KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
1. Usahatani bawang merah di Indramayu dan Majalengka, Jawa Barat; cabai merah di Kediri, Jawa Timur; cabai keriting dan tomat di Agam, Sumatera Barat serta melon di Ngawi, Jawa Timur memberikan keuntung- an yang memadai baik secara finansial maupun ekonomi. Besaran keuntungan finansial maupun ekonomi bervariasi menu- rut komoditas, lokasi dan musim tanam. Dibandingkan dengan usahatani padi seba- gai komoditas kompetitor usahatani di lahan sawah, besaran keuntungan finansial mau- pun ekonomi komoditas hortikultura relatif lebih tinggi, namun demikian secara finan- sial usahatani hortikultura memerlukan biaya produksi yang juga lebih tinggi. Selain itu harga komoditas hortikultura juga fluktu- asinya lebih tinggi dibanding padi. Implikasi dari temuan ini adalah: (a) untuk menekan tingginya fluktuasi harga, pembangunan infrastruktur untuk memperlancar distribusi dan pemasaran, upaya penanganan pasca panen dan pengaturan pergiliran tanaman agar tidak terjadi panen serentak di semua wilayah sentra produksi dapat menjamin kontinuitas produksi; (b) dikaitkan dengan program swasembada beras, agar petani terdorong mengusahakan padi maka keun- tungan usahatani padi di lahan sawah di desa dan musim yang sama perlu ber- imbang dengan keuntungan usahatani hortikultura, untuk ini kebijakan harga dan dukungan infrastruktur (irigasi) pada usaha- tani padi perlu mendapat prioritas; dan (c) meskipun secara finansial maupun ekonomi menguntungkan, pengembangan komoditas hortikultura harus sejalan dengan kemam- puan daya serap pasar dan perluasan tuju- an pasar serta penanganan agroindustrinya.
2. Usahatani hortikultura di daerah penelitian memiliki daya saing atau keunggulan kom- paratif maupun kompetitif. Namun demikian usahatani hortikultura rentan terhadap sera- ngan hama/penyakit dan karenanya peng-
gunaan pupuk dan pestisida relatif tinggi. Pada kondisi pasar input yang sepenuhnya belum efisien, petani hortikultura secara umum membayar biaya produksi yang lebih tinggi dari yang seharusnya, terutama pada musim hujan. Selain itu ada kecenderung- an terdapat hubungan terbalik antara aksesibilitas daerah dengan besaran harga tradable input yang harus dibayar petani. Implikasinya adalah untuk mendorong pengembangan usahatani hortikultura dan mempertahankan daya saing diperlukan: (a) pembenahan sistem pemasaran dan distri- busi input produksi khususnya pupuk dan pestisida (obat-obatan), (b) untuk mendu- kung efisiensi pemasaran input maupun output, aksesibilitas daerah dan distribusi input-output tersebut, pembangunan sarana jalan, sarana transportasi dan fasilitas pemasaran yang memadai merupakan pilihan yang patut dipertimbangkan: dan (c) langkah pemerintah untuk mengembangkan subterminal agribisnis sampai tingkat keca- matan dipandang relevan, dibarengi dengan manajemen standarisasi mutu produk.
3. Dalam rangka meningkatkan keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif komo- ditas hortikultura perlu lebih diarahkan pada peningkatan efisiensi usaha serta pening- katan pemanfaatan dan produktivitas sum- berdaya pertanian. Strategi pengembangan tersebut dilakukan melalui: (a) penciptaan iklim usaha yang kondusif antara lain dukungan fasilitas kredit usaha, keringanan bea masuk dan ekspor, pelayanan teknis seperti standarisasi produk dan informasi pasar; (b) mendorong pengembangan agri- bisnis di sentra produksi melalui perluasan wilayah sentra produksi komoditas unggulan di masing-masing wilayah; dan (c) mendo- rong kelembagaan pendukung dengan pengembangan kemitraan usaha antara kelembagaan petani dengan kelembagaan agribisnis.
