik dibandingkan Tahun 2013. Perbaikan konstruksi pada tahun 2014 dalam bentuk kegiatan rehabilitasi saluran dan gorong-gorong yang rusak. Saluran drainase yang direhabilitasi pada tahun 2013 tersebar di 5 titik lokasi dengan panjang keseluruhan 1.648 m. Sementara jumlah gorong-gorong yang melintasi jalan yang direhabilitasi sebanyak 20 unit. Selain perbaikan konstruksi, dalam rangka menghilangkan hambatan aliran air dalam sistem drainase, pemerintah daerah pada tahun yang sama juga melaksanakan pengerukan endapan lumpur di 2 ruas Jalan Kemuning dan Jalan Sudirman. Secara umum pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat di kawasan perkotaan diarahkan kepada upaya-upaya perbaikan mutu dan perluasan daerah layanan air bersih perpipaan yang dikelola PDAM. Selama tahun 2013 jumlah pelanggan PDAM bertambah sebesar 831 KK, tetapi proporsi rumah tangga yang mendapatkan layanan PDAM menurun sebesar 15,27% dari 57,22% pada tahun 2013 menjadi 41,95% pada tahun 2014. Hal ini terjadi karena pertambahan pelanggan tidak sebanding dengan pertambahan penduduk. Pencapaian kinerja cakupan pelayanan air minum perkotaan melebihi target tahunan sebesar 20% dan target RPJMD yang ditetapkan sebesar 32%. Pengembangan air minum perdesaan diarahkan untuk mengentaskan desa-desa yang termasuk dalam kategori rawan air bersih. Bentuk kegiatan yang dilakukan dalam hal ini meliputi pencarian sumber air dan penyaluran air hingga ke pusat-pusat komunitas. Dalam hal ini, pemerintah daerah pada tahun 2014 telah melaksanakan pembangunan sarana prasarana air bersih di 4 desa rawan air bersih di Kecamatan Jatiluhur, Sukasari, dan Sukatani. Dengan demikian, pemerintah daerah sampai dengan akhir 2014 telah menyelesaikan 41 desa dari 77 desa rawan air bersih, atau sebesar 53,25%. Proporsi penyelesaian desa rawan air bersih tersebut lebih besar dari target tahunan dan target RJPMD yang ditetapkan sebesar 40,00%. Untuk meningkatkan rasio permukiman layak huni, pemerintah daerah menggerakkan program rereongan sabatang guna menggalang dana swadaya untuk memperbaiki bangunan tempat tinggal tidak layak yang dihuni keluarga miskin. Dari pelaksanaan program tersebut proporsi rumah layak huni tahun 2014 sebesar 89,67%. Selain meningkatkan kualitas bangunan tempat

tinggal, melalui program pembangunan infrastruktur perdesaan diarahkan melengkapi rumah keluarga miskin dengan fasilitas sanitasi yang memadai. Hasilnya pada tahun 2014 proporsi rumah yang telah dilengkapi sanitasi yang memadai mencapai 57,76% dari jumlah rumah yang ada. Untuk meningkatkan keamanan lingkungan dan kenyamanan lalu lintas kendaraan, pemerintah daerah dari tahun ke tahun senantiasa mengupayakan penambahan penerangan jalan umum (PJU). Dari data yang ada, pada tahun 2014 terdapat penambahan pemasangan baru sebanyak 216 unit PJU kabel listrik, sehingga terjadi peningkatan jumlah PJU dari 2.830 unit pada tahun 2012 menjadi 3.046 unit pada tahun 2014. Dengan demikian, pemerintah daerah telah melaksanakan pemasangan PJU baru sekitar 7,63%. Kejadian kebakaran di Kabupaten Purwakarta bersifat fluktuatif mengalami penurunan dari 85 kejadian pada tahun 2013, menjadi 49 kejadian pada tahun 2013. Seluruh kejadian pada tahun 2014 tersebut telah mendapat respon penanganan oleh unit damkar pemerintah daerah. Kinerja pelayanan damkar berdasarkan