b Limbah cair, dengan menjaga kualitas seluruh buangan air yang timbul dari
aktivitas konstruksi agar tidak mencemari drainase kota. BEM 2 : Pollution of Construction Activity
3. Adanya instalasi pengolahan limbah organik di dalam tapak bangunan atau
memberikan pernyataan dan rencana kerja sama untuk pengelolaan limbah organik dengan pihak ketiga di luar sistem jaringan persampahan kota.
4. Memberikan pernyataan dan rencana kerja sama untuk pengelolaan limbah
anorganik dengan pihak ketiga di luar sistem jaringan persampahan kota. BEM 3 : Advanced Waste Management
4.3.7 Sistem Proteksi Kebakaran
Penanganan terhadap kemungkinan terjadinya bahaya kebakaran diusahakan dalam bentuk:
1 Penggunaan bahan bangunan yang tahan panas atau api pada suhu tertentu.
2 Rancangan sistem evakuasi dalam bangunan
Merupakan upaya penyelamatan pelaku kegiatan, sehingga mempermudah evakuasi serta meningkatkan keamanan terhadap bahaya kebakaran. Sarana
penunjang tersebut terdiri dari: a
Sumber daya listrik darurat Sumber listrik ini dipergunakan untuk mengaktifkan semua peralatan bantu
evakuasi. b
Lampu darurat Pemasangan lampu diletakkan pada tangga darurat, jalan penghubung atau jalan
yang dipergunakan oleh manusia pada saat kebakaran. c
Pintu kebakaran Pintu ini harus dapat menutup secara otomatis dan dapat dibuka dengan
kekuatan 10 kg, serta tahan api selama + 1-3 jam. Bukaan pintu ke arah tangga pada setiap lantai, kecuali pada lantai dasar pintu harus membuka kearah luar
menuju lobby atau ke luar bangunan.
d Tangga darurat
Pada ruang tangga darurat diberikan penerangan, cerobong penghisap udara Exhaust Fan serta kedap terhadap asap dan pada top floor diberikan bukaan
berupa pintu. Jarak pencapaian antara tangga maksimal 25 m dengan lebar tangga minimal 1,2 m.
3 Penyediaan alat pencegahan atau pengamanan terhadap bahaya kebakaran.
Pencegahan kebakaran di dalam bangunan terdiri dari: a
Thermal detector, yaitu alat untuk mendeteksi panas yang ditimbulkan oleh api, dimana bekerja secara otomatis.
b Smoke detector, alat ini untuk mendeteksi asap yang ditimbulkan oleh kebakaran,
dimana akan bekerja secara otomatis apabila ada asap yang terdeteksi dengan toleransi tertentu.
c Sprinkler, yaitu alat untuk memadamkan api secara otomatis apabila tabung gelas
pada alat tersebut terkena panas, maka akan pecah dan kemudian keluar air, dimana jarak antara sprinkler tidak lebih dari 2,3 m.
d Kotak Hidran, yaitu sebuah kotak yang berisi selang dengan panjang + 25 m,
dimana terletak pada area seluas 800 m2unit. e
Alat pemadam kebakaran ringan, Alat ini berupa tabung-tabung gas zat arang atau serbuk anti api dan dilengkapi dengan alat penyemprot. Untuk setiap area
seluas 100 m2 disediakan satu alat tersebut. f
Fire alarm, Penggunaan alat ini untuk memberitahukan apabila terjadi kebakaran.
4.3.8 Sistem Penangkal Petir