Pemberdayaan Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan dan Perencanaan Pendidikan di Kota Binjai

4.2 Pemberdayaan Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan dan Perencanaan Pendidikan di Kota Binjai

Perubahan paradigma pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi membuka peluang masyarakat untuk dapat meningkatkan peranserta dalam Perubahan paradigma pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi membuka peluang masyarakat untuk dapat meningkatkan peranserta dalam

Bank Dunia (2007) memberikan defenisi pemberdayaan sebagai proses peningkatan kapasitas individual atau kelompok untuk membuat pilihan-pilihan dan untuk melaksanakan pilihan-pilihan tersebut ke dalam kegiatan-kegiatan dan hasil yang diharapkan. Dalam konteks kelembagan Komite Sekolah, peningkatan kapasitas yang dimaksud adalah kapasitas para pengurus Komite Sekolah, agar dapat melaksanakan peran dan fungsinya secara optimal untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan di daerah.

Komite Sekolah diharapkan sebagai acuan pelaksanaan bagi semua elemen masyarakat yang akan membentuk Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah atau memperluas peran, fungsi Komite Sekolah yang telah ada. Pembentukan Komite Sekolah diharapkan dapat memacu usaha pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan, selaras dengan konsepsi partisipasi berbasis masyarakat dan manajemen berbasis sekolah yang kini tidak hanya menjadi wacana, tetapi telah mulai dilaksanakan di Indonesia.

Pemberdayaan Komite Sekolah setiap tingkat satuan pendidikan dapat membantu dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Komite Sekolah adalah mitra kerja kepala sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan khususnya penggalian dana, kerjasama dunia usaha dan industri.

Komite Sekolah dibentuk untuk mewadahi dan meningkatkan peran masyarakat dalam pendidikan. Keberadaan mereka bukan hanya sebagai pelengkap penderita, tetapi sebagai penyeimbang dalam pengambilan keputusan sekolah. Sekolah dalam menentukan kebijakan tidak bisa berdiri sendiri, terutama dalam anggaran pendidikan, tetapi harus bekerjasama dengan Komite Sekolah. Sebenarnya peran Komite Sekolah sudah diatur dalam Kepmendinas No. 044/U/2002, Komite Sekolah hendaknya merepresentasikan keragaman yang ada agar benar-benar dapat mewakili masyarakat. Interaksi antara sekolah dan masyarakat dapat diwujudkan melalui mekanisme pengambilan keputusan antara sekolah dengan Komite Sekolah, termasuk biaya pendidikan.

Dengan demikian, Komite Sekolah merupakan badan yang mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka memberi pertimbangan (advisory agency); pendukung (supporting agency); pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas; dan mediator antara pemerintah dengan masyarakat.

Komite Sekolah sebagai organisasi mitra sekolah memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya turut serta mengembangkan pendidikan di sekolah, kehadirannya tidak hanya sebagai stempel sekolah semata, khususnya dalam upaya memungut biaya dari orang tua siswa, namun lebih jauh Komite Sekolah harus dapat menjadi sebuah organisasi yang benar-benar dapat mewadahi dan menyalurkan aspirasi serta prakarsa dari masyarakat dalam melahirkan kebijakan organisasi dan program sekolah serta dapat menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, Komite Sekolah sebagai organisasi mitra sekolah memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya turut serta mengembangkan pendidikan di sekolah, kehadirannya tidak hanya sebagai stempel sekolah semata, khususnya dalam upaya memungut biaya dari orang tua siswa, namun lebih jauh Komite Sekolah harus dapat menjadi sebuah organisasi yang benar-benar dapat mewadahi dan menyalurkan aspirasi serta prakarsa dari masyarakat dalam melahirkan kebijakan organisasi dan program sekolah serta dapat menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel,

Dalam hal pemberdayaan Komite Sekolah di Kota Binjai tidak terlepas dari peran Dewan Pendidikan Kota Binjai yang telah dibentuk pada Tahun 2003, seperti yang disampaikan oleh Sekretaris Dewan Pendidikan Kota Binjai Bapak Surya Darma dimana Dewan Pendidikan Kota Binjai telah melakasanakan sosialisasi tentang pembentukan Komite Sekolah dari SD, SLTP, SLTA. Dewan Pendidikan juga telah melaksanakan pengiriman peserta pelatihan Training of Trainer (TOT) ke Tingkat Propinsi. Pada Tahun 2005 Dewan Pendidikan Kota Binjai telah melaksanakan kegiatan pelatihan dengan menghadirkan pengurus Komite Sekolah se Kota Binjai.

