METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Dasar Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yang memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang yaitu masalah-masalah aktual dan data yang dikumpulkan, mula-mula disusun, dianalisis dan kemudian dijelaskan (Surakhmad, 1998). Metode ini dirancang dengan memberikan gambaran dari hasil analisis mengenai keterlibatan konsumen dalam memutuskan pembelian, perbedaan antar merek dan perilaku konsumen minyak goreng. Teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yaitu metode pengumpulan data primer dengan memperolehnya secara langsung dari sumber lapangan penelitian (Ruslan, 2003).
B. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Penentuan Daerah Penelitian Metode penentuan daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive yaitu secara sengaja (Singarimbun dan Effendi, 1995). Kabupaten Boyolali dipilih sebagai daerah penelitian. Hal itu didukung dengan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali (2008), mengenai pertumbuhan penduduk di Kabupaten Boyolali. Data jumlah penduduk Kabupaten Boyolali tiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Boyolali
Tahun
Luas
Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan
2 (km 2 ) Laki-laki Perempuan Jumlah (jiwa/km ) 2003 1.015.1010 457.389
949.594 935 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali, 2008
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Boyolali selalu meningkat tiap tahunnya. Hal itu menunjukkan bahwa secara otomatis kebutuhan akan bahan pokok di daerah ini meningkat. Adapun rata-rata konsumsi minyak dan lemak penduduk Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rata-rata Konsumsi Minyak dan Lemak Penduduk Kabupaten
Boyolali Per Bulan Tahun
Konsumsi Minyak dan Lemak (Kkal/Kapita/Bulan)
2718 Sumber : Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Boyolali, 2009
Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa rata-rata konsumsi minyak dan lemak penduduk Kabupaten Boyolali dari tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami peningkatan. Keadaan tersebut menyebabkan penelitian tipe perilaku konsumen minyak goreng di Kabupaten Boyolali menjadi penting dilakukan khususnya bagi produsen dan pemasar guna menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen yang semakin meningkat.
Daerah penelitian dipilih 4 kecamatan yang mewakili daerah Kabupaten Boyolali bagian barat yaitu Kecamatan Ampel, bagian utara yaitu Kecamatan Karanggede, bagian timur yaitu Kecamatan Nogosari dan bagian selatan yaitu Kecamatan Boyolali.
2. Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah convenience sampling . Metode convenience sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel dari suatu populasi yang dilakukan secara kebetulan dan dianggap sesuai oleh peneliti (Churchill, 2005). Metode ini dilakukan dengan wawancara di tempat penelitian dengan menggunakan kuisioner yang telah disiapkan. Sampel yang digunakan yaitu sampel konsumen minyak goreng yang sedang mengunjungi pasar tradisional di empat kecamatan yang terpilih sebagai daerah penelitian di Kabupaten Boyolali pada saat penelitian dilakukan.
Sampel yang diambil yaitu dengan menggunakan dasar confident level sebesar 95 %. Apabila dalam suatu penduga proporsi menggunakan sampel dengan keyakinan (1- α) dan besarnya error tidak melebihi suatu harga tertentu maka rumus (E) dapat digunakan untuk menentukan besarnya sampel yang harus diambil :
E = 1 , 96
N Karena besarnya populasi tidak diketahui maka p(1-p) juga tidak
diketahui, tetapi karena p tidak selalu berada di antara 0 dan 1, maka besar populasi maksimal adalah :
T(p) = p-p 2 D(p) = 1-2p 2p = 1
P = 0,5 Harga maksimal dari f(p) adalah p(1-p) = 0,25, jadi besarnya sampel jika digunakan confident level 95 % dan kesalahan yang terjadi adalah 0,1 maka :
1 2 , 96 N = ( 0 , 25 )
(Djarwanto dan Pangestu, 1996). Jumlah responden dibulatkan menjadi 100 responden. Pembagian responden untuk masing-masing daerah sampel diambil menurut perbandingan jumlah pedagang kios/toko yang terdapat di empat pasar tradisional daerah penelitian. Pembagian Responden untuk masing-masing pasar tradisional dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Pembagian Jumlah Responden Pada Pasar Tradisional Di Kabupaten Boyolali
N0 Pasar Tradisional Jumlah Kios/Toko Jumlah Responden
100 Sumber: Disperindag Kabupaten Boyolali, 2008 Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui jumlah responden pada tiap
pasar tradisional, dimana jumlah responden terbanyak terdapat pada pasar tradisional Karanggede yaitu 33 responden. Hal itu dikarenakan jumlah pedagang di pasar tersebut paling banyak yang menggambarkan presentase jumlah konsumen juga paling banyak di antara ketiga pasar tradisional yang lain.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Data Primer Data yang langsung diperoleh dari sumber data oleh peneliti. Pada penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner. Sumber data primer adalah konsumen minyak goreng di pasar tradisional di Kabupaten Boyolali.
