PROSES DISEMINASI

A.3. PROSES DISEMINASI

Gambar 2 - 5 Peta Dimensi

Proses diseminasi adalah proses menyebarluaskan hasil penelitian

d a n pengemba ng a n ya ng tela h dihasilkan dari proses implementasi rancangan. Kegiatan diseminasi ini dapat bersifat komersial maupun nonkomersial. Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh organisasi nirlaba seringkali didiseminasikan secara nonkomersial karena tujuan penelitian dan pengembangan yang dilakukan biasanya adalah untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap hal tertentu. Untuk kegiatan penelitian dan pengembangan yang dinaungi oleh perusahaan pada umumnya, proses diseminasi biasanya juga bertujuan untuk mela kukan promosi atau komersialisasi atas hasil penelitian yang dilakukan. Tidak jarang para peneliti juga mencari investor yang mungkin tertarik akan hasil temuan penelitian mereka.

Da la m kegiata n penelitia n da n pengembangan, secara umum proses diseminasi dapat memiliki dua fungsi, yaitu sebagai tahap akhir dalam penelitian dan pengembangan atau sebagai tahap yang menjembatani hasil penelitian yang ada dengan calon

pembeli yang kemudian akan memproduksi hasil penelitian dan pengembangan secara komersial. Tahap diseminasi akan menjadi tahap akhir dalam penelitian jika memang tidak perlu ada proses produksi massal atau komersial atas hasil penelitian untuk mendapatkan nilai ekonomi. Sebagai contoh, suatu perusahaan penelitian dalam bidang sosial biasanya menjadikan tahap diseminasi sebagai tahap akhir ketika mereka menyampaikan hasil penelitiannya kepada klien atau pasar tertentu yang ditargetkan dan sudah bisa mendapatkan nilai ekonomi dari proses ini. Dilain pihak, perusahaan penelitian dan pengembangan yang memang berniat menjual hasil implementasi rancangannya akan memanfaatkan tahap diseminasi sebagai jembatan antara hasil penelitian yang ada dengan calon pembeli (pelaku industri yang relevan dengan penelitian dan pengembangan yang dihasilkan) sehingga hasil penelitiannya dapat membawa nilai tambah ekonomi bagi perusahaan penelitian dan pengembangan.

BAB 2: Ekosistem dan Ruang Lingkup Industri Penelitian dan Pengembangan Indonesia 33

Dalam proses diseminasi, tidak terdapat perubahan bentuk atas apa yang telah dihasilkan pada tahap implementasi rancangan secara substansial. Biasanya perubahan terjadi dalam bentuk pengemasannya sesuai dengan jalur atau channel diseminasi yang dimanfaatkan. Aktivitas pada proses diseminasi hanyalah berupa penyebaran hasil penelitian dan pengembangan, baik dilakukan secara langsung seperti melalui presentasi, maupun sebatas penyebaran poster atas hasil penelitian. Inilah sebabnya hal yang disoroti pada tahap diseminasi adalah pemilihan jalur atau channel diseminasi yang dimanfaatkan oleh para peneliti dan perekayasa. Berikut ini adalah beberapa jalur atau channel diseminasi yang umumnya digunakan untuk mendiseminasikan hasil penelitian dan pengembangan:

1. Konferensi Nasional dan Internasional

Konferensi merupakan ajang berkumpulnya para individu dan organisasi yang memiliki bidang usaha atau keahlian yang serupa. Hingga saat ini banyak konferensi nasional maupun internasional berbasis akademis maupun profesional yang digunakan sebagai media berbagi pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Tidak hanya akademisi yang bisa menjadi penyelenggara konferensi ini, lembaga pemerintah, perusahaan, hingga komunitas sudah mulai banyak mengadakan kegiatan berjenis konferensi. Contoh konferensi di antaranya adalah International Conference on Biotechnology and Food Science, Startup Asia, MIT Innovation Conference, Global Innovation Summit & Week, UK Indonesia Science and Innovation Conference, dan lain sebagainya.

2. Jurnal Ilmiah

Jurnal ilmiah biasanya digunakan oleh para peneliti akademisi untuk mendiseminasikan hasil penelitiannya. Jurnal ilmiah biasanya menjadi media diseminasi nonkomersial karena peneliti tidak mendapatkan nilai ekonomi apapun dari proses diseminasi ini. Hingga saat ini banyak jurnal yang tidak hanya menerima academical insight tetapi juga business insight yang biasanya dikemas dalam artikel kasus bisnis. Beberapa contoh jurnal ilmiah yang memiliki tingkat pengutipan tinggi dalam bidang keilmuan sosial di antaranya adalah Journal of International Business Studies, Journal of Service Management, dan Annual Review of Sociology. Dalam bidang keilmuan sains, teknologi, dan rekayasa, jurnal ilmiah yang memiliki tingkat pengutipan tinggi di antaranya adalah International Journal of Robotics Research, Nature Biotechnology, dan International Journal of Computer Vision. Di Indonesia sendiri, Akreditasi DIKTI (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) atas jurnal imliah menunjukkan kualitas atas jurnal tersebut. Contoh jurnal yang mendapatkan akreditasi A di antaranya adalah Media Ilmiah Indonusa yang diterbitkan oleh Universitas Indonusa Esa Unggul, Paediatrica Indonesiana yang diterbitkan oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Anak Indonesia, dan Jurnal Mikrobiologi Indonesia yang diterbitkan oleh Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia.

