Gambaran Umum Kondisi Daerah

f. Perencanaan Pembangunan

Keberhasilan pembangunan Kabupaten Purwakarta bukan hanya dilihat dari pencapaian kuantitatif setiap bidang atau sektor/urusan pembangunan, tetapi justru terlihat dari tertanamnya nilai-nilai strategis yang telah ditargetkan. Dengan demikian, pembangunan tersebut tidak hanya bersifat growth oriented, tetapi berbasis nilai atau value based. Pembangunan nilai-nilai itu menjadi tanggungjawab lintas sektoral yang bersifat societal (mencakup seluruh bidang kehidupan). Kondisi itu merupakan realitas paradoks di era otonomi daerah. Delegasi kewenangan dari pemerintah pusat ke daerah pada dasarnya memberikan tanggungjawab besar kepada pemerintah daerah untuk menyusun kebijakan pembangunan. Dengan demikian, setiap kebijakan harus disusun dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan karakteristik dan potensi daerah, permasalahan sosial, ekonomi, politik yang muncul, dan sasaran yang realistis. Pilihan kebijakan yang dianut pada dasarnya tergantung pada kondisi aktual yang dihadapi Kabupaten Purwakarta itu sendiri. Pelaksanaan otonomi daerah diharapkan dapat mendorong kemandirian pemerintah daerah Kabupaten Purwakarta khususnya dalam mewujudkan pemberdayaan pembangunan secara efektif, efisien, dan professional. Realisasi tujuan pembangunan harus dilaksanakan secara tepat, komprehensif dan terintegrasi mulai dari aspek perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sehingga otonomi yang diberikan kepada daerah akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka, perencanaan pembangunan mempunyai peranan yang sangat besar sebagai alat untuk mendorong dan mengendalikan proses pembangunan secara lebih cepat dan terarah. Dalam konteks ini, dibutuhkan sebuah stimulan berupa kebijakan insentif yang dapat mendorong penggunaan sumberdaya secara lebih produktif sebagai modal pembangunan. Salah satu aspek penting dalam upaya peningkatan kinerja Pemerintah Daerah adalah melalui kebijakan perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas dan berkesinambungan. Fungsi dan peran Bappeda sebagai lembaga teknis daerah yang bertanggung jawab terhadap perencanaan pembangunan sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa salah satu urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah adalah urusan perencanaan dan pengendalian pembangunan.

Pencapaian kinerja target makro pembangunan Kabupaten Purwakarta tahun 2013-2014, selengkapnya disajikan pada tabel 2.24 berikut ini :

Tabel 2.24 Capaian Kinerja Target Makro Pembangunan Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

Tahun

No. Indikator Makro +/-

2. Indeks Pendidikan

81,93

82,48 0,55

3. Indeks Kesehatan

71,24

71,62 0,38

4. Indeks Daya Beli

65,09

65,79 0,70

7,86 0,15 (RLS) (Tahun)

5. Rata-Rata Lama Sekolah

7,71

6. Angka Melek Huruf (AMH) (%)

7. Angka Harapan Hidup (AHH)

67,74

8. Daya Beli (PPP) (Rp000,00)

641,64

644,47 2,83

9. Jumlah Penduduk (Susenas

10. Laju Pertumbuhan Penduduk

1,78

81.367 -2,233 (Jiwa)

11. Jumlah Penduduk Miskin

83.600

12. Laju Pertumbuhan Ekonomi

7,98 0,59 (LPE) (%)

7,39

13. Produk Domestik Regional

24.324.755 2.276.413 Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)

22.048.342

14. Produk Domestik Regional

9.346.102 545.877 Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah)

8.800.225

15. PDRB per kapita ADHB (Ribu

16. PDRB per kapita ADHK (Ribu

9.807

17. Angkatan Kerja

391.226

375.455 -15,771

18. Kesempatan Kerja

370.139

343.550 -26,589

19. Pencari Kerja

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta *) Data proyeksi

Dengan melihat di atas, capaian kinerja target makro pembangunan Kabupaten Purwakarta tahun 2013-2014 mengalami peningkatan yang cukup signifikan hampir disemua indikator makro pembangunan. Peningkatan capaian Indeks Pembangunan Manusia pada tahun 2014 mencapai 0,55 point jika dibandingkan tahun 2013; meningkatnya capaian angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) 0,15 point, meningkatnya capaian Angka Melek Huruf (AMH) sebesar 0,49 point; meningkatnya capaian Angka Harapan Hidup (AHH) sebesar 0,23; meningkatnya capaian Daya

Beli sebesar 2,83 point; menurunnya 15.771 angkatan kerja, berkurangnya -26,589 kesempatan kerja baru sehingga meningkatkan jumlah pencari kerja baru sebanyak 10.818 pencari kerja pada tahun 2014. Pada tabel di atas terlihat terjadi penurunan jumlah angkatan kerja sebesar 15.771 angkatan kerja dan penurunan sebesar 26.589 kesempatan kerja jika dibandingkan dengan capaian kinerja indikator makro pembangunan Kabupaten Purwakarta tahun 2013. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: seperti kita ketahui bersama bahwa tingkat kesempatan kerja yang secara langsung mempengaruhi persentase jumlah pengangguran. Tingkat kesempatan kerja merupakan perbandingan antara jumlah lapangan kerja dan jumlah tenaga kerja. Dimana jumlah tenaga kerja akan dipengaruhi oleh laju peningkatan angkatan kerja. Sedangkan jumlah lapangan kerja dipengaruhi oleh peningkatan lapangan kerja yang disebabkan faktor pertumbuhan ekonomi, peningkatan kapasitas produksi dan peningkatan jumlah industri, dimana ketersediaan sektor dan jumlah industri pengolahan relatif cukup besar di Kabupaten Purwakarta. Sektor ini mempunyai kontribusi cukup besar dalam lapangan kerja utama masyarakat Purwakarta. Sedangkan pengurangan lapangan kerja dipengaruhi oleh laju penurunan lapangan kerja yang disebabkan oleh fraksi peningkatan harga BBM yang terjadi pada rentang waktu antara tahun 2013-2014 yang berimbas pada sektor industri khususnya manufaktur dan pengolahan. Upaya program keluarga berencana dan keluarga sejahtera membuahkan hasil yang cukup menggembirakan, dimana pada tahun 2014 terjadi penurunan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Purwakarta sebesar 0,06% dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 1,78%. Hal ini berdampak positif pada peningkatan daya beli dan indeks daya beli di Kabupaten Purwakarta. Pada tahun 2014 terjadi peningkatan PPP sebesar Rp2.830,00 dibandingkan tahun sebelumnya sehingga turut mendongkrak meningkatnya indeks daya beli sebesar 0,70 point. Sejalan dengan perkembangan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Cikopo-Cikampek sebagai pintu gerbang wilayah Utara Kabupaten Purwakarta, secara tidak langsung akan berimplikasi pada peningkatan aktivitas perkotaan dan meningkatnya jumlah penduduk melalui migrasi masuk dan fenomena commuter ke Kabupaten Purwakarta. Pada tahun 2014 terjadi peningkatan jumlah penduduk sebesar 15,446 jiwa dibandingkan tahun 2013 sebanyak 898.001 jiwa. Disisi lain, terjadi pergeseran capaian negatif laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,06% dibandingkan tahun 2013. Pada tahun 2014 terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 2.233 jiwa dibandingkan tahun sebelumnya dimana sebagian besar disebabkan kebijakan pro poor Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta dalam bentuk suplly driven kepada penduduk miskin, pemberdayaan ekonomi masyarakat desa, pembukaan lapangan kerja melalui masuknya sektor-sektor industri baru dan perbaikan dan penyediaan kegiatan perekonomian tradisional dan listrik bagi warga miskin.

g. Perhubungan

Pemenuhan kebutuhan pelayanan trasportasi merupakan salah satu hak dasar setiap warga negara yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Kebutuhan pelayanan trasportasi dari waktu ke

waktu selalu mengalami peningkatan baik secara kualitas maupun kuantitas. Seiring dengan peningkatan kebutuhan pelayanan trasportasi ini, maka tidak sedikit timbul persoalan di dalam penyelenggaraannya. Kebijakan pembangunan sistem trasportasi yang sedang dilaksanakan hendaknya dipadukan dalam sebuah bingkai sistem trasportasi yang berkelanjutan yaitu suatu sistem yang memungkinkan kebutuhan akses yang mendasar dari masyarakat dapat terpenuhi dengan selamat, terjangkau, efisien, memberikan pilihan moda trasportasi, dan mendukung perkembangan ekonomi. Selain itu pembangunan sistem trasportasi berkelanjutan membatasi emisi/limbah, dan meminimasi konsumsi sumberdaya yang tak terbarukan. Kepemilikan kendaraan bermotor yang tercatat di Kantor Samsat Kabupaten Purwakarta pada tahun 2014 terdiri dari kendaraan jenis bus sebanyak 349 unit, truk/pick-up sebanyak 5.044 unit dan minibus sebanyak 53 unit. Sedangkan banyaknya kendaraan yang diuji pada tahun 2014 sebanyak 13.536. Banyaknya Kendaraan yang Diuji Menurut Jenis Kendaraan di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014 dan Data Terminal di Kabupaten Purwakarta sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.25 dan Tabel 2.26 berikut ini :

Tabel 2.25 Banyaknya Kendaraan yang Diuji Menurut Jenis Kendaraan di Kabupaten Purwakarta Tahun 2012-2013

TAHUN (UNIT) NO.

JENIS PELAYANAN

Mobil Bus

1. Bus Besar 127 290

2. Bus Sedang 120 156

3. Mini Bus (Bus Kecil)

4. Angkutan Kota 823 962

5. Angkutan Perkotaan 823 1.016

Mobil Barang

1. Truck/Bak Terbuka 2.956 3.452

2. Pick Up 3.646 6.034

3. Box/Bak Tertutup 799 1.303

6. Kereta Gandengan

7. Kereta Tempelan

8. Bland Van

11. Bestel Wagon

Kendaraan Khusus

1. Kendaraan Bermotor TNI -

2. Kendaraan Bermotor POLRI - -

3. Alat Berat (Forklift, Crane, Buldozer, Mesin

2 - Gilas, Loader)

4. Penyandang Cacat - -

JUMLAH

Sumber: Dinas Perhubungan, Kebudayaan, Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Kabupaten Purwakarta

Tabel 2.26 Data Terminal di Kabupaten Purwakarta Sampai Dengan Tahun 2014

NO. NAMA TERMINAL

LOKASI KECAMATAN

LUAS (M2) TIPE

1. Ciganea

Kec. Jatiluhur

1.500

2. Simpang/Gembong

Kec. Purwakarta

600

3. Wanayasa (Pos)

Kec. Wanayasa

1.000

4. Sawit (Pos)

Kec. Darangdan

1.000

5. Su-Citeko

Kec. Plered

8.650

Sumber: Dinas Perhubungan, Kebudayaan, Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Kabupaten Purwakarta

Sasaran pembangunan bidang perhubungan ditujukan pada tersedianya sistem transportasi yang mendukung kelancaran dan keamanan lalu lintas. Kebijakan tersebut diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan Program Peningkatan Pelayanan Angkutan, Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan, Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas, serta Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor.

g. Lingkungan Hidup

Pembangunan bidang lingkungan hidup merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah dalam meminimalisir dampak yang ditimbulkan aktivitas sosial-ekonomi masyarakat terhadap lingkungan hidup. Fokus utama pembangunan bidang lingkungan hidup pada tahun 2014 adalah mengendalikan pencemaran, menjaga sumber daya alam, dan meningkatkan partisipasi masyarakat. Implementasi fokus pembangunan bidang lingkungan hidup sebagaimana disebutkan di atas diwujudkan ke dalam pelaksanaan : Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan; Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam; Program Penyadaran dan Penegakan Hukum Lingkungan; Program Peningkatan Kapasitas Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah; Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan; dan Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Pelaksanaan Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup dengan keluaran (output) yang diperoleh dari pelaksanaan program ini antara lain : Terlaksananya koordinasi persiapan penilaian Adipura; Terlaksananya pembinaan dan pemantauan pelaku usaha dalam melakukan penerapan AMDAL, UKL-UPL; Terlaksanaya penyusunan laporan SLHD dan Basis Data LHD; Terlaksananya data dan informasi mengenai jenis usaha dan kegiatan usaha di Kabupaten Purwakarta; Terlaksananya inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar; Terlaksananya pengawasan kepada penanggung jawab usaha terhadap penaatan ketentuan dalam izin lingkungan dan peraturan perundang-undangan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; Terlaksananya pemantauan kualitas air sungai Citarum dan Cilamaya; Terlaksananya pembinaan sekolah berbudaya lingkungan hidup; dan Terlaksananya pembinaan dan pengawasan bahan dan limbah bahan berbahaya beracun (B3).

Pelaksanaan Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam dengan keluaran (output) antara lain : Tersusunnya sebagian data status kerusakan lahan untuk produksi biomassa; Terlaksananya pemeliharaan terhadap taman burung di Situ Buleud; Terlaksananya sosialisasi dan gerakan kebersihan sungai di 2 Sungai yaitu Sungai Cimunjul dan Cigalugur; Terlaksananya pembuatan sumur resapan; Tersusunnya profil pengelolaan tutupan vegetasi program Menuju Indonesia Hijau (MIH) Kabupaten Purwakarta Tahun 2014; dan Terlaksananya penanaman pohon di sekitar mata air dan sungai. Pelaksanaan Program Penyadaran dan Penegakan Hukum Lingkungan dengan keluaran (output) antara lain : Terlaksananya rekomendasi tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan; dan Penyusunan dokumen Raperda tentang KLHS dan RPPLH belum terlaksana secara tuntas. Pelaksanaan Program Peningkatan Kapasitas Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah dengan keluaran (output) yang diperoleh dari pelaksanaan program ini antara lain : Terlaksananya pengadaan bahan kimia; Terlaksananya analisa kualitas air permukaan, limbah cair, dan kualitas udara; Terlaksananya peningkatan kapasitas dan kinerja laboratorium lingkungan; dan Terlaksananya pengajuan akreditasi laboratorium lingkungan.

Pelaksanaan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan dengan keluaran (output) yang diperoleh dari pelaksanaan program ini diantaranya adalah : Terlaksananya pengadaan dan perbaikan sarana prasarana pengelolaan persampahan; Terlaksananya pembangunan dan pemeliharaan lokasi TPA Cikolotok; dan Terlaksananya sosialisasi peraturan daerah (PERDA) retribusi sampah dan retribusi pelayanan sedot tinja. Pelaksanaan Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan keluaran (output) yang diperoleh dari pelaksanaan program ini diantaranya adalah : Terlaksananya penataan taman- taman di wilayah perkotaan Purwakarta dan batas kabupaten; Terlaksananya pembangunan Situ Buleud; Terlaksananya penataan dan pemelihaaraan lampu hias dan letter sign; dan Terlaksananya pengadaan sarana prasarana pendukung pemeliharaan taman. Upaya lain yang dilakukan pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan hidup adalah meningkatkan kualitas aparatur yang melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup. Saat ini jumlah aparatur daerah yang memiliki latar belakang terkait pengelolaan lingkungan hidup masih sangat terbatas. Padahal hal ini sangat menentukan kualitas pelayanan yang dapat diberikan oleh pemerintah daerah. Selain itu, pemerintah daerah juga membuka kesempatan dan bahkan mendorong masyarakat untuk ikut serta dalam pengelolaan lingkungan hidup daerah. Dukungan dan partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam mewujudkan purwakarta yang bersih, hijau, indah dan lestari. Dari pelaksanaan program-program pembangunan serta upaya lain yang dilakukan pemerintah daerah dalam bidang lingkungan hidup selama tahun 2014, dapat diperoleh hasil antara lain meningkatnya upaya perlindungan sumber daya alam; terkendalinya kadar polutan baik di air dan udara; dan meningkatnya kenyamanan dan kebersihan lingkungan. .

Data konservasi air pada sungai utama di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014, dapat dilihat pada tabel 2.27 berikut ini :

Tabel 2.27 Upaya Konservasi Air Sungai Utama di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

Nama

Panjang

Debit Air

No.

Upaya Konservasi (Sungai dan DAS)

Permasalahan

(Km)

(M3/Detik)

outlet Irigasi, Pengamanan

Min : 1,00

pembuangan limbah industri

sempadan sungai.

2. Cikao

45 Maks :360,00

Banyak sampah, keruh, Irigasi, Pengamanan

oleh sempadan sungai.

masyara kat.

3. Cilangkap

16 Maks :16,00

Banyak sampah, keruh.

Irigasi, Pengamanan

Min :0,08

sempadan sungai.

4. Ciampel

14 Maks :22,00

Banyak sampah, keruh.

Irigasi, Pengamanan

Min : 0,07

sempadan sungai.

5. Cilalawi

10 Maks : 320,00

Banyak sampah, keruh.

Irigasi, Pengamanan

Min : 0,40

sempadan sungai.

6. Cisomang

30 Maks : 320,00

Banyak sampah, keruh.

Irigasi, Pengamanan

Min :0,20

sempadan sungai.

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Purwakarta

Data Konservasi Air Danau/Waduk/Situ/Embung di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014, dapat dilihat pada tabel Tabel 2.28 berikut ini :

Tabel 2.28 Upaya Konservasi Air Danau/Waduk/Situ/Embung di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

Upaya No.

Luas

Volume

Nama / Lokasi

1. Situ Cikamar Desa Cisaat

144,00 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Kec. Campaka

Untuk Irigasi

2. Situ Cisaat Desa Kertamukti

23,00 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Kec. Campaka

Untuk Irigasi

3. Situ Cibodas Desa Cibodas

8,00 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Kec. Campaka

Untuk Irigasi

4. Situ Cigangsa

8,00 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Campakasari Kecamatan

Desa

Untuk Irigasi dan Campaka

Pariwisata

80,00 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Nagrikidul

5. Situ Buleud Kelurahan

Untuk Pariwisata, Purwakarta

Kecamatan

Berfungsi Sebagai Taman Kota.

6. Situ Wanayasa

90,00 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Wanayasa Kec. Wanayasa

Dsea

Untuk Irigasi dan Pariwisata

Upaya No.

