Kemunculan Tema Poligami dalam Sinema
2. 2. Kemunculan Tema Poligami dalam Sinema
Lahirnya perfilman nasional disepakati tahun 1950, tepatnya tanggal 30 Maret yang merupakan permulaan produksi film Darah dan Doa karya Usmar Ismail. Karya pertama yang dibuat sineas negeri sendiri. Copy film ini menjadi copy film tertua yang masih tersimpan di Sinematek Usmar Ismail hingga saat
ini 9 . Tapi sesungguhnya, Darah dan Doa bukanlah film pertama di negeri ini. Sebelumnya sudah ada Loetoeng Kasaroeng yang dibuat 80 tahun lalu. walaupun
harus diakui film itu memang tidak murni film Indonesia. Bintang-bintangnya
8 Ibid.
9 http://jagatalun.wordpress.com/2008/08/20/film-indonesia-industri-budaya-yang-kembali- belajar-berjalan/ 9 http://jagatalun.wordpress.com/2008/08/20/film-indonesia-industri-budaya-yang-kembali- belajar-berjalan/
Bioskop Majestic, Jalan Braga Bandung. 10 . Setelah Umar Ismail, ada beberapa sutradara film yang memiliki
spesialisasi sebagai sutradara film relijius yang memproduksi film-film relijius, dalam hal ini film-film yang menggunakan sudut pandang dari perspektif Islam sebagai agama terbesar di Indonesia. Salah satunya ialah Asrul Sani yang telah membuat judul-judul film seperti Nada dan Dakwah, Tauhid, dan Titian Serambut Dibelah Tujuh pada tahun 1970 sampai 1980-an. Selain itu juga ada Cherul Umam yang membuat film berjudul Fatahillah pada tahun 1997.
Setelah itu, produksi film Indonesia terus ada dan berlanjut. Genre -nya pun beragam. Sebutlah era film horor yang dimulai di tahun 1970-an dan terus merajalela hingga tahun 1990-an. Suzanna bisa disebut sebagai ikon film horor di masa itu dengan film – filmnya seperti Sundel Bolong, Ratu Pantai Selatan, dan lain – lain. Di tahun 1970-an muncul genre baru yang menampilkan kisah – kisah cinta remaja dengan ikon pada saat itu Rano Karno dan Yessy Gusman. Film –
10 http://www.kapanlagi.com/clubbing/showthread.php?t=5138 10 http://www.kapanlagi.com/clubbing/showthread.php?t=5138
Setelah era tersebut, film Indonesia kemudian mati suri hingga akhir tahun 1990-an. Film Indonesia baru bisa benar-benar dibilang mulai bangun kembali dengan Ada Apa dengan Cinta karya Mira Lesmana yang bisa dibilang sebagai tonggak kebangkitan produksi film nasional. Dengan mulai menggeliatnya produksi film dalam negeri, maka hal ini semakin memacu munculnya tema-tema baru dalam industri perfilman di Indonesia. Bukan hanya komedi, drama, atau horor saja namun kini muncul tema-tema relijius bernafaskan islami yang sudah lama tidak muncul di perfilman nasional, seperti film Ayat – Ayat Cinta, Perempuan Berkalung Sorban, maupun Ketika Cinta Bertasbih. Selanjutnya tema-tema tersebut semakin berkembang menyesuaikan selera pasar atau trend pada saat itu. Salah satu tema film yang diangkat ke dalam film atas maraknya isu di masyarakat sekitar tahun 2005 sampai dengan 2008 ialah film bertema poligami.
Ada beberapa film di Indonesia yang mengangkat tema poligami. Hal ini menarik karena cukup sulit untuk menggambarkan fenomena poligami di Indonesia melalui film, karena tiap orang memiliki pandangan sendiri – sendiri mengenai poligami. Begitu juga para pembuat film memiliki cara – cara sendiri dalam mengangkat dan menggambarkan fenomena poligami ke dalam sebuah film.
