ANALISIS PENGGUNAAN AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK DI KECAMATAN PACITAN TAHUN 2012

ANALISIS PENGGUNAAN AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK DI KECAMATAN PACITAN TAHUN 2012 SKRIPSI

Disusun Oleh : YETTY WIHERTANTI K5408055

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

ANALISIS PENGGUNAAN AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK DI KECAMATAN PACITAN TAHUN 2012

Oleh : YETTY WIHERTANTI K5408055

Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

If you can't do great things, do small things in a great way. (Napoleon Hill) If you feel tough, that is real life. The only way to avoid this is to struggle. (Huang Zi Tao) Membutuhkan keberanian untuk mencoba, tetapi ketika kita gagal dan

mencobanya lagi maka kita telah memiliki kekuatan yang besar. (Penulis)

Skripsi ini kupersembahkan kepada: My beloved mom, dad and sister My bestfriends Gembul-gembul, Destri and Ila

Yetty Wihertanti, ANALISIS PENGGUNAAN AIR UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK DI KECAMATAN PACITAN TAHUN 2012. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui perbedaan besar dan variasi penggunaan air untuk kebutuhan domestik penduduk yang bertempat tinggal perkotaan dan perdesaan, (2) Menganalisis pengaruh tingkat penghasilan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik penduduk, (3) Menganalisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik penduduk, (4) Menganalisis pengaruh jenis pekerjaan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik penduduk di Kecamatan Pacitan Tahun 2012.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi adalah seluruh rumahtangga di Kecamatan Pacitan, dan sampel sejumlah 250 rumahtangga, diambil dengan teknik sampel wilayah (area sampling). Wilayah Kecamatan Pacitan pada penelitian ini dibedakan menjadi wilayah perkotaan dan wilayah perdesaan. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan observasi lapangan, dokumentasi, dan wawancara secara mendalam. Teknik analisis data dengan analisis Anova Faktorial.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) Penggunaan air untuk kebutuhan domestik di wilayah perkotaan lebih tinggi daripada di wilayah perdesaan. Uji statistik menunjukkan perbedaan tersebut tidak siginifikan. (2) Penggunaan air untuk kebutuhan domestik oleh rumahtangga berpenghasilan tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan rumahtangga dengan tingkat penghasilan menengah maupun rendah. Uji statistik menunjukkan pengaruh penghasilan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik signifikan. (3) Penggunaan air untuk kebutuhan domestik oleh rumahtangga dengan tingkat pendidikan SLTA lebih tinggi daripada rumahtangga berpendidikan SMP dan SD. Uji statistik menunjukkan pengaruh pendidikan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik signifikan. (4) Penggunaan air untuk kebutuhan domestik oleh rumahtangga yang berprofesi sebagai PNS lebih tinggi daripada rumahtangga wiraswasta, swasta, dan petani. Uji statistik menunjukkan pengaruh pekerjaan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik signifikan.

Kata kunci : penggunaan, air, domestik, rumahtangga, pacitan, tempat tinggal

ABSTRACT

Yetty Wihertanti, An ANALYSIS OF DOMESTIC WATER USE IN THE DISTRICT OF PACITAN in 2012. Thesis, Surakarta : Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University,

The purposes of this study are : (1) To know the major differences and the variations in the use of water for domestic needs of the resident population of urban and rural areas, (2) To analyze the effect of income level on the use of water for domestic needs of the population, (3) To analyze the influence of the type of work on the use of water for domestic needs of the population in the District of Pacitan in 2012.

This research uses descriptive quantitative method. The population is all household, taken with the sampling techniques (sampling area). Pacitan subdistrict in this study, are divided into urban and rural areas. Data collection techniques are obtained by field observations, documentation, and interviews. Data analysis technique is by using the analysis of factorial Anova.

From the research findings, it can be concluded that : (1) The use of water for domestic needs in urban areas is higher than in rural areas. Statistical test shows the difference is not significant. (2) The use of water for domestic needs by high income households is higher than household with medium and low income levels. Statistical test shows the effect of income on the use of water for domestic needs is significant. (3) The use of water for domestic needs by households with high schools education level is higher than junior high and elementary educated households. Statistical test shows that the influence of education on the use of water for domestic needs is significant. (4) The use of water for domestic needs of the household who work as civil servants is higher than self-employed household, private, and farmer. Statistical test shows that effect of work on the use of water for domestic needs is significant.

key words : usage, water, domestic, household, pacitan

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

kenikmatan dan kesempatan sampai pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi

Berkat bantuan dari berbagai pihak, kesulitan-kesulitan yang penulis

hadapi dalam penyusunan skripsi ini dapat diatasi dengan baik. Atas segala bantuannya penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ravik Karsidi. M.S selaku Rektor Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

2. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS yang telah memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs. H. Syaiful Bachri, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UNS yang telah memberikan ijin untuk penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Moh. Gamal Rindarjono, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan bimbingan arahan, serta ijin dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Ch. Muryani, M.Si selaku pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan, arahan, dan semangat dalam, penyusunan skripsi.

6. Ibu Pipit Wijayanti, S.Si, M.Sc selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, semangat serta pengetahuan baru yang sangat bermanfaat.

7. Bapak ibu dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat selama penulis 7. Bapak ibu dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat selama penulis

9. Bapeda Kabupaten Pacitan dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pacitan, yang telah banyak membantu dalam memperoleh data.

10. Kedua orangtua yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan, semangat dan doa hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

11. Rekan-rekan kuliah di Program Studi Pendidikan Geografi FKIP UNS

Angkatan 2008 yang telah banyak membantu dan memberikan semangat.

12. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan

dari Allah SWT. Meskipun disadari, skripsi ini jauh dari sempurna, namun diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu geografi pada khususnya. Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarakatuh.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

4. Pengaruh pekerjaan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan

domestik penduduk di Kecamatan Pacitan Tahun 2012............................................................................................

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan.............................................................................................

B. Implikasi.................................................................................................

C. Saran.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... LAMPIRAN

150

151 152 152 153

Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Tabel 2.7 Tabel 2.8 Tabel 2.9. Tabel 3.1 Tabel 3.2. Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 4.1. Tabel 4.2 Tabel 4.3.

Tabel 4.7. Tabel 4.8.

Perkiraan Kuantitas Air di Bumi ............................................................ Kriteria Penentuan Kebutuhan Air Domestik ......................................... Kebutuhan Air Bersih di wilayah Kota ................................................... Standar Nasional Kebutuhan Air ............................................................ Penggunaan Air Rumahtangga di Beberapa Negara .............................. Penggunaan Air domestik untuk Negara-negara di Asia Tenggara ........ Jenis Penggunaan Air .............................................................................. Pengelompokan Status Sosial-Ekonomi ................................................. Penelitian Yang Relevan ......................................................................... Waktu Penelitian ..................................................................................... Jenis Data dan Sumber Data ................................................................... Jenis Data Sekunder ................................................................................ Penggunaan Air Masing-masing pada Wilayah Desa dan Kota.............. Analisis Minitab Pengaruh Penghasilan terhadap Penggunaan Air......... Analisis Minitab Pengaruh Penghasilan terhadap Penggunaan Air ........ Analisis Minitab Pengaruh Pekerjaan terhadap Penggunaan Air ........... Luas Kecamatan Pacitan ......................................................................... Tipe dan Sifat Curah Hujan .................................................................... Curah Hujan pada 12 Stasiun Pengamatan di Kabupaten Pacitan Tahun 1975 -2003.................................................................................... Hari Hujan pada 12 Stasiun Pengamatan di Kabupaten Pacitan Tahun 1975 - 2003 .................................................................................. Jumlah Bulan Basah, Bulan Kering dan Bulan Lembab pada masing-masing stasiun di Kabupaten Pacitan .......................................... Formasi Geologi dan Susunan Batuan Penyusun Bahan Induk Kecamatan Pacitan ................................................................................... Penggunaan lahan sawah dan lahan kering di Kecamatan Pacitan .......... Laju Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Pacitan Tahun 2009-2010 ......

Tabel 4.11

Tabel 4.12. Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17. Tabel 4.18.

Tabel 4.19.

Tabel 4.20.

Tabel 4.21. Tabel 4.22

Jumlah Penduduk, Rumahtangga dan Rata-rata Penduduk per Rumahtangga Kecamatan Pacitan ............................................................ Jumlah Sekolah di Kecamatan Pacitan .................................................... Tingkat Pendidikan Terakhir Penduduk Kecamatan Pacitan ................... Pekerjaan Penduduk Kecamatan Pacitan di berbagai sektor .................... Sumber Air yang digunakan Penduduk di Kecamatan Pacitan ................ Pengguna Sumber Air di Kecamatan Pacitan ........................................... Penggunaan Air di Wilayah Kota dan Desa ........................................... Penggunaan Air untuk Kebutuhan Rumahtangga di wilayah Kota dan Desa oleh Rumahtangga Berpenghasilan Tinggi ..................................... Penggunaan Air di Wilayah Kota dan Desa oleh Rumahtangga Berpenghasilan Menengah ....................................................................... Penggunaan Air di Kota dan Desa oleh Rumahtangga Berpenghasilan Rendah ...................................................................................................... Uji Variabel Penghasilan dan Wilayah terhadap Penggunaan Air ........... Penggunaan Air di Wilayah Kota dan Desa oleh Rumahtangga Berpendidikan Perguruan Tinggi ............................................................ Penggunaan Air di Wilayah Kota dan Desa oleh Rumahtangga Berpendidikan SLTA .............................................................................. Penggunaan Air di Wilayah Kota dan Desa oleh Rumahtangga Berpendidikan SMP ................................................................................ Penggunaan Air di Wilayah Kota dan Desa oleh Rumahtangga Berpendidikan SD ..................................................................................... Uji Pengaruh Variabel Pendidikan dan Wilayah terhadap Penggunaan Air ....................................................................................... Penggunaan Air di Wilayah Kota dan Desa oleh Rumahtangga yang Berprofesi PNS ......................................................................................... Penggunaan Air di Wilayah Kota dan Desa oleh Rumahtangga

Tabel 4.30

Tabel 4.31.

Penggunaan Air di Wilayah Kota dan Desa oleh Rumahtangga Petani ...................................................................................................... Uji variabel Wilayah dan Pekerjaan terhadap Penggunaan Air ..............

143 148

Gambar 2.1 Gambar 2.2. Gambar 2.3. Gambar 2.4.

Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5. Gambar 4.6. Gambar 4.7.

Siklus Hidrologi ............................................................................. Hirarki Kebutuhan Air Domestik .................................................. Penarikan dan Konsumsi Air pada Masing-masing Benua ........... Pola Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik dengan Penghematan di Inggris ................................................................. Pola Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik Tanpa Penghematan .................................................................................. Diagram Kerangka Berpikir Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik ........................................................................................ Diagram Alir Penelitian Penggunaan Air Untuk Kebutuhan Domestik ........................................................................................ Tipe Curah Hujan di Kabupaten Pacitan Tahun 1975-2003 Menurut Schimdt dan Ferguson...................................................... Sungai Njelok ketika musim kemarau ........................................... Tingkat Pendidikan Terakhir Penduduk Kecamatan Pacitan .......... Penggunaan Sumber Air di Kecamatan Pacitan ............................ Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik di Kota ................... Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik di Desa ................... Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik Rumahtangga Berpenghasilan Tinggi di Kota ...................................................... Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik Rumahtangga Berpenghasilan Tinggi di Desa ...................................................... Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik oleh Rumahtangga Berpenghasilan Menengah di Kota................................................. Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik oleh Rumahtangga Berpenghasilan Menengah di Desa................................................ Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik oleh Rumahtangga Berpenghasilan Rendah di Kota......................................................