Luas

Volume

Nama / Lokasi

7. Situ Cibeber

28,00 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Wanayasa

Desa

Untuk Irigasi dan Wanayasa

Kecamatan

Pariwisata

8. Situ Cikumpay

2,60 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Cikumpay

Desa

Untuk Irigasi Cibatu

Kecamatan

1,60 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Karangmukti

9. Situ Girang

Desa

Untuk Irigasi Cibatu

Kecamatan

10. Situ Tulangkuda Desa

0,20 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Benteng

Untuk Irigasi Campaka

Kecamatan

11. Situ Bungurbiuk

0,40 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Gurudug

Desa

Untuk Irigasi Pondoksalam

Kecamatan

12. Situ Rawamekar Kelurahan

0,40 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Purwamekar

Untuk Irigasi Purwakarta

Kecamatan

13. Situ Rawasari Kelurahan

1,60 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Tegalmunjul

Untuk Irigasi Purwakarta

Kecamatan

14. Situ Margasari

0,32 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Cisalada

Desa

Untuk Irigasi Jatiluhur

Kecamatan

15. Situ Conggeang Desa

0,20 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Cilangkap

Untuk Irigasi dan Babakancikao

Kecamatan

Pariwisata

16. Situ Kamojing

314,00 Mengalami Pendangkalan Pemanfaatan Cinangka

Desa

Untuk Irigasi dan Bungursari

Kecamatan

Pariwisata

17. Waduk Jatiluhur Kecamatan 8.300 3.000,00 Banyak Jaring Apung dan Pemanfaatan Jatiluhur,

Mengalami Pendangkalan. Untuk PLTA, Tegalwaru dan Sukatani

Sukasari,

Irigasi, Pariwisata

18. Waduk Cirata Kecamatan 661.000 1.473,00 Banyak Jaring Apung dan Pemanfaatan Maniis

Mengalami Pendangkalan. Untuk PLTA, Irigasi, Pariwisata

Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Purwakarta

Data jumlah titik mata air yang dapat dipelihara/yang masih terjaga dengan baik di Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada tabel Tabel 2.29 berikut ini :

Tabel 2.29

Jumlah Titik Mata Air yang Dapat Dipelihara/Yang Masih Terjaga dengan Baik

di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

Debit Air

No. Nama / Lokasi

Permasalahan

Upaya Konservasi

(M3/Detik)

1. Mata Air : Cibitung (Dusun 1)

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Kp. Nenggeng, Ds.

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air Neglasari, Kec. Darangdan

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 pohon disekitar mata air.

meter.

Debit Air

No. Nama / Lokasi

Permasalahan

Upaya Konservasi

(M3/Detik)

2. Mata Air : Cibitung (Dusun 2)

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Kp. Nenggeng, Ds.

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air Neglasari, Kec. Darangdan

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 pohon disekitar mata air.

meter.

Tanah milik Desa dan Dengan menjaga tutupan Lokasi : Blok RT 1/02, Ds.

3. Mata Air : Cipicung

masih adanya penebangan vegetasi disekitar mata air Cilingga, Kec. Darangdan

pohon disekitar mata air.

sampai radius minimal 200 meter.

4. Mata Air : Cicariuk

Tanah milik Desa dan Dengan menjaga tutupan Lokasi : Blok RT 21/04, Ds.

masih adanya penebangan vegetasi disekitar mata air Nagrak, Kec. Darangdan

pohon disekitar mata air.

sampai radius minimal 200 meter.

Tanah milik masyarakat Dengan menjaga tutupan Lokasi : Kp. Cileutik, RT

5. Mata Air : Cileutik

adanya vegetasi disekitar mata air 01/01, Ds. Mekarsari, Kec.

dan

masih

pohon sampai radius minimal 200 Darangdan

penebangan

disekitar mata air.

meter.

6. Mata Air : Cikondang

Tanah Hibah dan masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Kp. Cikondang, RT

penebangan vegetasi disekitar mata air 08/04, Ds. Mekarsari, Kec.

adanya

sampai radius minimal 200 Darangdan

pohon disekitar mata air.

meter.

7. Mata Air : Cipeuntas

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Kp. Parakan Salam

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air Rt. 9/5, Ds. Parakan Salam,

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 Kec. Pondoksalam

pohon disekitar mata air.

meter.

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Kp. Salem, Ds.

8. Mata Air : Cigoong 1

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air Salem, Kec. Pondoksalam

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 pohon disekitar mata air.

meter.

9. Mata Air : Cigoong 2

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Kp. Salem, Ds.

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air Salem, Kec. Pondoksalam

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 pohon disekitar mata air.

meter.

10. Mata Air : Cijantung

Tanah sebagian milik Dengan menjaga tutupan Lokasi : Kp. Krajan 1 Rt

masyarakat dan masih vegetasi disekitar mata air 01/01, Ds, Tanjungsari, Kec.

adanya penebangan phn sampai radius minimal 200 Pondoksalam.

disekitar mata air.

meter.

11. Mata Air : Cisumur

Tanah sebagian milik Dengan menjaga tutupan Lokasi : Kp. Krajan 2 RT

masyarakat dan masih vegetasi disekitar mata air 15/06, Ds. Tanjungsari, Kec.

adanya penebangan phn sampai radius minimal 200 Pondoksalam.

disekitar mata air.

meter.

12. Mata Air : Cicurug

Tanah sebagian milik Dengan menjaga tutupan Lokasi : Kp. Krajan 3 Rt

masyarakat dan masih vegetasi disekitar mata air 14/06, Ds. Tanjungsari, Kec.

penebangan sampai radius minimal 200 Pondoksalam.

adanya

pohon disekitar mata air.

meter.

13. Mata Air : Ciceungir

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Kp. Krajan Rt. 03/02,

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air Ds.

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 Pondoksalam.

Salamjaya,

Kec.

pohon dsekitar mata air.

meter.

14. Mata Air : Cioyi

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Kp. Krajan Rt. 06/02,

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air Ds. Situ, Kec. Pondoksalam.

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 pohon disekitar mata air.

meter.

Debit Air

No. Nama / Lokasi

Permasalahan

Upaya Konservasi

(M3/Detik)

15. Mata Air : Ciwetan

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Kp. Krajan Rt. 06/02,

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air Ds. Situ, Kec. Pondoksalam.

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 pohon disekitar mata air.

meter.

16. Mata Air : Cimenteng

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Kp. Raharja Rt.

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air 01/01, Ds. Raharja, Kec.

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 Wanayasa

pohon disekitar mata air.

meter.

17. Mata Air : Blok Pasarean

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Blok Pasarean, Ds.

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air Sumurugul, Kec. Wanayasa.

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 pohon disekitar mata air.

meter.

18. Mata Air : Cibakom

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Desa Cibuntu, Kec.

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air Wanayasa

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 pohon disekitar mata air.

meter.

19. Mata Air : Cibulakan /

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Cikaligung

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air Lokasi : Blok. Cibulakan RT.;

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 01/01, Ds. Babakan, Kec.

meter. Wanayasa

pohon disekitar mata air.

20. Mata Air : Cek Selong

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Kp. Babakan Rt.

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air 03/02, Ds. Babakan, Kec.

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 Wanayasa

pohon disekitar mata air.

meter.

21. Mata Air : Pakuhaji

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Kp. Ciheulang, Ds.

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air Margaluyu, Kec. Kiarapedes.

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 pohon disekitar mata air.

meter.

22. Mata Air : Ciherang

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Kp. Ciheulang,

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air Ds.

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 Kiarapedes.

Margaluyu,

Kec.

pohon disekitar mata air.

meter.

23. Mata Air : Ciloa

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Blok Cigirang, Kp.

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air Krajan, Ds. Taringgullandeuh,

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 Kec. Kiarapedes.

pohon dsekitar mata air

meter.

24. Mata Air : Cilopang

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Blok Cilopang Rt.

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air 05/02, Ds. Ciracas, Kec.

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 Kiarapedes.

pohon disekitar mata air.

meter.

25. Mata Air : Cigulukguk

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air Parakanceuri,

Lokasi : Blok 11 Kp.

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 Pusakamulya,

Ds.

meter. Kiarapedes.

Kec.

pohon disekitar mata air.

26. Mata Air : Cigirang

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Kp. Gardu Rt. 01, Ds.

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air Gardu, Kec. Kiarapedes.

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 pohon disekitar mata air.

meter.

27. Mata Air : Cikahuripan

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Ds. Kiarapedes, Kec.

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air Kiarapedes.

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 pohon disekitar mata air.

meter.

Debit Air

No. Nama / Lokasi

Permasalahan

Upaya Konservasi

(M3/Detik)

28. Mata Air : Cilegok

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Ds. Kiarapedes,

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air Kec. Kiarapedes.

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 pohon disekitar mata air.

meter.

29. Mata Air : Ciputat

Tanah milik masyarakat Dengan menjaga tutupan Lokasi : Blok Cipeundeuy

adanya vegetasi disekitar mata air RT 03/01, Ds. Ciracas, Kec.

dan

masih

pohon sampai radius minimal 200 Kiarapedes.

penebangan

disekitar mata air.

meter.

30. Mata Air : Cibulakan

Tanah milik masyarakat Dengan menjaga tutupan Lokasi : Blok RT 11/03, Ds.

adanya vegetasi disekitar mata air Ciracas, Kec. Kiarapedes.

pohon sampai radius minimal 200

disekitar mata air.

meter.

31. Mata Air : Pamandian Kuda

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Kp. Gunung bakti

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air (kubang), Ds. Cihanjawar, Kec.

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 Bojong.

pohon disekitar mata air.

meter.

32. Mata Air : Bendungan

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Kp. Gunung bakti

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air (kubang), Ds. Cihanjawar, Kec.

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 Bojong.

pohon disekitar mata air.

meter.

33. Mata Air : Pasir Bubut

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Kp. Pasirbubut, Rt.

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air 01/02, Ds. Sindangpanon, Kec.

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 Bojong.

pohon disekitar mata air.

meter.

34. Mata Air : Darmaga

Tanah milik masyarakat Dengan menjaga tutupan Lokasi : Blok RT. 12, Ds.

adanya vegetasi disekitar mata air Pasanggrahan, Kec. Bojong.

pohon sampai radius minimal 200

disekitar mata air.

meter.

35. Mata Air : Darmaga

Tanah milik masyarakat Dengan menjaga tutupan Lokasi : Blok RT. 12, Ds.

adanya vegetasi disekitar mata air Pasanggrahan, Kec. Bojong.

pohon sampai radius minimal 200

disekitar mata air.

meter.

36. Mata Air : Ciloa

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Ds, Cibening, Kec.

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air Bungursari

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 pohon disekitar mata air.

meter.

37. Mata Air : Gege

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Ds, Parakanlima,

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air Kec. Jatiluhur

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 pohon disekitar mata air.

meter.

38. Mata Air : Pasir ipis

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Ds, Parakanlima,

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air Kec. Jatiluhur

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 pohon disekitar mata air.

meter.

39. Mata Air : Cikembang

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Ds, Sukatani, Kec.

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air Sukatani

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 pohon disekitar mata air.

meter.

40. Mata Air : Pasir Munjul

Tanah sebagian masih Dengan menjaga tutupan Lokasi : Ds, Pasir Munjul,

milik masyarakat dan vegetasi disekitar mata air Kec. Sukatani

masih adanya penebangan sampai radius minimal 200 pohon disekitar mata air.

meter.

Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Purwakarta

Untuk menjaga kualitas lingkungan di perkotaan, Pemerintah Kabupaten Purwakarta menyelenggarakan pelayanan pengelolaan persampahan dan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Jumlah rata-rata produksi sampah perhari di kawasan perkotaan Kabupaten Purwakarta

pada tahun 2014 sebanyak 2.440 m 3 per hari, sedangkan jumlah/volume sampah yang dapat ditangani adalah sebanyak 500 m 3 per hari oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Purwakarta serta sebanyak 132 m 3 /hari diangkut oleh masing-masing kelurahan. Data perkembangan PJU dan penanganan sampah di perkotaan Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.30 dan Tabel 2.31 berikut ini :

Tabel 2.30 Perkembangan Pemasangan PJU di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

1. PJU ( Kabel Listrik )

2. Jumlah Lampu Hias Yang Dibangun 1.753

Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Purwakarta

Tabel 2.31 Penanganan Sampah di Perkotaan Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

NO.

JENIS

SATUAN JUMLAH

1. Volume Produksi Sampah Rata-Rata M ᶾ /Hari 2.440

2. Volume Sampah Yang Dapat diangkut ke TPA M ᶾ /Hari 500 oleh DKP

3. Volume Sampah Yang Dapat diangkut ke TPA M ᶾ /Hari 132 oleh masing-masing kelurahan

Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Purwakarta

h. Kependudukan dan Catatan Sipil

Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai nilai strategis di bidang perencanaan, pengembangan dan penanganan permasalahan pembangunan. Kebijakan kependudukan seharusnya dan seyogyanya digunakan sebagai bahan acuan dalam perencanaan pembangunan dan pengambilan kebijakan. Hal ini lebih kita kenal sebagai konsep pembangunan berwawasan kependudukan. Langkah awal dalam mewujudkan konsep pembangunan berwawasan kependudukan adalah melaksanakan pembangunan di bidang administrasi kependudukan terlebih.

Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta telah memfokuskan pembangunan di sektor kependudukan pada bidang penataan administrasi kependudukan dengan kegiatan percepatan pembangunan database kependudukan, penertiban administrasi kependudukan serta pengembangan dan penerapan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Selaras dengan rencana kerja pemerintah tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta berkomitmen dalam upaya meningkatkan pelaksanaan program penataan administrasi kependudukan. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta sangat menyadari hal tersebut, untuk itu maka variable penduduk dijadikan fokus karena kesadaran bahwa penduduk merupakan bagian integral dalam proses kegiatan pemerintahan dan pembangunan, oleh karenanya penduduk tidak dapat hanya dilihat sebagai obyek, tetapi juga diperlakukan sebagai subyek yang harus dibina dan dikerahkan secara efektif, sehingga benar- benar menjadi modal yang besar dan menguntungkan bagi proses kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Dalam rangka pembinaan dan pengarahan penduduk agar dapat dilaksanakan secara efektif maka diperlukan adanya data penduduk yang valid dan lengkap cakupannya. Melalui output data penduduk yang valid dimana data penduduk yang secara riil menggambarkan kondisi yang sesungguhnya dilapangan. Untuk itu kepemilikan dokumen kependudukan menjadi sesuatu yang harus dilakukan secara sinergi antara pemerintah daerah dan masyarakat. Kebijakan pemerintah daerah pada Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil difokuskan untuk mewujudkan sistem layanan administrasi kependudukan yang cepat, tepat, tertib dan terjangkau diseluruh desa serta kelurahan, yang dijabarkan pada Program Penataan Administrasi Kependudukan. Untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang kependudukan dan catatan sipil dimulai sejak tahun 2010 dan sejalan dengan 3 program strategis nasional yang diawali dengan pemuktahiran data kependudukan tahun 2010, pendistribusian Nomor Induk Kependudukan (NIK), dan Penerapan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP elektronik). Dalam rangka komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan pelayanan publik dibidang kependudukan, Pemerintah Kabupaten Purwakarta tetap memberikan pelayanan prima dan terus memotivasi masyarakat untuk melengkapi diri dengan identitas kependudukan dan akta pencatatan sipil melalui Gempungan di Buruan Urang Lembur dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a) Pelayanan penerbitan KK, KTP, Akta kelahiran tidak dipungut biaya cetak/gratis;

b) Pelayanan keliling ke desa/kelurahan, sekolah SMU/SMK. Disamping itu dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang

administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta sejak tahun 2010 telah melakukan upaya yang sejalan dengan 3 program strategis nasional diantaranya pemuktahiran data penduduk, pendistribusian surat pemberitahuan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan penerapan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP). Adapun jumlah penerbitan dokumen dan cakupan kepemilikan dokumen kependudukan di Kabupaten Purwakarta tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 2.32 berikut ini :

Tabel 2.32 Jumlah Penerbitan Dokumen dan Capaian Kepemilikan

Dokumen Kependudukan (KTP, Akta, KK) Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

Jumlah No.

Jenis

2013 2014

1. Kartu Tanda Penduduk/ Elektronik yang diterbitkan 538.661 549.800

2. Jumlah Kartu Keluarga yang diterbitkan 73.097 86.032

3. Jumlah Kartu Kelahiran yang diterbitkan 29.870 29.709

4. Jumlah Akta Kematian yang diterbitkan 1.233 1.118

5. Jumlah Akta Perkawinan yang diterbitkan

38 36

6. Jumlah Akta Perceraian yang diterbitkan

7. Jumlah SKTT yang diterbitkan 540 547

8. Jumlah KIK WNA yang diterbitkan

71 45

9. Jumlah SK Pindah yang diterbitkan 4.407 5.148

10. Jumlah SK Datang yang diterbitkan 5.227 7.019

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta

Berdasarkan data di atas, dapat dijelaskan bahwa penerbitan dokumen kependudukan pada tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang meliputi Kartu Tanda Penduduk (KTP) meningkat 11.139 kartu atau 2,07%; Kartu Keluarga (KK) meningkat sebanyak 12.935 atau 17,70%; Akta Kelahiran menurun sebanyak 161 akta; Akta Kematian mengalami penurunan sebanyak 115 akte; Akta Perkawinan mengalami penurunan sebanyak 2 akta; Akta Perceraian mengalami peningkatan sebanyak 1 akta; SKTT mengalami peningkatan sebanyak 7 surat keterangan; KIK WNA mengalami penurunan sebanyak 26 KIK; Surat Keterangan Pindah mengalami peningkatan sebanyak 741 SK; dan Surat Keterangan Datang mengalami peningkatan sebesar 1.792 lembar.

i. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak merupakan komitmen nasional sebagai bagian integral dari pembangunan sumber daya manusia, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status, posisi, dan kondisi perempuan agar dapat mencapai kemajuan yang setara dengan laki-laki. Peningkatan pemberdayaan peranan perempuan dalam pembangunan bangsa pada hakikatnya adalah upaya meningkatkan kualitas SDM dalam peranannya terhadap pembangunan bangsa dengan tidak membedakan gender maupun status sosial dan budaya di masyarakat. Seiring dengan hal tersebut, peningkatan peranan perempuan dalam pembangunan tidak lepas dari tugas pokoknya sebagai seorang ibu yang harus selalu senantiasa hadir dan memberikan pendidikan dan perlindungan kepada anak-anaknya dari pengaruh gangguan atau bahaya luar yang bersifat negatif yang dapat merugikan masa depan anak. Pembangunan pemberdayaan perempuan melalui program dan kegiatan yang sifatnya peningkatan informasi dan keterampilan perempuan, akan senantiasa berbanding lurus dengan upaya peningkatan kesejahteraan

keluarga, kesehatan keluarga dan perlindungan anak itu sendiri. Pembangunan kesejahteraan rakyat harus senantiasa memperhatikan bahwa setiap warga negara berhak atas taraf kesejahteraan yang layak serta berkewajiban ikut serta dalam upaya mewujudkan kemakmuran rakyat. Kebijakan urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kabupaten Purwakarta bertujuan untuk Mewujudkan Pembangunan Berbasis Religi dan Kearifan Lokal Yang Berorientasi Pada Upaya Peningkatan Derajat Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Masyarakat; dengan sasaran Meningkatnya Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan, Anak dan Remaja; melalui strategi Meningkatkan Pemahaman Akan Pentingnya Kesetaraan Gender dan Perlindungan Bagi Perempuan Terhadap Berbagai Tindak Kekerasan; dengan arah kebijakan Memberdayakan dan Membuka Akses Perempuan, Anak dan Remaja Dalam Partisipasi Pembangunan Daerah. Berdasarkan data dari Badan Keluarga Berencana dan Perlindungan Ibu dan Anak Kabupaten Purwakarta terdapat 73 kelompok PIK/PIR dari 60 kelompok PIK/PIR yang ditargetkan atau 122 % dari target yang telah ditetapkan; 95 Kasus Kekerasan terhadap perempuan dan anak yang telah tertangani, 745 kelompok bina keluarga balita (BKB) dari 745 kelompok yang ditargetkan atau 100 % dari target yang telah ditetapkan; 1113 jumlah kader tenaga pendamping kelompok bina keluarga dari 1113 kader yang ditargetkan atau 100 % dari target yang ditetapkan; pembinaan 10 Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), 102 kelompok Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dan 17.120 kelompok binaan PKK yang tersebar di 17 kecamatan. Besaran data tersebut dari tahun ke tahun di atas dapat dikatakan tidak mengalami perubahan yang signifikan.

j. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga berencana oleh pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang. Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur sangat lama yaitu pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan angka kelahiran yang bermakna. Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya sejatinya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. Upaya Pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam peningkatan capaian pembangunan bidang urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera adalah Mewujudkan Pembangunan Berbasis Religi dan Kearifan Lokal Yang Berorientasi pada

Upaya Peningkatan Derajat Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Masyarakat; dengan sasaran Meningkatnya Keluarga Berencana dalam Pengendalian Pertumbuhan Penduduk; melalui strategi Meningkatkan Akses dan Kualitas Pelayanan Keluarga Berencana; dengan arah kebijakan yaitu Mengintensifkan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Penggunaan Alat Kontrasepsi bagi Pasangan Usia Subur. Dalam upaya peningkatan capaian pembangunan dibidang Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, Badan Keluarga Berencana dan Perlindungan Ibu dan Anak Kabupaten Purwakarta sebagai OPD teknis melaksanakan beberapa program strategis dalam pencapaian pembangunan tersebut, diantaranya yaitu Program Keluarga Berencana; Program Kesehatan Reproduksi Remaja; Program Pelayanan Kontrasepsi; Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam Pelayanan KB/KR Yang Mandiri; Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba PMS Termasuk HIV/AIDS; Program Pengembangan Bahan Informasi tentang Pengasuhan dan Pembinaan Tumbuh Kembang Anak; dan Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga. Berdasarkan data dari Badan Keluarga Berencana, Perlindungan Ibu dan Anak Kabupaten Purwakarta, jumlah Peserta KB Aktif pada Tahun 2014 sebanyak 163.203 orang dan jumlah peserta KB Mandiri sebanyak 83.625 orang. Capaian akseptor KB di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014 dapat di lihat dari jenis alat kontrasepsi KB yang digunakan, diantaranya adalah jumlah pengguna IUD sebanyak 17.839 orang, jumlah pengguna Implant sebanyak 9.824 orang, jumlah pengguna suntik sebanyak 85.049 orang, jumlah pengguna PIL sebanyak 42.542 orang, Jumlah pengguna Lainnya sebanyak 7.949 orang. Apabila dibandingkan dengan capaian akseptor KB Tahun 2013, pada tahun 2014 terjadi penurunan jumlah akseptor KB dari jenis Pil, tetapi dari jenis IUD, Implant, Suntik dan Lainnya terjadi peningkatan akseptor dibanding Tahun 2013. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.33 berikut ini :

Tabel 2.33 Capaian Akseptor KB di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

TAHUN NO.

Sumber : Badan Keluarga Berencana, Perlindungan Iibu dan Anak Kabupaten Purwakarta

k. Sosial

Pembangunan kesejahteraan sosial menjadi bagian integral dari pembangunan sosial dan merupakan upaya peningkatan kualitas kesejahteraan sosial perorangan, kelompok dan

masyarakat yang memiliki harkat dan martabat, di mana setiap orang mampu mengambil peran dan menjalankan fungsinya dalam kehidupan (Balatbangsos, 2003). Pada intinya pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan pada tercapainya kondisi keberfungsian sosial yaitu kemampuan seseorang untuk melaksanakan peran, fungsi dan tugas sebagaimana yang diharapkan, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya serta kemampuan untuk memecahkan persoalan hidup dan mampu bertahan dalam menghadapi goncangan. Kebijakan pembangunan urusan sosial di Kabupaten Purwakarta diarahkan pada upaya Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan dan SDM Dalam Pelayanan Kesejahteraan Sosial dengan strategi Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan dan SDM Dalam Pelayanan Kesejahteraan Sosial. Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam 5 tahun kedepan adalah Mengembangkan Pembangunan Berbasis Kearifan Lokal Yang Bernilai Religiusitas, Berorientasi pada Keunggulan Pendidikan, Kesehatan, Kesejahteraan Sosial dan Pemerataan Ekonomi yang Berkeadilan bagi Seluruh Masyarakat. Data perkembangan kondisi penyandang masalah sosial di Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.34 berikut ini :

Tabel 2.34 Perkembangan Kondisi Penyandang Masalah Sosial di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

1. Anak Bermasalah Sosial/ Memerlukan Perlakuan Khusus

2. Anak Balita Terlantar 125

3. Anak Terlantar 1.415

4. Anak Berhadapan Dengan Hukum

5. Anak Bermasalah Sosial Psikologis (Disable/DAK)

6. Anak Jalanan

7. Wanita Rawan Sosial Ekonomi 745

8. Wanita Tuna Susila 142

9. Lansia Terlantar 7.345

10. Nomaden

11. Korban Tindak Kekerasan

12. Gelandangan

13. Penyandang Cacat (Disabilitas) 2.467

14. Waria 161

15. Penyandang Cacat Eks Penyakit Kronis 161

16. Bekas Warga Binaan LK

17. Korban Penyalahgunaan NAPZA

18. Keluarga Fakir Miskin 41.145

19. Rumah Tidak Layak Huni 17.465

20. Keluarga Bermasalah Sosial Phsikologis

21. Masyarakat Tinggal Pada Daerah Rawan Bencana

22. Korban Bencana Alam 152

23. Pekerja Migran Bermasalah

24. Orang Dengan HIV/AIDS

Sumber : Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Purwakarta

Sementara itu Data Hasil Pembangunan Urusan Sosial Pada Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.35 berikut ini :

Tabel 2.35 Data Hasil Pembangunan Urusan Sosial Pada Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi Tahun 2014

1. Jumlah Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK,

97 orang PSK Narkoba dan Penyandang Penyakit Sosial Lainnya) Yang Dibina dan Diberdayakan (Orang)

2. Jumlah Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial 201

3. Jumlah Anak Terlantar Yang Dibina (Orang)

63 orang

4. Banyaknya Upaya Pembinaan Terhadap Para Penyandang Cacat

40 orang dan Trauma (Orang)

5. Jumlah Lembaga Kesejahteraan Sosial (Yayasan)

44 LKS

6. Jumlah Fakir Miskin dan Penyandang Masalah Kesejahteraan 242 fakir miskin Sosial Lainnya Yang Diberdayakan (Orang)

7. Jumlah Peserta Pelatihan Peningkatan Kualitas dan Produktivitas 216 orang Tenaga Kerja

8. Penyelesaian Perselisihan Antara Buruh dan Pengusaha

49 kasus

Sumber : Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Purwakarta

Berdasarkan data capaian kinerja tahun 2014 pada Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi tercatat, jumlah eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, Narkoba dan penyandang penyakit sosial lainnya) yang dibina dan diberdayakan sebanyak 97 orang PSK; jumlah pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial sebanyak 201 orang; jumlah anak terlantar yang dibina sebanyak 63 orang; banyaknya upaya pembinaan terhadap para penyandang cacat cacat dan trauma sebanyak 40 orang; jumlah lembaga kesejahteraan social (yayasan) sebanyak 44 LKS; jumlah fakir miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya yang diberdayakan sebanyak 242 fakir miskin; jumlah peserta pelatihan peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja sebanyak 216 orang; dan penyelesaian perselisihan antara buruh dan pengusaha sebanyak 49 kasus. Data Capaian Pembangunan Pada Bagian Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.36 berikut ini :

Tabel 2.36

Data Capaian Pembangunan Pada Bagian Kesra dan Kemasyarakatan Sekretariat Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

1. Jumlah Penerima Santunan/Bantuan Kejadian Bencana Alam Puting

8 Beliung (KK) Nilai Santunan Kejadian Bencana Alam Puting Beliung

Rp65.000.000,00

2. Jumlah Penerima Santunan/ Bantuan Kejadian Bencana Rumah

12 Runtuh/ Ambruk/ Roboh (KK) Nilai Santunan Kejadian Bencana Rumah Runtuh/ Ambruk/ Roboh

Rp114.000.000,00

3. Jumlah Penerima Santunan/ Bantuan Kejadian Bencana Kebakaran

14 (KK) Nilai Santunan Kejadian Bencana Kebakaran

Rp138.000.000,00

4 Jumlah Penerima Santunan Kejadian Bencana Tanah Longsor (KK/

9 Panitia Penangangan Bencana) Nilai Santunan Kejadian Bencana Tanah Longsor

Rp1.760.000.000,00

5 Jumlah Penerima Bantuan Sosial Rutilahu/ Tidak Punya Rumah (KK)

22 Nilai Penerima Hibah Rutilahu (KK)

Rp230.000.000,00

Sumber : Bagian Kesra dan Kemasyarakatan Setda Kabupaten Purwakarta

l. Ketenagakerjaan

Penanganan urusan ketenagakerjaan tidak hanya sebatas pada ketersediaan lapangan kerja, kesejahteraan, pelatihan dan pembinaan tenaga kerja saja namun penanganan penyelesaian masalah-masalah ketenagakerjaan pun menjadi tanggung jawab pemerintah. Kebijakan pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam upaya peningkatan capaian pembangunan dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan dilaksanakan dengan bertujuan Mewujudkan Pembangunan Berbasis Religi dan Kearifan Lokal yang Berorientasi pada Upaya Peningkatan Derajat Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Masyarakat; dengan sasaran Meningkatnya Kualitas dan Iklim Ketenagakerjaan; dan dilakukan melalui strategi Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja; dengan arah kebijakan Menciptakan Tenaga Kerja Yang Terampil Sesuai Dengan Kebutuhan Pasar, dan Fasilitasi Penyelesaian Masalah-Masalah Ketenagakerjaan. Dalam upaya peningkatan capaian pembangunan dibidang Urusan Ketenagakerjaan, Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Purwakarta sebagai OPD teknis melaksanakan beberapa program strategis dalam pencapaian pembangunan tersebut, diantaranya yaitu Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja; Program Peningkatan Kesempatan Kerja; dan Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan. Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Purwakarta bahwa jumlah pencari kerja yang terdaftar selama tahun 2014 sebanyak 18.632 orang yang terdiri dari 1.515 orang yang berpendidikan SD dan Sederajat, 5.150 orang SLTP, 1.0775 orang SLTA, 451 orang Diploma, dan 741 orang berpendidikan Sarjana. Sedangkan jumlah kesempatan kerja yang ada pada tahun 2014 sebanyak 1.444 orang, sehingga jumlah Angkatan

Kerja tahun 2014 tercatat sebanyak 20.076 orang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.37 dibawah ini :

Tabel 2.37

Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

No.

Tingkat Pendidikan

Jumlah

1. SD dan Sederajat 1,515

Sumber : Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Purwakarta

Dalam rangka menciptakan kesempatan kerja berbagai kebijakan yang mendorong peningkatan iklim investasi termasuk iklim ketenagakerjaan terus diperbaiki. Jumlah pengangguran terbuka yang masih relatif tinggi tidak dapat diatasi melalui program-program ad hoc. Salah satu yang dilakukan adalah mendorong investasi agar dapat memberikan kesempatan kerja seluas-luasnya bagi para pencari kerja.

m. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. (Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, pasal 2). Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro. (Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM, Pasal 1 ayat 1). Adapun Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut (Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM Pasal 6 ayat 1) : Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil. (Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM, pasal 1 ayat 2).

Adapun Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut (Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM, pasal 6 ayat 2) : Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan yang memenuhi kriteria Usaha Menengah. (Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM, Pasal 1 ayat 3). Adapun Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut (Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM, Pasal 6 ayat 3) : Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. (Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM, Pasal 3). Kewenangan Pemerintah untuk Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014 menjadi kewenangan dari Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan. Dalam upaya untuk melaksanakan kewenangan terebut Dinas Operasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purwakarta, teleh metetapkan arah kebijakan pembangunan bidang koperasi dan UMKM. Kebijakan tersebut adalah mewujudkan koperasi yang sehat dan UMKM yang tangguh. Indikator keberhasilan kebijakan ini adalah jumlah koperasi yang memenuhi kriteria koperasi sehat sebanyak 5%, jumlah pelaku UMKM binaan yang menjadi wiraswasta yang profesional sebanyak 25 UMKM, dan jumlah UMKM yang difasilitasi untuk mendapat kredit perbankan dan non perbankan sebanyak 60 UMKM.

n. Penanaman Modal

Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. Penanaman Modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanaman modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Penanaman Modal luar negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanaman modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. Penanaman Modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanaman modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Penanaman Modal luar negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanaman modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang

a) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;

b) Menciptakan lapangan kerja;

c) Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan;

d) Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional;

e) Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional;

f) Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan;

g) Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri; dan

h) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan pemerintah dalam Urusan Penanaman Modal ditujukan untuk mendorong terciptanya iklim usaha nasional yang kondusif bagi penanaman modal, untuk penguatan daya saing perekonomian nasional, dan mempercepat peningkatan penanaman modal. Dalam menetapkan kebijakan ini pemerintah (Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, pasal 4 ayat 1 dan ayat 2) :

a) Memberi perlakuan yang sama bagi penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional;

b) Menjamin hukum, kepastian berusaha dan keamanan berusaha bagi penanam modal sejak proses pengurusan perijinan sampai dengan berakhirnya kegiatan penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

c) Membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan kepada usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi.

Kewenangan Pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam urusan penanaman modal dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) yang dibentuk melalui Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 11 Tahun 2007. Adapun kebijakan daerah terkait Penanaman Modal adalah meningkatnya pertumbuhan investasi PMA dan PMDN, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

a) Meningkatnya Nilai Realisasi Investasi PMA dan PMDN;

b) Meningkatnya Pelayanan Administrasi Perijinan; dan

c) Mengikuti Pameran Investasi Dalam Negeri.

BPMPTSP Kabupaten Purwakarta melaksanakan pemberian pelayanan di bidang penanaman modal, perizinan dan non perizinan secara terpadu sesuai dengan kewenangan yang telah dilimpahkan Bupati. Dari 52 ijin yang dikelola oleh BPMPTSP pada tahun 2014, BPMPTSP telah mengeluarkan perizinan dan non-perizinan sebanyak 6.252 izin dari 36 jenis perizinan/non- perijinan dengan jumlah retribusi sebesar Rp27.325.963.850,00 (dua puluh tujuh milyar tiga ratus dua puluh lima juta sembilan ratus enam puluh tiga ribu delapan ratus lima puluh rupiah). Bila dibandingkan dengan tahun 2013, telah terjadi peningkatan retribusi perijinan/non perijinan. Dimana pada tahun 2013 BPMTPSP mengeluarkan perizinan dan non-perizinan sebanyak 8.052 izin dari 37 jenis perizinan/non-perijinan dengan jumlah retribusi sebesar Rp 20.479.418.668,00 (dua puluh milyar empat ratus tujuh puluh sembilan juta empat ratus delapan belas ribu enam ratus enam puluh delapan rupiah). Data jumlah ijin dan realisasi retribusi ijin dan non perijinan Kabupaten Purwakarta Tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.38 berikut ini :

Tabel 2.38 Jumlah Ijin dan Realisasi Retribusi Ijin dan Non Perijinan Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

JENIS PERIJINAN/ JUMLAH RETRIBUSI NO.

JUMLAH IJIN

NON-PERIJINAN (Rp,00)

2. IJIN PRINSIP

3. PERSETUJUAN PRINSIP

4. IJIN LOKASI

5. SP3F

6. SKFPL/IPPT

20. SIPA (ABT)

26. SIUP – KP

27. SIUP – PI

28. IUKS

29. IUKU

30. IUPTL

JUMLAH RETRIBUSI NO.

JENIS PERIJINAN/

JUMLAH IJIN

34. SIPA/ANGKUTAN/IUA

39. BPU / IZIN KLINIK

28 1.036.000

40. IZIN APOTEK

42. IZIN LAB

43. KATERING/IPLPS

44. SIBBW/SIBJK

Sumber : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Purwakarta

Tabel 2.39

Jumlah Ijin dan Realisasi Retribusi Ijin dan Non Perijinan

Kabupaten Purwakarta Tahun 2012-2014 JUMLAH

JUMLAH RETRIBUSI NO.

Sumber : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Purwakarta

o. Kebudayaan

Budaya dalam sebuah bangsa selalu identik dengan keragaman kesenian yang dimiliki, budaya sebuah bangsa dapat berupa sesuatu yang khas dan dapat mencerminkan identitas bangsa tidak terbatas pada keragaman keseniannya saja. Kebudayaan bangsa Indonesia yang sering disebut dengan budaya nasional erat kaitannya dengan kepribadian bangsa. Dengan demikian kebudayaan khas Indonesia disertai dengan karakter yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Kebudayaan juga merupakan salah satu unsur penting yang dapat mempengaruhi kebijakan- kebijakan strategis yang akan diambil. Pelestarian budaya daerah harus mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah mengingat seni budaya daerah semakin tergerus oleh seni budaya barat dan modern yang dianggap lebih maju, gaul dan tidak kuno. Kebudayaan daerah harus terus dipertahankan dan dipelihara guna mempertahankan nilai-nilai luhur budaya bangsa guna menghadirkan karakteristik budaya daerah dan kearifan lokal pada tiap indrividu di daerah masing-masing.

