HASIL PENELITIAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2011 sampai dengan Januari tahun 2012 di SMAN 2 Ngawi, kelas XI. SMA Negeri 2 Ngawi adalah salah satu sekolah negeri favorit di Kabupaten Ngawi. Sekolah ini banyak menghasilkan generasi penerus Ngawi yang tangguh dan berpotensi untuk membangun kota Ngawi. Sekolah ini terletak di jalan A. Yani Klitik Geneng, Ngawi.

Visi dari SMAN 2 Ngawi yaitu Berbudaya dan berkepribadian yang terbentuk melalui pendewasaan IMTAK dan IPTEK yang kompetitif, berwawasan global berperilaku Indonesia.

Penelitian dilakukan dengan cara pengukuran tinggi badan dan berat badan serta pengisian kuesioner. Besar sampel yang diambil sebanyak 85 sebagai subjek penelitian yang diambil secara acak.

Sebelum dilakukan penelitian, dilakukan pengujian awal terhadap instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian, yaitu kuesioner tentang motivasi belajar. Pengujian instrumen adalah uji data primer, yaitu uji reliabilitas. Kuesioner diujikan kepada 20 siswa kelas XI SMAN II Ngawi yang tidak menjadi subjek penelitian. Siswa tersebut

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah obesitas dan sindrom pra menstruasi. Variabel terikatnya adalah prestasi belajar. Sedangkan variabel perancunya adalah inteligensi dan motivasi belajar. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Data Penelitian

Variabel

Mean

Standar Deviasi Status Obesitas (IMT)

19,75

3,48 Sindrom pra menstruasi

24,44

7,37 Prestasi belajar

82,58

1,54 Data Primer : November (2011)

Berdasarkan tabel 4.1. diketahui bahwa rata-rata dari status obesitas menurut indeks massa tubuh dalam penelitian ini adalah 19,75. Angka ini dikategorikan sebagai tidak obes. Adapun rata-rata dari skor sindrom pra menstruasi adalah 24,44. Angka ini dikategorikan tidak mengalami sindrom pra menstruasi. Sedangkan rata-rata dari prestasi belajarnya adalah 82,58.

Gambar di bawah ini menunjukkan distribusi frekuensi siswa yang mengalami obesitas menurut indeks massa tubuh.

Gambar 4.1. Distribusi Frekuensi Indeks Massa Tubuh Untuk

Mengetahui Status Obes

Pada gambar 4.1, menunjukkan indeks massa tubuh 85 siswa. Indeks massa tubuh yang terendah adalah 15, sedangkan yang tertinggi adalah 31, dan mediannya adalah 18,7.

Gambar di bawah ini menunjukkan distribusi frekuensi siswa yang mengalami sindrom pra menstruasi.

Skor yang terendah adalah 11, sedangkan skor yang tertinggi adalah 46, dan mediannya adalah 24.

Gambar di bawah ini menunjukkan distribusi frekuensi prestasi belajar siswa.

Gambar 4.3. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Pada gambar 4.3. di atas, menunjukkan prestasi belajar 85 siswa. Prestasi belajar terendah adalah 79,1, sedangkan yang tertinggi adalah 86, dan mediannya adalah 82,37.

Distribusi frekuensi obesitas dan sindrom pra menstruasi dengan prestasi belajar dengan mengontrol inteligensi dan motivasi belajar, didapatkan hasil seperti yang terdapat pada tabel di bawah ini.

Belajar dengan Mengontrol Inteligensi dan Motivasi Belajar

Variabel

Jumlah (n)

Prosentase (%) Status Obes Tidak obes (IMT < 25)

74 87,06 % Obes (IMT ≥ 25)

11 12,94 % Total

85 100 % Sindrom pra menstruasi Tidak

62 72,94 % Ya

23 27,06 % Total

85 100 % Inteligensi Rendah (< 100)

2 2,35 % Tinggi ( ≥ 100)

83 97,65 % Total

85 100 % Motivasi Belajar Rendah

4 4,71 % Tinggi

81 95,29 % Total

85 100 % Data Primer : November (2011)