Gambar 4.13.

Gambar 4.14

Gambar 4.15 . Gambar 4.16.

Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik oleh Rumahtangga Berpendidikan Perguruan Tinggi di Kota......................................... Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik oleh Rumahtangga Berpendidikan Perguruan Tinggi di Desa......................................... Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik oleh Rumahtangga Berpendidikan SLTA di Kota......................................................... Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik oleh Rumahtangga Berpendidikan SLTA di Desa......................................................... Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik oleh Rumahtangga Berpendidikan SMP di Kota........................................................... Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik oleh Rumahtangga Berpendidikan SMP di Desa........................................................... Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik Oleh Rumahtangga Berpendidikan SD di Kota.............................................................. Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik oleh Rumahtangga Berpendidikan SD di Desa.............................................................. Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik oleh Rumahtangga PNS di Kota...................................................................................... Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik oleh Rumahtangga PNS di Desa.................................................................................... Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik oleh Rumahtangga Swasta di Kota................................................................................. Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik oleh Rumahtangga Swasta di Desa................................................................................. Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik oleh Rumahtangga Wiraswasta di Kota......................................................................... Penggunaan Air untuk Kebutuhan Domestik oleh Rumahtangga Wiraswasta di Desa...........................................................................

Petani di Desa..................................................................................

145

Halaman

Peta 1. Peta Administrasi Kecamatan Pacitan skala 1 : 50.000 ........................... 50 Peta 2. Peta Klasifikasi Wilayah Kota dan Desa skala 1 : 50.000 ....................... 51 Peta 3. Peta Geologi Kecamatan Pacitan skala 1 : 50.000 ................................... 58 Peta 4. Peta Geomorfologi Kecamatan Pacitan skala 1 : 50.000 ......................... 61 Peta 5. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Pacitan skala 1 : 50.000 ................. 62 Peta 6. Peta Kepadatan Penduduk Kecamatan Pacitan skala 1 : 50.000 ............. 67 Peta 7. Peta Penggunaan Air di Kecamatan Pacitan skala 1 : 50.0000 ..............84 Peta 8. Peta Klasifikasi Wilayah Kota-Desa Berdasarkan Gemorfologi.............85 Peta 9. Peta Penggunaan Air berdasarkan Penghasilan skala 1 : 50.000 ........... 114 Peta 10. Peta Penggunaan Air berdasarkan Pendidikan skala 1 : 50.000 ............ 127 Peta 11.

Peta Penggunaan Air berdasarkan Pekerjaan skala 1 : 50.000 150

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Air sangat penting dalam kehidupan, karena semua makhluk hidup pasti membutuhkan air. Semua organisme yang hidup tersusun dari sel-sel yang berisi air paling sedikit 60% dan seluruh aktivitas metabolismenya menggunakan air. Bagi manusia, kebutuhan akan air adalah teramat mutlak, karena zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, yang jumlahnya sekitar 73% dari bagian tubuh manusia tanpa jaringan lemak. Tergantung jumlah lemak yang terdapat dalam tubuh, maka prosentase air ini berbeda antara seseorang dengan orang lainnya. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan air atau kehilangan air hanya sekitar 5% saja dari berat badan, maka keadaan ini bisa membahayakan kehidupan orang tersebut. Dalam istilah kedokteran hal ini disebut dengan dehidrasi. Dalam rangka mempertahankan kehidupannya, manusia berupaya mencukupi kebutuhan air dengan jumlah yang cukup bagi dirinya. Kebutuhan akan air tersebut dapat berupa kebutuhan untuk raga maupun untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Oleh karena itu air merupakan material yang membuat kehidupan berlangsung di muka bumi. Dengan demikian dapat dikatakan air merupakan salah satu dari sumber kehidupan manusia.

Indonesia sebagai negara yang secara astronomis dilalui oleh garis khatulistiwa, mempunyai 2 musim yang mempengaruhi keairannya. Curah hujan di Indonesia merupakan curah hujan yang tinggi yaitu 2.500 mm/tahun yang menyebabkan potensi sumberdaya air di Indonesia melimpah. Namun demikian terdapat perbedaan yang sangat besar di daerah tertentu di Indonesia. Hal ini terjadi berkisar dari daerah-daerah yang sangat kering di Nusa Tenggara, Maluku, dan Sulawesi yang mempunyai curah hujan kurang dari 1000 mm/tahun, dan yang sangat basah di beberapa bagian daerah Papua, Jawa, dan Sumatra (lebih dari 5.000 mm).

wilayah Jawa, terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur mengalami kekeringan yang sangat tajam pada musim kemarau (http://www.bappenas.go.id/).

Kabupaten Pacitan yang merupakan bagian dari Provinsi Jawa Timur mengalami kekeringan pada musim kemarau, beberapa kecamatan di Kabupaten Pacitan mengalami kekeringan yang , hal ini dikarenakan kondisi geomorfologi yang beragam dan didominasi oleh perbukitan. Selain itu kekeringan juga dipengaruhi oleh penggunaan air oleh penduduk yang tinggi.