Dalam penanganan dan pengelolaan urusan kebudayaan di daerah, pemerintah daerah lebih menitikberatkan pada pelestarian dan pengembangan situs sejarah dan seni budaya daerah agar tetap hidup dan terpelihara sebagai ciri khas budaya daerah dan menjadi ragam kekayaan budaya nasional. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Purwakarta terkait dengan pelaksanaan urusan bidang kebudayaan diarahkan pada upaya peningkatan capaian pembangunan yang bertujuan untuk Mewujudkan Pembangunan Berbasis Religi dan Kearifan Lokal (local wisdom) yang Berorientasi pada Upaya Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan; dengan sasaran strategisnya Meningkatnya Apresiasi Masyarakat Terhadap Budaya Daerah dan Berkembangnya Nilai-Nilai Tradisi dan Budaya dan Kearifan Lokal (local genius); dan strategi yang dilakukan adalah Mengembangkan Nilai-Nilai Budaya dan Kearifan Lokal; dengan arah kebijakan Mengembangkan Nilai-Nilai Budaya Lokal dan Situs Sejarah. Dalam upaya peningkatan capaian pembangunan dibidang Urusan Kebudayaan tersebut, Dinas Perhubungan, Kebudayaan, Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Kabupaten Purwakarta sebagai OPD teknis melaksanakan beberapa program strategis dalam pencapaian pembangunan tersebut, diantaranya yaitu Program Pengembangan Nilai Budaya; Program Pengelolaan Keragaman Budaya; Program Pengelolaan Kekayaan Budaya; dan Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya.

p. Kepemudaan dan Olahraga

Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan menyebutkan bahwa untuk membangun pemuda diperlukan pelayanan kepemudaan dalam dimensi pembangunan di segala bidang kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara berdasar Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. Dalam undang-undang itu pula mengamanatkan pemerintah dan pemerintah daerah bertanggungjawab melaksanakan penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan potensi pemuda berdasarkan kewenangan dan tanggungjawabnya sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah masing-masing. Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga melalui penetapan kebijakan, penataran/pelatihan, koordinasi, konsultasi, komunikasi, penyuluhan, pembimbingan, pemasyarakatan, perintisan, penelitian, uji coba, kompetisi, bantuan, pemudahan, perizinan, dan pengawasan. Ruang lingkup pembangunan olahraga adalah olahraga pendidikan, rekreasi dan prestasi. Pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan dan diarahkan sebagai satu kesatuan yang sistemis dan berkesinambungan dengan sistem pendidikan nasional, melalui proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru olahraga yang berkualifikasi serta didukung prasarana dan sarana olahraga yang memadai, sedangkan pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dan diarahkan untuk mencapai prestasi olahraga pada tingkat daerah, nasional, dan internasional. Olahraga tradisional sebagai bagian dari pembinaan olahraga rekreasi merupakan satu dari sejumlah aset budaya bangsa yang harus dipertahankan. Olahraga tradisional merupakan permainan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan telah diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Purwakarta pada

Urusan Kepemudaan dan Olahraga berdasarkan RPJMD 2013-2018 yaitu dengan tujuan Mewujudkan Pembangunan Berbasis Religi dan Kearifan Lokal (local wisdom) yang berorientasi pada upaya peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan, untuk mencapai sasaran berkembangnya potensi generasi muda dan prestasi keolahragaan, dengan strategi mengembangkan potensi dan peran serta pemuda dalam pembangunan, melalui arah kebijakan antara lain mengembangkan potensi dan peran serta pemuda dalam pembangunan serta mengembangkan potensi dan prestasi olahraga. Arah kebijakan umum dan program pembangunan Urusan Kepemudaan dan Olahraga yaitu: Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan, Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga, Program Pembinaan Kepemudaan, Keolahragaan dan Keagamaan. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, hingga tahun 2014 Kabupaten Purwakarta tercatat memiliki 58 organisasi kepemudaan, 15 kegiatan pembinaan kepemudaan dan 11 kegiatan pembinaan/ kompetisi olahraga. Adapun prasarana olahraga yang direvitalisasi/dibangun adalah Penataan dan rehabilitasi GOR Purnawarman, dengan hasil pelaksanaan kegiatan tersebut adalah terlaksananya pembangunan GOR Purnawarman, GOR Purnawarman seluas 10.000 m2; dan kegiatan lanjutan Pembangunan GOR Gunung Cupu (Tahap III).

q. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri di Kabupaten Purwakarta bisa dikatakan berhasil dan cukup kondusif, hal ini tercermin dari pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bupati/Wakil Bupati Purwakarta, Pilkada Gubernur/Wakil Gubernur Jawa Barat dan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades), dimana dalam penyelenggaraan pemilihan tersebut tidak terjadi hal-hal yang dapat berpotensi mengancam keamanan, ketentraman dan ketertiban umum. Walaupun suasana politik pada waktu Pilkada Bupati/Wakil Bupati Purwakarta terasa cukup panas, namun cukup terkendali dan kondusif berkat langkah-langkah antisipatif dan persuasif dari semua pihak, karena masyarakat Purwakarta sudah mulai bisa menilai dan belajar mengenai cara berpolitik yang sehat dan damai tanpa harus mengedepanka negoisme dan emosionalisme semata. Program Pendidikan Politik Masyarakat diharapkan bisa memberikan kesadaran dan pembinaan politik kepada masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan sehingga dapat meminimalisir tindakan anarkis dan potensi kericuhan yang mengancam ketentraman dan ketertiban umum. Upaya-upaya Pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam menjaga kondusifitas ketentraman dan ketertiban umum adalah dengan menitik beratkan pada pengamanan dan pertahanan sipil di desa-desa/kelurahan dalam menjaga ketentraman dan ketertiban umum di setiap lingkungan desa/kelurahan. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di desa dan kelurahan mulai dioptimalkan dan diefektifkan kinerja dan tugas pokok dan fungsinya sebagai petugas keamanan. Bahkan dalam rangka memelihara kebersihan lingkungan pun, sebagian petugas Linmas diberdayakan sebagai Petugas Linmas berbasis K-3.

Dalam upaya penataan dan penertiban pedagang kaki lima, penertiban pekerja seks komersial, gelandangan, pengemis dan anak jalanan, Satuan Polisi Pamong Praja pada tahun 2014 telah menggelar beberapa kali operasi penertiban baik operasi mandiri maupun operasi gabungan dengan TNI/Polri. Operasi penertiban yang dilakukan bukan semata-mata sebagai pelaksanaan penegakan Peratuan Daerah saja, tetapi memberikan pembelajaran dan pendidikan kepada masyarakat terkait dengan kebersihan dan kenyamanan penggunaan tempat-tempat umum serta potensi bahaya yang timbul akibat perbuatan yang dilakukannya. Dalam peranannya menjaga ketentraman dan ketertiban umum, termasuk menjaga pengamanan para pengunjuk rasa, pengamanan di hari besar nasional, pengamanan di Hari Jadi Purwakarta dan pengamanan pada acara-acara atau kegiatan-kegiatan tertentu, tentunya harus didukung dan ditunjang oleh keberadaan dan jumlah personil yang memadai sebagai barisan terdepan dalam pengamanan ketentraman dan ketertiban umum serta dalam penjagaan pejabat publik dan penjagaan asset pembangunan daerah. Perkembangan jumlah anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.40 berikut ini :

Tabel 2.40

Perkembangan Jumlah Anggota Satuan Polisi Pamong Praja

Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

TAHUN NO.

2. CPNS - -

3. PTT

33 37

4. Tenaga Harian Lepas (THL)

Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Purwakarta

Berdasarkan data tahun 2014 pada Kantor Polisi Pamong Praja, anggota satlinmas Kabupaten Purwakarta berjumlah 2.880, frekuensi penanganan Kantribmas sebanyak 112 kali, frekuensi pengendalian kantribmas sebanyak 13 kali, frekuensi penertiban kantribmas sebanyak 22, penertiban pekerja seks komersial sebanyak 20 kali, penertiban gelandangan 10 kali, penertiban pengemis sebanyak 10 kali, penertiban anak jalanan sebanyak 10 kali, penertiban anak yang tertangkap tangan sebanyak 10 kali, penertiban pedagang kaki lima sebanyak 13 kali, dan jumlah pelanggaran Perda sebanyak 94 kali.

r. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Otonomi daerah dapat diartikan sebagai hak, wewenang, dan

kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan. Pemerintah daerah, dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintah daerah lainnya. Hubungan tersebut meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya yang dilaksanakan secara adil dan selaras. Hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan antar susunan pemerintahan. Urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, kepegawaiandan persandian diselenggarakan untuk mewujudkan kepentingan nasional, tujuan nasional dan good governance, maka salah satu fungsi pemerintahan yang perlu diterapkan secara utuh adalah penyelenggaraan pemerintahan umum sebagai suatu sistem pemerintahan negara yang dilakukan secara terpadu dan terintegrasi oleh suatu perangkat pemerintahan yang memiliki kewenangan secara terpusat, baik dalam masalah kebijakan maupun dalam pelaksanaannya. Sedangkan tugas dan kewajiban pemerintah adalah membuat regulasi tentang pelayanan umum, pengembangan sumber daya produktif, melindungi ketentraman dan ketertiban masyarakat, pelestarian nilai-nilai sosio-kultural, kesatuan dan persatuan nasional, pengembangan kehidupan demokrasi, pencapaian keadilan dan pemerataan, penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan, mendukung pembangunan nasional dan mengembangkan kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat berdasarkan Pancasila. Dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, pemerintah daerah dituntut untuk melakukan penataan kembali baik kelembagaan maupun sumber daya manusianya (SDM) sehingga akan terjadi suatu pemerintahan yang ramping struktur kaya fungsi. Ada dua hal penting yang harus mendapatkan perhatian, yaitu Pertama, menentukan arah kebijakan prioritas bidang pemantapan desentralisasi, peningkatan kualitas hubungan pusat daerah, dan antar-daerah dan pemerintahan daerah provinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/ kota, meningkatkan kerja sama daerah, serta meningkatkan pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah. Arah kebijakan pembangunan tersebut merupakan pedoman bagi penyusunan berbagai strategi pembangunan. Kedua, menentukan arah kebijakan peningkatan kapasitas pemerintahan daerah dengan membentuk pemerintah daerah yang mampu memberikan pelayanan publik yang berkualitas, mendorong terbentuknya organisasi perangkat daerah yang efisien dan efektif, serta memiliki kemampuan keuangan yang tinggi dan akuntabel sesuai dengan prinsip penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik. Kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Purwakarta pada Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian diarahkan pada upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas kelembagaan pemerintah daerah; meningkatkan kapasitas pengelolaan sumberdaya aparatur

pemerintah daerah yang profesional dan kompeten; meningkatkan efektivitas dan optimalisasi sumber-sumber penerimaan daerah yang berkeadilan termasuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi kegiatan dunia usaha dan investasi, guna merealisasikan kebijakan tersebut diatas diwujudkan diantaranya melalui program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan Kabupaten/Kota, penataan peraturan perundang-undangan, pengembangan wilayah perbatasan, peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah, peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH, pembinaan dan pengembangan aparatur. Dalam upaya meningkatkan kualitas aparatur yang handal di bidangnya telah dilaksanakan kegiatan pengelolaan ujian nasional keahlian pengadaan barang/jasa melalui 2 kali pelaksanaan ujian barang/jasa, serta sosialisasi proses pemilihan penyedia barang/jasa kepada 100 orang peserta dan sosialisasi sistem informasi pembangunan kepada 80 orang peserta. Data paket pelelangan yang dilaksanakan oleh Pusat Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Purwakarta Tahun 2014 melalui LPSE Purwakarta secara elektronik, dapat dilihat pada Tabel 2.41 berikut ini :

Tabel 2.41 Paket Pelelangan Yang Dilaksanakan Oleh Pusat Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

1. Pegawai Yang Bersertifikat Pengadaan Barang/Jasa 120 orang Yang Masih Aktif

2. Paket Yang Dilelangkan (257 paket) yang terdiri dari :

a. Pengadaan Barang

41 Paket (17,45%)

b. Pekerjaan Konstruksi 142 Paket (60,43%)

c. Jasa Konsultansi

45 Paket (19,15%)

d. Jasa Lainnya

7 Paket (2,98%)

3. Pagu Anggaran yang Dilelangkan Rp263.231.771.122,00

4. HPS yang dilelangkan Rp260.022.630.237,00

5. Kontrak Rp250.081.127.722,00

6. Sisa Tender Rp12.663.133.400,00

Sumber : Bagian Pembangunan Setda Kabupaten Purwakarta

Dalam rangka mewujudkan masyarakat dan aparat yang tertib hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan maka disusun dan dibentuklah produk hukum, pembentukan produk hukum daerah sebagai tindak lanjut peraturan perundang-undangan dan dalam rangka mengakomodasi kebutuhan perkembangan sosial kemasyarakatan. Maksud perumusan produk hukum daerah adalah untuk memberikan kepastian hukum bagi masyarakat dan aparat dalam kerangka penyelenggaraan pemerintahan. Upaya sosialisasi produk hukum senantiasa dilakukan agar masyarakat mengetahui dan memahami regulasi yang berlaku, untuk mewujudkan hal tersebut maka Kabupaten Purwakarta tercatat telah menetapkan dan menerbitkan Peraturan Daerah sebanyak 5 Perda, 154 Perbup, 974 Kepbup, 30 Nota Kesepakatan/Perjanjian Kerjasama dengan Dalam rangka mewujudkan masyarakat dan aparat yang tertib hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan maka disusun dan dibentuklah produk hukum, pembentukan produk hukum daerah sebagai tindak lanjut peraturan perundang-undangan dan dalam rangka mengakomodasi kebutuhan perkembangan sosial kemasyarakatan. Maksud perumusan produk hukum daerah adalah untuk memberikan kepastian hukum bagi masyarakat dan aparat dalam kerangka penyelenggaraan pemerintahan. Upaya sosialisasi produk hukum senantiasa dilakukan agar masyarakat mengetahui dan memahami regulasi yang berlaku, untuk mewujudkan hal tersebut maka Kabupaten Purwakarta tercatat telah menetapkan dan menerbitkan Peraturan Daerah sebanyak 5 Perda, 154 Perbup, 974 Kepbup, 30 Nota Kesepakatan/Perjanjian Kerjasama dengan

Tabel 2.42

Jumlah Produk Hukum Daerah yang Diterbitkan Tahun 2014

1. Peraturan Daerah

2. Peraturan Bupati 154

3. Keputusan Bupati 974

4. Nota Kesepakatan/ Perjanjian Kerjasama dengan

30 Pihak Ketiga

Sumber : Bagian Hukum Setda Kabupaten Purwakarta

Sementara itu, dalam rangka penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Purwakarta, selama kurun waktu 2014, telah direalisasikan penyaluran Raskin sebanyak 8.695.530 kg dengan rincian seperti terlihat pada Tabel 2.43 berikut ini :

Tabel 2.43

Data Penyaluran Raskin di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

Alokasi

Beras Yang No.

(Kg/RTS-PM/Bln)

Sumber : Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Purwakarta

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut Sekretariat DPRD Kabupaten/Kota merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD Kabupaten/Kota, dipimpin oleh seorang Sekretaris yang bertanggung jawab kepada Pimpinan DPRD dan secara administratif dibina oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/ Kota. Sekretariat DPRD Kabupaten/Kota mempunyai tugas pokok dan fungsi Sekretariat DPRD, yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DRPD menerangkan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan wewenang DPRD dibentuk Sekretariat DPRD yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah; dan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pasal 4 menerangkan Sekretariat Dewan Perwakilan yang selanjutnya disebut Sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD, sedangkan Sekretariat DPRD Kabupaten Purwakarta dibentuk melalui Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Pasal 4 menerangkan Sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD secara teknis operasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris

Daerah. Untuk lebih jelasnya capaian kinerja program dan kegiatan pada Sekretariat DPRD, dapat dilihat pada Tabel 2.44 berikut ini :

Tabel 2.44

Capaian Kinerja OPD Sekretariat DPRD Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

1. Keputusan DPRD

2. Keputusan Pimpinan DPRD

3. Keputusan Bersama

4. Peraturan Daerah

35

Jumlah

Sumber : Sekretariat Dewan Kabupaten Purwakarta

Dari tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa tahun 2014 tercatat telah dikeluarkan dan disahkan 16 keputusan DPRD, 7 Keputusan Pimpinan DPRD, 7 Keputusan Bersama, 5 Peraturan Daerah dengan total jumlah keputusan sebanyak 35 keputusan. Pengawasan pada hakekatnya merupakan fungsi yang melekat pada seorang leader atau top manajemen dalam setiap organisasi, sejalan dengan fungsi-fungsi dasar manajemen lainnya yaitu perencanaan dan pelaksanaan. Demikian halnya dalam organisasi pemerintah, fungsi pengawasan merupakan tugas dan tanggung jawab seorang kepala pemerintahan, seperti di lingkup pemerintah kabupaten merupakan tugas dan tanggung jawab bupati. Namun karena katerbatasan kemampuan seseorang, mengikuti prinsip-prinsip organisasi, maka tugas dan tanggung jawab pimpinan tersebut diserahkan kepada pembantunya. Maksud pengawasan itu dalam rumusan yang sederhana adalah untuk memahami dan menemukan apa yang salah demi perbaikan di masa mendatang. Hal itu sebetulnya sudah disadari oleh semua pihak baik yang mengawasi maupun pihak yang diawasi termasuk masyarakat awam. Sedangkan tujuan pengawasan itu adalah untuk meningkatkan pendayagunaan aparatur negara dalam melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan guna untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean government) maka dari itu sesuai tugas pokok dan fungsi Inspektorat yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2008 yang dijabarkan dalam Peraturan Bupati Nomor 50 Tahun 2008, Inspektorat merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah, dipimpin oleh seorang Inspektur yang bertanggung jawab langsung kepada Bupati dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi diatas Inspektorat mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa. Dalam melaksanakan tugas pokok Inspektorat menyelenggarakan fungsi: perencanaan program pengawasan; perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan dan pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan. Untuk mendukung dan mewujudkannya kebijakan

tersebut di atas pemerintah Kabupaten Purwakarta telah melaksanakan program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH serta Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan. Pelaksanaan tugas pembinaan dan pengawasan didasarkan Urusan Pemerintahan Daerah dan Pemerintahan Desa di Kabupaten Purwakarta dituangkan dalam PKPT (Program Kerja Pengawasan Tahunan) yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Pemerintahan Desa secara reguler dilaksanakan sesuai dengan PKPT terhadap 5 badan, 13 dinas, 4 kantor, 11 bagian di sekretariat daerah, 1 sekretariat DPRD, 1 RSUD, 17 Kecamatan, berupa audit kinerja meliputi: kebijakan daerah, kelembagaan, pegawai daerah, keuangan daerah dan barang daerah dengan sasaran pemeriksaan meliputi penilaian ketaatan terhadap peraturan yang berlaku; penilaian efisiensi dan efektivitas atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi; penilaian efisiensi dan efektifitas atas program dan kegiatan serta penilaian atas kelayakan pelaporan. Pengawasan internal yang telah dilaksanakan pada tahun 2014 telah menemukan sebanyak 525 temuan dengan rincian tindak lanjut hasil pemeriksaan adalah sebanyak 500 temuan telah selesai atau 95,24%, sebanyak 9 temuan dalam proses atau 1,71%, dan sebanyak 16 temuan belum selesai atau 3,05%. Baiknya capaian tindak-lanjut hasil pemeriksaan mengindikasikan semakin baiknya Inspektorat dalam melakukan pembinaan internal pada masing-masing OPD. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah temuan dan tindak-lanjut hasil pemeriksaan oleh Inspektorat Kabupaten Purwakarta dapat dilihat pada Tabel 2.45 berikut ini :

Tabel 2.45 Jumlah Temuan dan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Oleh Inspektorat Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

Jumlah

No. Uraian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

Temuan/LHP

1. Temuan

525

S (selesai)= 500 LHP DP (dalam Proses)= 9 LHP

B (Belum) 16= LHP

2. LHP

51 51

Sumber : Inspektorat Kabupaten Purwakarta

Disamping melalukan pemeriksaan reguler, Inspektorat juga melaksanakan penanganan kasus pengaduan sesuai amanat dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007 serta menangani setiap kasus yang timbul di pemerintahan daerah dengan melaksanakan Pemeriksaan Khusus Non PKPT sebanyak 57 laporan diantaranya perceraian/perselingkuhan sebanyak 35 laporan, pelanggaran disiplin 1 laporan, pemeriksaan khusus berakhirnya masa jabatan kepala desa sebanyak 10 laporan, monitoring dan evaluasi program/kegiatan sebanyak 4 laporan, tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi (kendaraaan yang hilang) sebanyak 7 laporan.

