LINGKUNGAN PENGEMBANGAN KREATIVITAS (NURTURANCE ENVIRONMENT)
C. LINGKUNGAN PENGEMBANGAN KREATIVITAS (NURTURANCE ENVIRONMENT)
C.1 APRESIASI Dalam konteks penelitian dan pengembangan, yang dimaksud dengan proses apresiasi adalah suatu kegiatan ketika pihak lain selain pelaku utama memberikan tanggapan terhadap karya yang dihasilkan. Apresiasi dapat dilakukan dalam bentuk penghargaan, literasi, hingga insentif. Pada tahap apresiasi, yang berperan adalah seluruh pemangku kepentingan atau stakeholders yang terkait, misalnya asosiasi yang terkait dengan cakupan penelitian, universitas sebagai salah
36 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Penelitian Dan Pengembangan Nasional 2015-2019 36 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Penelitian Dan Pengembangan Nasional 2015-2019
Terdapat berbagai macam apresiasi yang diselenggarakan untuk menghargai hasil temuan penelitian dan pengembangan. Di Indonesia, tahap apresiasi dinilai sudah cukup baik meskipun memang apresiasi yang baik biasanya didapat hanya dari kalangan sesama peneliti. Sebagai contoh, suatu perguruan tinggi biasanya memberikan insentif kepada para akademisi yang berhasil mempublikasikan hasil penelitiannya pada kancah internasional. Umumnya, insentif diberikan secara inansial berupa bonus bagi penulis utama dalam publikasi tersebut, sementara secara noninansial akan diberikan berupa credit point untuk jabatan. Disisi lain, kompetisi dan konferensi atau seluruh kegiatan yang berkaitan dengan memperkenalkan hasil penelitian dapat dianggap juga sebagai proses apresiasi. Dengan adanya kegiatan tersebut, maka kepedulian akan hasil temuan penelitian ditunjukkan.
Hingga saat ini terdapat beberapa kompetisi inovasi baik dalam bidang khusus maupun umum. Sebagai contoh adalah Djarum Black Innovation yang merupakan kegiatan untuk mengapresiasi inovasi out of the box yang dihasilkan anak bangsa. Selain berupa kegiatan, apresiasi tentu berkaitan erat dengan penghargaan atau award. Beberapa contoh award yang telah ada misalnya penghargaan dari LIPI untuk para peneliti unggulan dalam lembaganya, penghargaan dari L’oreal untuk peneliti wanita, Habibie Award, Ristek-Kalbe Science Award hingga Anugerah Riset Sobat Bumi yang diberikan oleh Pertamina Foundation.
Anugerah Riset Sobat Bumi, Bentuk Kepedulian Pertamina pada Bidang Penelitian Sumber: sobatbumi.com
PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Foundation membuat suatu program bertajuk Anugerah Riset Sobat Bumi yang selain bertujuan untuk mengapresiasi kegiatan penelitian dan pengembangan yang dijalankan oleh para peneliti, juga bertujuan untuk mendorong tumbuhnya penelitian berbasis pemberdayaan masyarakat yang aplikatif. Pada tahun 2014 terdapat 15 penerima Anugerah Riset Sobat Bumi yang di antaranya terdiri dari para peneliti mandiri, peneliti yang melakukan program pengabdian masyarakat, serta para peneliti yang sedang melakukan disertasi. Kelima belas peneliti tersebut berhasil mengungguli 1.023 proposal lainnya yang masuk pada ajang anugerah penelitian ini. Anugerah Riset Sobat Bumi merupakan contoh program dalam negeri yang komprehensif sebagai bentuk apresiasi, kompetisi, serta sumber pendanaan bagi para peneliti dan perekayasa.
