Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis

C. Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis

1. Metode Analisis Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa alat atau cara dalam pengolahan data yang didapatkannya. yaitu sebagai berikut:

a. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata dari data yang ada, nilai minimum dari data serta nilai maksimum dari data.

b. Uji Kualitas Data Uji kualitas data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik. Karena jenis data dalam penelitian ini dalah jenis data sekunder. Uji asumsi klasik ini dilakukan agar model regresi pada penelitian ini signifikan dan representatif, maka model regresi tersebut harus memenuhi asumsi dasar klasik. Asumsi dasar tersebut adalah apabila tidak terjadi autokorelasi, b. Uji Kualitas Data Uji kualitas data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik. Karena jenis data dalam penelitian ini dalah jenis data sekunder. Uji asumsi klasik ini dilakukan agar model regresi pada penelitian ini signifikan dan representatif, maka model regresi tersebut harus memenuhi asumsi dasar klasik. Asumsi dasar tersebut adalah apabila tidak terjadi autokorelasi,

multikolinearitas, dan heterokedastisitas di antara variabel-variabel bebas dalam regresi tersebut.

1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen, keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas data yang digunakan uji statistic Kolmograv Smirnov dengan kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai yang signifikansinya telah ditentukan yaitu sebesar 5% (0,05). Jika nilai probabilitas yang diperoleh lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal.

2) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi timbul karena kesalahan pengganggu (residual) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Uji yang dilakukan untuk mendeteksi adanya autokorelasi ini adalah uji Durbin Watson, yaitu dengan memban- dingkan nilai Durbin Watson hitung (d) dengan nilai kritisnya atau nilai tabel. Jika nilai (d) terletak d i antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.

3) Uji Multikolinearitas Pengujian ini untuk menguji apakah ada hubungan linear antara 3) Uji Multikolinearitas Pengujian ini untuk menguji apakah ada hubungan linear antara

variabel-variabel bebas dalam model regresi maupun untuk menunjukkan ada tidaknya derajat kolinearitas yang tinggi diantara variabel-variabel bebas. Uji multikolineritas dilakukan dengan melihat tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Apabila nilai VIF kurang dari

10 dan nilai toleransi (tolerance value)>0,10 maka tidak terdapat gejala multikolinearitas dan sebaliknya.

4) Uji Heterokedastisitas Bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Situasi heteroskedasitas akan menyebabkan penafsiran koefisien regresi menjadi tidak efisien. Hasil taksiran dapat menjadi menyesatkan, kurang atau melebihi semestinya.

Model regresi yang baik, jika variance di residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap atau homoskedastis. Kebanyakan untuk data crosssection mengandung satuan heteroskedasitas. Ini dikarenakan data mewakili berbagai bentuk ukuran (kecil, sedang, dan besar).

Uji Heteroskedastisitas dalam penelitian ini akan dilakukan dengan uji Glejser. Yaitu dengan meregresikan nilai residual yang diabsolutkan (sebagai variabel dependen) dengan variabel independen. Kriteria suatu model regresi terkena masalah heteroskedastisitas atau tidaknya adalah jika nilai probabilitas signifikansi (sig) lebih kecil dari 0,05 maka terkena heteroskedasitas. Jika nilai probabilitas signifikansi (sig) lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji Regresi Linier Model yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen secara spesifik terhadap variabel dependen dalam penelitian ini dinyatakan dalam persamaan regresi di bawah ini:

Y =β 0 + β 1 NPM + β 2 ROA + β 3 DTA + β 4 DER + β 5 EPS + e

(7) Keterangan:

= Return Saham

NPM

= Net Profit Margin,

ROA

= Return On Asset,

DTA

= Debt to Total Asset,

DER

= Debt to Equity Ratio ,

EPS

= Earnings per Share, β 0 = konstanta,

β 1 - β 5 = koefisien regresi, dan

e = error perusahaan i pada tahun t.

b. Koefisien Determinasi (R 2 )

Koefisien determinasi menunjukkan seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah

antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas, begitu juga sebaliknya, nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Jika dalam suatu model terdapat lebih dari dua variabel independen, maka lebih baik menggunakan nilai adjusted R 2 (Ghozali, 2006: 269).

c. Pengujian Pengaruh Simultan (F test) Nilai F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau

variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen atau apakah variabel independen secara bersama-sama atau variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen atau apakah variabel independen secara bersama-sama atau

simultan mempengaruhi variabel dependen. Semakin kuat pengaruhnya maka model regresi akan semakin baik (Ghozali, 2006). Hipotesis dirumuskan sebagai berikut:

H 0 : b1, b2, b3, b4, b5 = 0 · Artiya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari

seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

H a : b1, b2, b3, b4, b5 ≠0 · Artiya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari seluruh

variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: · H 01 tidak ditolak dan H a1 ditolak, yaitu apabila nilai signifikansi lebih dari

nilai alpha 0,05 yang berarti variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa model regresi tidak signifikan.

· H 01 ditolak dan H a1 tidak ditolak, yaitu apabila bila nilai signifikansi kurang dari nilai alpha 0,05 yang berarti variabel independen secara bersama-sama

berpengaruh terhadap variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa model regresi layak (fit) untuk digunakan dalam pengujian data penelitian.

d. Pengujian Pengaruh Parsial (t test) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-

masing variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Jika p value < 0,05 berarti variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil dari uji t dapat mengetahui apakah variabel independen yang digunakan secara parsial memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Hipotesis secara statistik dan kriteria pengujian dapat dinyatakan sebagai berikut: masing variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Jika p value < 0,05 berarti variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil dari uji t dapat mengetahui apakah variabel independen yang digunakan secara parsial memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Hipotesis secara statistik dan kriteria pengujian dapat dinyatakan sebagai berikut:

· Pengaruh Net Profit Margin terhadap Return Saham

H 0 2: ρ < 0,05

H a 2: ρ ≥ 0,05 Kriteria pengujian uji t adalah:

ρ < 0,05, maka H 0 ditolak ρ ≥ 0,05, maka H 0 diterima

· Pengaruh Return On Asset terhadap Return Saham

H 0 3: ρ < 0,05

H a 3: ρ ≥ 0,05 Kriteria pengujian uji t adalah:

ρ < 0,05, maka H 0 ditolak ρ ≥ 0,05, maka H 0 diterima

· Pengaruh Debt to Total Asset terhadap Return Saham

H 0 4: ρ <0,05