Pembahasan Hasil Analisis Data

E. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Hipotesis Pertama

Harga F A = 4,02 F 0.05; 1.64 = 3.99 lebih besar dari F 0.05; 1.64 = 3.99

sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima, maka ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan STAD terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada pokok bahasan Kalor di SMA kelas X. Dari Tabel 4.8 terlihat bahwa prestasi siswa yang diberi perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mempunyai rerata yang lebih besar daripada siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ternyata memberikan hasil yang lebih baik. Hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran yang mengoptimalkan kerjasama dengan menggabungkan pembelajaran kelompok dengan pembelajaran individual. Dalam pembelajaran kelompok, siswa bekerja sama mengkonstruksi Dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ternyata memberikan hasil yang lebih baik. Hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran yang mengoptimalkan kerjasama dengan menggabungkan pembelajaran kelompok dengan pembelajaran individual. Dalam pembelajaran kelompok, siswa bekerja sama mengkonstruksi

Sedangkan untuk tipe STAD siswa akan memdapat permasalahan yang sama pada setiap kelompok untuk didiskusikan bersama, jika mereka mampu berkerjasama dan berdiskusi mereka akan mampu untuk mendapat hasil kognitif yang lebih baik, namun jika diskusi tidak berjalan baik maka satu kelompok akan memperoleh nilai kognitif yang kurang baik. Dalam STAD juga siswa tidak dituntut untuk menyampaikan lagi sehingga tanggung jawab untuk menguasai materi tidak begitu tinggi.

2. Hipotesis Kedua

Harga F B = 22.36 lebih besar dari F 0.05; 1.72 = 3.98, sehingga hipotesis nol

ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan pengaruh antara aktivitas belajar siswa kategori tinggi dan rendah terhadap Kemampuan kognitif Fisika siswa pada pokok bahasan Kalor di SMA kelas X. Dari Tabel 4.6 terlihat bahwa kemampuan kognitif Fisika siswa yang mempunyai aktivitas belajar siswa kategori tinggi mempunyai rerata yang lebih besar daripada siswa yang mempunyai aktivitas belajar kategori rendah. Hal ini membuktikan bahwa siswa yang mempunyai aktivitas belajar kategori tinggi akan memberikan pengaruh yang lebih besar daripada siswa yang mempunyai aktivitas belajar kategori rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa.

Siswa dengan aktivitas belajar tinggi, berarti siswa tersebut banyak melakukan aktivitas-aktivitas belajar dalam mendukung kemampuan kognitifnya seperti : sering bertanya, sering menjawab pertanyaan, sering berpendapat, banyak Siswa dengan aktivitas belajar tinggi, berarti siswa tersebut banyak melakukan aktivitas-aktivitas belajar dalam mendukung kemampuan kognitifnya seperti : sering bertanya, sering menjawab pertanyaan, sering berpendapat, banyak

3. Hipotesis Ketiga

Harga F AB = 7,28 lebih besar dari F 0.05; 1.64 = 3.99, sehingga hipotesis nol

ditolak. Hal ini berarti ada interaksi antara pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif dan aktivitas belajar siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada pokok bahasan Kalor di SMA Negeri 1 Karanganyar kelas X. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kemampuan kognitif Fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajarn kooperatif tipe Jigsaw lebih baik daripada tipe STAD, baik untuk siswa yang mempunyai aktivitas belajar kategori tinggi maupun siswa yang mempunyai aktivitas belajar kategori rendah. Di samping itu, kemampuan kognitif Fisika pada siswa yang mempunyai aktivitas belajar kategori tinggi lebih baik daripada siswa yang mempunyai aktivitas belajar kategori rendah, baik yang diberi pengajaran dengan model pembelajarn kooperatif tipe Jigsaw maupun STAD.

Penggunaan tipe model pembelajaran kooperatif yang tepat yang disertai dengan banyaknya tahap pemberian soal dalam memahami konsep Fisika yang diajarkan akan memberikan hasil kemampuan kognitif Fisika siswa yang optimal. Selain itu aktivitas belajar juga akan mempengaruhi kemampuan kognitif Fisika siswa, semakin tinggi aktivitas belajar siswa, maka akan semakin tinggi kemampuan kognitif Fisikanya. Sebaliknya semakin rendah aktivitas belajar siswa, maka akan semakin rendah pula kemampuan kognitif Fisikanya.

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam suatu kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif dan keaktifan siswa memiliki hubungan yang erat yaitu dengan keaktifan siswa maka pembelajaran Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam suatu kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif dan keaktifan siswa memiliki hubungan yang erat yaitu dengan keaktifan siswa maka pembelajaran