Sumber: www.pertamina.com
BAB 2: Ekosistem dan Ruang Lingkup Industri Penelitian dan Pengembangan Indonesia 37
C.2 PENDIDIKAN Pendidikan termasuk ke dalam salah satu komponen dalam lingkungan pengembangan kreativitas. Seperti yang telah dijelaskan, dalam konteks ini yang dimaksud sebagai pendidikan adalah seluruh proses pembelajaran yang meliputi peningkatan keterampilan dan penciptaan orang kreatif, yaitu para peneliti dan perekayasa. Karena kegiatan penelitian dan pengembangan secara garis besar memiliki keterkaitan dengan seluruh bidang keilmuan yang ada, maka yang perlu diperhatikan adalah seluruh kegiatan pendidikan yang diselenggarakan baik secara formal, nonformal, maupun informal. Pada tahap ini juga perlu ditekankan bahwa kurikulum yang dapat merangsang kemampuan meneliti dan menginovasi secara kritis adalah hal yang penting karena seorang peneliti dan perekayasa yang berkualitas adalah mereka yang memiliki pemikiran kritis sehingga menghasilkan inovasi yang baik.
Peran lembaga intermediator yang menjadi wadah untuk para peneliti mandiri dalam mengembangkan penelitiannya bisa menjadi salah satu komponen dalam pendidikan. Sebagai contoh, BIC dan INOTEK yang selain menjadi wadah namun juga berfungsi memberikan bimbingan pada para peneliti mandiri bidang teknologi yang ingin mengembangkan penelitiannya. Sayangnya, lembaga intermediator seperti ini masih terkonsentrasi di kota-kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, Bandung, dan Bali saja.
D. PENGARSIPAN (ARCHIVING) Pengarsipan atau archiving dalam konteks penelitian dan pengembangan adalah proses ketika dokumen penting yang berkaitan dengan kegiatan penelitian dan pengembangan disimpan atau diarsipkan. Pengarsipan merupakan suatu proses pendukung bagi seluruh aktivitas inti pada penelitian dan pengembangan, karena tentu saja setiap proses inti akan memerlukan dokumentasi yang terorganisir dengan baik di dalamnya.
Kegiatan pengarsipan dilakukan pada setiap proses dalam kegiatan penelitian dan pengembangan. Mulai dari tahap kreasi, produksi, hingga diseminasi serta subkegiatan pada kegiatan-kegiatan utama tersebut memerlukan proses pendokumentasian atau pengarsipan atas apa yang dihasilkan dari waktu ke waktu. Inilah sebabnya mengapa setiap peneliti dalam kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukannya biasanya menyusun log book yang menunjukkan perkembangan serta perubahan pada setiap kejadian dalam proses penelitian dan pengembangan.
Pada tahap ini, yang berperan sebagai aktor, selain dari para peneliti dan perekayasa itu sendiri, adalah instansi yang bertanggung jawab atas proses penelitian dan pengembangan sesuai dengan aktor peneliti. Misalnya, jika peneliti berasal dari akademisi, maka universitas asal akademisi tersebut berperan untuk mengarsipkan. Begitu juga dengan peneliti lainnya seperti dari lembaga penelitian milik pemerintah, lembaga penelitian swasta, serta organisasi nirlaba. Perlu diperhatikan juga bahwa publisher memiliki peran didalam pengarsipan. Untuk riset yang kemudian dipublikasikan dalam bentuk buku, jurnal, artikel, dan sejenisnya, penerbit atau publisher tentu memiliki peran untuk mengarsipkan hasil penelitian.
Penerbit jurnal ilmiah seperti Emerald, Ebsco Host, dan Inderscience memiliki dokumentasi atas hasil penelitian mana saja yang mereka terbitkan. Selain itu, perpustakaan masih menjadi tempat pengarsipan yang berperan penting dalam dunia penelitian dan pengembangan, terutama yang dijalankan oleh akademisi. Lembaga penelitian seperti LIPI juga memiliki peran dalam proses pengarsipan ini. Sebagai bukti, LIPI memiliki pusat arsip yang berperan sebagai pusat penyimpanan hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga-lembaga penelitian dan institusi pendidikan.
38 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Penelitian Dan Pengembangan Nasional 2015-2019