4. Mengingat sifat intrinsik komoditas hortikul- tura yang cepat rusak, terbatasnya sarana penyimpanan yang memadai di tingkat petani dan ketergantungan modal petani yang berasal dari hasil penjualan produk- nya, maka pilihan kebijakan pengembangan agribisnis hortikultura yang mengedepan- kan kepentingan petani merupakan strategi yang perlu ditempuh. Hal ini dapat dilakukan antara lain melalui kebijakan yang diarah- 4. Mengingat sifat intrinsik komoditas hortikul- tura yang cepat rusak, terbatasnya sarana penyimpanan yang memadai di tingkat petani dan ketergantungan modal petani yang berasal dari hasil penjualan produk- nya, maka pilihan kebijakan pengembangan agribisnis hortikultura yang mengedepan- kan kepentingan petani merupakan strategi yang perlu ditempuh. Hal ini dapat dilakukan antara lain melalui kebijakan yang diarah-
an Pangan Nasional Berkelanjutan. Suple- karena instabilitas harga atau fluktuasi har-
men Bahan Rapat Kerja Menteri Pertanian
ga yang tinggi merupakan sumber perma- dengan Komisi III DPR-RI, 27 Februari 2002, salahan yang dirasakan petani hortikultura. Jakarta.
Hadi, P.U., H. Mayrowani, Supriyati dan Semedi.
5. Secara umum hasil analisis sensitivitas 2000. Review dan Outlook Pengembangan untuk semua komoditas hortikultura yang
Komoditas Hortikultura. Makalah pada dikaji di masing-masing lokasi penelitian
Seminar Nasional Perspektif Pembangunan menunjukkan bahwa produktivitas maupun
Pertanian dan Kehutanan Tahun 2001 Ke harga pada titik impas lebih rendah dari
Depan. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi produktivitas aktual maupun harga aktual di
Pertanian, Badan Penelitian dan Pengem- tingkat petani dengan kisaran antara 41–76
bangan Pertanian. Bogor persen. Hal ini menunjukkan bahwa usaha-
Irawan, B., H.P. Saliem, Saptana dan R. Tanjung. tani hortikultura memiliki tingkat toleransi
2001. Review dan Outlook Agribisnis Horti- antara 24-59 persen terhadap perubahan
kultura. Laporan Analisis Kebijaksanaan. harga maupun produktivitas.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor
DAFTAR PUSTAKA
Monke, E.A. and S.K. Pearson. 1995. The Policy Analysis Matrix for Agricultural Development. Cornell University Press. Ithaca and London
Adiyoga, W dan T.A. Soetiarso. 1997. Keunggulan Rachman, B., P. Simatupang, T. Sudaryanto dan S. komparatif dan insentif ekonomi Usahatani
Bawang Merah. Jurnal Hortikultura: 7 (1): Bachri. 2002. Efisiensi dan Daya saing 614 – 621.
Sistem Usahatani Padi. Kerjasama Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Eko-
Badan Pusat Statistik. 1999. Pengeluaran untuk nomi Pertanian dengan Development Alter- Konsumsi Penduduk Indonesia. Susenas.
natif Inc. (DAI)-USAID Buku 1. BPS. Jakarta.
Saptana, Sumaryanto, M. Siregar, H. Mayrowani, I. Biro Pusat Statistik. 1996. Pengeluaran untuk
Sadikin dan S. Friyatno. 2001. Analisis Konsumsi Penduduk Indonesia. Susenas.
Keunggulan Kompetitif Komoditas Unggulan Buku 1. BPS. Jakarta.
Hortikultura. Laporan Hasil Penelitian. Puslitbang Sosek Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian.