Dalam melaksanakan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH, pada tahun 2014, Inspektorat melaksanakan kegiatan pelaksanaan pengawasan internal secara berkala terhadap 42 SKPD 183 Desa dan 9 kelurahan; penanganan kasus pengaduan di lingkungan pemerintah daerah; tindak lanjut hasil temuan pengawasan, koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif yang dilaksanakan sebanyak 4 kali koordinasi pengawasan terhadap OPD, pelaksanaan evaluasi berkala hasil temuan sebanyak 4 kali evaluasi. Begitupun dalam rangka peningkatan profesional tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan, pihak Inspektorat telah melaksanakan workshop strategi meraih status Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) kepada 150 orang peserta. Kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah, antara lain: Pengelolaan Pendapatan Daerah, Pengelolaan Belanja Daerah, dan Pengelolaan Pembiayaan Daerah. Pendapatan Daerah Kabupaten Purwakarta sebagian besar masih tergantung dari Pemerintah Pusat dan Provinsi, baik berupa Dana Perimbangan maupun Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Sementara kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Purwakarta terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Purwakarta masih relatif kecil, hal ini dikarenakan masih terbatasnya sumber pendapatan daerah yang ada. Dalam upaya mendukung pembangunan dan ketahanan fiskal daerah, kebijakan pengelolaan Pendapatan Daerah terus diarahkan pada peningkatan kemampuan keuangan daerah dalam menggali sumber-sumber penerimaan PAD, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Keberhasilan dalam pencapaian pengelolaan keuangan didukung dengan perencanaan program yang baik, terukur dan berhasilguna. Adapun keluaran (output) dari pelaksanaan program ini adalah tersusunnya Buku Peraturan Bupati tentang Standar Satuan Harga; terlaksananya pengamanan Barang Milik Daerah (BMD) dan tersertifikasinya tanah milik pemerintah daerah; tersusunnya Buku Perda APBD Tahun Anggaran 2014 dan Buku Raperda APBD Tahun Anggaran 2014; tersusunnya Buku Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2014 dan Buku Raperbup APBD Tahun Anggaran 2015 yang akan dievaluasi Gubernur; tersusunnya Buku Perda dan Buku Penjabaran bupati tentang Perubahan APBD 2014; tersusunnya Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2014; terpelihara dan meningkatnya sistem informasi pengelolaan keuangan daerah secara terpadu; tercapainya Pemutakhiran Data Gaji dan terpeliharanya aplikasi data base PNS Daerah Kabupaten Purwakarta; terlaksananya penyebaran SPPT dan penagihan PBB sektor P2; tersusunnya Dokumen RKA Murni dan Perubahan; tersusunnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA); tersusunnya Surat Penyediaan Dana (SPD); tersusunnya buku laporan Realisasi Fisik dan Keuangan APBD se- Kabupaten Purwakarta; terlaksananya pembinaan, pengawasan, pengendalian, penyuluhan dan sosialisasi pajak daerah; tersedianya sarana dan prasarana sistem aplikasi 8 (delapan) jenis pajak daerah; tersedianya data wajib pajak, objek pajak dan sistem aplikasi SMS Gateway PBB P2; tercapainya kesesuaian data BPHTB antara DPKAD dan PPAT / PPATS; terlaksananya rekonsiliasi belanja bantuan keuangan pemerintah lainnya; terselesaikannya permasalahan PBB P2; terlaksananya pembinaan dan bimbingan penyusunan LPJ keuangan bagi PPK – SKPD dan

Bendahara Pengeluaran; terpeliharanya Bangunan Gedung Mess Pemda Kabupaten Purwakarat yang ada di DI. Yogyakarta; tersedianya kelengkapan petugas pajak daerah dan sarana penunjang operasional PBB; dan tersusunnya Perbup dan Perda tentang Produk hukum pengelolaan keuangan daerah aberbasis akrual. Sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki dedikasi, integritas, kejujuran dan disiplin yang tinggi dengan dilandasi keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sangat dibutuhkan dalam tata pemerintahan yang baik, guna menunjang keterpaduan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam melaksanakan pembangunan dan mewujudkan sumber daya aparatur yang berkualitas memiliki kompetensi di bidangnya yang didukung oleh kelembagaan, ketatalaksanaan, sumber daya manusia dan sarana prasaana yang baik dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Untuk itu diperlukan langkah-langkah kebijakan yang terarah pada perubahan kelembagaan dan sistem ketatalaksanaan; kualitas sumber daya manusia aparatur; dan sistem pengawasan dan pemeriksaan yang efektif. Kebijakan peningkatan kualitas sumber daya aparatur pemerintah daerah Kabupaten Purwakarta, juga untuk meningkatkan kinerja pemerintahan daerah, untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat dilakukan melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, pelatihan sumber daya aparatur pemerintah daerah Kabupaten Purwakarta. Kebijakan peningkatan kualitas sumber daya aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta dilakukan melalui Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur serta Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Daerah. Dalam mendukung program tersebut pada Tahun Anggaran 2014 dilaksanakan program pembinaan dan pengembangan aparatur melalui melalui kegiatan penanganan kasus-kasus pelanggaran disiplin dan pemberian penghargaan PNS, penyusunan formasi jabatan PNS, ujian dinas dan penyetaraan ijazah, assement PNS, rapat koordinasi kepegawaian, monitoring dan evaluasi pelaporan kegiatan BKD, penataan administrasi kenaikan pangkat PNS, penyelesaian proses administrasi pensiunan PNS, peningkatan status CPNS menjadi PNS, penataan administrasi mutasi PNS, penataan administrasi Karpeg, Karis/Karsu dan Taperum PNS, penataan dan penetapan PNS dalam jabatan dan kepangkatan (Baperjakat), penyusunan Standar Operasional dan Prosedur (SOP), pemutakhiran sistem kepegawaian, kenduri cinta birokarasi aparatur pemerintah, penataan pegawai non PNS se- Kabupaten Purwakarta, Penerapan pelaksanaan SAPK di setiap OPD, Dalam upaya mewujudkan sumber daya aparatur handal, profesional, jujur, bersih serta bertanggung jawab guna terciptanya kelembagaan yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara optimal efisien dan efektif diwujudkan dengan pelaksanaan diklat kepemimpinan tingkat III sebanyak 5 orang dan Tingkat IV sebanyak 5 orang, penataan dan penempatan PNS sebanyak 200 orang serta melalui assement PNS terhadap 590 orang dapat diketahui data PNS yang telah memenuhi persyaratan dalam jabatan struktural sebagai bahan pertimbangan. Selain itu pada tahun 2014 telah dilaksanakan penyelesaian kasus sebanyak 37 kasus yang terdiri dari dari 21 kasus cerai dan 16 kasus pelanggaran disiplin selain penyelesaian kasus diberikan juga penghargaan Satyalancana

Karya Satya kepada 37 orang pegawai dan untuk kenaikan pangkat periode dari April dan Oktober 2014 sebanyak 1.629 orang dengan rincian pada bulan April 2014 sebanyak 1.070 orang dan periode Oktober sebanyak 559 orang. Data jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Purwakarta berdasarkan golongan tahun 2014 sebanyak 9.268 orang, yang terdiri dari golongan I sebanyak 214 orang (2,31%), golongan

II sebanyak 2.116 orang (22,83%), golongan III sebanyak 3.737 orang (40,32) dan golongan IV sebanyak 3.201 orang (34,54%) dan untuk jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Purwakarta berdasarkan eselon tahun 2014 sebanyak 893 orang, yang terdiri dari eselon II sebanyak 30 orang, eselon III sebanyak 157 orang, eselon IV sebanyak 649 orang dan eselon V sebanyak 57 orang, dari uraian data tersebut dapat disimpulkan bahwa data jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Purwakarta berdasarkan golongan menggelembung di golongan

III disusul golongan IV. Data PNSD Kabupaten Purwakarta tahun 2014 berdasarkan golongan, eselon, jenis kelamin, pendidikan dan kelompok usia, dapat dilihat pada Tabel 2.46 berikut ini :

Tabel 2.46 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Purwakarta Berdasarkan Golongan Tahun 2014

Golongan

No. Tahun Jumlah

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten Purwakarta

Adapun jumlah formasi jabatan struktural di Kabupaten Purwakarta berdasarkan eselon tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.47 berikut ini :

Tabel 2.47 Jumlah Formasi Jabatan Struktural di Kabupaten Purwakarta Berdasarkan Eselon Tahun 2014

Eselon

No. Tahun Jumlah

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten Purwakarta

Sedangkan jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Purwakarta yang menduduki jabatan struktural berdasarkan jenis kelamin tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.48 berikut ini :

Tabel 2.48 Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Purwakarta Yang Menduduki Jabatan Struktural Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2014

Perempuan No.

Laki-Laki

Eselon Total

Jumlah

Jumlah

1. II.a

2. II.b

3. III.a

4. III.b

5. IV.a

6. IV.b

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten Purwakarta

Sementara itu, jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kabupaten Purwakarta berdasarkan golongan dan jenis kelamin sampai dengan tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.49 berikut ini :

Tabel 2.49 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Purwakarta Berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin Tahun 2014

Jenis

Golongan

Total % Kelamin

Laki-Laki 208 97,20 1,343 63,47 1,744 46,67 1.431 44,70 4.726 50,10 Perempuan

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten Purwakarta

Berdasarkan data Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Purwakarta terlihat besaran prosentase PNS yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 50,10% dan perempuan sebesar 49,90%. Jumlah PNS berdasarkan jenis kelamin dapat dikatakan sangat proporsional dari segi prosentase dan isu gender hanya saja dalam pembagian tugas dan pekerjaan masih belum proposional. Data tentang jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikan di Kabupaten Purwakarta sampai dengan tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel

2.50 berikut ini :

Tabel 2.50

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan di Kabupaten Purwakarta

Sampai Dengan Tahun 2014

Perempuan Tingkat Pendidikan

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten Purwakarta

Data jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah pada tahun 2014 menurut pendidikan umum sebanyak 9.268 orang, yang dapat dirincikan sebagai berikut: untuk tingkat pendidikan SD sebanyak 133 orang (1,44%), SLTP sebanyak 189 orang (2,04%), SLTA sebanyak 2.131 orang (22,99%), Diploma I sebanyak 73 orang (0,79%), Diploma II sebanyak 947 orang (10,51%), Diploma III sebanyak 554 orang (5,97%), Diploma IV sebanyak 40 orang (0,43%), Sarjana sebanyak 4.690 orang (50,60%), Pasca Sarjana sebanyak 505 orang (5,45%) dan Doktoral sebanyak 6 orang (0,06%). Dari uraian data tersebut dapat dilihat bahwa kualitas sumber daya aparatur pemerintah di Kabupaten Purwakarta berdasarkan tingkat pendidikan dapat dikatakan baik karena PNS dengan tingkat pendidikan sarjana memiliki jumlah dan prosentase yang paling tinggi hanya saja kualitas pegawai negeri sipil tersebut harus sesuai dengan gelar ataupun tingkat pendidikan yang disandangnya sehingga hal ini akan meningkatkan kinerja dan kualitas PNS tersebut. Sedangkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kabupaten Purwakarta berdasarkan kelompok usia sampai dengan tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.51 berikut ini :

Tabel 2.51 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Purwakarta Berdasarkan Kelompok Usia sampai dengan Tahun 2014

Laki-Laki

Perempuan

Kelompok Usia Total

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten Purwakarta

Sementara itu pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.52 berikut ini :

Tabel 2.52

Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

1. Atas Permintaan Sendiri (APS)

2. Mencapai Batas Usia Pensiun (BUP)

3. Perampingan Organisasi Pemerintah -

4. Tidak Cakap Jasmani dan Rohani -

5. Pemberhentian Karena Meninggal Dunia

Jumlah

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten Purwakarta

Adapun rekapitulasi pemberian penghargaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.53 berikut ini :

Tabel 2.53 Rekapitulasi Pemberian Penghargaan Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

No.

Jenis Penghargaan

Jumlah

1. Tanda Kehormatan Satylancana Kakyasatya 10 Tahun

2. Tanda Kehormatan Satylancana Kakyasatya 20 Tahun

3. Tanda Kehormatan Satylancana Kakyasatya 30 Tahun

4. Penyelesaian Kartu Pegawai (Karpeg)

5. Kartu Istri (Karis)

6. Kartu Suami (Karsu)

7. Setifikat Tabungan

60 Asuransi Pensiun

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten Purwakarta

Sedangkan pemberian jenis hukuman bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang kurang/ tidak disiplin, dapat dilihat pada Tabel 2.54 berikut ini :

Tabel 2.54 Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

No.

Jenis Hukuman

Jumlah

1. Hukuman Disiplin Ringan :  Teguran Lisan

-  Teguran Tertulis

-  Pernyataan Tidak Puas Secara Tertulis

2. Hukuman Disiplin Sedang :  Penundaan Kenaikan Gaji Berkala Untuk Paling Lama 1 Tahun

-  Penundaan Kenaikan Pangkat Selama 1 Tahun

-  Penurunan Pangkat Setingkat Lebih Rendah Selama 1 Tahun

No.

Jenis Hukuman

Jumlah

3. Hukuman Disiplin Berat :  Penurunan Pangkat Setingkat Lebih Rendah Selama 3 Tahun

-  Pembebasan Jabatan

7  Pemberhentian Dengan Hormat Tidak Atas Permintaan Sendiri

1 Sebagai PNS  Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Sebagai PNS

4. Kedudukan Hukum Lainnya :  Pemberhentian Sementara

3  Pemberhentian Dengan Hormat Sebagai PNS

-  Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Sebagai PNS

-  Pemberhentian Dengan Hormat Atas Permintaan Sendiri

1 Sebagai PNS

5. Pemberian Izin Perceraian PNS

Sumber: Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Kabupaten Purwakarta

s. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Desa secara empiris memiliki peran penting dan strategis dalam menunjang pembangunan. Ditinjau dari segi kewilayahan, desa merupakan wilayah pemerintahan yang menyelenggarakan fungsi-fungsi pengaturan dan pelayanan publik secara langsung kepada masyarakat. Secara sosiologis desa berperan strategis sebagai unit sosial dan budaya yang menjadi wadah berlangsungnya sosialisasi, internalisasi dan institusional nilai-nilai sosial dan budaya yang akan membangun mentalitas penduduk desa pada khususnya. Penanganan dan pengelolaan urusan pemberdayaan masyarakat dan desa oleh pemerintah daerah adalah upaya pencapaian pembangunan dalam rangka menumbuh kembangkan dan mewujudkan pembangunan masyarakat dan desa yang memiliki kemandirian dan memiliki kemampuan serta berdaya guna memberikan kontribusinya terhadap proses pembangunan di desa. Pemberdayaan masyarakat lebih dititikberatkan pada upaya partisipasi masyarakat dalam membangun kembali karakter budaya dan tradisi adat istiadat setempat yang menjadi ciri khas kearifan lokal suatu daerah. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa sifatnya membangun kesadaran dan memberdayakan kemampuan serta keterampilan masyarakat dan desa. Pemberdayaan masyarakat dilakukan guna mendorong dan menumbukan rasa memiliki dan rasa kebersamaan dalam menciptakan pembangunan desa dan masyarakat itu sendiri secara mandiri. Kebijakan pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam upaya peningkatan pembangunan di bidang Urusan Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa bertujuan Mewujudkan Otonomi Desa Melalui Penguatan Otonomi Kultural dan Struktural Masyarakat Perdesaan, Desentralisasi Pembangunan Desa dan Pengelolaan Anggaran Perimbangan Desa Yang Mencerminkan Semangat Keadilan; dengan sasaran Meningkatnya Partisipasi dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Dalam Pembangunan; dan strategi yang dilakukan yaitu, Pemberian Hak, Wewenang dan Kewajiban Desa Untuk Mengatur dan Mengurus Sendiri Urusan Pemerintahan dan Kepentingan Masyarakatnya yang Berorientasi pada Kemakmuran Masyarakat Perdesaan; dengan arah kebijaakan Meningkatkan Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Pembangunan Desa.

t. Kearsipan

Dari semua asset negara yang ada, arsip termasuk asset yang paling berharga, mengingat arsip merupakan warisan nasional dari generasi ke generasi yang perlu dipelihara dan dilestarikan. Tingkat keberadaban suatu bangsa dapat dilihat dari pemeliharaan dan pelestarian terhadap arsipnya. Arsip merupakan rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibidang kearsipan menitikberatkan pada upaya pemeliharaan dan penyelamatan arsip dan dokumen penting termasuk dokumen sejarah agar selalu terpelihara dan tersimpan secara baik serta upaya pengelolaan dan penataan dokumen kearsipan kedinasan lainnya yang ada di OPD yang harus terpelihara, terkelola dan tertata baik sebagai dokumen arsip penting baik aktif maupun tidak aktif. Dalam pelestarian dokumentasi kearsipan sejarah kerajaan sunda dan sejarah Purwakarta dari masa ke masa, pemerintah Kabupaten Purwakarta telah membuat Diorama Purwakarta (Bale Panyawangan Diorama Purwakarta) sebagai wadah atau tempat pelestarian dan pengenalan nilai-nilai sejarah kerajaan Sunda dan sejarah Purwakarta dan perkembangannya kepada masyarakat umum. Dalam penyelamatan dan pelestarian dokumen arsip daerah guna melestarikan dan menjaga dokumen kearsipan agar tetap bersih dan terjaga keasliannya, maka penataan, pengelolaan dan penyimpanan dokumen kearsipan tersebut harus ditunjang sarana dan prasarana yang memadai, termasuk SDM pengelola kearsipan (arsiparis) itu sendiri sebagai pelaku utama dalam pengelolaan dokumen kearsipan. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam upaya peningkatan capaian pembangunan di bidang urusan kearsipan bertujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatan kualitas birokrasi dalam memberikan pelayanan prima bagi masyarakat; dengan sasaran strategisnya yaitu meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah secara aman dan tertib; dan strategi yang dilakukan yaitu, meningkatkan kesadaran aparat birokrasi dalam hal pengelolaan arsip, terpeliharanya secara rutin /berkala prasarana dan sarana kearsipan; dengan arah kebijakan meningkatkan pengelolaan arsip daerah secara aman dan tertib. Dalam upaya peningkatan capaian pembangunan dibidang Urusan Kearsipan tersebut, Kantor Arsip Daerah Kabupaten Purwakarta sebagai OPD teknis melaksanakan beberapa program strategis dalam pencapaian pembangunan tersebut, diantaranya yaitu Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan; Program Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan; Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi; dan Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah. Capaian kinerja Urusan Kearsipan pada Kantor Arsip Daerah Kabupaten Purwakarta tahun 2013- 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.55 berikut ini :

Tabel 2.55

Capaian Kinerja Urusan Kearsipan pada Kantor Arsip Daerah

Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

Jumlah Arsip/ Berkas Yang Diselamatkan No.

