KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai apakah kinerja keuangan memiliki pengaruh terhadap return saham dan apakah ada faktor- faktor lain yang mempengaruhi return saham pada perusahaan perbankan yang listing di BEI.

1. Variabel Net Profit Margin (NPM) berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hal ini mendukung pernyataan dari Sartono (1996: 78), semakin tinggi NPM suatu bank maka akan semakin tinggi pula keuntungan marjinal yang diperoleh bank tersebut sehingga akan diperoleh tanggapan positif dari pelaku pasar modal terutama dari sudut return saham. Hasil penelitian ini sebagai pembuktian akan adanya pengaruh kinerja manajemen keuangan perusahaan tentang efisiensi yang terjadi di perusahaan diakibatkan oleh kebijakan-kebijakan yang dilakukan manajemen keuangan perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

2. Variabel Return on Asset (ROA) berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Variabel ROA berpengaruh secara signifikan terhadap return saham Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa investor merespon kinerja keuangan yang diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA). Tinggi rendahnya Return On Asset (ROA) tergantung pada pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi dari operasional perusahaan. Semakin tinggi Return On Asset (ROA) semakin efisien operasional 2. Variabel Return on Asset (ROA) berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Variabel ROA berpengaruh secara signifikan terhadap return saham Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa investor merespon kinerja keuangan yang diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA). Tinggi rendahnya Return On Asset (ROA) tergantung pada pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi dari operasional perusahaan. Semakin tinggi Return On Asset (ROA) semakin efisien operasional

perusahaan dan sebaliknya. Return On Asset (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Hal ini mendukung dengan penelitian sebelumnya oleh Natarsyah (2000) Hasil ini meng- indikasikan bahwa investor merespon kinerja keuangan yang diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA). Hasil ini juga mendukung dengan hasil penelitian dari Purnama (2008), Ulupui (2005), dan Payamta dan Hanung (1998) yang memperoleh kesimpulan bahwa ROA memilki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

3. Variabel Debt to Total Asset (DTA) berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hal ini mendukung penelitian dari Sumilir (2002) Leverage Ratio mempunyai pengaruh positif terhadap return saham. Hal ini men- dukung pernyataan dari Ang (1997: 18), bahwa DTA mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat utang yang semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin besar yang berarti mengurangi keuntungan. Sebaliknya, tingkat debt ratio yang kecil menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena menyebabkan tingkat kembalian yang semakin tinggi.

4. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hal ini mendukung dengan penelitian dari Purnomo (1998) yang memperoleh hasil DER cenderung tidak dapat digunakan dalam menentukan proyeksi harga saham. Hasil ini juga mendukung penelitian dari Permana (2008) dan Ulupui (2005) yang memperoleh kesimpulan bahwa Leverage Ratio (LEV) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Meskipun hasilnya tidak signifikan, bukan berarti bahwa investor dapat 4. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hal ini mendukung dengan penelitian dari Purnomo (1998) yang memperoleh hasil DER cenderung tidak dapat digunakan dalam menentukan proyeksi harga saham. Hasil ini juga mendukung penelitian dari Permana (2008) dan Ulupui (2005) yang memperoleh kesimpulan bahwa Leverage Ratio (LEV) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Meskipun hasilnya tidak signifikan, bukan berarti bahwa investor dapat

mengabaikan rasio debt suatu perusahaan. Sering kali kondisi financial distress yang dihadapi perusahaan disebabkan oleh kegagalan dalam membayar utang. Proporsi utang yang semakin tinggi menyebabkan fixed payment yang tinggi. dan akan menimbulkan risiko kebangkrutan (Natarsyah, 2000). Selain itu mungkin dikarenakan sampel yang diambil oleh peneliti yang menggunakan laporan keuangan dari sektor perbankan yang sebagian besar penggunaan dana operasionalnya berasal dari utang dari pada ekuitas saham yang mengakibatkan tidak berpengaruhnya kebijakan manajemen keuangan perusahaan tentang keputusan pembelanjaan.

5. Variabel Earnings Per Share (EPS) berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hal ini mendukung penelitian Hidayati (2009) yang menyatakan EPS memiliki pengaruh terhadap return saham. Earnings Per Share (EPS) adalah ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya. Semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa pendapatan perusahaan semakin besar dan menunjukkan tingkat keuntungan yang besar pula. Semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya maka semakin profitable dan menarik investasi pada perusahaan tersebut. Hal ini akan memberikan efek positif pada harga saham. Oleh karena itu perusahaan yang stabil biasanya memperlihatkan stabilitas pertumbuhan EPS setiap triwulannya dan berfluktuatif jika sebaliknya.

B. Keterbatasan Penelitian

Selama proses penelitian terdapat beberapa keterbatasan yang kedepannya bisa lebih baik lagi adalah dalam penelitian ini hanya mempertimbangkan faktor-faktor Selama proses penelitian terdapat beberapa keterbatasan yang kedepannya bisa lebih baik lagi adalah dalam penelitian ini hanya mempertimbangkan faktor-faktor

internal untuk diketahui pengaruhnya terhadap return saham.

C. Saran

Berdasarkan keterbatasan dalam penelitan di atas maka dapat ditarik beberapa saran guna menghasilkan penelitian yang lebih baik untuk kedepannya adalah meneliti yang lebih mendalam tentang kinerja keuangan dengan mempertimbangkan faktor eksternal perusahaan seperti tingkat bunga, nilai tukar rupiah, kondisi politik baik nasional maupun internasional.