Penggunaan air dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Jenis penggunaan air dibagi menjadi penggunaan air domestik dan non domestik. Penggunaan air domestik meliputi penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga, perkantoran, hotel, rumah sakit. Kebutuhan air non domestik meliputi industri, irigasi, peternakan, perikanan, dan pertanian. Penggunaan air yang berlebihan dan tidak seimbang dengan ketersediaan air akan mengakibatkan kekurangan air atau bahkan krisis air pada suatu wilayah. Penggunaan air untuk kebutuhan domestik juga akan dipengaruhi oleh jumlah penduduk. Pada suatu wilayah yang mempunyai pertumbuhan penduduk yang tinggi serta penggunaan lahan yang bervariasi akan mempengaruhi penggunaan air di wilayah tersebut. Peningkatan permintaan terhadap air merupakan akibat dari pertumbuhan penduduk (Sutikno, 1984: 35).

Kecamatan Pacitan merupakan Kecamatan yang mempunyai pertumbuhan penduduk 1,36% pada rentang tahun 2000-2010 (Pacitan Dalam Angka, 2011). Pertumbuhan penduduk di Kecamatan Pacitan akan mengakibatkan peningkatan kepadatan penduduk yang mengakibatkan semakin banyaknya sarana perekonomian, kesehatan dan fasilitas lain yang akan semakin meningkatkan tingkat penggunaan air di Kecamatan Pacitan. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang mempengaruhi pertumbuhan Kecamatan Pacitan tersebut maka diperkirakan penggunaan air akan terus meningkat. Peningkatan penggunaan air ini akan menimbulkan suatu masalah apakah selama ini penduduk telah tercukupi

penggunaan air di Kecamatan Pacitan. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, penggunaan air juga akan meningkat, penggunaan air untuk kebutuhan domestik menjadi suatu kebutuhan oleh penduduk baik di rumah maupun di belakang rumah (http://academic.evergreen.edu). Pada musim kemarau beberapa desa di kecamatan ini mengalami kekurangan air. Berdasarkan hasil observasi di beberapa desa di Kecamatan Pacitan yang terletak di dataran aluvial mengalami fluktuasi air tanah yang sangat tajam. Beberapa desa yang telah diamati antara lain Desa Widoro, Desa Kayen dan Desa Menadi kedalaman air sumur di desa-desa tersebut menurun sangat tajam hingga kurang dari 1 meter dibandingkan dengan musim penghujan yang dapat mencapai lebih dari 3 meter. Penduduk pada desa-desa yang diobservasi berusaha mengatasi kekurangan air dengan cara membangun sumur bor swadaya untuk mencukupi kebutuhan konsumsi air rumah tangga. Langkah ini diambil oleh penduduk karena tidak ada bantuan air di musim kemarau pada desa-desa yang diobservasi. Selain itu juga diidentifikasi bahwa pada musim kemarau sumber air yang lain seperti PDAM tidak dapat mencukupi suplai air sebagaimana mestinya. Pada desa-desa lain yaitu Desa Sambong dan Desa Ponggok telah mendapatkan air di musim kemarau akan tetapi tidak mencukupi kebutuhan konsumsi penduduk sehingga sebagian penduduk memanfaatkan sumber lain yaitu sungai meskipun kuantitasnya juga tidak mencukupi.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu dihitung seberapa besar penggunaan air untuk kebutuhan domestik penduduk. Penggunaan air untuk kebutuhan domestik penduduk tidaklah sama. Beberapa faktor akan mempengaruhi penggunaan air tersebut antara lain gaya hidup penduduk. Faktor- faktor yang mempengaruhi gaya hidup manusia adalah tingkat pendidikan, penghasilan dan pekerjaan. Lokasi tempat tinggal penduduk juga akan mempengaruhi penggunaan air untuk kebutuhan domestik. Penduduk yang bermukim di wilayah kota akan memiliki gaya hidup yang berbeda dengan

Keberagaman tingkat penghasilan, pendidikan serta jenis pekerjaan tersebut akan menyebabkan perbedaan dalam menggunakan air. Apabila terjadi kekurangan air maka faktor-faktor tersebut dapat dijadikan suatu pertimbangan dalam menentukan standar penggunaan air serta untuk mengelola sumberdaya air di Kecamatan Pacitan agar di masa yang akan datang kekeringan di Kecamatan Pacitan tidak memburuk.

Beberapa hal diatas melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Penggunaan Air Untuk Kebutuhan Domestik Di

Kecamatan Pacitan Tahun 2011”. Pada penelitian ini penggunaan air domestik dikhususkan pada penggunaan air rumah tangga.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah yang timbul sebagai berikut :

1. Tingkat konsumsi air oleh penduduk semakin tinggi seiring dengan pertumbuhan penduduk.

2. Ketersediaan air yang cenderung tetap.

3. Ketinggian muka air tanah pada musim kemarau menurun sampai kurang dari 1 meter di sumur-sumur penduduk.

4. Bantuan air bersih pada musim kemarau tidak menjangkau daerah- daerah yang mengalami kekurangan air.

5. Kecamatan Pacitan terdiri dari beragam tingkat penghasilan, pendidikan dan jenis pekerjaan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penelitian ini dilakukan pembatasan masalah yaitu :

1. Penelitian dilakukan pada rumahtangga di Kecamatan Pacitan.

2. Rumahtangga yang diteliti diklasifikasikan berdasarkan tingkat penghasilan, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan.

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan penggunaan air untuk kebutuhan domestik penduduk yang bertempat tinggal di desa dan kota di Kecamatan Pacitan tahun 2012?

2. Bagaimana pengaruh tingkat penghasilan penduduk yang bertempat tinggal di kota dan desa terhadap penggunaan air di Kecamatan Pacitan tahun 2012?

3. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan penduduk yang bertempat tinggal di kota dan desa terhadap penggunaan air di Kecamatan Pacitan tahun 2012?