Pembentukan Komite Sekolah pada setiap SMA Negeri yang ada di Kota Binjai diawali dengan mengundang orang tua siswa dengan mengadakan rapat pembentukan Komite Sekolah, kemudian diadakan pemilihan ketua dan pengurus yang melibatkan semua unsur seperti yang diamanatkan SK Mendiknas Nomor 044/U/2002 tentang pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Setelah itu diajukan kepada Kepala Sekolah untuk disahkan dengan membuat Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Pembentukan Komite Sekolah.

Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, setelah melakukan wawancara dengan Ketua Komite Sekolah yang ada di SMA Negeri Kota Binjai, Komite Sekolah belum memiliki Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) dan bahkan pemerintah Kota Binjai sendiri belum menyusun Peraturan

Daerah (PERDA) yang mengatur tentang Komite Sekolah, dan mungkin inilah yang menjadi alasan pengurus belum menyusun AD/ART.

Sedangkan pertemuan atau rapat yang dilakukan Komite Sekolah juga belum terjadwal, artinya tidak ada pertemuan rutin yang dilaksanakan setiap bulan maupun per triwulan, bahkan ada Komite Sekolah yang hanya melaksanakan pertemuan dua kali setahun.

Seperti yang dituturkan oleh salah satu informan menyatakan bahwa, sebenarnya idealnya pertemuan pengurus dilaksanakan setiap bulan atau minimal sekali dua bulan, namun karena banyaknya kesibukan pengurus mengakibatkan pertemuan tidak terlaksana, akhirnya pertemuan dilaksanakan tergantung kebutuhan sekolah, misalnya pada saat penerimaan siswa baru dan adanya permasalahan siswa. Namun saya selaku ketua setiap bulan tetap ke sekolah melihat perkembangan kemajuan sekolah.

Pertemuan atau agenda rapat komite dengan orang tua siswa dan pihak sekolah hanya dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, dengan kata lain hanya dilakukan saat diperlukan seperti pada saat tahun ajaran baru sekolah, pada saat adanya permasalahan ataupun keluhan orang tua siswa.

Sekolah merupakan organisasi sosial yang menyediakan layanan pembelajaran bagi masyarakat, yang merupakan sistem terbuka karena mempunya hubungan dengan lingkungannya yang merupakan tempat berasalnya masukan Sekolah merupakan organisasi sosial yang menyediakan layanan pembelajaran bagi masyarakat, yang merupakan sistem terbuka karena mempunya hubungan dengan lingkungannya yang merupakan tempat berasalnya masukan

Untuk menghasilkan manusia yang memiliki sumber daya dibutuhkan proses pendidikan yang dapat menghasilkan potensi untuk dididik, dilatih dan dibimbing untuk dikembangkan menjadi manusia yang siap pakai.

Pemberdayaan Komite Sekolah di Kota Binjai samapai saat ini belum sepenuhnya terlaksana dengan baik, seperti halnya yang disampaikan salah seorang informan bahwa kurangnya pemberdayaan komite sekolah baik yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan atau pihak sekolah itu sendiri maupun yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kota Binjai dan Dewan Pendidikan. Pihak sekolah tidak pernah memberikan pemberdayaan ataupun pelatihan-pelatihan untuk menjadikan komite lebih berdaya dapat mengurus dirinya sendiri, dapat membiayai dirinya sendiri. Padahal sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikan formal dan nonformal sesuai dengan lingkungan sosial dan budaya untuk kepentingan masyarakat. Kemudian dana penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat dapat bersumber dari penyelenggara, masyarakat, pemerintah/pemerintah daerah, serta lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis, subsidi dana, dan sumber daya lain dari pemerintah.