3. Pameran dan Kompetisi Hasil Inovasi

Pameran dan ajang kompetisi merupakan salah satu media diseminasi yang dapat digunakan oleh para peneliti dan perekayasa untuk menyebarluaskan hasil penelitiannya. Terdapat berbagai contoh pameran dan kompetisi hasil inovasi baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun nonpemerintah. Sebagai contoh, Kompetisi Technopreneurship Pemuda yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi, National Young Inventor Award, dan Lomba Karya Ilmiah Remaja yang diselenggarakan oleh LIPI. Disisi lain, terdapat juga kegiatan kompetisi untuk inovasi yang diselenggarakan oleh lembaga nonpemerintah seperti Djarum Black Innovation.

34 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Penelitian Dan Pengembangan Nasional 2015-2019

4. Program Diseminasi Khusus

Program diseminasi khusus adalah suatu program diseminasi yang biasanya dibuat oleh peneliti dan perekayasa itu sendiri secara sengaja dan terfokus. Saat peneliti membuat suatu agenda tersendiri untuk menyelenggarakan sosialisasi atas hasil penelitiannya, program diseminasi khusus dilakukan. Biasanya program ini dilakukan oleh para peneliti dalam bidang sosial yang target akhirnya adalah memberikan sosialisasi atau menerapkan suatu sistem baru atas apa yang ditemukan dari kegiatan penelitian dan pengembangan.

5. Media Cetak dan Media Elektronik

Hingga saat ini, media cetak dan elektronik sering menjadi tempat untuk menampilkan hasil penelitian. Biasanya yang dikemas dalam media ini berbentuk berita hasil inovasi hingga proil dari peneliti yang terkait. Penampilan pada media dapat dilakukan oleh peneliti yang membuat artikel mengenai temuannya atau klien yang membuat iklan atau tampilan singkat atas temuan penelitian.

6. Toko Buku

Fungsi dari toko buku adalah sebagai etalase hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan serta didistribusikan dalam bentuk buku maupun majalah. Saat ini toko buku tidak hanya dikelola dalam bentuk isik, namun juga dikelola dalam bentuk online sehingga dapat memudahkan konsumen dalam mengakses buku maupun majalah yang diterbitkan.

7. Sesi Presentasi Klien

Jalur distribusi ini sangat spesiik berlaku pada kegiatan penelitian dan pengembangan yang pada tahap awalnya sudah melibatkan klien. Selain sebagai jalur distribusi, sesi presentasi klien juga berfungsi sebagai sarana bagi peneliti untuk mempertanggungjawabkan pekerjaan yang diberikan oleh klien.

Proses distribusi dan/atau diseminasi biasanya dilakukan secara langsung oleh peneliti atau perekayasa. Tidak jarang proses diseminasi dilakukan oleh pihak lain selain peneliti dan perekayasa itu sendiri, misalnya saat peneliti atau perekayasa memasukkan hasil penelitian dan pengembangannya ke dalam jurnal, maka penerbit dari jurnal tersebut yang akan melakukan publikasi atas hasil penelitian dan pengembangan. Penerbit di dalam konteks diseminasi disebut juga sebagai publisher karena dapat diperankan oleh penerbit jurnal, penerbit buku, maupun penyelenggara liputan atas hasil penelitian dan pengembangan. Peran publisher muncul disaat proses penyampaian hasil penelitian kepada pasar tidak lagi dipegang secara langsung oleh peneliti atau perekayasa itu sendiri.

AKATIGA dan Kegiatan Diseminasi Penelitiannya

AKATIGA merupakan salah satu lembaga penelitian nonpemerintah dan nonproit yang bergerak dalam bidang penelitian sosial. Biasanya, dalam menyebarkan hasil penelitiannya, AKATIGA menyelenggarakan program diseminasi khusus, baik yang diselenggarakan secara mandiri, maupun bekerjasama dengan pihak lain. Sebagai contoh, dalam salah satu studinya yang berjudul Studi Identitas Buruh dan Komunitas: Hubungan Sosial Buruh dalam Komunitas, AKATIGA melakukan diseminasi penelitian dengan menjalankan proses diskusi bersama

30 peserta dari serikat buruh, tokoh desa, masyarakat, dan buruh di Ringkut Lor Surabaya. Program diseminasi ini diberi judul Ojo Njawil, Ojo Nyaduk: Hubungan Sosial Buruh dalam Komuniti Rungkut Lor, Surabaya. Program diseminasi ini dilaksanakan atas kerjasama antara AKATIGA dengan ISBS (Institut Solidaritas Buruh Surabaya)

Sumber: www.akatiga.org

BAB 2: Ekosistem dan Ruang Lingkup Industri Penelitian dan Pengembangan Indonesia 35

Dalam proses diseminasi, perlu diperhatikan juga kebijakan HKI yang ada. Dengan adanya proses penyebaran hasil penelitian, meningkat pula potensi duplikasi hasil penelitian tersebut. Baik peneliti dan juga instansi terkait harus memperhatikan hak kekayaan intelektual peneliti atas penelitiannya. Pada proses ini, para peneliti terkadang harus mencari sendiri cara atau akses untuk menyebarluaskan penelitiannya. Banyak hasil penelitian yang akhirnya hanya berakhir menjadi arsip karena kurangnya akses terhadap media diseminasi.