4. Bagaimana pengaruh jenis pekerjaan penduduk yang bertempat tinggal di kota dan desa terhadap penggunaan air di Kecamatan Pacitan tahun 2012.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui perbedaan besar dan variasi penggunaan air untuk kebutuhan domestik penduduk yang bertempat tinggal kota dan desa di Kecamatan Pacitan Tahun 2012.

2. Menganalisis pengaruh tingkat penghasilan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik penduduk di Kecamatan Pacitan Tahun 2012.

3. Menganalisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik penduduk di Kecamatan Pacitan Tahun 2012.

4. Menganalisis pengaruh jenis pekerjaan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik penduduk di Kecamatan Pacitan Tahun 2012.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai hidrologi khususnya penggunaan air untuk kebutuhan domestik penduduk.

a. Memberikan informasi mengenai kebutuhan air di Kecamatan Pacitan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan pemerintah dalam pembuatan kebijakan untuk penyediaan air

c. Dalam pembelajaran penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para pendidik maupun peserta didik dalam materi hidrosfer.

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Siklus Hidrologi

Menurut Asdak (1995:8), siklus hidrologi adalah perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kemudian kembali lagi ke laut yang tidak pernah habis, air tersebut akan tertahan (sementara) di sungai, danau atau waduk, dalam tanah sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia atau makhluk lain. Siklus hidrologi secara alamiah dapat ditunjukkan seperti terlihat pada Gambar 2.1.

( sumber : http://media-2.web.britannica.com )

Gambar 2.1 Siklus Hidrologi

Dalam daur hidrologi seperti yang disajikan pada Gambar 2.1, energi panas matahari menyebabkan terjadinya proses evaporasi di laut atau badan-badan air lainnya. Uap air tersebut akan terbawa oleh angin melintasi daratan yang Dalam daur hidrologi seperti yang disajikan pada Gambar 2.1, energi panas matahari menyebabkan terjadinya proses evaporasi di laut atau badan-badan air lainnya. Uap air tersebut akan terbawa oleh angin melintasi daratan yang

Air hujan yang dapat mencapai permukaan tanah, sebagian akan masuk (terserap) ke dalam tanah (infiltration). Sedangkan air hujan yang tidak terserap ke dalam tanah akan tertampung sementara dalam cekungan-cekungan permukaan tanah (surface detention) untuk kemudian mengalir di atas permukaan ke tempat yang lebih rendah (run-off), untuk selanjutnya masuk ke sungai. Air infiltrasi akan tertahan di dalam tanah oleh gaya kapiler yang selanjutnya akan membentuk kelembaban tanah. Apabila tingkat kelembaban air tanah telah cukup jenuh maka air hujan yang baru masuk ke dalam tanah akan bergerak secara lateral (horisontal) untuk selanjutnya pada tempat tertentu akan keluar lagi ke permukaan tanah (subsurface flow) dan akhirnya mengalir ke sungai. Alternatif lainnya, air hujan yang masuk ke dalam tanah tersebut akan bergerak vertikal ke tanah (groundwater) membentuk cadangan air tanah. Air tanah tersebut, terutama pada musim kemarau, akan mengalir pelan-pelan ke sungai, danau atau tempat penampungan air alamiah lainnya.

Menurut Seyhan (1990:8) Komponen siklus hidrologi dijelaskan sebagai berikut :

a. Presipitasi dan evaporasi Presipitasi dalam segala bentuk (salju, hujan batu es, hujan, dan lain-lain), jatuh ke atas vegetasi, batuan gundul, permukaan tanah, permukaan air dan saluran-saluran sungai (presipitasi saluran). Air yang jatuh pada begetasi mungkin diintersepsi (yang kemudian berevaporasi dan atau mencapai permukaan tanah dengan menetes saja maupun sebagai aliran batang) selama suatu waktu atau a. Presipitasi dan evaporasi Presipitasi dalam segala bentuk (salju, hujan batu es, hujan, dan lain-lain), jatuh ke atas vegetasi, batuan gundul, permukaan tanah, permukaan air dan saluran-saluran sungai (presipitasi saluran). Air yang jatuh pada begetasi mungkin diintersepsi (yang kemudian berevaporasi dan atau mencapai permukaan tanah dengan menetes saja maupun sebagai aliran batang) selama suatu waktu atau

Setelah presipitasi yang pertama yang membasahi permukaan tanah dan berinfiltrasi, suatu selaput air yang tipis dibentuk pada permukaan tanah yang disebut detensi permukaan menjadi lebih dalam dan aliran air mulai dalam bentuk laminer . Dengan adanya pertambahan kecepatan aliran, aliran menjadi turbulen (deras). Air yang mengalir tersebut disebut aliran permukaan. Selama perjalanannya menuju dasar sungai, bagian dari limpasan permukaan disimpan pada depresi permukaan dan disebut cadangan depresi. Air pada sungai mungkin berevaporasi secara langsung ke atmosfer atau mengalir kembali ke dalam laut dan selanjutnya berevaporasi, dan kemudian kembali ke permukaan bumi sebagai presipitasi.

b. Infiltrasi Infiltrasi adalah suatu proses ketika air cair yang diterima pada permukaan bumi akhirnya jika permukaanya tidak kedap air, dapat bergerak ke dalam tanah dengan gaya gerak gravitasi dan kapiler dalam suatu aliran.