Komite Sekolah pada SMA Negeri di Kota Binjai juga belum pernah mendapatkan subsidi dana dari pemerintah, dan hanya mengandalkan bantuan dari Komite Sekolah pada SMA Negeri di Kota Binjai juga belum pernah mendapatkan subsidi dana dari pemerintah, dan hanya mengandalkan bantuan dari

Dalam hal perencanaan pendidikan Komite Sekolah telah banyak memberikan masukan dan saran sesuai dengan hasil rapat komite kepada pihak sekolah untuk dijadikan program sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pada satuan pendidikan, namun hal tersebut kembali kepada stake holder apakah masukan tersebut dapat diterima untuk dilaksanakan.

4.2.1 Peran Komite Sekolah sebagai Pemberi Pertimbangan ( Advisory Agency)

Komite Sekolah sebagai badan pertimbangan berperan melaksanakan program seperti perencanaan sekolah yaitu memberikan masukan terhadap penyusunan dan pengesahan RAPBS, menyelenggarakan rapat RAPBS (sekolah, orang tua sisiwa, masyarakat) maupun memberikan pertimbangan tntang perubahan RAPBS. Yang kedua dalam hal pelaksanaan program, dengan memberikan masukan terhadap proses pengelolaan pendidikan dan proses pembelajaran kepada para guru. Peran yang ketiga adalah dalam hal pengelolaan sumber daya pendidikan, dengan memberikan pertimbangan tentang tenaga kependidikan yang dapat diperbantukan di sekolah, tentang sarana dan prasarana yang dapat diperbantukan di sekolah serta anggaran yang dapat dimanfaatkan di sekolah.

Seperti halnya disampaikan oleh salah seorang informan mengatakan peran Komite Sekolah sebagai badan pertimbangan misalnya tentang sumber daya Seperti halnya disampaikan oleh salah seorang informan mengatakan peran Komite Sekolah sebagai badan pertimbangan misalnya tentang sumber daya

Pertimbangan yang diberikan komite berbentuk dukungan kepada orang tua siswa, dimana pihak sekolah misalnya ingin menaikkan uang komite sedang kondisi orang tua rata- rata menengah ke bawah, disinilah pihak komite memberikan pertimbangan kepada Kepala Sekolah, sepertinya lebih baik uang komite tidak dinaikkan tapi orang tua siswa lancar atau tepat waktu dalam pembayarannya, dan kalau dinaikkan memang anggaran meningkat namun pembayarannya tidak lancar atau macet. Akhirnya pihak sekolah menerima pertimbangan atau masukan yang diberikan Komite Sekolah.

Setiap dana apapun yang diambil dari orang tua sisiwa terlebih dahulu koordinasi dan ketua Komite Sekolah sangat menentukan baik ya ataupun tidak. Orang tua siswa dipanggil ke sekolah untuk tatap muka dengan komite, jadi kepala sekolah tidak berdiri sendiri semua harus koordinasi dengan komite sekolah.

Kemudian Komite Sekolah memberikan pertimbangan tentang pengelolan sumber daya pendidikan, jumlah jam mengajar per minggu, tentang besarnya jumlah honor per jam, sedangkan permintaan guru untuk kepentingan sendiri tidak dilayani, maksudnya komite sekolah mengutamakan kepentingan sekolah lebih dahulu baru kepentingan guru yang lain misalnya mengajar ditempat lain. Komite juga memberikan pertimbangan kepada kepala sekolah tentang tenaga kependidikan yang Kemudian Komite Sekolah memberikan pertimbangan tentang pengelolan sumber daya pendidikan, jumlah jam mengajar per minggu, tentang besarnya jumlah honor per jam, sedangkan permintaan guru untuk kepentingan sendiri tidak dilayani, maksudnya komite sekolah mengutamakan kepentingan sekolah lebih dahulu baru kepentingan guru yang lain misalnya mengajar ditempat lain. Komite juga memberikan pertimbangan kepada kepala sekolah tentang tenaga kependidikan yang

Sedangkan penuturan pak Amiruddin wakil ketua Kemite Sekolah SMA Negeri 6 Binjai, pada SMA Negeri 6 Binjai, Komite Sekolah memberi pertimbangan kepada satuan pendidikan seperti dalam penerimaan siswa baru, dimana ketentuan dari dinas sekolah hanya menampung tiga kelas sementara keinginan masyarakat menyekolahkan anaknya pada sekolah ini melebihi ketentuan dari dinas pendidikan Kota Binjai. Akhirnya Komite Sekolah memberikan pertimbangan kepada kepala sekolah untuk penambahan satu kelas lagi mengingat di sekolah masih memiliki satu kelas yang kosong dan bisa dipergunakan untuk menampung siswa baru satu kelas lagi. Pertimbangan dari pihak komite sekolah tersebut langsung direspon kepala sekolah untuk menambah kelas baru satu kelas menjadi empat kelas.