Berdasarkan tabel 4.2. diketahui bahwa, dari 85 sampel, siswa, yang tidak obes (IMT < 25) berjumlah 74 siswa, sedangkan siswa yang mengalami obes (IMT ≥ 25) berjumlah 11 siswa. Siswa yang tidak mengalami sindrom pra menstruasi berjumlah 62 siswa, sedangkan siswa yang mengalami sindrom pra menstruasi berjumlah 23 siswa. Siswa yang inteligensinya rendah berjumlah 2 siswa, sedangkan siswa yang inteligensinya tinggi berjumlah 83 siswa. Siswa yang motivasinya rendah berjumlah 4 siswa, sedangkan siswa yang motivasinya tinggi berjumlah 81 siswa.

1. Analisis Bivariat Gambar di bawah ini menunjukkan tentang jumlah siswa yang mengalami obes (IMT ≥ 25) dan tidak obes (IMT < 25) yang dihubungkan dengan prestasi belajarnya.

Gambar 4.4. Korelasi Siswa Yang Mengalami Obes dan Tidak Obes

Dengan Prestasi Belajar

Pada gambar 4.4., menunjukkan terdapat korelasi negatif antara status obes dengan prestasi belajar. Siswa yang obes (IMT ≥25) cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih rendah daripada siswa yang tidak obes (IMT<25).

Gambar di bawah ini menunjukkan tentang jumlah siswa yang mengalami sindrom pra menstruasi dan yang tidak mengalami sindrom pra menstruasi yang dihubungkan dengan prestasi belajarnya.

Gambar 4.5. Korelasi Siswa Yang Mengalami Sindrom Pra Menstruasi Dan Yang Tidak Mengalami Sindrom Pra Menstruasi

Dengan Prestasi Belajar

Pada gambar 4.5., menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif antara sindrom pra menstruasi dengan prestasi belajar. Siswa yang memiliki skor sindrom pra menstruasi tinggi cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih rendah daripada siswa yang memiliki skor sindrom pra menstruasi rendah.

2. Analisis Multivariat Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis multivariat, yang menggunakan teknik regresi linier ganda. Model regresi linier ganda digunakan untuk menentukan bentuk hubungan linier antar variabel dan juga mengetahui kontribusi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Tabel 4.3. berikut ini menyajikan hasil analisis regresi linier ganda

Tabel 4.3. Hasil Analisis Regresi Linier GandaTentang Hubungan Obesitas dan Sindrom Pra Menstruasi Dengan Prestasi Belajar Dengan Mengontrol Inteligensi dan Motivasi Belajar

Variabel Independen

Koefisien Regresi (b)

CI 95%

Batas Bawah

Batas Atas Status Obesitas

-2,13 -0,28 Sindrom Pra

0,47 4,56 Motivasi Belajar

N Observasi = 85 Nilai R² = 14,6 % p = 0,002

Data Primer : November (2011) Adapun hasil analisis mulitivariat dalam penelitian ini, dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel 4.3. tentang hasil analisis regresi linier ganda, menunjukkan terdapat hubungan negatif antara obesitas dengan prestasi belajar yang secara statistik signifikan. Siswa obes (IMT ≥ 25) memiliki prestasi belajar 1,20 point lebih rendah daripada siswa yang tidak obes (IMT < 25) (b = -1,20, CI 95% -2,13 hingga -0,28). Koefisien tersebut sudah mengontrol pengaruh sindrom pra menstruasi , inteligensi, dan motivasi belajar. Sedangkan secara substantif tidak signifikan antara obesitas dengan prestasi belajar, karena perbedaan prestasi belajarnya sangat kecil.

Tabel di atas juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara Tabel di atas juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara

Dari analisis data dalam penelitian ini, hasil perhitungan menunjukkan R² sebesar 14,6 %. Artinya status obesitas dan sindrom pra menstruasi, setelah dikontrol dengan inteligensi dan motivasi belajar memberikan kontribusi sebesar 14,6% terhadap prestasi belajar. Secara komplemen dapat diketahui bahwa 85,4% pengaruh terhadap prestasi belajar disebabkan oleh faktor- faktor lain.