c. Evapotranspirasi Tidak semua presipitasi yang mencapai permukaan secara langsung berinfiltrasi ke dalam tanah atu melimpas di atas permukaan tanah, sebagian darinya secara langsung atau setelah penyimpanan permukaan (atau bawah permukaan), hilang dalam bentuk evaporasi, yaitu proses penguapan air, transpirasi yaitu proses penguapan air melalui metabolisme tanaman, inkorporasi, c. Evapotranspirasi Tidak semua presipitasi yang mencapai permukaan secara langsung berinfiltrasi ke dalam tanah atu melimpas di atas permukaan tanah, sebagian darinya secara langsung atau setelah penyimpanan permukaan (atau bawah permukaan), hilang dalam bentuk evaporasi, yaitu proses penguapan air, transpirasi yaitu proses penguapan air melalui metabolisme tanaman, inkorporasi,

d. Limpasan permukaan Limpasan permukaan terjadi apabila intensitas curah hujan maupun laju lelehan salju melebihi laju infiltrasi, maka kelebihan air mulai berakumulasi sebagai cadangan permukaan. Apabila kapasitas cadangan permukaan telah terlampaui, maka limpasan permukaan mulai sebagai suatu aliran lapisan yang tipis. Air yang mengalir pada saluran-saluran yang kecil tersebut, parit-parit, sungai-sungai dan aliran-aliran merupakan kelebihan curah hujan terhadap evapotrasnpirasi, cadangan permukaan dan air bawah tanah.

2. Distribusi Air di Bumi

Air di bumi berada pada lapisan atmosfer yang disebut hidrosfer (hydrosphere) yang meliputi ketinggian antara 1 s/d 15 km di atas permukaan tanah. Air tersebut tersimpan di laut, dalam bentuk es, sebagai air permukaan, dan di atmosfer bumi. Air di atmosfer berupa massa uap air yang merupakan suatu fase dari siklus hidrologi.

Air yang ada di bumi 97 % berada di laut, sisanya sebesar 1,7 % ada di kutub-kutub bumi berupa es, 1,7 % berupa air bawah tanah dan hanya 0,1 % berada sebagai sebagai permukaan dan air di atmosfer. Air di atmosfer, sumber

dari air pemukaan, hanya mengandung 12.900 km 3 air atau kurang dari 1/100.000

dari jumlah air yang ada di bumi. Distribusi air di bumi disajikan pada Tabel 2.1. Air di bumi sekitar 2/3 nya adalah berupa es yang terdapat di kutub bumi dan sebagian besar sisanya adalah berwujud air bawah tanah yang bergerak turun sampai kedalaman antara 200 s/d 600 m di bawah permukaan tanah (Indarto, 2010:8).

Jenis Air

Persentase dari total air

di bumi

Persen dari Air Tawar

Laut

96,5 Air bawah tanah

Air tawar Air asin

Lengas tanah

0,0012 0,05 Es di kutub

1,7 68,6 Es lain dan salju

0,025 1,0 Danau Air tawar Air asin

0,0002 0,006 Air biologis

0,0001 0,003 Air di atmosfer

0,001 0,04 Total Air

100 Air tawar

2,5 100 Sumber : (Chow (1988) dan Maidment (1993) dalam Indarto (2010:7 )

Air dalam siklus hidrologi disimpan dalam bentuk antara lain :

a. Air laut Air laut mengandung sekitar 0,035 (35 gr/liter) padatan terlarut, yang kebanyakan adalah garam (sodium cloride) Daerah dimana laut dan sungai bertemu disebut estuari (payau, muara, dan daerah pasang surut), dan merupakan salah satu jenis ekosistem yang penting. Pada wilayah ini air laut dan air tawar bercampur dan pengaruh gelombang laut masih kentara. Kekeringan dan banjir dapat berpengaruh pada daerah ini.

b. Air yang tersimpan sebagai es Lapisan es di kutub bumi dan salju di gunung jumlahnya kurang dari 2 % dari air di bumi. Lapisan es di gunung merupakan sumber air yang cukup besar, terutama untuk wilayah kering (arid) dan semi kering (semi-arid). Pada beberapa daerah salju memberikan kontribusi yang cukup besar bagi hujan tahunan. Prediksi air yang dihasilkan dari proses pencairan salju, merupakan proses yang

Air di permukaan (surface water) terdistribusi ke dalam beberapa tempat, yaitu : danau, sungai dan anak sungai, tambak, embung, dan waduk. Volume keseluruhan tidak lebih dari 0,01 % dari air di bumi. Air danau berkurang karena mengalir ke bawah melalui sungai, menguap oleh evaporasi dan transpirasi tanaman, merembes ke bawah (infiltrasi), pengambilan oleh manusia atau hewan, dan kombinasi dari proses tersebut. Pada setiap titik sepanjang waktu, volume air di danau berubah sebagai fungsi jumlah air yang masuk dan ke luar danau.

d. Air tanah Lebih dari 98 % dari semua air di atas bumi tersembunyi dibawah permukaan dalam pori-pori batuan dan bahan-bahan butiran, 2 % sisanya tersimpan sebagai air permukaan. 98 % dari air bawah permukaan disebut air tanah dan digambarkan sebagai air yang terdapat pada bahan yang jenuh di bawah muka air tanah. 2 % sisanya adalah lengas tanah pada mintakat tidak jenuh diatas muka air tanah (Gelhar dalam Seyhan 1990:74).

