Hak Abdi dalem Harya Leka

1. Hak Abdi dalem Harya Leka

a. Kepangkatan atau Jabatan

Dilihat dari jenjang pangkatnya terdapat beberapa macam gelar yang berhak disandang oleh para abdi dalem, baik abdi dalem Istana maupun Kerajaan. Adapun jenis pangkat yang dapat disandang diantaranya adalah Bupati Nayaka,

Wedana, Kaliwon, Penewu, Mantri, Lurah, Bekel, Jajar, Rangga, dan Demang . 32

Kemudian untuk gelar jabatan abdi dalem garap nagari yang berhubungan dengan keahlian bidang tertentu antara lain Pujangga, Harya Leka (ahli petang dan pentarikh), Harya Jomba (pembesar pengairan keraton), Anggandhek

30 Pranatan Dalem, dalam Gadenboek Panggreh Praja Bond, Sasanapustaka Kasunanan.

31 Parincen Minangka Katrangan Rantaman Lebet Wedalipun Arta Nagari Surakarta Ing Salebeting Tahun 1919, Perangan II, tanpa halaman.

32 Sayid, R.M, op.cit., hlm. 120.

commit to user commit to user

Bagi abdi dalem yang telah memperoleh gelar jabatan atau pangkat, maka diadakan pengukuhan wisudan di hadapan seluruh abdi dalem dan sentana dalem yang hadir. Ketika prosesi wisudan tersebut abdi dalem mengikrarkan janji. Secara ringkas sumpah atau janji itu berisi tentang:

1. Kesetiaan kepada raja dan kerajaan

2. Kesetiaan dan tanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaannya

3. Usaha menunjukkan prestasi kerja secara maksimal

4. Usaha meningkatkan kemampuan diri dalam bidang tugas pekerjaannya

5. Ketaatan dalam menjalankan ibadah agamanya

6. Sikap menyenangkan yang selalu ditunjukkan terhadap atasan

7. Kerajinan dalam menjalankan tugas dan kewajiban

8. Kemampuan untuk menyimpan rahasia negara dan rahasia jabatannya

9. Ketegasan untuk tidak menerima sesuatu dari siapa pun yang dapat merugikan negara

10. Tekad untuk tidak melakukan tindakan apa pun yang dapat merugikan negara, merosotkan keharuman nama raja atau atasannya Setelah disumpah maka yang memperoleh gelar tersebut mempunyai hak,

tugas, kewajian sesuai gelar yang dipangkunya. 34

33 Serat Wewatoning Para Abdi Dalem Ageng Alit Ing Nagari Jawi, Naskah ketik No. B.342, Reksapustaka Mangkunegaran.

34 Subandi, “Serat Wadu Aji: Bagian Gelar Tradisional Jawa”, Skripsi

Fakultas Sastra dan Seni Rupa, (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 1991), hlm. 168.

commit to user

Para abdi dalem selain berhak mendapat hak kepangkatan, juga berhak mendapatkan gelar nama yang diselaraskan dengan bidang pekerjaan atau keahliannya. Pemberian gelar nama ini diberikan kepada abdi dalem atas nama Sunan yang diketahui dan ditandatangani oleh kepala bagian kerjanya (pengageng parentah keraton). Abdi dalem Harya Leka, berdasar dari keahliannya para abdi dalem ini mendapat gelar ahli pentarikh. Abdi dalem ini biasa dikategorikan dalam abdi dalem Mantri Carik. Gelar nama yang digunakan ialah Mas Ngabehi

Sastrakarana atau Mas Ngabehi Sastradarga. 35

c. Gaji

Berkaitan masalah gaji, motivasi para abdi dalem menjadi unsur keraton bukan masalah materi tetapi lebih termotivasi oleh hal-hal yang bersifat pengabdian dan bukan materi. Pada dasarnya, gaji yang diterima oleh abdi dalem ini kebanyakan disimpan atau ditabung bukan untuk belanja . Gaji yang diperoleh

abdi dalem Harya Leka sebesar 1 benggol. 36 Menurut kepercayaan mereka, uang

dari keraton merupakan uang berkah. Jadi, para abdi dalem bekerja semata-mata hanya untuk mendapat berkah dari keraton dan bukan mengharapkan materi atau gaji.

d. Kesejahteraan

Kesejahteraan bagi para abdi dalem hanyalah berupa bantuan kesehatan. Para abdi dalem mendapat uang kesejahteraan atau bantuan biaya kesehatan

35 Sayid, R.M, loc.cit.

36 Wawancara dengan K.P. Winarno Kusumo, tanggal 9 Agustus 2012. Satu benggol nilainya sama dengan Rp. 3,-.

commit to user

Besar kecilnya uang kesejahteraan ini tidak sama antara para abdi dalem. Uang kesehatan ini tergantung pangkat yang disandang abdi dalem, semakin tinggi pangkatnya akan semakin tinggi besarnya uang kesejahteraan yang akan diterimanya.

Pihak keraton sangat memahami bahwa sebagian besar abdi dalem telah berusia tua sehingga masalah kesehatan perlu diperhatikan. Kekuasaan Sunan yang besar untuk menentukan kesejahteraan abdi dalem dapat diartikan bahwa wewenang Sunan digunakan dengan sebaik-baiknya. Dengan kata lain, kekuasaan Sunan yang sangat kuat disebut wenang wisesa ing sak nagari (berkuasa di seluruh negeri) dan gung binathara, bahu dhendha nyakrawati (sebesar kekuasaan

dewa, pengendali hukum dan penguasa dunia) 37 tidak dijadikan legitimasi untuk

memenuhi kepentingan Sunan semata akan tetapi juga tetap mementingkan kesejahteraan masyarakat di dalam keraton.

Kesejahteraan lain yang didapat abdi dalem Harya Leka ialah tempat tinggal yang berada di tanah perdikan raja. Selain itu, setiap hari Kamis malam Jumat Sunan Pakubuwana X melakukan udhik-udhik (sedekah, yang artinya menyebar dana uang) kepada abdi dalem dan rakyatnya. Sedekah tersebut pada akhirnya dijadikan sebagai jimat.