Film pertama di Indonesia yang mengangkat isu poligami ialah Berbagi Suami. Berbagi Suami adalah sebuah film Indonesia tahun 2006 yang disutradarai
Nia Dinata dan dibintangi Jajang C. Noer, Shanty, Rieke Diah Pitaloka, El Manik, Ira Maya Sopha, Tio Pakusadewo, Wingky Wiryawan, Nungki Kusumastuti, Lukman Sardi dan Dominique Agisca Diyose. Film ini dirilis pada 23 Maret 2006. Kemudian pada tahun 2008 muncul satu film lagi yang mengangkat isu poligami yaitu Ayat – Ayat Cinta. Ayat – Ayat Cinta merupakan film yang diangkat dari novel yang berjudul sama karangan Habiburrahman El Shirazy. Film ini disutradari oleh Hanung Bramantyo dan diproduseri oleh Raam Punjabi
2. 3. Film Ayat – Ayat Cinta 11
Film yang diangkat dari buku best seller ini merupakan sebuah perpaduan antara kisah kasih seorang mahasiswa Al Azhar di pengembaraan di Mesir tepatnya di Cairo dengan tiga dara. Sang mahasiwa cerdas dan shaleh, Fahri bin
11 http://www.ayatayatcintathemovie.com/
Abdillah berjuang untuk mendapatkan ilmu di negeri Mesir. Kebaikannya, ketekunannya dan kesalehannya dalam mendalami Al Quran dan Islam membuahkan kepribadian yang kuat. Bahkan dalam ihwal cinta pun. Fahri memilih jalan yang lurus sesuai dengan panduan Islam. Dia bukan seorang yang sembarangan dalam menentukan pilihan. Dalam kalbunya menginginkan bidadari di dunia ini yang menyelamatkan dirinya di akhirat.
Maria Girgis alias Maria adalah gadis belia yang mengagumi Fahri karena tinggal satu flat dengannya. Tidak segan mengirimkan minuman dingin rasa buah untuk menyatakan rasa kagumnya sekaligus rasa cinta. Maria ini juga yang diujung cerita dinikahi pada saat terakhir sebagai istri kedua namun meninggal dunia. Maria adalah seorang Kristen yang mengagumi Al Quran bahkan hapal beberapa ayat Al Quran. Dia pula yang menyelamatkan Fahri dari jurang penjara karena fitnah. Maria ada personifikasi “bidadari” yang bukan masuk dalam kategori dan impian Fahri namun Maria jatuh hati setengah mati kepada Fahri.
Nurul, sang aktivis di Cairo juga menyimpan hati kepada Fahri. Namun karena sudah dijodohkan di Indonesia maka kisah kasihnya tidak berlanjut. Fahri menganggap Nurul terlalu tinggi untuk dirinya. Tokoh antagonis muncul dari diri Noura yang cintanya tidak dibalas oleh Fahri. Noura inilah yang mengaku diperkosa oleh Fahri kemudian setelah menikah dengan Aisha malah dipenjarakan menjelang bulan madu di apartemen mewah. Setelah melalui penjara Mesir yang ganas, Fahri dibebaskan dari dakwaan yang mengatakan memperkosa Noura hingga hamil di subuh hari. Ternyata kehamilannya disebabkan ayah tirinya yang kejam.
Aisyah sudah jatuh hati ketika pertama kali ditolong Fahri di kereta api di Cairo saat mau mengaji. Dia menolong dia dari kejahilan orang setempat. Wanita berjilbab dan bercadar keturunan Turki ini ternyata orang super kaya karena ibunya yang gigih dan intelek. Sebuah kisah cinta yang indah, penuh dengan gejolak dan ketegangan. Kang Abik – panggilan akrab Habiburrahman- meramu cerita ini dengan setting Cairo. Karena dia mahasiswa Al Azhar sendiri, maka setting panasnya apartemen di Cairo bisa digambarkan dari pengalaman visualnya.
Tokoh – Tokoh dalam Film Ayat – Ayat Cinta 12 Fahri bin Abdillah, 28 th (Fedi Nuril)
Mahasiswa bersahaja yang memegang teguh prinsip hidup dan kehormatannya. Cerdas dan simpatik hingga membuat beberapa gadis 'jatuh hati'. Dihadapkan pada kejutan-kejutan menarik atas pilihan hatinya.
Aisyah, 25 th (Rianti Cartwright) Mahasiswi asing keturunan Jerman dan Turki, cerdas, cantik dan kaya raya. Latar belakang keluarganya yang berliku mempertemukan dirinya dengan Fahri.
Maria Girgis, 26 th (Carissa Putri) Gadis Kristen Koptik yang jatuh cinta pada Islam. Dia menderita karena cinta yang teramat dalam kepada Fahri.
12 http://www.ayatayatcintathemovie.com/
Noura bin Bahadur, 22 th (Zaskia Adya Mecca) Siksa telah menjadi bagian dalam hidupnya. Janin yang dikandungnya menjadikannya terobsesi pada Fahri untuk menjadi ayah dari calon bayinya.
Nurul binti Ja'far Abdur Razaq, 26 th (Melanie Putria) Anak seorang kyai besar di Jawa Timur. Dengan aura yang menenangkan, kecerdasan dan kualitasnya menyatukan segala kelebihannya, dia sangat percaya diri untuk meminang Fahri sebagai suaminya.