Menurut Todd (1959 dan Dam (1966) dalam Seyhan (2010 : 256) tipe air tanah dibedakan menjadi 4 antara lain :

1) Air meteorik

Air yang berasal dari atmosfir dan mencapai mintakat kejenuhan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan :

a) Secara langsung oleh infiltrasi pada permukaan tanah

b) Secara tidak langsung oleh perembesan influen (dimana

kemiringan muka air tanah menyusup di bawah arar air permukaan kebalikan dari influen) dari danau, sungai, saluran buatan dan lautan.

c) Secara langsung dengan cara kondensasi uap air (dapat

diabaikan)

2) Air juvenil

Air ini merupakan air baru yang ditambahkan pada mintakat Air ini merupakan air baru yang ditambahkan pada mintakat

3) Air diremajakan (rejuvenated)

Air yang untuk sementara waktu telah dikeluarkan dari daur hidrologi oleh pelapukan, maupun oleh sebab-sebab lain, kembali ke daur lagi dengan proses-proses metamorfisme pemadatan atau proses-proses yang serupa (Dam dalam Seyhan (1990:256)

4) Air konat

Air yang dijebak pada beberapa batuan sedimen atau gunung pada saat asal mulanya. Air tersebut biasanya lebih tinggi daripada air laut.

3. Sumber Air

Menurut Sutrisno dalam Apriyanto (2011:3) sumber air yang bisa digunakan ada 4 antara lain :

a. Air Laut Air laut adalah air yang memiliki bagian yang paling banyak di permukaan bumi. Air laut meskipun jumlahnya tidak terbatas akan tetapi air ini jarang dikonsumsi oleh masyaratkat karena air laut ini banyak mengandung NaCl atau kandungan garam yang menyebabkan rasanya asin. Kadar garam (NaCl) yang terkadung dalam air laut sejumlah 3 %.

b. Air Atmosfir Air Atmosfir adalah air yang terdapat di lapisan atmosfir dan turun ke bumi dalam bentuk air hujan. Pada dasarnya air ini dalam keadaan murni dan sangat bersih, namun dengan adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran- kotoran industri atau debu. Apabila air atmosfir ini akan dijadikan sebagai sumber air bersih maka sebaiknya tidak menampung air hujan pada waktu hujan baru turun, karena ketika hujan baru turun, air ini masih mengandung banyak kotoran. Hujan mempunyai sifat agresif dan bersifat lunak sehingga akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan dan mempercepat habisnya sabun.

Air tanah merupakan sumber air tawar terbesar, mencakup kira-kira 30% dari total air tawar atau 10,5 juta km

. Air tanah ditemukan pada formasi geologi

permeabel (tembus air) yang dikenal sebagai akuifer yang merupakan formasi pengikat air yang memungkinkan jumlah air yang cukup besar untuk bergerak melaluinya pada kondisi lapangan yang biasa. Air tanah juga ditemukan pada akikuld (atau dasar semi permeabel) yang mengandung air tetapi tidak mampu memindahkan jumlah air yang nyata (seperti liat) Akuifer ditemukan di sejumlah lokasi Deposit glasial pasir dan kerikil, kipas aluvial, dataran banjir dan deposit delta pasir semuanya merupakan sumber-sumber air yang sangat baik (Seyhan, 1990:256).

Air tanah dibedakan menjadi 3 jenis antara lain :

1) Air tanah dangkal

Air tanah dangkal banyak mengandung zat kimia (garam- garam) yang terlarut karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah tersebut berfungsi sebagai saringan. Selain proses penyaringan, proses pengotoran juga masih berlangsung terutama pada muka air yang dekat dengan muka tanah, setelah menemui lapisan kedap air, air akan terkumpul menjadi air tanah dangkal. Air tanah dangkal terdapat pada kedalaman 15 m.

2) Air tanah dalam

Air tanah dalam tidak dapat diambil dengan mudah karena air ini berada pada kedalaman antara 100-300 meter. Untuk mengambil air tanah dalam diperlukan bor untuk mendapatkan lapisan air ini, apabila tekanan air cukup besar maka air dalam lapisan ini akan menyembur keluar yang disebut sumur artesis.

3) Mataair

Mataair adalah air yang keluar dengan sendirinya ke Mataair adalah air yang keluar dengan sendirinya ke

d. Air Permukaan. Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya. Beberapa pengotoran ini, untuk masing-masing air permukaan akan berbeda-beda, tergantung pada daerah pengaliran air permukaan ini. Jenis pengotorannya adalah merupakan kotoran fisik, kimia dan bakteriologi. Air permukaan ada 2 macam yakni:

1) Air sungai

Dalam penggunaanya untuk memenuhi kebutuhan air bersih terutama air minum, air ini harus terlebih dahulu diolah secara sempurna, karena air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang sangat tinggi.

2) Air rawa/danau

Air rawa terlihat berwarna yang disebabkan oleh adanya zat- zat organik yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam air yang menyebabkan warna kuning coklat. Dengan adanya pembusukan kadar zat organik yang tinggi, maka umumnya kadar

Fe dan Mn akan tinggi pula dan keadaan kelarutan O 2 kurang sekali (anaerob), maka unsur-unsur Fe dan Mn ini akan larut. Pada permukaan air akan tumbuh alga (lumut) karena adanya sinar

matahari dan O 2 . Jadi untuk pengambilan air sebagai sumber air baku, sebaiknya pada kedalaman tertentu di tengah-tengah agar endapan-endapan F. Danau dapat memiliki manfaat serta fungsi seperti untuk irigasi pengairan sawah, ternak serta kebun, sebagai objek pariwisata, sebagai PLTA atau pembangkit listrik tenaga air, matahari dan O 2 . Jadi untuk pengambilan air sebagai sumber air baku, sebaiknya pada kedalaman tertentu di tengah-tengah agar endapan-endapan F. Danau dapat memiliki manfaat serta fungsi seperti untuk irigasi pengairan sawah, ternak serta kebun, sebagai objek pariwisata, sebagai PLTA atau pembangkit listrik tenaga air,

4. Kebutuhan Air

Menurut Triatmodjo (2010:331), Kebutuhan air meliputi kebutuhan air untuk domestik (air rumahtangga) dan non domestik (pelayanan kantor, perniagaan, pariwisata, hidran umum, pelabuhan, dan sebagainya), industri, pemeliharaan sungai, perikanan, peternakan, dan irigasi. Kebutuhan air domestik dan non domestik dihitung berdasarkan jumlah penduduk dan konsumsi pemakaian air per kapita per hari. Jumlah penduduk dibedakan antara penduduk kota dan penduduk desa, karena konsumsi pemakaian air untuk keduanya berbeda.