1. Arsip Terdaftar

2. Arsip/ Dokumen Terselamatkan

Sumber: Kantor Arsip Daerah Kabupaten Purwakarta Keterangan: Tahun 2014 tidak ada penarikan arsip dari OPD lain (akuisisi) dikarenakan Depo Arsip sedang direhab.

u. Komunikasi dan Informatika

Pengelolaan urusan bidang komunikasi dan informatika menitikberatkan pada upaya meningkatkan penyediaan informasi pembangunan, keterbukaan informasi publik serta peningkatan sarana komunikasi dan informatika yang mudah diakses dan diperoleh masyarakat. Dibentuknya PLIPMAS (Pusat Layanan Informasi dan Pengaduan Masyarakat) sebagai wadah komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat dalam memberikan dan memperoleh informasi publik terkait dengan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan merupakan salah satu upaya pemerintah dalam memberikan pelayanan akan keterbukaan informasi publik kepada masyarakat. Penyelenggaraan urusan bidang komunikasi dan informatika dalam rangka pelaksanaan tugas- tugas pemerintahan juga dilakukan secara teknis melalui kebijakan-kebijakan yang mengedepankan perkembangan dan dinamika teknologi maju dan modern serta jaringan informatika yang menghubungkan jalur online antar OPD melalui Program Kantaya (Kantor Dunia Maya), selain itu pula kebijakan pelaksanaan KTP online, entry RKA/DPA, dan RKPD Online yang bisa dilakukan secara online baik intranet maupun internet serta penyediaan informasi dan komunikasi pemerintah Kabupaten Purwakarta melalui website www.purwakartakab.go.id. Penyampaian informasi serta penggunaan/pemanfaatan teknologi komunikasi informatika terkini dalam rangka pelaksanaan tugas dan pelayanan kepada masyarakat, pemerintah Kabupaten

Purwakarta telah memanfaatkan penggunaan “SMS Centre Bupati” sebagai media komunikasi dan layanan pengaduan masyarakat serta sebagai media penyampaian instruksi maupun

informasi bagi para pegawai di lingkungan pemerintah Kabupaten Purwakarta, agar lebih cepat dan efektif. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Purwakarta terkait dengan pelaksanaan urusan bidang komunikasi dan informatika diarahkan pada upaya peningkatan capaian pembangunan yang bertujuan untuk Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Melalui Peningkatan Kualitas Birokrasi dalam Memberikan Pelayanan Prima bagi Masyarakat; dengan sasaran strategisnya yaitu Meningkatnya Sistem Komunikasi dan Informasi Pembangunan Daerah; dan strategi yang dilakukan adalah Meningkatkan Aksesibilitas Data dan Informasi bagi Seluruh OPD dan Masyarakat; Mengembangkan E-Government Untuk Meningkatkan Pelayanan Pemerintahan dan

Pembangunan Hingga Tingkat RT; dengan arah kebijakannya yaitu Mengembangkan Jaringan Sistem Komunikasi dan Informasi Pembangunan Sampai Tingkat Desa dan Kelurahan. Dalam upaya peningkatan capaian pembangunan dibidang Urusan Komunikasi dan Informatika tersebut, Bagian Kaharti pada Sekretariat Daerah Kabupaten Purwakarta dan Dinas Perhubungan, Kebudayaan, Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Kabupaten Purwakarta sebagai OPD teknis melaksanakan beberapa program strategis dalam pencapaian pembangunan tersebut, diantaranya yaitu Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi; Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa; Program Pengembangan Pemanfaatan Frekuensi Gelombang Radio; Program Pengembangan Sistem Informasi dan Komunikasi.

v. Perpustakaan

Pengelolaan urusan perpustakaan di daerah lebih menitikberatkan pada penyediaan sarana dan prasarana perpustakaan yang memadai, penyediaan bahan pustaka atau koleksi buku yang beraneka ragam, pembinaan perpustakaan sekolah dan luar sekolah/masyarakat dan peningkatan minat baca anak sekolah dan masyarakat. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Purwakarta terkait dengan pelaksanaan urusan bidang perpustakaan diarahkan pada upaya peningkatan capaian pembangunan yang bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berbasis religi dan kearifan lokal (local wisdom) yang berorientasi pada upaya peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan; dengan sasaran strategisnya yaitu meningkatnya prasarana dan sarana perpustakaan dan minat baca masyarakat; dan strategi yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas prasarana dan sarana perpustakaan; dengan arah kebijakannya yaitu meningkatkan pelayanan dan aksesibilitas masyarakat terhadap sarana bacaan. Dalam upaya peningkatan capaian pembangunan dibidang Urusan Perpustakaan tersebut, Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Purwakarta sebagai OPD teknis melaksanakan beberapa program strategis dalam pencapaian pembangunan tersebut, diantaranya yaitu Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan. Sampai dengan tahun 2014 jumlah perpustakaan yang berada di bawah pembinaan dan pengawasan Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Purwakarta mencapai 326 unit perpustakaan, yang terdiri dari 153 Perpustakaan Desa, 7 Perpustakaan SD, 8 Perpustakaan SMP, 4 Perpustakaan SMA/SMK, 8 Perpustakaan Perguruan Tinggi, 26 Perpustakaan Pontren,

20 Perpustakaan Masjid, 3 Taman Bacaan Masyarakat, 1 Perpustakaan Lapas, dan 26 Perpustakaan Keliling. Banyaknya jumlah unit Perpustakaan Binaan dan Titik Layanan Perpustakaan Keliling ini dapat memberi kemudahan pada masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas perpustakaan. Hal ini sebagaimana terlihat pada Tabel 2.56 berikut ini :

Tabel 2.56

Jumlah Perpustakaan Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

1. Perpustakaan Desa 153

2. Perpustakaan SD

3. Perpustakaan SMP

4. Perpustakaan SMA/SMK

5. Perpustakaan Perguruan Tinggi

6. Perpustakaan Pontren

7. Perpustakaan Masjid

8. Taman Bacaan Masyarakat

9. Perpustakaan Lapas

10. Perpustakaan Keliling

Jumlah

Sumber : Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Purwakarta

Sementara itu jumlah pengunjung dan keanggotaan perpustakaan di Kabupaten Purwakarta sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.57 berikut ini :

Tabel 2.57

Jumlah Pengunjung dan Keanggotaan Perpustakaan

Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

1. Jumlah Pengunjung 32.082

2. Jumlah Keanggotaan Perpustakaan Daerah Pada Tahun 2014 703

3. Jumlah Keanggotaan Perpustakaan Daerah Sampai Dengan Tahun 2014 9.815

4. Titik Pelayanan Perpustakaan Keliling

5. Tambahan Koleksi Buku Perpustakaan Pada Tahun 2014 17.481*)

6. Jumlah Seluruh Koleksi Buku Perpustakaan Daerah Sampai Tahun 2014 54.308

Sumber : Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Purwakarta Keterangan: *) Jumlah Koleksi buku perpustakaan pada tahun 2014 terdiri dari bantuan Provinsi Jawa Barat sebanyak 13.675 buku dan APBD Kabupaten Purwakarta sebanyak 3.806 buku

FOKUS URUSAN PILIHAN

a. Pertanian

Menurut Undang-Undang Nomor 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, pasal 1, pertanian adalah kegiatan mengelola sumberdaya alam hayati dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk menghasilkan komoditas pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan dalam suatu agroekosistem. Untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur serta untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasar warga negara, negara menyelenggarakan perlindungan dan pemberdayaan petani secara terencana, terarah, dan berkelanjutan. Hal ini dikarenakan meningkatnya perubahan iklim, kerentanan terhadap bencana alam dan resiko usaha, globalisasi dan gejolak ekonomi global, serta sistem pasar yang tidak berpihak kepada petani, sehingga petani membutuhkan perlindungan dan pemberdayaan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, pasal 3), perlindungan dan pemberdayaan petani bertujuan untuk :

a) Mewujudkan kedaulatan dan kemandirian petani dalam rangka meningkatkan taraf kesejahteraam, kualitas, dan kehidupan yang lebih baik;

b) Menyediakan prasarana dan sarana pertanian yang dibutuhkan dalam mengembangkan usaha tani;

c) Memberikan kepastian usaha tani;

d) Melindungi petani dari fluktuasi harga, praktik ekonomi biaya tinggi, dan gagal panen;

e) Meningkatkan kemampuan dan kapasitas petani serta kelembagaan petani dalam menjalankan usaha tani yang produktif, maju, modern dan berkelanjutan; dan

f) Menumbuhkembangkan kelembagaan pembiayaan pertanian yang melayani kepentingan usaha tani. Strategi perlindungan petani dilakukan melalui sarana dan prasarana produksi pertanian; kepastian usaha; harga komoditas pertanian; penghapusan praktik ekonomi biaya tinggi; ganti rugi gagal penen akibat kejadian luar biasa; sistem peringatan dini dan penanganan dampak perubahan iklim; dan asuransi pertanian. Sedangkan strategi pemberdayaan petani dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan; penyuluhan dan pendampingan; pengembangan sistem dan sarana pemasaran hasil pertanian; konsolidasi dan jaminan luasan lahan pertanian; penyediaan fasilitas pembiayaan dan permodalan; kemudahan akses ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi; dan penguatan kelembagaan petani. Kewenangan urusan pertanian di Kabupaten Purwakarta ditangani oleh dua OPD, yaitu Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan; dan Dinas Peternakan dan Perikanan. Kebijakan umum urusan pertanian pada Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Tahun Anggaran 2014 adalah meningkatnya produksi berbagai komoditas pertanian dan pekebunan. Adapun indikator keberhasilan pambangunan bidang pertanian tahun 2014 adalah tercapainya Produksi Padi sebesar 224.174 ton; tercapainya Produksi Palawija sebesar 132.763 ton; tercapainya Produksi Perkebunan (Teh dan Cengkeh) sebesar 5.286 ton; dan tercapainya Produksi Hortikultura

(Sayuran dan Buah-Buahan) sebesar 155.184 ton. Potensi Kabupaten Purwakarta dalam bidang pertanian tanaman pangan terdiri dari komoditas padi dan palawija dengan sebaran wilayah dapat dilihat pada Tabel 2.58 berikut ini :

Tabel 2.58

Sebaran Komoditas Tanaman Pangan di Kabupaten Purwakarta

No. Jenis Komoditas Sebaran (Kecamatan)

A. Padi

1. Padi Sawah

Tersebar di 17 kecamatan

2. Padi Ladang Sukasari, Bojong, Sukatani, Kiarapedes, Tegalwaru, Campaka, Bungursari dan Cibatu

B. Palawija

1. Jagung Cibatu, Darangdan, Bungursari, Jatiluhur, Tegalwaru, dan Wanayasa

2. Kedelai

Maniis, Darangdan, Sukatani dan Cibatu

3. Kacang Tanah Pasawahan, Plered, Tegalwaru, Campaka, Bungursari dan Cibatu

4. Kacang Hijau

Cibatu, Sukatani, Bungursari dan Maniis

5. Ubi Kayu Jatiluhur, Plered, Maniis, Tegalwaru, Sukatani, Darangdan, Bojong, Wanayasa, Kiarapedes, dan Bungursari

6. Ubi Jalar Tegalwaru, Darangdan, Bojong, Wanayasa, Kiarapedes, Pasawahan, Pondoksalam, dan Cibatu

7. Talas Maniis, Darangdan, Wanayasa, dan Ponsoksalam

8. Ganyong

Sukasari dan Plered

Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta

Komoditas pertanian tanaman pangan terbagi menjadi 2 (dua) komoditas yaitu komoditas padi dan komoditas palawija. Data produksi padi dan palawija Kabupaten Purwakarta tahun 2013- 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.59 berikut ini :

Tabel 2.59 Produksi Komoditas Padi dan Palawija di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

Produksi (Ton) No.

Jenis Komoditas

2013

2014

I. PADI

1. Padi Sawah

225.197

230.705

2. Padi Ladang

II. PALAWIJA

3. Kacang Tanah

2.918

751

4. Kacang Hijau

690

183

5. Ubi Kayu

93.963

89.927

6. Ubi Jalar

Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa produksi padi secara keseluruhan pada tahun 2014 terjadi peningkatkan sebesar 1.730 ton atau 0,73% dibandingkan produksi padi tahun 2013. Apabila produksi padi dikonversikan ke beras maka produksi beras Kabupaten Purwakarta tahun 2014 sebesar 155.302.550 kg. Sedangkan kebutuhan beras masyarakat Kabupaten Purwakarta dengan jumlah penduduk sebanyak 913.447 jiwa dan kebutuhan konsumsi pangan per-kapita sebesar 139 kg/Kapita/tahun, maka kebutuhan konsumsi beras untuk masyarakat Kabupaten Purwakarta pada tahun 2014 sebanyak 126.969.133 kg, sehingga produksi beras mengalami surplus sebanyak 28.333.417 kg. Akan tetapi produksi produksi palawija secara keseluruhan pada tahun 2014 terjadi penurunan sebesar 24.060 ton atau 18,75% dibandingkan produksi palawija tahun 2013, hal ini disebabkan pada tahun 2014 terjadi peningkatan luas tanaman komoditas padi, sehingga banyak lahan sawah yang biasanya ditanami palawija satu kali dalam satu tahun, tetapi pada tahun 2014 berganti dengan tanaman padi. Kondisi tofografi Kabupaten Purwakarta yang terdiri dari tiga wilayah yaitu, wilayah pegunungan, wilayah perbukitan dan wilayah dataran, memungkinkan untuk ditanami dengan berbagai macam komoditas hortikultura baik tanaman sayuran, tanaman buah-buahan, tanaman obat (biofarmaka) dan tanaman hias yang tersebar di 17 kecamatan. Adapun sebaran tanaman sayuran di Kabupaten Purwakarta, dapat digambarkan pada Tabel 2.60 berikut ini :

Tabel 2.60

Sebaran Tanaman Sayuran di Kabupaten Purwakarta

No. Jenis Komoditas Sebaran (Kecamatan)

1. Bawang Daun Darangdan, Wanayasa, Kiarapedes dan Bojong

2. Kubis

Bojong

3. Petsai/Sawi

Darangdan, Wanayasa, dan Bojong

4. Wortel

Bojong

5. Kacang Panjang Darangdan, Sukasari, Campaka, Bungursari, Cibatu, Pasawahan, Pondoksalam, Plered dan Sukatani

6. Cabe Besar Bungursari, Cibatu, Darangdan, Maniis, Wanayasa dan Bojong

7. Cabe Rawit Darangdan, Wanayasa, Bojong, Tegalwaru, dan Bungursari

8. Jamur Bungursari, Campaka, Wanayasa dan Kiarapedes

9. Tomat Darangdan, Wanayasa, Kiarapedes, Pondoksalam dan Bojong

10. Terung Campaka, Cibatu, Sukatani dan Darangdan

11. Buncis

Darangdan, Wanayasa dan Bojong

12. Ketimun Jatiluhur, Campaka, Bungursari, Sukatani,Tegalwaru,Maniis, Cibatu dan Darangdan

13. Labu Siam Darangdan, Wanayasa, Kiarapedes dan Bojong

14. Kangkung Bungursari, Pasawahan, Darangdan, Pondoksalam, Plered dan Cibatu

15. Bayam Pondoksalam, Darangdan, Pasawahan, Wanayasa, Bojong dan Bungursari

Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta

Pengembangan komoditas hortikultura khususnya tanaman sayuran di Kabupaten Purwakarta mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan, dikarenakan tingkat kesuburan tanah dan iklim sangat cocok. Data produksi tanaman sayuran Kabupaten Purwakarta tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 2.61 berikut ini :

Tabel 2.61 Produksi Tanaman Sayuran di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

Produksi (Kuintal) No.

Jenis Komoditas

1. Bawang Daun

3. Petsai/Sawi

4. Kembang Kol

7. Kacang Panjang

8. Cabe Besar

9. Cabe Rawit

15. Labu Siam

21. Kacang Merah

Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa produksi sayuran pada tahun 2014 mengalami peningkatkan hanya untuk komoditas kacang pamjang, cabe besar, cabe rawit, terung, kangkung dan ketimun dibandingkan produksi padi tahun 2013, akan tetapi untuk komoditas lainnya pengalami penurunan. Hal ini disebabkan pada tahun 2014 komoditas tanaman sayuran yang banyak ditanam petani adalah kacang panjang, cabe besar, cabe rawit, terung dan ketimun, sedangkan komoditas yang lain kurang banyak ditanam oleh petani. Tanaman buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai prospek baik untuk dikembangkan di Kabupaten Purwakarta. Salah satu komoditas unggulan nasional tanaman buah-buahan, yaitu buah manggis yang banyak tumbuh dan dikembangkan di Kabupaten Purwakarta dengan varietas tersendiri yaitu Varietas Wanayasa dengan bentuk, ukuran dan rasa yang khas, sehingga banyak dicari dan diminati konsumen baik domestik maupun mancanegara. Adapun sebaran tanaman buah-buahan di Kabupaten Purwakarta, dapat dilihat pada Tabel 2.62 berikut ini :

Tabel 2.62 Sebaran Tanaman Buah-buahan di Kabupaten Purwakarta

No. Jenis Komoditas

Sebaran (Kecamatan)

1. Alpukat Pasawahan, Pondoksalam, Kiarapedes, Wanayasa, Sukatani, Sukatani, Darangdan dan Bojong

2. Belimbing

Plered, Maniis, dan Sukatani

3. Dukuh

Pondoksalam, Darangdan, dan Wanayasa

4. Durian Bungursari, Cibatu, Pasawahan, Pondoksalam, dan Wanayasa

5. Jambu Biji

Bungursari, Cibatu, Tegalwaru dan Sukatani

6. Jambu Air

Campaka, Cibatu, Pasawahan, dan Plered

7. Jeruk Siam Plered, Darangdan, Kiarapedes, Sukatani, Sukasari dan Bojong

8. Jeruk Besar Kiarapedes, Wanayasa, Bojong, Tegalwaru dan Darangdan

9. Manggis Darangdan, Wanayasa, Kiarapedes, dan Bojong

10. Nangka/ Cempedak Cibatu, Pasawahan, Pondoksalam, Sukatani dan Maniis

11. Nenas Pondoksalam, Darangdan, Sukatani dan Kiarapedes

12. Pepaya Campaka, Pasawahan, Pondoksalam, Tegalwaru dan Darangdan

13. Sukun Pondoksalam, Tegalwaru, Wanayasa, Sukatani, dan Pasawahan

14. Melinjo Wanayasa, Kiarapedes, Pondoksalam dan Bojong

15. Petai Sukasari, Campaka, Bungursari, Pasawahan, Pondoksalam, Sukatani, Bojong, Wanayasa dan Kiarapedes

Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta

Data produksi tanaman buah-buahan di Kabupaten Purwakarta tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 2.63 berikut ini :

Tabel 2.63 Produksi Tanaman Buah-Buahan di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

Produksi (Kuintal) No.