kecepatan kedatangan unit pemadam pada tempat kejadian sudah melebihi target yang ditetapkan, dimana target yang ditetapkan adalah 30 menit, sementara realisasinya adalah 15 menit. Namun demikian, kinerja pelayanan damkar berdasarkan lama waktu yang dibutuhkan untuk menuntaskan pemadaman masih belum mencapai target yang ditetapkan. Pada tahun 2014, damkar Kabupaten Purwakarta ditargetkan untuk dapat memadamkan api di tempat kejadian paling lambat 20 menit. Kenyataannya selama tahun tersebut, waktu pemadaman api rata-rata di kejadian adalah 60 menit. Lambatnya waktu pemadaman tersebut diantaranya dipengaruhi beberapa hal, yaitu : keterbatasan sarana prasarana pemadam kebakaran yang tersedia, jauhnya beberapa lokasi kejadian dari sumber air, dan sulitnya akses menuju beberapa lokasi kejadian. Untuk mengatasi persoalan ini, kedepan pemerintah daerah akan mengupayakan peningkatan ketersediaan sarana prasarana damkar, pembangunan hidran atau penampungan air pada lokasi-lokasi strategis, dan merintis penyediaan unit pemadam kebakaran portable di unit lingkungan yang sulit di akses oleh kendaraan pemadam kebakaran. Posisi geografis Kabupaten Purwakarta yang berada pada persimpangan segitiga emas antara Jakarta-Bandung-Cirebon sangat mempengaruhi kepadatan lalu lintas terutama pada ruas jalan arteri dan kolektor. Sebagai respon atas kondisi ini, pemerintah daerah melaksanakan program peningkatan dan pengamanan lalu lintas dengan harapan dapat membuat lokasi rawan kemacetan menjadi hanya 6 titik, kecepatan rata-rata kendaraan roda 4/lebih minimal 50 Km/Jam pada ruas jalan arteri dan 40 Km/Jam pada ruas jalan kolektor. Dalam rangka mendukung terwujudnya program peningkatan dan pengamanan lalu lintas, pada tahun 2014 pemerintah telah melaksanakan pemasangan rambu lalu lintas, marka jalan, warning light, dan pemeliharaan rambu-rambu lalu lintas. Hasilnya lokasi rawan kemacetan pada tahun 2014 yang berhasil diidentifikasi sebanyak 5 titik, sesuai dengan target yang ditetapkan. Titik rawan kemacetan tersebut berhasil diturunkan dari sebelumnya tahun 2013 sebanyak 6 titik. Kecepatan rata-rata kendaraan roda 4 atau lebih pada ruas jalan arteri pada tahun 2014 sekitar

50 Km/Jam mencapai target yang ditetapkan, dan juga pada ruas jalan kolektor telah mencapai target yang telah ditetapkan yaitu sekitar 40 Km/Jam. Berdasarkan kondisi tahun 2014, jumlah trayek angkutan yang melayani ruas-ruas jalan di Kabupaten Purwakarta sebanyak 45 trayek, dengan demikian cakupan layanan trayek yang ada saat ini baru mencapai 97,83% dari target yang ditetapkan sebanyak 46 trayek. Bila dibandingkan dengan tahun lalu terjadi penurunan sebanyak 1 trayek. Sementara itu untuk menjaga keamanan penumpang, seluruh angkutan umum secara berkala diwajibkan melakukan uji kir. Tahun 2014 jumlah angkutan yang wajib uji sebanyak 823 unit sedangkan jumlah angkutan yang layak jalan sebanyak 741 unit, sehingga proporsi angkutan umum layak jalan pada tahun 2014 sesuai target yang ditetapkan yaitu 90%. Terminal yang terdapat di wilayah Kabupaten Purwakarta merupakan terminal tipe C, yaitu Terminal Ciganea, Simpang/Gembong, Sawit, dan Wanayasa. Proporsi terminal dalam kondisi baik sebesar 70% terjadi peningkatan sebesar 10% bila dibandingkan tahun 2013 sebesar 60%, karena adanya emplacement/pemeliharaan Terminal Ciganea.