Keadaan Penduduk

B. Keadaan Penduduk

1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan data dari Kabupaten Grobogan Dalam Angka Tahun 2010, jumlah penduduk di Kabupaten Grobogan tahun 2009 mencapai 1.404.770 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,74%. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat digunakan untuk mengetahui jumlah penduduk serta besarnya sex ratio di suatu daerah, yaitu angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan. Komposisi penduduk di Kabupaten Grobogan menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Kabupaten Grobogan Menurut Jenis

Kelamin Tahun 2009

No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Prosentase (%) Sex Ratio

Sumber : BPS Kabupaten Grobogan, 2009 Berdasarkan Tabel 4.2. dapat dilihat bahwa di Kabupaten Grobogan pada tahun 2009 jumlah penduduk perempuan lebih besar daripada penduduk laki-laki. Penduduk perempuan berjumlah 709.080 jiwa (50,48%) dan penduduk laki-laki berjumlah 695.690 jiwa (49,52%). Berdasarkan perhitungan pada Lampiran 1 maka dapat diketahui bahwa sex ratio di Kabupaten Grobogan pada tahun 2009 adalah sebesar 98,11

commit to user

penduduk laki – laki.

2. Komposisi Penduduk Menurut Umur

Komposisi penduduk menurut umur bagi suatu daerah dapat digunakan untuk mengetahui besarnya penduduk yang produktif dan non produktif. Komposisi penduduk Kabupaten Grobogan menurut jenis umur dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten

Grobogan Tahun 2009

No.

Umur (Tahun)

Jumlah (Jiwa)

Angka Beban Tanggungan 46,97

Sumber : BPS Kabupaten Grobogan, 2009 Dengan mengetahui jumlah dan persentase penduduk di tiap kelompok umur, dapat diketahui berapa besar penduduk yang berpotensi sebagai beban yaitu penduduk yang belum produktif (usia 0-14 tahun) termasuk bayi dan anak (usia 0-4 tahun) dan penduduk yang dianggap kurang produktif (65 tahun ke atas). Juga dapat dilihat berapa persentase penduduk yang berpotensi sebagai modal dalam pembangunan yaitu penduduk usia produktif atau yang berusia 15-64 tahun. Berdasarkan Tabel 4.3. diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Grobogan menurut kelompok umur, yang paling banyak adalah penduduk dengan kelompok umur produktif atau penduduk yang berusia antara 15-

64 tahun. Berdasarkan persentase tersebut berarti kegiatan ekonomi dapat terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk usia produktif lebih banyak sehingga kegiatan ekonomi dapat berjalan baik.

Berdasarkan jumlah penduduk usia produktif dan jumlah penduduk tidak produktif dapat diketahui Angka Beban Tanggungan. Angka Beban Tanggungan (ABT) merupakan angka yang menunjukan banyaknya penduduk usia tidak produktif yang harus ditanggung tiap penduduk usia

commit to user

beban tanggungan sebesar 46,97 dimana setiap 100 orang kelompok penduduk usia produktif harus menanggung 47 penduduk yang termasuk ke dalam kelompok usia yang tidak produktif.

3. Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian digunakan untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi dan karakteristik daerah dengan melihat mata pencahariaannya yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan komposisi penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat juga jenis aktivitas ekonomi penduduk dan jumlah penduduk yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Karakteristik daerah tempat tinggal juga mempengaruhi jenis mata pencaharian yang dilakukan penduduk di Kabupaten Grobogan. Komposisi penduduk di Kabupaten Grobogan menurut mata pencahariannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Usia 10 Tahun Keatas menurut Lapangan Pekerjaan di Kabupaten Grobogan Tahun 2009

No. Mata Pencaharian

Jumlah (Jiwa)

Pertanian tanaman pangan Perkebunan Perikanan Peternakan Pertanian lainnya Industri pengolahan Perdagangan Jasa Angkutan Lainnya

100,00 Sumber: BPS Kabupaten Grobogan, 2009

Berdasarkan Tabel 4.4. dapat diketahui bahwa penduduk di Kabupaten Grobogan sebagian besar bekerja di sektor pertanian yaitu sebanyak 56,68%, yang terdiri dari pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan pertanian lainnya. Hal ini menunjukkan karakteristik Kabupaten Grobogan sebagai salah satu

commit to user

perekonomian daerah karena sebagian besar penduduk bermata pencaharian di bidang pertanian.

4. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan dapat digunakan untuk mengetahui kualitas sumber daya manusia di suatu wilayah tersebut. Tingkat pendidikan penduduk akan mempengaruhi kemampuan penduduk dalam menerima teknologi baru dan mengembangkan usaha di daerahnya. Tingkat pendidikan di suatu daerah dipengaruhi antara lain oleh kesadaran akan pentingnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi serta ketersediaan sarana pendidikan yang ada. Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Grobogan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di

Kabupaten Grobogan Tahun 2009

1. Tidak/Belum Tamat SD

421.937

32,41

2. Tamat SD

508.783

39,08

3. Tamat SLTP

224.201

17,22

4. Tamat SLTA

119.279

9,16

5. Tamat Akademi/PT

Sumber : BPS Kabupaten Grobogan, 2009 Berdasarkan Tabel 4.5. dapat diketahui bahwa penduduk di