Tabel Lampiran 1. Alokasi Biaya dan Harga Output Kedalam Komponen Domestik dan Asing pada Sistem Usahatani Hortikultura di Lokasi Penelitian, Tahun 2001
Jenis Biaya
Asing (%) Tingkat Usahatani
Domestik (%)
Benih cabe merah/keriting,tomat,melon
100
Bibit bawang merah 0 100 Bawang merah
0 100 Cabe merah/keriting,tomat dan melon
100
Urea 0 100 TSP
0 100 Pupuk alternatif
100
Pupuk organik
100
ZPT 0 100 PPC
0 100 Tenaga kerja buruh
100
Penyusutan alat-alat 0 100 Biaya modal
100
Sewa lahan
100
Pelaku Tataniaga Pengangkutan bawang merah Indramayu
100
Pengangkutan bawang merah Majalengka
100
Pengangkutan cabe merah Kediri
100
Pengangkutan cabe keriting Agam
100
Pengangkutan tomat Agam
100
Pengangkutan melon Ngawi
100
Tabel Lampiran 2. Justifikasi Perhitungan Harga Bayangan Bawang Merah di Kabupaten Indramayu dan Majalengka, MH2000/2001,MK I 2001 dan MK II 2001
MH MK I MK II Harga CIF (US$/ton)
0,26 0,26 0,26 Exchange Rate (Rp/US$)
9.603 11.143 9.786 Harga CIF (Rp/kg)
2.535 2.853 2.505 Biaya angkutan dan penanganan(Rp/kg) : a. Pelabuhan – kota provinsi
27 27 27 27 27 27 b. Kota provinsi – kota kabupaten
-20 -20 -20 c. Kota kabupaten – desa
-20 -20 -20 d. Penanganan (bongkar/muat)
-13 -13 -13 Harga sosial di petani (Rp/kg beras)
-13
-13
-13
2.509
2.827
2.479
2.509 2.827 2.479
Tabel Lampiran 10. Analisis Usahatani Bawang Merah di Kabupaten Indramayu dan Majalengka, Menurut Tipe Desa dan Musim, tahun 2000 - 2001
Majalengka Uraian
MK I 2001 MK II 2001 Produksi (kg/ha)
MH 2000/2001
MK I 2001
MK II 2001
5.000 6.482 Nilai (Rp000/ha)
15.000 25.278 Harga (Rp/kg)
3.000 3.900 Input Produksi : Benih :
Kg/ha
500 556 Nilai (Rp/ha)
2.250.000 2.777.778 Harga (Rp/ha)
4.500 5.000 Pupuk Buatan Kg/ha
750 972 Nilai (Rp/ha)
1.125.000 1.450.000 Harga (Rp/ha)
1.500 1.491 Pupuk lainnya (Rp/ha)
360.000 111.111 Pestisida & herbisida (Rp/ha)
1.210.000 1.111.111 Total (Rp/ha)
33,0 21,6 Tenaga kerja : Traktor & ternak (Rp/ha)
0,0 0,0 Prapanen (Rp/ha)
29,0 13,8 Panen (Rp/ha)
2,3 2,4 Pengangkutan (Rp/ha)
0,0 0,0 Pasca panen (Rp/ha)
1,5 0,0 Total (Rp/ha)
32,9 16,3 Pajak irigasi & lainnya (Rp/ha)
0,3 0,0 Biaya modal (Rp/ha)
5,7 3,5 Sewa lahan (ha)
8,0 4,7 Total biaya (Rp/ha)
79,8 46,1 Profitabilitas finansial
20,2 53,9 Sumber : Data primer (diolah)
Tabel Lampiran 11. 3Analisis Usahatani Cabai Merah di Kabupaten Kediri Menurut Tipe Desa dan Musim, Tahun 2000 – 2001
Tadah hujan Uraian
Baik
Kurang
MH 2000/2001 2000/2001 MK I 2001 Produksi (kg/ha)
2000/2001 MK I 2001 MK II 2001
MH
MH