Jenis Komoditas

5. Jambu Biji

6. Jambu Air

7. Jeruk Siam

8. Jeruk Besar

11. Nangka/ Cempedak

12. Nenas

13. Pepaya

14. Pisang

15. Rambutan

Produksi (Kuintal) No.

Jenis Komoditas

Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta

Dari tabel di atas terlihat bahwa produksi buah-buahan tahun 2014 mengalami peningkatan dibandingkan produksi tahun 2013. Tanaman obat/biofarmaka terus dikembangkan di Kabupaten Purwakarta karena mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi dan cocok untuk dibudidayakan secara komersial. Data produksi tanaman obat/biofarmaka Kabupaten Purwakarta tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 2.64 berikut ini :

Tabel 2.64 Produksi Tanaman Obat-obatan (Biofarmaka) di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

Produksi (Kuintal) No.

Jenis Komoditas

1. Jahe 430.496 376.786

2. Laos/Lengkuas 227.616 138.537

7. Temuireng - 195

8. Kejibeling 1.819 3.511

9. Dlingo/Dringo

12. Mengkudu/Pace 170.236 101.240

13. Sambiloto 1,5 785

14. Mahkota Dewa 147.558 101.128

15. Lidah Buaya 10.220 6.035

Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta

Dari tabel di atas terlihat bahwa produksi yang paling tinggi peningkatannya terdapat pada komoditas kapulaga, sedangkan produksi yang paling banyak penurunannya terdapat pada komoditas Laos/Lengkuas.

Selain komoditas hortikultura tersebut di atas, Kabupaten Purwakarta juga mengembangkan tanaman hias, meskipun pengelolaannya belum dikembangkan secara khusus, hanya dikelola secara sampingan, akan tetapi dapat meningkatkan penghasilan petani. Data produksi tanaman hias Kabupaten Purwakarta tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 2.65 berikut ini:

Tabel 2.65 Produksi Tanaman Hias di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

Produksi (Tangkai) No.

Jenis Komoditas

2. Anthurium Bunga 1.396 589

7. Sedap Malam 255

15. Anthurium Daun 273 581

Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta

Dari tabel di atas terlihat produksi tanaman hias yang menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi terdapat pada komoditas Adenium, sedangkan yang paling banyak penurunannya terdapat pada komoditas mawar. Data produksi daging berdasarkan jenis ternak Kabupaten Purwakarta tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 2.66 berikut ini :

Tabel 2.66 Produksi Daging Berdasarkan Jenis Ternak

di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

Produksi (Kg) No.

Jenis Ternak

1. Sapi Potong 890.102 933.273

5. Ayam Buras 1.016.040 1.074.914

6. Ayam Ras Pedaging 14.145.147 15.984.014

7. Ayam Ras Petelur 21.121 21.476

8. Itik 194.080 203.784

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Purwakarta

Dari tabel di atas terlihat produksi daging tahun 2014 dibandingkan tahun 2013 untuk jenis ternak sapi potong mengalami peningkatan sebesar 5,00%, kerbau sebesar 13,00%, ayam buras sebesar 6,00%, ayam ras petelur sebesar 2%, ayam ras pedaging sebesar 13,00%, dan itik sebesar 5,00%, sedangkan untuk domba mengalami penurunan sebesar 63,15%, dan kambing sebesar 25,65%. Hal ini disebabkan permintaan masyarakat terhadap daging domba dan kambing berkurang dikarenakan harga daging domba dan kambing relatif tinggi dibandingkan dengan unggas. Untuk data produksi hasil ternak di Kabupaten Purwakarta tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 2.67 berikut ini :

Tabel 2.67 Produksi Hasil Ternak di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

Produksi No.

1. Telur Ayam Buras (Kg) 673.193 712.202

2. Telur Ayam Ras Petelur (Kg) 371.938 374.393

3. Telur Itik (Kg) 2.025.975 2.127.273

3. Susu Sapi (Liter) 38.104,56 10.117,50

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Purwakarta

Dari tabel di atas terlihat bahwa produksi hasil peternakan tahun 2014 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 untuk jenis telur ayam buras sebesar 5,79%, dan telur ayam ras petelur sebesar 0,66%, serta telur itik sebesar 5,00%, sedangkan untuk produksi susu sapi mengalami

penurunan sebesar 73,45%. Hal ini disebabkan usaha peternakan sapi perah di Kabupaten Purwakarta belum berkembang. Data populasi ternak Kabupaten Purwakarta tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 2.68 berikut ini :

Tabel 2.68 Populasi Ternak di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

Populasi (Ekor) No.

Jenis Ternak

1. Sapi Potong 11.465 11.591

2. Sapi Perah

7. Ayam Buras 1.161.292 1.223.813

8. Ayam Ras Petelur 40.732 30.000

9. Ayam Ras Pedaging 3.317.562 4.657.525

10. Itik 325.357 606.303

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Purwakarta

Dari tabel di atas terlihat bahwa populasi ternak di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013, yaitu untuk ternak sapi potong sebesar 1,10%, kerbau sebesar 5,19%, domba sebesar 35,09%, kambing sebesar 21,58%, kuda sebesar 4,50%, ayam buras sebesar 5,38%, ayam ras petelur sebesar 222,80%, ayam ras pedaging sebesar 40,39%, dan itik sebesar 86,35%, sedangkan untuk sapi perah tidak mengalami perubahan.

b. Kehutanan

Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta dalam melaksanakan Urusan Kehutanan dilakukan oleh Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan. Kebijakan bidang kehutanan di wilayah Kabupaten Purwakarta diarahkan untuk peningkatan fungsi ekologi dan ekonomi sumberdaya hutan sebagai sistem penyangga kehidupan. Adapun indikator keberhasilan pembangunan bidang kehutanan ini adalah terdapat lahan kritis yang direhabilitasi seluas 899 ha dan tercapainya produksi hasil hutan (kayu) sebanyak 4.100 m3. Dalam rangka penanaman lahan kritis di wilayah Kabupaten Purwakarta, pada Tahun 2014 Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan telah melakukan rehabilitasi lahan kritis sebanyak 1.119,14 ha dari luas lahan kritis yang ada sebanyak 6.041,19 ha. Sehingga sisa lahan kritis yang belum direhabilitasi ada seluas 4.922,05 ha dan akan terus dilakukan rehabilitasi pada tahun- tahun selanjutnya. Data produksi perkebunan rakyat Kabupaten Purwakarta tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 2.69 berikut ini :

Tabel 2.69 Produksi Perkebunan Rakyat di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

Produksi (Ton) No.

Jenis Komoditas

Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta

Dari tabel di atas terlihat bahwa produksi perkebunan rakyat tahun 2014 secara keseluruhan mengalami peningkatannya dibandingkan produksi tahun 2013.

Produksi hasil hutan kayu merupakan produksi hasil hutan yang paling dominan di Kabupaten Purwakarta. Data produksi hasil hutan kayu Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.70 berikut ini :

Tabel 2.70 Produksi Hasil Hutan Kayu di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

No.

Asal / Jenis Kayu

Volume (M 3 )

I. Hutan Rakyat

1. Jati 1.863.594

2. Mahoni 64.830

3. Rimba Campuran 227.710

4. Albazia/Sangon 284.760

Jumlah I.

II. Hutan Negara

(Perum Perhutani KPH Purwakarta)

1. Jati 4.249.496

2. Mahoni 879.810

3. Accacia mangium 1.880.120

4. Rimba Campuran -

Jumlah II.

JUMLAH TOTAL

Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta

Selain produksi hasil hutan kayu juga dikembangkan komoditi produktif potensi hasil hutan bukan kayu, antara lain jamur kayu, madu, dan sarang burung walet. Data komoditi produktif potensi hasil hutan bukan kayu Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.71 berikut ini :

Tabel 2.71 Komoditi Produktif Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

1. Jamur (Kg) 7.055

2. Madu (Liter) 13,30

3. Sarang Burung Walet (Kg) 35,75

Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta

c. Energi dan Sumber Daya Mineral

Pembangunan bidang energi dan sumberdaya mineral adalah upaya yang ditujukan untuk pengelolaan sumber dan pemanfaatan bahan dasar yang diperlukan untuk mendukung proses pembangunan itu sendiri, yaitu energi, bahan tambang, dan air tanah. Selain itu, pembangunan urusan ini mempunyai fungsi tambahan yang tidak kalah penting, yaitu memitigasi bencana alam.

Sebagaimana diketahui, bencana alam adalah fenomena yang sulit dihindari namun dapat diminimalisir dampaknya. Selaras dengan hal tersebut, fokus utama pembangunan bidang energi dan sumberdaya mineral pada tahun 2014 adalah meningkatkan rasio elektrifikasi serta pengendalian pemanfaatan bahan tambang dan air tanah. Sementara program-program yang dilaksanakan adalah Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan; Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat Yang Berpotensi Merusak Lingkungan; Program Pengembangan, Pembinaan dan Pengendalian Bidang Energi dan ketenagalistrikan; Program Pembinaan dan Pengawasan Air Tanah; Program Pengentasan Keluarga Rawan Energi; dan Program Penelitian dan Pengembangan Informasi Geologi Tata Lingkungan. Data perkembangan pertambangan di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014, dan data Kecukupan Energi di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.72 dan Tabel 2.73 berikut ini :

Tabel 2.72 Data Pertambangan di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

1. Kerusakan Lingkungan Eks Lokasi Tambang

Lokasi

2. Penertiban Tambang Tidak Berijin Lokasi/ M 2 9/109.000 M 2

3. Total Area Penambangan Ha 653,68 Ha

4. Penambangan Liar/Tidak Berijin M 2 109.000 M 2

Sumber : Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Purwakarta

Tabel 2.73 Kecukupan Energi di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

No

Jenis

Jumlah (Kwh)

1. Sosial 10.930.908

2. Rumah Tangga 217.115.864

Sumber : Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Purwakarta

Data pemanfaatan air tanah di Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.74 berikut ini :

Tabel 2.74

Data Pemanfaatan Air Tanah di Kabupaten Purwakarta

1. Jumlah ijin SIPA (ABT)

Ijin/Luas

2. Jumlah ijin SIPAM M 2 5

Sumber : Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Purwakarta

Energi listrik adalah energi yang telah menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Hampir seluruh aktivitas sosial ekonomi masyarakat menggunakan peralatan yang memanfaatkan listrik sebagai sumber energinya. Dengan adanya listrik, aktivitas masyarakat tidak hanya terbatas pada siang hari, namun bisa berlangsung hingga malam hari. Oleh karena itu, ketersediaan energi listrik mempengaruhi produktivitas masyarakat. Kabupaten Purwakarta adalah salah satu daerah pemasok listrik. Dalam lingkup kabupaten ini terdapat PLTA Jatiluhur dan PLTA Cirata yang memasok listrik dalam sistem interkoneksi jawa-bali. Namun demikian, tingkat elektrifikasi di daerah ini dapat dikatakan belum optimal. Jumlah penduduk yang belum mendapatkan aliran listrik masih sangat besar, dimana sebagian diantaranya termasuk dalam kategori miskin. Kemiskinan membuat sebagian masyarakat tidak mampu memasang listrik. Selanjutnya ketiadaan listrik menyebabkan produktivitas dan kemampuan mereka memperoleh pendapatan terbatas. Lingkaran kemiskinan inilah yang coba diselesaikan oleh pemerintah daerah yang sejak beberapa tahun terakhir memfokuskan pembangunan energinya dalam bentuk pemasangan jaringan listrik ke rumah-rumah KK miskin. Data Jumlah KK Miskin Penerima Bantuan Listrik Pedesaan di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014 seperti pada Tabel 2.75 berikut ini :

Tabel 2.75

Jumlah KK Miskin Penerima Bantuan Listrik Pedesaan

di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

Realisasi Kk Miskin No.

Kk Miskin Yang

Jumlah Desa/Kelurahan

Belum Berlistrik

Sumber : Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Purwakarta

Bencana alam adalah kejadian yang dapat berdampak negatif bagi keberlanjutan pembangunan suatu daerah. Bencana alam menjadi penyebab rusaknya infrastruktur seperti jalan, jembatan, irigasi, dan lain sebagainya. Selain itu, bencana alam dapat pula menimbulkan hilangnya jiwa manusia. Untuk itu, kejadian bencana alam perlu diantisipasi agar dapat kerugian materi dan jiwa yang dapat ditimbulkannya bisa diminimalisir. Salah satu jenis bencana alam yang sering terjadi dalam lingkup wilayah Kabupaten Purwakarta adalah longsor. Longsor merupakan peristiwa pergerakkan lapisan tanah dan batuan yang ada di Bencana alam adalah kejadian yang dapat berdampak negatif bagi keberlanjutan pembangunan suatu daerah. Bencana alam menjadi penyebab rusaknya infrastruktur seperti jalan, jembatan, irigasi, dan lain sebagainya. Selain itu, bencana alam dapat pula menimbulkan hilangnya jiwa manusia. Untuk itu, kejadian bencana alam perlu diantisipasi agar dapat kerugian materi dan jiwa yang dapat ditimbulkannya bisa diminimalisir. Salah satu jenis bencana alam yang sering terjadi dalam lingkup wilayah Kabupaten Purwakarta adalah longsor. Longsor merupakan peristiwa pergerakkan lapisan tanah dan batuan yang ada di

d. Kelautan dan Perikanan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan, pasal 1 ayat 2, perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Pasal 2 mengemukakan bahwa penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apa pun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkan. Pasal 6 menerangkan bahwa pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membersarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkan. Pengelolaan perikanan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup nelayan kecil dan pembudidayan ikan kecil; meningkatkan penerimaan dan devisa negara; mendorong perluasan dan kesempatan kerja; meningkatkan ketersediaan dan konsumsi sumber protein ikan; mengoptimalkan pengelolaan sumber daya ikan; meningkatkan prodiktivitas, mutu, nilai tambah, dan daya saing; meningkatkan ketersediaan bahan baku untuk industri pengolahan ikan; mencapai pemanfaatan sumber daya ikan, lahan pembudidayaan ikan, dan lingkungan sumberdaya ikan secara optimal; dan menjamin kelestarian sumberdaya ikan, lahan pembudidayaan ikan, dan tata ruang. Kewenangan Pemerintah untuk Urusan Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Purwakarta berada di Dinas Peternakan dan Perikanan. Dalam rangka melaksanakan urusan Kelautan dan Perikanan maka ditetapkan suatu kebijakan, kebijakan tersebut adalah menjaga stabilitas ketahanan pangan dan meningkatnya produksi pangan hasil perikanan. Data produksi perikanan Kabupaten Purwakarta tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 2.76 berikut ini :

Tabel 2.76

Produksi Perikanan di Kabupaten Purwakarta

Tahun 2013-2014

Produksi (Ton) No.

Jenis Ikan

5. Sepat Siam 4,40 6,43

6. Lele 303,29 320,62

Produksi (Ton) No.

Jenis Ikan

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Purwakarta

Dari tabel di atas terlihat produksi perikanan di Kabupaten Purwakarta tahun 2014 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013, yaitu untuk jenis ikan mas sebesar 2,17%, ikan nila sebesar 3,80%, ikan tawes sebesar 43,55%, ikan gurame sebesar 22,95%, ikan sepat siam sebesar 46,14%, ikan lele sebesar 5,71%, ikan patin sebesar 0,73%, ikan bawal sebesar 16,16%.

e. Pariwisata

Sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor perekonomian yang mempunyai keterkaitan dan efek multiplier yang signifikan di tingkat lokal. Tingkat kesejahteraan masyarakat yang mendiami kawasan yang telah menjadi daerah tujuan wisata pada umumnya relatif cukup baik. Sebagai daerah yang memiliki posisi geografis yang strategis serta objek dan daya tarik wisata yang cukup beragam, wilayah Kabupaten Purwakarta mempunyai potensi untuk menjadi daerah tujuan wisata. Jumlah potensi objek dan daya tarik wisata di wilayah Kabupaten Purwakarta tidak kurang

23 lokasi, baik berupa wisata alam, minat khusus maupun budaya. Kebijakan pengembangan pariwisata di Kabupaten Purwakarta pada Tahun 2014 diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan program pengembangan pemasaran pariwisata. Upaya pengembangan pemasaran pariwisata di wilayah Kabupaten Purwakarta dilaksanakan melalui kegiatan penghargaan aplikasi sapta pesona usaha jasa pariwisata, pengembangan duta wisata, event pameran produk wisata, pemutahiran data pariwisata, pengadaan sarana atraksi situ wanayasa, serta pementasan kreasi seni luar daerah. Upaya pengembangan pemasaran pariwisata di wilayah Kabupaten Purwakarta dilaksanakan melalui kegiatan promosi kebudayaan daerah dan pariwisata, pengembangan duta pariwisata, serta pemberdayaan kelompok penggerak pariwisata. Kabupaten Purwakarta mempunyai berbagai potensi bidang pariwisata, antara lain: wisata alam, wisata budaya dan wisata minat khusus, yang diperkaya dengan seni dan budaya pertunjukan, antara lain tari buncis, calung, pencak silat, wayang golek, kasidah, jaipong dan degung. Iklim pariwisata tidak akan berpengaruh signifikan terhadap perkembangan perekonomian secara umum, apabila tidak didukung dengan tersedianya fasilitas akomodasi yang baik. Data perusahaan akomodasi/hotel menurut klasifikasi beserta jumlah tamu yang menginap selama Tahun 2014, dapat dilihat pada tabel 2.75 dan tabel 2.76 berikut ini :

Tabel 2.75 Banyaknya Perusahaan Akomodasi/Hotel Menurut Klasifikasi di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

1. Hotel Bintang 4

2. Hotel Bintang 3

3. Hotel Bintang 2 -

4. Hotel Melati

Jumlah

Sumber : Dinas Perhubungan, Kebudayaan, Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Kabupaten Purwakarta

Tabel 2.76

Banyaknya Tamu Hotel di Kabupaten Purwakarta

1. Wisatawan Domestik 114.925

2. Wisatawan Mancanegara 7.430

Jumlah

Sumber : Dinas Perhubungan, Kebudayaan, Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Kabupaten Purwakarta

Selain daya tarik obyek wisata tersebut di atas, Kabupaten Purwakarta menjadi daya tarik kunjungan wisatawan, dikarenakan terdapat berbagai macam wisata kuliner lokal, seperti sate maranggi, kue jalabria, peuyeum, simping, gegetuk, keripik singkong, keripik pisang, manisan pala, gula Cikeris dan lain-lain. Bahkan beberapa rumah makan khas Purwakarta telah menjalin kerjasama dengan bentuk franchise dan hingga kini telah tersebar di kota-kota lain, diantaranya adalah Rumah Makan Ibu Haji Cijantung, Rumah Makan Ciganea, Rumah Makan Sambel Hejo, Rumah Makan Alam Sari, Rumah Makan Anwar, dan lain-lain. Data rumah makan, restoran dan tempat hiburan di Kabupaten Purwakarta tahun 2012-2013, dapat dilihat pada tabel 2.77 berikut ini :

Tabel 2.77 Rumah Makan, Restoran dan Tempat Hiburan di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

TAHUN NO.