Kabupaten Grobogan paling banyak adalah tamatan SD yaitu sebanyak 508.783 orang atau 39,08% dan yang paling sedikit adalah tamatan Akademi/PT yaitu sebesar 27.640 orang atau sebanyak 2,12%. Berdasarkan jumlah penduduk yang berhasil menyelesaikan tingkat pendidikannya hingga tingkat akademi atau perguruan tinggi sebanyak 27.640 orang atau sebesar 2,12% tersebut menunjukkan bahwa penduduk di Kabupaten Grobogan sudah mulai menyadari pentingnya pendidikan, walaupun masih ada sebagian penduduk yang tidak/belum tamat SD.

commit to user

Keadaan perekonomian di Kabupaten Grobogan dapat dilihat dari ketersediaan sarana perekonomian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sarana tersebut digunakan untuk menyalurkan produksi pertanian terutama produk tanaman pangan seperti beras, jagung, dan kedelai dari produsen ke konsumen. Guna menunjang laju perekonomiannya tersebut maka di Kabupaten Grobogan mempunyai berbagai sarana perekonomian seperti koperasi, beberapa bank, dan pasar. Tabel 4.6 Sarana Perekonomian di Kabupaten Grobogan Tahun 2009

No

Jenis Sarana Perekonomian

Jumlah (unit)

KUD Koperasi Primer Non KUD

24 382

2 Bank BRI

33

3 Pasar

32 Sumber : BPS Kabupaten Grobogan, 2009

Berdasarkan Tabel 4.6. dapat diketahui bahwa sarana perekonomian yang terdapat di Kabupaten Grobogan sudah memadai sehingga dapat mempermudah pemasaran jagung baik untuk konsumsi dalam kabupaten maupun luar kabupaten sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan akan jagung dengan mudah. Hal ini terlihat dengan keanekaragaman jenis sarana perekonomian sebagai pusat transaksi yang ada di Kabupaten Grobogan.

Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa sarana perekonomian yang terdapat di Kabupaten Grobogan adalah koperasi, baik KUD maupun Koperasi Primer Non KUD, Bank BRI, dan pasar. Jumlah KUD di Kabupaten Grobogan sebanyak 24 unit. Sedangkan jumlah Koperasi Primer Non KUD di Kabupaten Grobogan sebanyak 382 unit, koperasi ini meliputi koperasi industri, koperasi jasa, koperasi fungsional dan koperasi simpan pinjam.

Sarana perekonomian yang lainnya adalah lembaga keuangan berupa bank yaitu BRI, jumlah bank BRI unit di Kabupaten Grobogan sebanyak 33 unit. BRI merupakan bank yang paling banyak terdapat di Kabupaten Grobogan daripada bank yang lainnya karena BRI mempunyai banyak unit sampai di tingkat kecamatan.

commit to user

pasar yang jumlahnya 32 unit yang terdiri dari 1 unit pasar swalayan, 9 unit pusat perbelanjaan, dan 22 unit pasar tradisional. Pasar yang ada dapat digunakan sebagai sarana penunjang penawaran jagung sehingga penawarannya dapat berjalan dengan baik.

Selain sarana perekonomian, terdapat juga sarana perhubungan sebagai penunjang dalam kegiatan perekonomian. Berikut ini tabel yang menunjukan jumlah sarana perhubungan di Kabupaten Grobogan pada tahun 2009. Tabel 4.7 Sarana Perhubungan Kendaraan Bermotor di Kabupaten Grobogan

Tahun 2009

No

Jenis Sarana Perhubungan

Jumlah (unit)

1 Bus 439

2 Truk 2.340

3 Pick up/kendaraan barang 2.500

4 Station wagon 502

Mobil dinas Mobil pribadi Sepeda motor

247 1.185 166.426

Sumber : BPS Kabupaten Grobogan, 2009 Banyaknya sarana perhubungan yang terdapat di Kabupaten Grobogan membuat masyarakat tidak akan mengalami kesulitan dalam melakukan mobilitas untuk melakukan kegiatan perekonomian. Dalam kegiatan pendistribusian jagung, sarana perhubungan mempunyai peranan penting dalam melakukan pemasaran, dimana dengan adanya pengangkutan yang efektif dan efisien maka petani jagung dapat dengan mudah menawarkan hasil panen jagungnya sehingga dengan adanya transportasi yang baik didukung dengan hasil panen yang tinggi maka semakin banyak petani yang hendak menawarkan hasil panen jagung mereka.

Tabel 4.8 Panjang Jalan dan Kondisi Jalan di Kabupaten Grobogan Tahun

2009

No Kondisi Jalan Jalan Kabupaten (Km)

4 Rusak berat 195,257 Sumber : BPS Kabupaten Grobogan, 2009

commit to user

di Kabupaten Grobogan memperlihatkan bahwa masih banyak jalan yang kondisinya rusak bahkan rusak berat walaupun sebagian besar sudah dalam kondisi yang baik. Kondisi jalan yang baik dan lancar akan semakin memudahkan dalam melakukan pendistribusian jagung ke luar kota sehingga resiko penurunan mutu jagung dapat diperkecil.