3969 4791.85 Nilai (Rp000/ha)
22.060 21.563 Harga (Rp/kg)
5558 4500 Input Produksi : Benih :
0,56 0,61 b. Nilai (Rp/ha)
a. Kg/ha
477.778 916.667 c. Harga (Rp/ha)
853.175 1.502.732 Pupuk Buatan a. Kg/ha
528 1.389 b. Nilai (Rp/ha)
880.559 2.305.574 c. Harga (Rp/ha)
1.668 1.660 Pupuk lainnya (Rp/ha)
263.889 61.695 Pestisida & herbisida (Rp/ha)
377.778 1.875.000 Total (Rp/ha)
9,1 23,9 Tenaga kerja : a. Traktor & ternak (Rp/ha)
0,0 0,0 b. Pemeliharaan (Rp/ha)
18,0 10,7 c. Pemanenan (Rp/ha)
4,5 4,2 c. Pengangkutan (Rp/ha)
0,1 0,2 c. Pasca panen (Rp/ha)
0,0 0,0 Total (Rp/ha)
22,6 15,1 Pajak irigasi & lainnya (Rp/ha)
3,7 1,0 Biaya modal (Rp/ha)
3,1 3,6 Sewa lahan (ha)
5,4 5,6 Total biaya (Rp/ha)
43,9 49,2 Profitabilitas finansial
56,1 50,8 Sumber : Data primer (diolah)
Tabel Lampiran 12. Analisis Usahatani Cabai Keriting di Kabupaten Agam Menurut Tipe Desa dan Musim Tahun 2000 – 2001
Kurang Uraian
Baik
Sedang
Tadah hujan
MK I 2001 MK I 2001 Produksi (kg/ha)
MH 2000/2001 MK I 2001
MK I 2001
3.105 4.249 Nilai (Rp000/ha)
17.363 16.672 Harga (Rp/kg)
5.592 3.924 Input Produksi : Benih :
Kg/ha 5.59 3.6 4 5.8 3.09 Nilai (Rp/ha)
40.008 36.808 Harga (Rp/ha)
6.898 11.912 Pupuk Buatan Kg/ha
1.080 492 Nilai (Rp/ha)
1.953.694 777.076 Harga (Rp/ha)
1991.610344 1974.284685 1592.571429 1808.975926 1579.422764 Pupuk lainnya (Rp/ha)
619.905 166.667 Pestisida & herbisida (Rp/ha)
707.937 431.036 Total (Rp/ha)
19,1 8,5 Tenaga kerja : Traktor & ternak (Rp/ha)
0,0 0,0 Pemeliharaan (Rp/ha)
14,6 15,9 Pemanenan (Rp/ha)
6,8 6,5 Pengangkutan (Rp/ha)
0,0 0,0 Pasca panen (Rp/ha)
0,0 0,0 Total (Rp/ha)
21,5 22,4 Pajak irigasi & lainnya (Rp/ha)
10,6 6,3 Biaya modal (Rp/ha)
3,0 1,9 Sewa lahan (ha)
8,1 7,2 Total biaya (Rp/ha)
62,2 46,4 Profitabilitas finansial
37,8 53,6 Sumber : Data primer (diolah)
Tabel Lampiran 13. Analisis Usahatani Tomat di Kabupaten Agam Menurut Tipe Desa dan Musim. Tahun 2000 – 2001
Tadah hujan Uraian
Baik
Kurang
MK I 2001
MK II
MH
MK I 2001
MK II
MK I 2001 MK II
2001 Produksi (kg/ha)
13.110 13.936 14.920 Nilai (Rp000/ha)
8.141 11.104 10.778 Harga (Rp/kg)
621 797 722 Input Produksi : Benih :
Kg/ha 12 4 7 6 2 2 2 Nilai (Rp/ha)
69.334 30.000 26.250 Harga (Rp/ha)
42.536 15.000 15.000 Pupuk Buatan Kg/ha
325 676 562 Nilai (Rp/ha)
1.197.209 586.774 1.036.800 896.753 Harga (Rp/ha)
1.805 1.534 1.597 Pupuk lainnya (Rp/ha)
700.000 1.160.000 226.667 0 0 Pestisida & herbisida (Rp/ha)
666.667 1.708.333 817.083 282.000 418.000 Total (Rp/ha)