2. Data Sekunder Data yang telah terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang di luar peneliti. Data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Sumber dari data sekunder ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kantor Ketahanan Pangan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Boyolali. Data tersebut adalah keadaan umum daerah penelitian, keadaan perekonomian, keadaan penduduk, data konsumsi minyak dan lemak, data jumlah pasar dan data-data lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain:
1. Observasi Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek yang akan diteliti, sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai obyek yang diteliti dan daerah lokasi penelitian.
2. Wawancara Wawancara adalah metode untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden, berdasarkan daftar pertanyaan atau kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kegiatan wawancara dilakukan kepada konsumen yang sedang mengunjungi pasar tradisional di Kabupaten Boyolali yang terpilih sebagai daerah penelitian.
3. Pencatatan Pencatatan dilakukan dengan mencatat hasil wawancara yang berdasarkan kuisioner dan mencatat data sekunder dari instansi atau lembaga yang mempunyai keterkaitan dengan penelitian.
E. Metode Analisis Data
1. Keterlibatan konsumen
Penelitian ini menggunakan metode yang didesain Zaichkowsky, yaitu inventaris keterlibatan pribadi (Involvement Inventory) untuk mengukur tingkat keterlibatan konsumen. Metode tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 5. Inventaris Keterlibatan Pribadi
Bagi saya, minyak goreng adalah
Tidak penting Tidak menarik perhatian
Penting
Menarik perhatian Tidak sesuai kebutuhan
Sesuai kebutuhan Tidak berguna
Berguna Kebutuhan pokok
Bukan kebutuhan pokok Menguntungkan
Tidak menguntungkan Tidak diperlukan
Sumber : Engel et al, 1995 dalam Simamora, 2003 Skala yang digunakan adalah skala likert yang berisikan tujuh skala. Kedua ujung skala berisikan sisi positif dan negatif. Sisi ekstrim Sumber : Engel et al, 1995 dalam Simamora, 2003 Skala yang digunakan adalah skala likert yang berisikan tujuh skala. Kedua ujung skala berisikan sisi positif dan negatif. Sisi ekstrim
Penelitian ini menggunakan tujuh dimensi keterlibatan minyak goreng yang dipertimbangkan oleh konsumen. Pertama, dimensi penting yang meliputi jenis minyak goreng. Kedua, dimensi menarik yang meliputi warna, kejernihan dan produsen. Ketiga, dimensi sesuai kebutuhan yang meliputi volume kemasan. Keempat, dimensi berguna yang meliputi kandungan gizi. Kelima dimensi kebutuhan pokok terkait dengan posisi minyak goreng dalam kebutuhan konsumen. Keenam, dimensi menguntungkan yang meliputi harga minyak goreng. Ketujuh, dimensi diperlukan yang meliputi aman, sehat dan distribusi.
