ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK UNIT USAHA DENGAN PERSETUJUAN KREDIT
4.6. ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK UNIT USAHA DENGAN PERSETUJUAN KREDIT
4.6.1. Hubungan Status Persetujuan Kredit dan Skala Usaha
Dari 242 unit usaha yang pernah mengajukan permohonan kredit perbankan nampak bahwa terdapat 123 unit usaha (50,83%) diantaranya gagal mendapatkan kredit selebihnya 119 unit usaha (48,17%) berhasil mendapatkan kredit perbankan. Jika kita kaitkan antara keberhasilan unit usaha mendapatkan kredit perbankan dengan skala usaha, maka nampak bahwa ada kecenderungan bahwa semakin kecil unit usaha semakin besar kemungkinan gagal mendapatkan kredit perbankan. Sebaliknya semakin besar skala usaha semakin besar kemungkinan mendapatkan kredit (Tabel 4.13).
Faktor kegagalan skala usaha mikro mendapatkan kredit perbankan adalah cicilan pinjaman dan prosedur/persyaratan kredit. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya, bahwa kendala utama yang dihadapi unit usaha mikro dalam mendapatkan kredit perbankan adalah persyaratan agunan yang sulit dipenuhi, suku bunga tinggi dan prosedur yang lama (Bank Indonesia, 2005 : 40).
Tabel 4.13. Distribusi Persentase Unit Usaha Menurut Status Persetujuan Kredit dan Skala Usaha Status Persetujuan Kredit
Total (%) Skala Usaha
Disetujui
Tdk Disetujui (N)
(242) Sumber: Data primer (diolah) Kecenderungan tingginya kegagalan unit usaha mendapatkan kredit perbankan berdasarkan skala usaha tersebut di atas signifikan pada tingkat signifikansi 10%. Hal tersebut
ditandai dengan nilai statistik (Chi-Square hitung, χ 2
h = 26,05) lebih besar dibanding dengan nilai statistik (Chi-Square tabel = 5,99) pada level 5%. Gagalnya usaha mikro mendapatkan kredit perbankan dimungkinkan karena ketidakmampuan membayar cicilan pokok dan bunga, dan nilai anggunan kredit yang tidak dapat dipenuhi oleh unit usaha mikro dibanding dengan unit usaha kecil dan menengah. Kondisi ini akan berdampak pada rendahnya angka LDR di Sulselbar apalagi unit usaha mikro relatif lebih banyak jumlahnya di banding dengan usaha kecil dan menengah.
4.6.2. Hubungan Status Persetujuan Kredit dan Izin Usaha
Tabel 4.14. di bawah ini menjelaskan distribusi unit usaha menurut status Izin Usaha dan status persetujuan kredit. Dari seluruh responden, yang memiliki izin usaha lebih banyak mendapatkan persetujuan kredit dibandingkan dengan yang tidak memiliki surat izin usaha, yaitu 85,29% dengan 43,27%.
Setelah diuji secara statistik hubungan tersebut menunjukkan signifikan dan positif,
2 dimana nilai statistik χ 2
h = 20,65 lebih besar dibandingkan χ tabel = 3,84 pada level signifikansi 5%.
Tabel 4.14. Distribusi Persentase Unit Usaha Menurut Status Persetujuan
Kredit dan Izin Usaha
Total (%) Izin Usaha
Status Persetujuan Kredit
Disetujui
Tdk Disetujui (N)
100 (34) Tidak Memiliki
(242) Sumber: Data primer (diolah)
4.6.3. Hubungan Status Persetujuan Kredit dan Manajemen Pengelolaan
Unit usaha yang menajemennya sebagian besar adalah anggota keluarga mendapatkan persetujuan kredit lebih besar dibandingkan dengan manajemen usaha lainnya, yakni sebesar 67,86%. Seperti pada Tabel 4.15, bidang usaha dengan manajemen seluruhnya buka anggota keluarga hanya mendapatkan persetujuan kredit sebesar 58,33%.
Hubungan tersebut di atas kemudian diuji statistik dengan hasil tidak signifikan pada
level signifikansi 5% (χ 2
h = 6,08 lebih kecil dibandingkan dengan χ tabel = 7,81,). Hubungan yang tidak signifikan tersebut dimungkinkan karena manajemen pengelolaan unit usaha tidak ada kaitannya dengan status persetujuan kredit, artinya pihak perbankan dalam mengevaluasi kredit tidak melihak manajemen pengelolaan unit usaha tetapi lebih melihat pada karakter usaha dan kelengkapan persyaratan kredit.
Tabel 4.15. Distribusi Persentase Unit Usaha Menurut Status Persetujuan
Kredit dan Manajemen Pengelolaan Status Persetujuan Kredit
Total (%) Manajemen
Disetujui
Tdk Disetujui (N)
Seluruhnya anggota keluarga
55,29 100 (170) Sebagian besar angg. keluarga
32,14 100 (28) Sebagian kecil angg. keluarga
50,00 100 (20) Seluruhnya bukan angg. kel.
(123) (242) Sumber: Data primer (diolah)
4.6.4. Hubungan Status Persetujuan Kredit dan Bidang Usaha
Distribusi bidang usaha berdasarkan tingkat persetujuan kredit perbankan menunjukkan bahwa, bidang usaha Industri pengolahan memiliki persentase terbesar jika dibandingkan dengan usaha lainnya, yaitu sebesar 56,52%, disusul berturut-turut: Perdagangan, Jasa, Pertanian & Pertambangan yaitu masing-masing sebesar: 50,31%,
48,48%, dan 34,78% (tabel 4.16). Rendahnya reaisasi persetujuan kredit UMKM pada sektor Pertanian & Pertambangan dimungkinkan karena sektor ini memiliki tingkat risiko usaha yang
relatif tinggi ( Soekartawi, 1998).
Selanjutnya jika kita amati hubungan lebih lanjut hubungan tersebut di atas dengan uji statistik, nampak bahwa tidak ada perbedaan proporsi yang nyata diantara bidang usaha dalam persetujuan kredit perbankan, di mana nilai χ 2
h = 2,49 lebih kecil dibandingkan dengan χ 2
tabel = 7,81 pada level signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa persetujuan kredit adalah relatif sama di antara masing-masing bidang usaha.
Tabel 4.16. Distribusi Persentase Unit Usaha Menurut Status Persetujaun
Kredit dan Bidang Usaha
Total (%) Bidang Usaha
Status Persetujuan Kredit
Disetujui
Tdk Disetujui (N)
Pertanian & pertambangan
34.78 65.22 100 (23) Industri pengolahan
56.52 43.48 100 (23) Perdagangan
50.31 49.69 100 (163) Pengangkutan, lembaga Keuangan, real estate dan Jasa
48.48 51.52 100 (33) Total (%)
49.17 50.83 100 (N)
(242) Sumber: Data primer (diolah)
4.6.5. Hubungan Status Persetujuan Kredit dan Kemitraan
Tabel 4.17. di bawah ini menjelaskan distribusi unit usaha menurut status persetujuan kredit dan kemitraan. Dari seluruh responden, yang bermitra lebih banyak mendapatkan persetujuan kredit di bandingkan dengan yang tidak bermitra, yaitu sebesar 70,73% dibandingkan dengan 44,78%. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya (Adriani, 2000).
Tabel 4.17. Distribusi Persentase Unit Usaha Menurut Status Persetujuan
Kredit dan Kemitraan
Total (%) Kemitraan
Status Persetujuan Kredit
Disetujui
Tdk Disetujui (N)
Bermitra
100 (41) Tidak Bermitra
(242) Sumber: Data primer (diolah)