20,9 12,1 12,4 Tenaga kerja : Traktor & ternak (Rp/ha)
0,0 0,0 0,0 Pemeliharaan (Rp/ha)
16,5 13,4 16,1 Pemanenan (Rp/ha)
7,0 6,2 4,9 Pengangkutan (Rp/ha)
5,2 0,0 0,0 Pasca panen (Rp/ha)
0,0 0,0 0,0 Total (Rp/ha)
28,7 19,6 21,0 Pajak irigasi & lainnya (Rp/ha)
10,5 1,2 1,4 Biaya modal (Rp/ha)
3,1 2,0 1,9 Sewa lahan (ha)
12,3 7,2 7,4 Total biaya (Rp/ha)
75,4 42,1 44,3 Profitabilitas finansial
24,6 57,9 55,7 Sumber : Data primer (diolah)
Tabel Lampiran 14. Analisis Usahatani Melon di Kabupaten Ngawi. Menurut Tipe Desa dan Musim. Tahun 2000 - 2001
Tadah hujan Uraian MK I 2001 MK II 2001 MK I 2001 MK II 2001 MK I 2001 Dry II 2001
Baik
Kurang
Produksi (kg/ha)
26.667 18.460 Nilai (Rp000/ha)
34.667 23.998 Harga (Rp/kg)
1.300 1.300 Input Produksi : Benih :
Kg/ha 48 46 52 55 40 32 Nilai (Rp/ha)
3.440.000 2.400.000 Harga (Rp/ha)
86.000 75.000 Pupuk Buatan Kg/ha
2.333 2.100 Nilai (Rp/ha)
3.432.650 3.089.385 Harga (Rp/ha)
1.471 1.471 Pupuk lainnya (Rp/ha)
493.333 396.000 Pestisida & herbisida (Rp/ha)
3.278.334 3.355.880 Total (Rp/ha)
30,7 38,5 Tenaga kerja : Traktor & ternak (Rp/ha)
0,0 0,0 Pemeliharaan (Rp/ha)
17,7 22,0 Pemanenan (Rp/ha)
2,4 0,0 Pengangkutan (Rp/ha)
7,7 0,0 Pasca panen (Rp/ha)
0,0 0,0 Total (Rp/ha)
27,8 22,0 Pajak irigasi & lainnya (Rp/ha)
3,4 1,3 Biaya modal (Rp/ha)
5,5 5,4 Sewa lahan (ha)
2,9 4,2 Total biaya (Rp/ha)
70,3 71,4 Profitabilitas finansial
29,7 28,6 Sumber : Data primer (diolah)
Tabel 4. Koefisien Keunggulan Komparatif, Keunggulan Kompetitif, Koefisien Proteksi Komoditas Hortikultura di Kabupaten Terpilih, MH 2000/2001, MK I 2001 dan MK II 2001
EPC SRP PCR Uraian
NPCO
DRC
G/(E-F) (A-B)/ (E-F) L/E C/(A-B) Bawang merah, Indramayu
A/E
Bibit Urea SP- KCl
ZA NPK 36 Lain- nya ZPT
Baik - MH, 2000/2001
1,32 0,18 0,57 - MK I, 2001
0,98 -0,03 0,58 - MK II, 2001
1,26 0,15 0,47 Bawang merah, Majalengka Sedang
- MK I, 2001
1,05 0,02 0,70 - MK II, 2001
1,78 0,53 0,31 Cabai merah, Kediri Baik
0,97 -0,03 0,41 - MK I, 2001
0,98 -0,02 0,43 - MK II, 2001
0,97 -0,03 0,62 Kurang - MH, 2000/2001
0,98 -0,02 0,41 Tadah hujan - MH, 2000/2001
0,98 -0,03 0,38 - MK I, 2001
0,96 -0,04 0,33 Cabai keriting, Agam Baik
0,94 -0,06 0,37 Sedang - MK I, 2001
0,96 -0,04 0,43 - MK II, 2001
0,98 -0,03 0,46 Kurang - MK I, 2001
0,96 -0,04 0,53 Tadah hujan - MK I, 2001
0,99 -0,02 0,41
Tabel 4. (lanjutan)
EPC SRP PCR Uraian
NPCO
NPCI (B/F)
DRC
G/(E-F) (A-B)/ (E-F) L/E C/(A-B) Tomat, Agam
A/E
Bibit Urea SP- 36 KCl
ZA NPK Lain- nya ZPT
Baik - MK I, 2001
0,95 -0,05 0,66 - MK II, 2001