Sedangkan tentang anggaran pendidikan komite tidak ikut mencampurinya, maupun pengadaan tenaga honorer di sekolah, namun pihak sekolah melalui Pembantu Kepala Sekolah (PKS) yang membidanginya menyampaikan secara lisan kepada Ketua Komite Sekolah.

Begitu juga hal senada disampaikan oleh informan lainnya, mengenai pertimbangan tentang tenaga kependidikan di sekolah pihak komite tidak terlibat sampai kesana, namun pihak sekolah menyampaikan laporan secara tertulis kepada komite sekolah kalau ada penambahan tenaga pendidik maupun tenaga administrasi di sekolah kepada komite

Dari beberapa uraian di atas menunjukkan bahwa peran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan belum sepenuhnya berjalan efektif sesuai dengan peran dan fungsi Komite Sekolah. Dan ini disebabkan pihak satuan pendidikan dalam hal ini Kepala Sekolah belum sepenuhnya memberikan keleluasaan ataupun kepercayaan penuh kepada Komite Sekolah dalam mengelola anggaran.

Sedangkan peran Komite Sekolah dalam hal pelaksanaan program dan pengelolaan sumber daya pendidikan, pihak sekolah sedikit lebih terbuka memberikan keleluasaan kepada pihak Komite Sekolah. Hal ini membuktikan masih ada ketidak terbukaan kepala sekolah dalam hal pengelolaan anggaran, dan ini perlu mendapat perhatian yang serius dari pihak pemerintah Kota Binjai melalui Dinas Pendidikan untuk lebih menekankan kepada satuan pendidikan untuk memberikan kebebasan dan keterbukaan dalam segala hal khususnya dalam peningkatan pelayanan pada satuan pendidikan, serta lebih melibatkan lingkungan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.

4.2.2 Peran Komite Sekolah sebagai Pendukung ( Supporting Agency)

Ihsan (2003:105) menyatakan peranan masyarakat terhadap sekolah antara lain dalam bantuan-bantuan berupa pembiayaan sekolah ( gedung, sarana, prasarana)

lewat BP3 (sekarang Komite Sekolah) atau secara langsung perorangan/kelompok. Kemudian penyediaan tempat untuk mendirikan sekolah atau lapangan sekolah dan

lain-lain keperluan sekolah. Komite Sekolah perannya sebagai badan pendukung mempunyai tiga peran yaitu pengelolaan sumber daya manusia, pengelolaan sarana dan prasarana serta pengelolaan anggaran. Dalam pengelolaan anggaran memantau kondisi ketenagaan pendidikan di sekolah, memobilisasi guru sukarelawan untuk menanggulangi kekurangan guru di sekolah, memobilisasi tenaga pendidikan non guru untuk mengisi kekurangan di sekolah.

Dalam pengelolaan sumber daya manusia dan mobilisasi tenaga kependidikan guru dan non guru, pada umumnya Komite Sekolah sangat terlibat dalam memantau kondisi ketenagaan pendidikan di sekolah, seperti halnya yang disampaikan oleh informan bahwa; beliau selaku ketua Komite Sekolah terus memantau kondisi ketenagaan pendidikan apakah sudah sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan kalau ada kekurangan guru bidang studi di sekolah Komite Sekolah ikut mencari dan melihat kemampuannya dulu baru komite menyampaikan kepada kepala sekolah. Sedangkan untuk mengisi tenaga kependidikan non guru seperti pegawai tata usaha harus diketahui komite, sedangkan untuk pelatih atau pembimbing pramuka, palang merah remaja dan kegiatan tambahan pelajaran diluar Dalam pengelolaan sumber daya manusia dan mobilisasi tenaga kependidikan guru dan non guru, pada umumnya Komite Sekolah sangat terlibat dalam memantau kondisi ketenagaan pendidikan di sekolah, seperti halnya yang disampaikan oleh informan bahwa; beliau selaku ketua Komite Sekolah terus memantau kondisi ketenagaan pendidikan apakah sudah sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan kalau ada kekurangan guru bidang studi di sekolah Komite Sekolah ikut mencari dan melihat kemampuannya dulu baru komite menyampaikan kepada kepala sekolah. Sedangkan untuk mengisi tenaga kependidikan non guru seperti pegawai tata usaha harus diketahui komite, sedangkan untuk pelatih atau pembimbing pramuka, palang merah remaja dan kegiatan tambahan pelajaran diluar

