b. Perdagangan dan jasa serta permukiman KDB yang direncanakan adalah 60.
c. Perdagangan dan jasa termasuk perhotelan memiliki rencana KLB maksimal 8
lantai dan KLB 3,6. d.
Garis sempadan muka bangunan terhadap sempadan jalan dihitung dari as jalan sampai dengan dinding terluar bangunan yang besarnya ditetapkan berdasarkan
fungsi jalan kolektor sekunder sepanjang 23 meter. Bagian depan eksisting terdapat bandara, bank, kantor, dan pusat oleh-oleh,
dengan lebar jalan ±18 m. Pada bagian timur terdapat pusat perbelanjaan yang dibatasi oleh Jalan dengan lebar jalan ±8 m. Tapak terletak 6,31 km dari Tugu Jogja
Kembali dan berjarak 7,78 km dari Malioboro. Sedangkan dari akomodasi transportasi, tapak berjarak 1,27 km dari Bandara Adisucipto, berjarak 8,14 km dari Stasiun Tugu
dan 1,3 km dari Stasiun Maguwo.
Tabel 4.25 Ketentuan Lahan Tapak Alternatif 3 Luas
Lahan
KDB Total
Luas Lantai
Dasar
KLB Total
Luas Lantai
Tinggi Lantai
Maksimum
GSB
53.387,78 m
2
60 32.032,66
m
2
3,6 115.317,6
m
2
8 lantai 23 m
Sumber: Analisa Pribadi, 2016
4.2.3 Pendekatan Tapak Terpilih
Penilaian terhadap kedua tapak lokasi tersebut ditentukan dengan beberapa pertimbangan. Mengingat sasaran dari pengguna convention hotel adalah wisatawan
domestik maupun asing dan para pebisnis yang memiliki tujuan di pusat kota, memerlukan lokasi yang strategis dekat dengan pusat kota dan perkantoran serta sarana
prasarana kota, namun tidak menyimpang dari rencana perkotaan yang telah ditentukan. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot nilai 1-3 dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 4.26 Kriteria Pemilihan Tapak Kriteria
Bobot Alternative
Tapak 1 Alternative
Tapak 2 Alternative
Tapak 3 N
B x N N
B x N N
B x N
Lokasi 40 3
120 3
120 3
90 Aksesibilitas 30
3 90
2 60
3 90
Fasilitas Pendukung Sekitar 20
2 40
3 60
2 40
Ketersediaan Lahan 10 3
30 2
20 2
20
Total 280
220 240
Keterangan : 3 = baik, 2 = kurang baik, 1 = tidak baik. Sumber: Analisa Pribadi, 2016
Dari penilaian empat aspek terhadap 3 alternatif tapak diatas, yang memiliki potensi paling besar adalah alternative tapak pertama. Tapak ini terletak di Jalan Raya
Ringroad yang merupakan jalan kolektor sekunder yang mudah diakses oleh pengunjung.
4.2.4. Pendekatan Pengolahan Tapak
Persyaratan pengolahan tapak yang diatur dalam standar Greenship untuk bangunan baru, antara lain :
1 Membangun di dalam kawasan perkotaan dilengkapi minimal 8 delapan dari 11 prasarana sarana kota. Atau membangun dalam kawasan perkotaanyang
berkepadatan 300 orangha sehingga tingkat kepadatan hunian 300 orangHa. ASD 1 : Site Selection
2 Terdapat minimal 7 jenis fasilitas umum dalam jarak pencapaian jalan utama sejauh 1500 m dari tapak. Membuka akses pejalan kaki selain ke jalan utama di luar tapak
yang menghubungkan-nya dengan jalan sekunder danatau lahan milik orang lain sehingga tersedia akses ke minimal 3 fasilitas umum sejauh 300 m jarak pencapaian
pejalan kaki. Membuka lantai dasar gedung sehingga dapat menjadi akses pejalan kaki yang aman dan nyaman selama minimum 10 jam sehari. ASD 2 : Community
Accessibility
3 Adanya halte atau stasiun transportasi umum dalam jangkauan 300 m walking distance dari gerbang lokasi bangunan dengan tidak memperhitungkan panjang
jembatan penyeberangan dan ramp. Menyediakan fasilitas jalur pedestrian di dalam area gedung untuk menuju ke
stasiun transportasi umum terdekat yang aman dan nyaman sesuai dengan Peraturan Menteri PU 30PRTM2006 mengenai Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan Lampiran 2B. ASD 3 : Public Transportation. 4.3
Pendekatan Aspek Kinerja
Pendekatan kinerja merupakan pendekatan untuk membahas kinerja atau utilitas yang akan digunakan pada Convention Hotel Bintang 5 di Sleman ini. Terdapat beberapa sistem
kinerja yang akan dibahas, yaitu sistem pencahayaan, penghawaan, akustik, jaringan air bersih, jaringan air kotor, pembuangan sampah, proteksi kebakaran, penangkal petir, komunikasi,
keamanan bangunan, transportasi dan jaringan listrik. Dalam pendekatan aspek kinerja Convention Hotel Bintang 5 di Sleman ditekankan pada peraturan Greenship Building
Regulation. Berikut ini adalah standar Greenship untuk bangunan baru.