0,98 -0,02 0,48 Kurang - MH, 2000/2001
0,91 -0,08 0,76 - MK I, 2001
0,94 -0,05 0,74 - MK II, 2001
0,95 -0,05 0,69 Tadah hujan - MK I, 2001
0,99 -0,02 0,34 - MK II, 2001
0,98 -0,02 0,36 Melon, Ngawi Baik
0,97 -0,03 0,32 - MK II, 2001
- MK I, 2001
0,92 -0,07 0,48 Kurang - MK I, 2001
0,95 -0,05 0,49 - MK II, 2001
0,94 -0,06 0,66 Tadah hujan - MK I, 2001
0,96 -0,04 0,57 - MK II, 2001
Sumber: Data primer (diolah)
Tabel 5. Nilai Output dan Input Transfer Usahatani Hortikultura di Kabupaten Terpilih (Rp/ha) MH 2000/2001, MK I 2001 dan MK II 2001 Net
Capital Uraian
Output
transfer (I)
Tradable input (J)
(K) (L) Bawang merah, Indramayu Baik
Bibit Urea
Lainnya ZPT
9.013 973.416 344.102 4.174.633 -MK I, 2001
0 326.997 31.925 605.593 316.844 -741.513 -MK II, 2001
0 2.800 -47.295 4.315 11.346 188.730 86.776
0 411.547 20.993 852.799 305.043 3.670.315 Bawang merah, Majalengka Sedang -MK I, 2001
0 418.190 197.965 250.805 -MK II, 2001
0 505.978 208.833 8.493.515 Cabai merah, Kediri Baik
4.487 718.672 220.478 -837.077 -MK I, 2001
0 425.624 216.213 -601.361 -MK II, 2001
0 0 -1.645 -6.629
0 385.157 198.540 -518.247 Kurang -MH 2000/2001
0 282.716 136.994 -327.627 Tadah hujan -MH 2000/2001
0 409.616 158.506 -568.122 -MK I, 2001
0 609.167 180.084 -789.250 Cabai keriting, Agam Baik
0 0 -15.566 -34.530 27.057
-MH 2000/2001 0 0 15.158 84.066 84.460 68.128 272.023 110.933 35.067 196.370 18.667 884.872 87.591 -972.463 Sedang -MK I, 2001
38.944 248.933 16.000 260.738 21.333 767.395 154.667 -912.996 -MK II, 2001
0 492.796 101.774 -594.571 Kurang -MK I, 2001
0 607.771 120.314 -728.084
Tabel 5. (lanjutan)
Uraian Output
Capital Net (I)
Tradable input (J)
transfer
Bibit Urea
Lainnya ZPT
Tadah hujan -MK I, 2001
0 218.593 75.660 -294.253 Tomat, Agam Baik
11.538 79.167 443.064 62.948 -506.012 -MK II, 2001
-MK I, 2001
0 101.303 22.371 -123.674 Kurang -MH 2000/2001
0 744.371 97.857 -842.228 -MK I, 2001
0 701.158 133.017 -834.175 -MK II, 2001
0 340.994 59.526 -400.520 Tadah hujan -MK I, 2001
0 131.083 50.606 -181.690 -MK II, 2001
0 204.766 48.208 -252.975 Melon, Ngawi Baik
-MK I, 2001
0 1.769.645 607.767 -2.377.413 -MK II, 2001
0 0 -1.979 -83.946 136.547 89.036 694.509 134.996 80.006 720.477
0 3.601.005 690.474 -4.291.479 Kurang -MK I, 2001
0 1.846.481 714.526 -2.561.008 -MK II, 2001
0 0 0 -30.384 156.894 123.311 419.517 57.143 141.429 978.571
0 2.213.601 781.584 -2.995.185 Tadah hujan -MK I, 2001
0 1.046.628 443.864 -1.490.492 -MK II, 2001
Sumber: Data primer (diolah)