1. Rumah Makan

3. Tempat Hiburan/Cafe

Sumber: Dinas Perhubungan, Kebudayaan, Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Kabupaten Purwakarta

f. Perdagangan

Dalam bidang perdagangan, pasar merupakan salah satu tempat dimana pertukaran terjadi, sehingga roda perekonomian meningkat. Pasar di Kabupaten Purwakarta dikelompokan kedalam tiga jenis pasar, yaitu Pasar Modern (hypermarket, departemen store, super market dan mini market), Pasar Tradisional (pasar milik pemerintah kabupaten maupun yang dikelola oleh pihak swasta) dan Pasar Desa (pasar milik pemerintah desa). Data jumlah pasar di Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada tabel 2.78 berikut ini :

Tabel 2.78 Jumlah Pasar di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

NO.

JENIS PASAR

TAHUN 2013

1. Pasar Modern

2. Mini Market 100

3. Pasar Tradisional

4. Pasar Desa

JUMLAH

Sumber: Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purwakarta

Dalam bidang ekspor, jumlah perusahaan di Kabupaten Purwakarta tahun 2014 yang melakukan ekspor sebanyak 56 perusahaan, negara tujuan ekspor sebanyak 114 negara, serta jenis komoditas yang diekspor sebanyak 42 jenis. Data ekspor Kabupaten Purwakarta tahun 2013- 2014, dapat dilihat pada tabel 2.79 berikut ini :

Tabel 2.79

Eksport Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

TAHUN NO.

1. Eksportir (perusahaan)

2. Nilai Ekspor (USD) 664.209.800 686.786.440,02

3. Negara Tujuan Ekspor (negara) 114 114

4. Jumlah Komoditas (jenis)

Sumber: Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purwakarta

Dari tabel di atas terlihat ekspor Kabupaten Purwakarta Tahun 2014 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013, untuk perusahaan eksportir bertambah 1 perusahaan, nilai ekspor meningkat sebesar 22.576.640,02 USD atau 3,40%, jenis komoditas yang dieksport bertambah

16 komoditas atau 61,54%, sedangkan negara tujuan ekspornya sama yaitu 114 negara.

g. Perindustrian

Dalam Industri kecil dikelompokan dalam tiga jenis, yaitu : Industri Agro dan Hasil Hutan (IAHH), Industri Kimia, Pulp dan Kertas (IKPK) serta Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka (ILMEA). Banyaknya unit usaha tenaga kerja industri kecil menurut kelompok di Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada tabel 2.80 berikut ini :

Tabel 2.80

Banyaknya Unit Usaha Tenaga Kerja Industri Kecil Menurut Kelompok di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

NO.

JENIS INDUSTRI KECIL

JUMLAH

I. IAHH

Unit Usaha (UU) 2.516 Tenaga Kerja (TK)

II. ILMEA

Unit Usaha (UU) 761 Tenaga Kerja (TK)

III. IKPK

Unit Usaha (UU) 631 Tenaga Kerja (TK)

Jumlah UU

Jumlah TK

Sumber : Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purwakarta

Dari tabel tersebut terlihat bahwa jumlah industri kecil di Kabupaten Purwakarta tahun 2014 sebanyak 3.908 unit dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 21.234 orang.

Salah satu ciri keberhasilan pembangunan perekonomian di suatu daerah adalah dengan banyaknya investor yang menginvestasikan modalnya di daerah tersebut, baik investor dalam negeri maupun luar negeri. Banyaknya investor yang menginvestasikan modalnya akan berbanding lurus dengan penyerapan tenaga kerja, sehingga diharapkan dapat menampung banyak angkatan kerja sekaligus menekan angka pengangguran. Dengan kata lain, semakin tinggi angka pengangguran yang ditekan, semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pemerintah dalam menekan angka kemiskinan di suatu daerah. Data investasi dan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Purwakarta tahun 2013-2014, dapat dilihat pada tabel 2.81 berikut ini :

Tabel 2.81 Investasi dan Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

TAHUN NO.

JENIS FASILITAS

INDUSTRI BESAR

I. JUMLAH PERUSAHAAN

II. REALISASI INVESTASI

1. PMA (Rp,00) 33.644.947.419.000 34.708.436.375.600

2. PMDN (Rp,00) 2.359.670.690.064 2.610.480.483.655

Jumlah 33.820.609.229.663 37.318.916.859.255 III.

JUMLAH TENAGA KERJA

1. PMA (Orang) 84.720 87.893

2. PMDN (Orang) 6.894 6.999

Sumber : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Purwakarta

Dari tabel tersebut terlihat jumlah perusahaan di Kabupaten Purwakarta secara keseluruhan tahun 2014 mengalami pertumbuhan sebanyak 27 (dua puluh tujuh) perusahaan dibandingkan tahun 2013. Akan tetapi jumlah perusahaan PMA pada tahun 2014 mengalami penurunan, dikarenakan ada 2 Perusahaan Modal Asing (PMA) yang keluar dari Purwakarta, yaitu PT. Kyokuyo Industrial Indonesia dan PT. Tachi-s Indonesia. Untuk nilai investasi juga mengalami peningkatan sebesar Rp3.498.307.629.592,00 atau 10,34%, begitu juga untuk penyerapan tenaga kerja juga mengalami peningkatan sebanyak 9.766 orang atau sebesar 11,00%.

h. Ketransmigrasian

Capaian pembangunan di bidang ketransmigrasian yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta melalui Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi sampai dengan tahun 2014 telah melaksanakan penjajagan dan kerjasama transmigrasi antar daerah sebanyak 5 daerah atau lokasi transmigrasi, sedangkan jumlah Kepala Keluarga yang telah diberangkatkan sampai dengan tahun 2014 sebanyak 42 KK dan 157 jiwa. Adapun jumlah KK yang telah diberangkatkan pada tahun 2014 sebanyak 4 KK/6 orang dengan lokasi transmigrasi ke Kabupaten Konawe Utara Silawesi Utara.

Lokasi atau tujuan para transmigran yang paling banyak adalah di pulau Kalimantan kemudian pulau Sulawesi dan Sumatera, sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.82 Capaian Perkembangan Jumlah Transmigran dan Lokasi Permukiman Transmigrasi di Kabupaten Purwakarta Sampai dengan Tahun 2014

No.

Tujuan

Jumlah Transmigran

1. UPT Hyangbana Kabupaten Katingan Kalimantan

20 KK/82 orang Tengah

2. UPT Sebruga Kabupaten Sambas. Kalimantan Barat

5 KK/23 orang

3 KK/10 orang Sumatra Selatan

3. UPT Buaya Cecer Mas SP. 10 Kabupaten Musi Rawas.

4. UPT Tumbang Jatuh SP. I Kabupaten Gunung Mas,

10 KK/36 orang Provinsi Kalimantan Tengah

5. Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara

4 KK/6 orang

Jumlah

42 KK/157 orang

Sumber: Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Purwakarta

Transmigrasi bukan hanya sekedar perpindahan penduduk dari satu wilayah kewilayah yang lain dalam rangka pemerataan penduduk, melainkan harus dibarengi oleh penyediaan sarana lahan dan pengetahuan atau pembekalan agar para transmigran dapat mengembangkan usaha dan kreativitasnya dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga atau dirinya sendiri di tempat yang baru dengan berwirausaha secara mandiri dengan berbekal pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh pada saat pembekalan di wilayah asal. Kebijakan pemerintah kabupaten purwakarta dalam penyelenggaraan program transmigrasi regional yang dilaksanakan oleh dinas tenaga kerja, sosial dan transmigrasi yaitu melalui pelaksanaan kegiatan Penjajagan dan Kerjasama Transmigrasi Regional Antar Daerah dan kegiatan Rekrutmen dan Pembekalan Calon Transmigrasi.

2.1.4 Aspek Daya Saing Daerah

Aspek Daya Saing Daerah di Kabupaten Purwakarta tidak terlepas dari kondisi internal dan eksternal baik level internasional, nasional maupun regional. Dalam konteks sistem perekonomian terbuka dimana Indonesia termasuk negara yang menganut dan aktif dalam globalisasi, kinerja makro ekonomi nasional dan daerah cukup rentan dengan gejolak eksternal. Secara umum kondisi ekonomi makro Kabupaten Purwakarta cukup baik dengan ditandai dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Kondisi ekonomi makro di Kabupaten Purwakarta ini tidak terlepas dari pengaruh kondisi ekonomi global dan nasional dimana pada tahun 2015 perekonomian dirasakan semakin kondusif.

Kondisi perekonomian Kabupaten Purwakarta pada tahun 2016 diharapkan tetap dapat tumbuh lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal-hal yang perlu diantisipasi dalam perencanaan pembangunan Tahun 2016 adalah efek peningkatan inflasi sebagai dampak rencana kenaikan TDL dan BBM di Tahun 2016 akibat konsekuensi pengurangan subsidi pemerintah dan asumsi adanya kenaikan Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS). Namun signifikan tidaknya efek dari gejolak eksternal tersebut terhadap perekonomian di Kabupaten Purwakarta tergantung pada karakteristik ekonomi di tingkat regional, nasional dan internasional serta kekuatan internal serta potensi unggulan dan daya saing daerah yang dimiliki oleh Kabupaten Purwakarta. Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan kabupaten/kota lainnya yang berdekatan, propinsi, nasional atau internasional. Kondisi daya saing yang dimiliki oleh Kabupaten Purwakarta dapat digambarkan sebagai berikut :

a) Kabupaten Purwakarta yang memiliki struktur wilayah yang menarik, wilayahnya terdiri dari pegunungan, perbukitan disebelah selatan, tenggara dan barat, mendatar di tengah dan utara. Di Purwakarta juga terdapat Danau Jatiluhur sebagai pembangkit listrik besar pemasok Jawa Bali.

b) Di Purwakarta berkembang kegiatan-kegiatan industri bersama dengan perkembangan di Kabupaten Bekasi dan Karawang. Pertimbangan umumnya adalah aksesibilitas ke Jakarta sebagai pusat perdagangan dan outlet perdagangan nasional – internasional. Perkembangan ini cenderung bersifat alami mengikuti aglomerasi kegiatan ekonomi. Umumnya kegiatan ini terjadi di wilayah utara Purwakarta.

c) Kabupaten Purwakarta memiliki letak daerah yang sangat strategis, yang dilalui oleh jalur nasional (Jakarta, Bandung dan Cirebon). Masih banyak wisata lain yang belum dikembangkan secara optimal oleh pemerintah daerah. Di masa yang akan datang potensi pariwisata di Kabupaten Purwakarta akan terus diarahkan pada wisata alam, wisata belanja, wisata agro dan wisata budaya.

d) Kabupaten Purwakarta juga merupakan kabupaten yang mempunyai banyak lahan pertanian dan perkebunan, yang juga sebagai pemasok barang kebutuhan utama di Pasar Induk Bandung dan Jakarta. Kondisi tanah yang subur dan air yang melimpah dapat di tanami banyak jenis pohon. Pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah ditingkat masyarakat pada hamparan wilayah tertentu, misalnya persawahan, perkebunan dan lain sebagainya akan dapat meningkatkan skala ekonomi.

e) Kedekatan dengan pusat-pusat permintaan (demand) seperti Jakarta dan Bandung adalah keunggulan geografis Purwakarta. Sektor finansial yang berkembang pesat di Purwakarta dapat menjadi pendukung peningkatan produktivitas ekonomi, namun masalah penjaminan bagi usaha kecil juga penting menjadi perhatian.

f) Sebagai salah satu daerah tujuan investasi, Purwakarta memiliki potensi masuknya berbagai investasi. Zona dan kawasan usaha perlu dipersiapkan dengan baik, termasuk penyiapan kondisi kultural masyarakatnya. Momentum potensi investasi ini harus lebih dimanfaatkan secara terencana, terarah, terpadu, berkelanjutan dan terkoneksi dengan sektor pembangunan daerah lainnya.

2.1.5 Strategi dan Arah Kebijakan Pengurangan Kemiskinan (Pro Poor) di Kabupaten Purwakarta

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 15 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018 khususnya dalam rangka menanggulangi permasalahan kemiskinan di Kabupaten Purwakarta, strategi dan arah kebijakan pengurangan kemiskinan ini telah dijabarkan dalam Visi :

”PURWAKARTA BERKARAKTER” melalui Misi Pertama : ”MENGEMBANGKAN PEMBANGUNAN BERBASIS RELIGI DAN KEARIFAN LOKAL, YANG BERORIENTASI PADA

KEUNGGULAN PENDIDIKAN, KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PEMERATAAN EKONOMI YANG BERKEADILAN BAGI SELURUH MASYARAKAT ”, yang

dirumuskan melalui “SEMBILAN TANGGA CINTA PURWAKARTA ISTIMEWA” yaitu pada point kesatu : “PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH

MELALUI BANTUAN PEMBANGUNAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI, PEMBERIAN BANTUAN MODAL PETERNAKAN/MODAL USAHA ”.

Upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta dalam penanggulangan kemiskinan ini diantaranya adalah melalui :

1) Koordinasi antar Sektor dan Tingkat Pemerintahan, khususnya Dalam Rangka Mensinergikan Perencanaan dan Pengganggaran Program-Program Terkait Dalam Menanggulangi Masalah Kemiskinan.

2) Penyempurnaan Desain Program-Program Penanggulangan Kemiskinan, seperti Harmonisasi Program-Program Pemberdayaan Masyarakat, Pengembangan Sistem Jaminan Sosial Khusus Bagi Masyarakat Miskin, dan Pengembangan Akses Pelayanan Dasar.

2.1.6 Strategi dan Arah Kebijakan Pengurangan Pengangguran (Pro Job) di Kabupaten Purwakarta

Dalam rangka mengatasi permasalahan pengangguran di Kabupaten Purwakarta, Pemerintah Daerah telah menetapkan strategi dan arah kebijakan seperti yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018 yaitu dengan Strategi : ”MENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA” dengan Arah

Kebijakan : ”MENCIPTAKAN TENAGA KERJA YANG TERAMPIL SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PASAR dan FASILITASI PENYELESAIAN MASALAH-MASALAH

KETENAGAKERJAAN”.

Permasalahan ketenagakerjaan di Kabupaten Purwakarta sampai dengan saat ini adalah masih pada terbatasnya kesempatan kerja. Kondisi ini disebabkan karena pertambahan jumlah angkatan kerja baru tidak diiringi dengan penciptaan lapangan pekerjaan. Untuk mengatasi masalah meningkatnya jumlah angkatan kerja telah dilakukan beberapa upaya untuk menstimulasi munculnya lapangan pekerjaan baru maupun penyiapan bagi pencari kerja agar siap pakai, diantaranya pembinaan dan pengembangan produktivitas tenaga kerja, perluasan dan pengembangan kesempatan kerja, pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja. Dalam rangka mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten dan produktif untuk mendukung penempatan pasar kerja global dan upaya mengatasi pengangguran, kebijakan pengurangan pengangguran (Pro Job) di Kabupaten Purwakarta diarahkan pada peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja; peningkatan kesempatan kerja dan perlindungan pengembangan lembaga ketenagakerjaan.

2.1.7 Strategi dan Arah Kebijakan Berwawasan Lingkungan (Pro Environment) di Kabupaten Purwakarta

Dalam mengimplementasikan pembangunan yang berwawasan lingkungan (pro environment), Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta telah merumuskan strategi dan arah kebijakan

khususnya dalam Misi Kedua : ”PENGEMBANGAN STRUKTUR WILAYAH DAN TATA RUANG YANG BERORIENTASI PADA KEUTUHAN LINGKUNGAN BAIK HULU MAUPUN HILIR

SERTA UNSUR TANAH, AIR UDARA DAN MATAHARI” dengan Tujuan Misi :

”MEWUJUDKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN MENGEDEPANKAN SINERGISASI ANTAR INSTANSI DAN PARTISIPASI PUBLIK DALAM PENGELOLAAN

SUMBER DAYA A LAM” dan Sasaran Misi : ”MENINGKATNYA KUALITAS PENGELOLAAN

LINGKUNGAN HIDUP”. Strateginya meliputi :

1) Melaksanakan Standarisasi Pelayanan Bidang Lingkungan Hidup

2) Mengembangkan Sistem Pengawasan Kualitas Lingkungan Yang Partisipatif dan Akuntabel Dengan Arah Kebijakan :

1) Mewujudkan Layanan Laboratorium Lingkungan Hidup Yang Terakreditasi

2) Merasionalisasi Proses Perijinan Lingkungan Hidup

3) Memperluas Cakupan Pemantauan Lingkungan Melalui Peningkatan Sarana Prasarana dan Partisipasi Publik

4) Melaksanakan Dukumen Lingkungan Hidup Daerah

5) Mengembangkan Sistem Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup

2.1.8 Strategi dan Arah Kebijakan MDG`s di Kabupaten Purwakarta

Dalam rangka percepatan pencapaian tujuan Millenium Development Goals (MDG`s), Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta senantiasa berpedoman kepada Inpres Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan Berkeadilan Terkait Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDG`s). Pedoman MDGs sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Inpres Nomor 3 Tahun 2010 tersebut, berisikan cara pengorganisasian, langkah teknis dan sistematika penyusunan MDGs, serta dilengkapi pula dengan matriks rencana aksinya. Pedoman ini diharapkan dapat memberikan petunjuk bagi pemerintah daerah dalam menyusun MDGs sehingga setiap daerah dapat menyusun dokumen strategis yang menggambarkan upaya sinergis dalam pencapaian target MDGs di pusat dan daerah. Tujuan MDG`s ini terdiri atas 8 Point, yaitu :

1) Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan

2) Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua

3) Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

4) Menurunkan Kematian Anak

5) Meningkatkan Kesehatan Ibu

6) Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya (TB)

7) Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup

8) Mengembangkan Kemitraan Pembangunan di Tingkat Global Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018,

Pemerintah Daerah telah menjabarkan Visi dan Misi ke dalam “SEMBILAN TANGGA CINTA

PURWAKARTA ISTIMEWA”, dimana uraian isi dari prioritas pembangunan tersebut sebagain

besar sudah mengakomodir tujuan yang ada dalam MDG`s. Oleh karena itu “SEMBILAN

TANGGA CINTA PURWAKARTA ISTIMEWA” ini telah menjadi rujukan dan orientasi penyusunan program dan kegiatan tiap urusan bagi segenap stakeholder dalam rangka

mewujudkan 8 sasaran MDGs tersebut sebagai salah satu program prioritas dalam perumusan perencanaan pembangunan di Kabupaten Purwakarta.