Sistem Penghawaan Alternatif Tapak 3

memaksimalkan pencahayaan alami yaitu lobby, restoran, café and bar, ruang fitness dan unit kamar. b. Pencahayaan Buatan Pencahayaan buatan menggunakan lampu penerangan yang bersifat diffuser tidak menyilaukan. Pencahayaan buatan pada ruang-ruang dalam hotel konvensi dapat diatur sesuai dengan karakter ruang yang ada. Ruangan tersebut diantaranya yaitu meeting room, ballroom, ruang pengelola, lavatory, musholla, janitor, gudang dan beberapa ruang servis lainnya. Untuk penghematan energy, terdapat sensor gerak yang mampu mengontrol lampu. Jika ruangan tersebut kosong, tidak ada pergerakan maka lampu akan mati, namun jika sensor mendapati adanya gerakan, maka lampu akan otomatis menyala. Sistem tersebut akan diterapkan pada beberapa ruangan service, yaitu lavatory, musholla, janitor dan ruang karyawan. Pencahayaan buatan juga menggunakan lampu hemat energy, yaitu lampu LED Light Emitting Diode yang dapat menghemat energy hingga 85 jika dibandingkan bola lampu tradisional. Selain itu, 1. menggunakan lampu dengan daya pencahayaan sebesar 30, yang lebih hemat daripada daya pencahayaan yang tercantum dalam SNI 03 6197-2000. EEC 1- 3-2 : Non Natural Lighting. 2. Menggunakan 100 ballast frekuensi tinggi elektronik untuk ruang kerja. 3. Zonasi pencahayaan untuk seluruh ruang kerja yang dikaitkan dengan sensor gerak motion sensor. 4. Penempatan tombol lampu dalam jarak pencapaian tangan pada saat buka pintu. EEC 1-3-2 : Non Natural Lighting 5. Menggunakan material lampu yang kandungan merkurinya pada toleransi maksimum yang disetujui GBC Indonesia dan tidak menggunakan material yang mengandung asbestos dan styrene. IHC 3 : Chemical Pollutans

6. Menggunakan lampu dengan iluminansi tingkat pencahayaan ruangan sesuai

dengan SNI 03-6197-2000 tentang Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan. IHC 5 : Visual Comfort

4.3.2 Sistem Penghawaan

Sistem penghawaan yang digunakan pada Convention Hotel Bintang 5 di Sleman ini ada dua macam, yaitu sistem penghawaan alami dan penghawaan buatan. a. Penghawaan Alami Sistem penghawaan alami digunakan pada bagian-bagian bangunan yang memungkinkan hal tersebut seperti lounge, café and bar, pool resto, dan lain-lain. Sinar matahari secara langsung dapat meningkatkan suhu ruang dengan cepat sehingga diperlukan metode untuk mereduksi suhu panas dari sinar matahari tersebut. Metode yang digunakan antara lain dengan menggunakan sun shading, penggunaan kaca reflektor dan vegetasi. Penghawaan alami juga mempengaruhi penghematan energi listrik yang digunakan untuk menyejukkan ruangan. Sistem ini digunakan pada dapur, gudang dan lavatory. Penghawaan alami yang dapat diterapkan pada bangunan hotel konvensi yang tercantum dalam kriteria Greenship untuk Ba gu a Baru a tara lai : 1 Me asa g ta da Dilara g Merokok di “eluruh Area Gedu g da tidak menyediakan bangunan atau area khusus untuk merokok di dalam gedung. Apabila tersedia, bangunanarea merokok di luar gedung, minimal berada pada jarak 5 m dari pintu masuk, outdoor air intake, dan bukaan jendela. IHC 2 : Environmental Tobacco Smoke Control. 2 Menetapkan perencanaan kondisi termal ruangan secara umum pada suhu 25 C dan kelembaban relative 60. b. Penghawaan Buatan Penghawaan buatan hanya dilakukan pada tempat-tempat tertentu yang membutuhkan pengkodisian udara maksimal. Sistem tata udara disesuaikan dengan tingkat kebutuhan suatu ruang. Sistem tata udara dibagi dua yaitu sistem tata udara langsung dan tidak langsung. 1 Sistem tata udara langsung direct cooling Sistem yang dimaksud ini adalah dengan menggunakan AC Air Conditioner dan exhaust fan serta blower pada ruang tertentu.. Penggunaan AC dibagi menjadi dua jenis yaitu AC split dan AC sentral. AC split biasanya juga disebut dengan AC setempat karena udara dikondisikan hanya pada salah satu ruangan, seperti pada ruangan retail, ruang pengelola, unit kamar. Sedangkan AC sentral merupakan sistem yang memerlukan Menara pendingin water cooling tower yang ditempatkan di luar bangunan. Pada bangunan ini, AC sentral diletakkan di ruang-ruang public seperti lobby, koridor, function room. Untuk mengalirkan udara, sistem ini menggunakan sistem ducting. Sedangkan exhaust fan digunakan pada lavatory, pantry, dapur dan ruang-ruang servis untuk mekanikal elektrikal dan blower digunakan pada ruang generator. 2 Sistem tata udara tidak langsung indirect cooling Seperti AHU, chiller, kondensor dan cooling tower, digunakan pada ruang- ruang yang besar seperti restoran, ruang konvensi, lobby dan ruang lainnya yang dianggap perlu. Penghawaan buatan yang dapat diterapkan pada bangunan hotel konvensi a g ter a tu dala kriteria Greenship u tuk Ba gu a Baru a tara lai : a Menggunakan peralatan air conditioning dengan COP minimum 10 lebih besar dari standar SNI 03-6390-2000. b Tidak mengkondisikan tidak memberi AC ruang WC, tangga, koridor, dan lobi lift, serta melengkapi ruangan tersebut dengan ventilasi alami ataupun mekanik. c Tidak menggunakan Chloro Fluoro Carbon CFC sebagai refrigeran. d Ruangan dengan kepadatan tinggi, yaitu 2.3 m2 per orang dilengkapi dengan instalasi sensor gas karbon dioksida CO2 yang memiliki mekanisme untuk mengatur jumlah ventilasi udara luar sehingga konsentrasi CO2 di dalam ruangan tidak lebih dari 1.000 ppm, sensor diletakkan 1,5 m di atas lantai dekat return air grille atau return air duct. IHC 1 : CO2 Monitoring e Desain ruangan yang menunjukkan adanya potensi introduksi udara luar minimal sesuai dengan Standar ASHRAE 62.1-2007 atau Standar ASHRAE edisi terbaru. IHC P : Outdoor Air Introduction

4.3.3 Sistem Akustik