Tabel lampiran 3. Justifikasi Perhitungan Harga Bayangan Pupuk Urea, di Kabupaten Terpilih, MH2000/2001,MK I 2001 dan MK II 2001
Kediri Uraian
MH MK I MK II Harga FOB (US$/ton)
105,3 105,3 108,7 105,3 105,3 108,7 105,3 105,3 105,3 105,3 108,7 105,3 105,3 Exchange rate (Rp/US$)
9.603 11.143 9.786 9.603 11.143 9.786 9.603 11.143 9.786 11.143 9.786 9.603 11.143 9.786 Harga FOB (Rp/kg)
876 978 859 Biaya angkutan dan penanganan (Rp/kg) : a. Pelabuhan – kota provinsi
27 27 27 27 27 27 37 37 37 27 20 27 27 27 b. Kota provinsi – kota kabupaten
-30 -30 -30 c. Kota kabupaten – desa
-20 -20 -20 d. Penanganan (bongkar/muat)
-13 -13 -13 Harga sosial di petani (Rp/kg)
Tabel Lampiran 4. Justifikasi Perhitungan Harga Bayangan Pupuk Za, di Kabupaten Terpilih, MH2000/2001,MK I 2001 dan MK II 2001
Kediri Uraian
MK I MK II MH MK I MK II Harga CIF (US$/ton)
101 101 98 101 101 Exchange rate (Rp/US$)
9.786 9.603 11.143 11.143 11.143 9.786 9.603 11.143 11.143 Harga CIF (Rp/kg)
986 937 1.125 1.123 1.123 986 937 1.125 1.123 Biaya angkutan dan penanganan (Rp/kg) : a. Pelabuhan - kota provinsi
27 27 27 27 27 27 37 37 37 27 20 27 27 27 b. Kota Provinsi - kota kabupaten
-30 -30 -30 -30 c. Kota kabupaten - desa
-20 -20 -20 -20 d. Penanganan (bongkar/muat)
-13 -13 -13 -13 Harga sosial di petani (Rp/kg)
Tabel Lampiran 5. Justifikasi Perhitungan Harga Bayangan Pupuk TSP, di Kabupaten Terpilih, MH2000/2001,MK I 2001 dan MK II 2001
Kediri Uraian
MK I MK II MK I MK II MH MK I MK II Harga CIF (US$/ton)
167 167 161 167 167 Exchange rate (Rp/$)
9.603 11.143 9.786 9.603 11.143 9.786 9.603 11.143 11.143 11.143 9.786 9.603 11.143 11.143 Harga CIF (Rp/kg)
1.861 1.861 1.861 1.634 1.546 1.861 1.861 Biaya angkutan dan penanganan (Rp/kg) : a. Pelabuhan – kota provinsi
27 27 27 27 27 27 37 37 37 27 20 27 27 27 b. Kota Provinsi – kota kabupaten
-30 -30 -30 -30 -30 c. Kota kabupaten – desa
-20 -20 -20 -20 -20 d. Penanganan (bongkar/muat)
-13 -13 -13 -13 -13 Harga sosial di petani (Rp/kg)
Tabel Lampiran 6. Justifikasi Perhitungan Harga Bayangan Pupuk SP36, di Kabupaten Terpilih, MH2000/2001,MK I 2001 dan MK II 2001
Kediri Uraian
MK I MK II MH MK I MK II Harga CIF (US$/ton)
149 149 149 149 149 Exchange rate (Rp/$)
9.603 11.143 9.786 9.603 11.143 9.786 9.603 11.143 11.143 11.143 9.786 9.603 11.143 11.143 Harga CIF (Rp/kg)
1.431 1.660 1.458 1.431 1.660 1.458 1.431 1.660 1.660 1.660 1.458 1.431 1.660 1.660 Biaya angkutan dan penanganan (Rp/kg) : a. Pelabuhan – Kota Provinsi