Tabel 4.26 Kriteria Bangunan Green KODE
KRITERIA
Appropriate Site Development Tepat Guna Lahan ASD P
Basic Green Area Area Dasar Hijau
ASD 1 Site Selection Pemilihan Tapak
ASD 2 Community Accessibility Aksesbilitas Masyarakat
ASD 3 Public Transportation Transportasi Publik
ASD 4 Bicycle Penggunaan Sepeda
ASD 5 Site Landscaping Lansekap Tapak
ASD 6 Micro Climate Iklim Mikro
ASD 7 Stormwater Management Pengelolaan Air Hujan
Energy Efficiency and Conservation Efisiensi dan Penghematan Energi EEC P1
Electrical Sub Metering Pengukuran Sistem Elektrikal
EEC P2 OTTV Calculation Perhitungan OTTV
EEC 1 Energy Efficiency MeasurePengukuran Efisiensi Energi
EEC 2 Natural Lighting Pencahayaan Alami
EEC 3 Ventilation Ventilasi
EEC 4 Climate Change Impact Dampak Perubahan Iklim
EEC 5 On Site Renewable Energy Energi terbarukan pada Tapak
Water Conservation Penghematan air WAC P1
Water Metering Pengukuran Penggunaan Air
WAC P2 Water CalculationPerhitungan Penggunaan Air
WAC 1 Water Use Reduction Pengurangan Penggunaan Air
WAC 2 Water Fixtures Pemasangan Instalasi Air
WAC 3
Water Recycling Pendaur-ulangan Air
WAC 4 Alternative Water Resource Sumber Air Alternatif
WAC 5 Rainwater Harvesting Penyimpanan Air Hujan
WAC 6 Water Efficiency Landscaping Efisiensi Air untuk lansekap
Material Resource and Cycle Sumber dan Daur-ulang Material MRC P
Fundamental Refrigerant Refrigeran berkualitas
MRC 1 Building and Material ReusePenggunaan Material Bekas
MRC 2 Environmentally Friendly MaterialMaterial Ramah
Lingkungan
MRC 3 Non ODS Usage Tidak Menggunakan ODS
MRC 4 Certified Wood Sertifikat Kayu
MRC 5 Prefab Material Material Prepabrikasi
MRC 6
Regional Material Material Dalam Negeri
Indoor Health and Comfort Kesehatan dan Kenyamanan Ruang Dalam
IHC P Outdoor Air Introduction Introduksi Udara Luar
IHC 1
CO2 Monitoring Pengotrol Kadar CO
2
IHC 2 Environmental Tobacco Smoke Control Pengendalian Asap
Rokok
IHC 3 Chemical Pollutants Pencemaran Zat Kimia
IHC 4 Outside View pandangan Jarak Jauh
IHC 5 Visual Comfort Kenyamanan Visual
IHC 6 Thermal Comfort Kenyamanan Suhu Udara
IHC 7 Acoustic Level Tingkat Kebisingan
Building Environmental Management Pengelolaan Lingkungan BEM P
Basic Waste Management Pengelolaan Dasar Limbah Buangan
BEM 1 GP as a Member of The Project Team GP sebagai anggota
Tim Proyek
BEM 2 Pollution of Construction Activity Pencemaran Kegiatan
Konstruksi
BEM 3 Advanced Waste ManagementPengelolaan Limbah Terpadu
BEM 4 Proper CommissioningPemeriksaan secara Menyeluruh
BEM 5 Submission Green Building Data Penyerahan Data Bangunan
Hijau
BEM 6 Fit Out Agreement Hasil Perjanjian
BEM 7 Occupant Survey Survei Pengguna Bangunan
Sumber: Taufik, 2014
4.3.1 Sistem Pencahayaan