2. Beda antar merek
Beda antar merek dianalisis berdasarkan persepsi kualitas masing- masing merek. Persepsi kualitas mengandung keyakinan performan suatu merek yang diwujudkan dengan penilaian terhadap atribut minyak goreng masing-masing merek. Setiap atribut minyak goreng disusun secara berjenjang dan diberi bobot antara 1 untuk kategori paling rendah dan 5 untuk kategori paling tinggi, seperti pada Tabel 6 berikut ini :
Tabel 6. Pembobotan Atribut Minyak Goreng
Atribut 1 2 3 4 5 Jenis
Banyak Sangat kurang
banyak Kemasan
Menarik Sangat kurang
menarik menarik Warna
menarik
menarik
Kuning Putih keorangean
muda kekuning an Kejernihan
kehijauan
Jernih Sangat kurang
jernih jernih Volume
jernih
jernih
Sesuai Sangat kemasan
Kebutuh sesuai sesuai
sesuai
sesuai
an kebutuha kebutuhan
kebutuhan
kebutuhan
n Harga
Sangat
Murah Sangat mahal
Mahal
Cukup
murah Kandungan
murah
Banyak Sangat gizi
banyak Promosi
sedikit
banyak
Menarik Sangat kurang
menarik menarik
menarik
menarik
Berdasarkan pembobotan tersebut, maka skor merek atas semua atribut dapat dihitung berdasarkan persepsi setiap responden. Skor tersebut diperoleh dengan menjumlahkan bobot setiap jawaban atribut. Selanjutnya dilakukan uji ANOVA (analysis of variance) satu arah untuk melihat signifikan atau tidak signifikannya beda antar merek tersebut. Hipotesis yang digunakan yaitu : Ho : Tidak ada beda antar merek Ha : Ada beda antar merek Apabila,
F hitung > F tabel 5%, maka tolak Ho artinya beda antar merek nyata. Fhitung < F tabel 5%,maka terima Ho artinya beda antar merek tidak
nyata.
3. Tipe perilaku konsumen
Tipe perilaku yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe perilaku konsumen yang dikemukakan oleh Henry Assael yaitu membedakan empat tipe perilaku konsumen berdasarkan keterlibatan konsumen dan tingkat perbedaan antar merek, seperti yang diilustrasikan sebagai berikut :
Perilaku pembelian Nyata
Perilaku pembelian
komplek
mencari keragaman
( complex buying
(variety seeking buying
pembelian Perilaku pembelian
keragu- kebiasaan Tidak nyata
ANTAR MEREK mengurangi
raguan
(habitual buying
(dissonance-reducing
behavior )
buying behavior )
Gambar 2. Tipe perilaku Konsumen Menurut Henry Assael Sumber : Simamora, 2003 Berdasarkan hasil analisis keterlibatan konsumen dengan menggunakan inventaris keterlibatan pribadi (Involvement Inventory) akan diketahui tinggi rendahnya keterlibatan konsumen minyak goreng di pasar Tradisional Kabupaten Boyolali. Analisis beda antar merek dengan menggunakan uji ANOVA (analysis of variance) satu arah akan diperoleh tingkat signifikasi beda antar merek menurut konsumen minyak goreng di pasar tradisional Kabupaten Boyolali. Kedua hasil analisis tersebut dikombinasikan sehingga dapat dibedakan empat tipe perilaku konsumen. Tipe perilaku konsumen yang pertama adalah tipe perilaku konsumen komplek dengan keterlibatan konsumen tinggi dan beda antar merek minyak goreng yang nyata menurut konsumen minyak goreng. Tipe yang kedua adalah tipe perilaku konsumen yang mencari keragaman dengan keterlibatan konsumen rendah namun masih terjadi beda antar merek minyak goreng yang nyata menurut konsumen minyak goreng. Tipe yang ketiga adalah perilaku konsumen yang mengurangi keragu-raguan dengan keterlibatan konsumen tinggi namun terdapat beda antar merek yang tidak nyata menurut konsumen minyak goreng. Tipe yang keempat adalah perilaku konsumen yang berdasarkan kebiasaan dengan keterlibatan konsumen yang rendah dan beda antar merek minyak goreng yang tidak nyata menurut konsumen minyak goreng.