27 27 27 27 27 27 37 37 37 27 20 27 27 27 b. Kota provinsi – kota kabupaten
-30 -30 -30 -30 c. Kota kabupaten – desa
-20 -20 -20 -20 d. Penanganan (bongkar/muat)
-13 -13 -13 -13 Harga sosial di petani (Rp/kg)
Tabel lampiran 7. Justifikasi Perhitungan Harga Bayangan Pupuk KCl, di Kabupaten Terpilih, MH2000/2001,MK I 2001 dan MK II 2001
Kediri Uraian
MK I MK II MH MK I MK II Harga CIF (US$/ton)
149 149 135 165 165 Exchange rate (Rp/$)
9.603 11.143 9.786 9.603 11.143 9.786 9.603 11.143 11.143 11.143 9.786 9.603 11.143 11.143 Harga CIF (Rp/kg)
1.296 1.839 1.615 1.296 1.839 1.615 1.296 1.839 1.839 1.660 1.458 1.296 1.839 1.839 Biaya angkutan dan penanganan (Rp/kg) : a. Pelabuhan - kota provinsi
27 27 27 27 27 27 37 37 37 27 20 27 27 27 b. Kota provinsi - kota kabupaten
-30 -30 -30 -30 c. Kota kabupaten - desa
-20 -20 -20 -20 d. Penanganan (bongkar/muat)
-13 -13 -13 -13 Harga sosial di petani (Rp/kg)
Tabel Lampiran 8. Justifikasi Perhitungan Harga Bayangan Pupuk NPK, di Kabupaten Terpilih, MH2000/2001,MK I 2001 dan MK II 2001
Kediri Uraian
MK I MK II MH MK I MK II Harga CIF (US$/ton)
167 167 167 167 167 Exchange rate (Rp/$)
9.603 11.143 9.786 9.603 11.143 9.786 9.603 11.143 11.143 11.143 9.786 9.603 11.143 11.143 Harga CIF (Rp/kg)
1.604 1.861 1.634 1.604 1.861 1.634 1.604 1.861 1.861 1.861 1.634 1.604 1.861 1.861 Biaya angkutan dan penanganan (Rp/kg) : a. Pelabuhan - kota Provinsi
27 27 27 27 27 27 37 37 37 27 20 27 27 27 b. Kota provinsi - kota kabupaten
-30 -30 -30 -30 c. Kota kabupaten - desa
-20 -20 -20 -20 d. Penanganan (bongkar/muat)
-13 -13 -13 -13 Harga sosial di petani (Rp/kg)
Tabel Lampiran 9. Justifikasi Perhitungan Harga Bayangan Pupuk PPC/ZPT, di Kabupaten Terpilih, MH2000/2001,MK I 2001 dan MK II 2001
Kediri Uraian
MH MK I MK II Harga CIF (US$/ton)
2.230 2.230 2.230 2.230 Exchange rate (Rp/$)
2.230 2.230 2.230 2.230 2.230 2.230 2.230 2.230 2.230 2.230
9.786 9.603 11.143 11.143 Harga CIF (Rp/kg)
9.603 11.143 9.786 9.603 11.143 9.786 9.603 11.143 11.143 11.143
21.415 24.849 21.823 21.415 24.849 21.823 21.415 24.849 24.849 24.849 21.823 21.415 24.849 24.849 Biaya angkutan dan penanganan (Rp/kg) : a. Pelabuhan - kota provinsi
27 27 27 27 27 27 37 27 37 27 20 27 27 27 b. Kota provinsi - kota kabupaten
-30 -30 -30 -30 c. Kota kabupaten - desa
-20 -20 -20 -20 d. Penanganan (bongkar/muat)
-13 -13 -13 -13 Harga sosial di petani (Rp/kg)
-13
-13
-13
-13
-13
-13
-13
-13
-13
-13
21.389 24.823 21.797 21.389 24.823 21.797 21.374 24.813 24.808 24.813 21.780 21.379 24.813 24.813