Sedangkan peran kedua adalah pengelolaan sarana dan prasarana, yang meliputi memantau kondisi sarana dan prasarana yang ada di sekolah, memobilisasi bantuan sarana dan prasarana, mengkoordinasikan dukungan sarana dan prasarana sekolah. Peran ketiga adalah pengelolaan anggaran memantau kondisi anggaran pendidikan di sekolah, memobilisasi dukungan terhadap anggaran pendidikan di sekolah, mengkoordinasikan dukungan terhadap anggaran pendidikan dan mengevaluasi pelaksanaan dukungan anggaran di sekolah.

Seperti yang disampaikan oleh salah seorang informan dalam penelitian ini menyebutkan bahwa, dalam pengelolaan sarana dan prasarana, komite sekolah memberikan dukungan bantuan sarana dan prasarana sekolah, seperti yang disampaikan Ketua Komite bahwa komite dengan menggalang bantuan dari masyarakat seperti pengerasan jalan menuju sekolah, menata kebersihan dan kenyamanan di lingkungan sekolah dengan mengadakan penghijauan.

Hal senada apa yang disampaikan oleh Informan tadi diamini oleh pihak sekolah, dimana setiap kegiatan sekolah termasuk pengelolaan anggaran pendidikan Komite Sekolah tetap dikutsertakan atau dilibatkan, sehingga hubungan sekolah dengan masyarakat lingkungannya tetap berjalan lancar. Bahkan kemajuan sekolah terus meningkat, dimana sekolah ini baru tiga tahun berdiri sudah mendapatkan akreditasi A, hal ini yang sangat membanggakan saya selaku Kepala Sekolah. Dan Hal senada apa yang disampaikan oleh Informan tadi diamini oleh pihak sekolah, dimana setiap kegiatan sekolah termasuk pengelolaan anggaran pendidikan Komite Sekolah tetap dikutsertakan atau dilibatkan, sehingga hubungan sekolah dengan masyarakat lingkungannya tetap berjalan lancar. Bahkan kemajuan sekolah terus meningkat, dimana sekolah ini baru tiga tahun berdiri sudah mendapatkan akreditasi A, hal ini yang sangat membanggakan saya selaku Kepala Sekolah. Dan

Begitu juga disampaikan oleh salah seorang informan, tentang kondisi ketenagaan di sekolah sudah mencukupi, sedangkan pengelolaan sarana dan prasarana komite sekolah terus memberikan dukungan terhadap kebutuhan sekolah dengan mengadakan perbaikan dan penambahan meja, kursi dan perbaikan pagar sekolah, dimana dananya diambil dari masyarakat yang peduli pendidikan, seperti yang dilakukan ketua Komite Sekolah yang sangat peduli terhadap pendidikan.

Peran Komite Sekolah dalam pengelolaan anggaran pada setiap sekolah, sesuai dengan hasil wawancara dengan informan di lapangan menunjukkan bahwa dalam penggalangan dana dari masyarakat dan dunia usaha dan dunia industri belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Ini dibuktikan dengan semua Komite Sekolah yang di teliti belum ada satupun komite yang melakukannya, artinya komite sekolah hanya memanfaatkan sumber dana dari iuran komite yang dikutip dari orang tua siswa.