5. Kebutuhan Air Domestik

Menurut Triatmodjo (2010:323) Kebutuhan air domestik (rumahtangga) dihitung berdasarkan jumlah penduduk dan kebutuhan air per kapita. Kriteria penentuan kebutuhan air domestik yang dikeluarkan oleh Puslitbang Pengairan Departemen Pekerjaan Umum, menggunakan parameter jumlah penduduk sebagai penentuan jumlah air yang dibutuhkan per kapita per hari. Adapun kriteria tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2

Prioritas kebutuhan air meliputi air domestik, industri, pelayanan umum, dan kebutuhan air untuk mengganti kebocoran. Untuk merumuskan penggunaan air oleh masing-masing komponen secara pasti sulit dilakukan sehingga dalam perencanaan dan perhitungan digunakan asumsi pendekatan berdasarkan kategori kota. Kebutuhan air bersih di daerah kota dapat diperhatikan pada Tabel 2.3. Kebutuhan pokok minimal pemakaian air setiap orangnya mencapai 121 liter perharinya. Pemakaian tersebut antara lain untuk minum dan masak, cuci pakaian, mandi, bersih rumah, serta keperluan ibadah. Tabel 2.2 Kriteria Penentuan Kebutuhan Air Domestik

Jumlah Penduduk (jiwa)

Domestik (l/kapita/hr)

Non Domestik

(l/kapita/hr)

Kehilangan Air (l/kapita/hr)

> 1.000.000 500.000-1.000.000 100.000-500.000

Kategori

Ukuran Kota

Jumlah Penduduk

(jiwa)

Kebutuhan Air (lt/orang/hari)

II III

IV

Kota Metropolitan Kota Besar Kota Sedang Kota Kecil Kota Kecamatan

>1.000.000 500.000-1.000.000 100.000-500.000 20.000-100.000

Sumber : Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Tahun 2002 Rata-rata pemakaian harian air bersih per orang Indonesia adalah sebesar

144 liter. Pemakaian terbesar adalah untuk mandi, yakni sebesar 65 liter atau sekitar 45 % dari total pemakaian air bersih (Survey Direktorat Pengembangan Air Minum Ditjen Cipta Karya pada tahun 2006 dalam dalam http://jdfi.co.id/greenfestival/GreenFest08-kmandi.php ). Tabel 2.4 Standar Nasional Indonesia Kebutuhan Air

Jenis Pemakaian

Standar

Satuan

Sambungan rumah

Kota dengan penduduk > 1 juta jiwa

Kota dengan penduduk = 1 juta jiwa

Liter/orang/hari

Liter/orang/hari

Liter/orang/hari

Liter/orang/hari Sumber : Standar Nasional Indonesia (2002)

Aktivitas fisik dan kebiasaan atau tingkat kesejahteraan akan mempengaruhi kebutuhan air per kapita. Untuk memperkirakan besarnya kebutuhan air domestik perlu dibedakan anatara kebutuhan air untuk penduduk daerah kota (urban) dan daerah desa (rural). Pembedaan ini didasarkan pada asumsi bahwa penduduk di daerah urban cenderung menggunakan air secara berlebih dibandingkan penduduk daerah desa (Laporan Akhir Prakarsa Strategis Pengelolaan Sumber Daya Air untuk Mengatasi Banjir dan Kekeringan di Pulau Jawa).

Penggunaan air di berbagai negara akan berbeda tergantung pada kondisi geografis dan iklim negara tersebut dan kondisi sosial budaya, misalnya saja

Negara

Pemakaian (liter/orang/hari)

Amerika Serikat

Sumber: Chatib dkk dalam Identifikasi Masalah Pengelolaan Sumber daya air di Pulau Jawa, Direktorat Pengairan dan Irigasi (2006:34)

Tabel 2.6 Penggunaan Air domestik untuk Negara-negara di Asia Tenggara

Penggunaan

Kuantitas/orang/hari

Mandi 140 Mencuci piring

Mencuci pakaian

Total (tanpa kehilangan air (water loss) 266 Sumber : Small Community water supplies, IRC, 2002 dalam Setyandito dkk (2006:187).

Menurut World Health Organization (WHO) Kebutuhan manusia akan air tidak bisa diprediksi dengan tepat, contohnya untuk kebutuhan sanitasi atau untuk berwudhu terkadang menjadi kebutuhan yang lebih penting dari kebutuhan air yang lain. Perbedaan jumlah penduduk juga akan berpengaruh secara spesifik. Demikian pula dengan perbedaan jenis kelamin, kaum wanita akan lebih memusatkan kebutuhan air untuk kebutuhan memasak, mencuci serta kebutuhan rumah tangga yang lain. Selain itu keadaan iklim juga akan mempengaruhi penggunaan air. Musim panas akan lebih banyak membutuhkan air daripada

musim hujan .

Menurut Murakawa dalam Tachibana (2011), pola penggunaan air dipengaruhi oleh tujuan penggunaannya, penggunaan air tersebut dipengaruhi

Pada penduduk miskin desa kemungkinan harapan untuk memenuhi standar tersebut akan sangat rendah dibandingkan dengan penduduk kota yang tinggal pada lingkungan orang-orang yang sosial ekonominya tinggi. Akibatnya, semakin miskin penduduk maka akan cenderung menggunakan air yang lebih sedikit .