Seperti yang disampaikan oleh informan, dalam hal dukungan dana sekolah, komite sekolah sampai saat ini hanya menerima dari iuran komite yang diambil dari orang tua siswa, seperti kelas I, Rp. 45.000,- kelas II, 35.000,- dan kelas III, Rp. 25.000,-

Begitu juga halnya di SMANegeri 4 Binjai seperti yang disampaikan salah seorang informan dalam penelitian ini bahwa penggalangan dana sekolah hanya berasal dari iuran komite saja, bagi kelas pertama sebesar Rp. 35.000,- kelas II Begitu juga halnya di SMANegeri 4 Binjai seperti yang disampaikan salah seorang informan dalam penelitian ini bahwa penggalangan dana sekolah hanya berasal dari iuran komite saja, bagi kelas pertama sebesar Rp. 35.000,- kelas II

4.2.3 Peran Komite Sekolah sebagai Pengontrol ( Controling Agency)

Komite Sekolah sebagai badan pengontrol mempunyai tiga peran, pertama berperan sebagai pengontrol perencanaan pendidikan di sekolah, dengan mengontrol proses pengambilan keputusan di sekolah, mengontrol kualitas kebijakan/kualitas program dan proses perencanaan pendidikan di sekolah.

Sedangkan menurut salah seorang Informan, Ketua Komite Sekolah tidak jauh beda dengan apa yang disampaikan oleh informan lainnya sebagaimana pernyataannya di bawah ini :

Komite sekolah tetap melaksanakan fungsinya sebagai pengontrol, seperti perencanan sekolah harus diketahui komite setiap saat, memantu proses belajar siswa apa perlu diadakan pelajaran tambahan, memantu keadaan siswa yang patut dibantu. Komite juga memantau kegiatan ekstrakulir siswa, seperti kegiatan osis, pramuka dan palang merah remaja.

Peran kedua memantau pelaksanaan program sekolah, dengan organisasi sekolah, memantau penjadwalan program sekolah, memantau alokasi anggaran untuk pelaksanaan program sekolah memantau sumber daya pelaksana program dan memantau partisipasi stake holder pendidikan dalam pelaksanaan program sekolah.

Komite Sekolah dalam pengawasan terhadap sumber daya pelaksana program sekolah, hanya berbentuk saran kepada kepala sekolah, sedangkan dalam pengawasan terhadap proses belajar mengajar komite sekolah tidak pernah. Kemudian dalam memberikan saran tentang proses belajar mengajar seperti menyarankan guru lebih melibatkan sisiwa secara aktif dalam pelajaran di kelas atau menyarankan untuk memperbanyak tugas di rumah, Komite Sekolah juga tidak pernah karena menurut beliau itu sudah terlalu maju dan bukan wewenang komite.

Peran yang ketiga adalah memantau out put pendidikan, badan pengontrol memantau hasil ujian akhir, memantau angka partisipasi sekolah, memantau angka mengulang sekolah, memantau angka bertahan sekolah. Dalam hal perencanaan, mengontrol proses pengambilan keputusan di sekolah, mengontrol kebijakan di sekolah, mengontrol proses perencanaan pendidikan, pengawasan terhadap kualitas program sekolah.

Menurut Ihsan (2003:104) peranan masyarakat terhadap sekolah antara lain terutama dalam Pengawasan, masyarakat terlibat juga dalam pengawasan terhadap sekolah (sosial control). Pengawasan ini terhadap segala gerak-gerik sekolah selaku lembaga pendidikan, pengawasan dapat secara langsung atau lewat Komite Sekolah Menurut Ihsan (2003:104) peranan masyarakat terhadap sekolah antara lain terutama dalam Pengawasan, masyarakat terlibat juga dalam pengawasan terhadap sekolah (sosial control). Pengawasan ini terhadap segala gerak-gerik sekolah selaku lembaga pendidikan, pengawasan dapat secara langsung atau lewat Komite Sekolah

Dari hasil penelitian di lapangan penulis dapat melihat bahwa Komite Sekolah selaku badan pengontrol telah melaksanakan peran dan fungsinya, namun belum menunjukkan adanya keseragaman, hal ini disebabkan adanya perbedaan persepsi tentang peran dan fungsinya dimana pihak Komite Sekolah masih ada yang berangapan bahwa tugas dan wewenangnya hanya membantu kelancaran pendidikan saja, dan tidak mencampuri urusan teknis pengajaran yang termasuk wewenang kepala sekolah, guru dan instansi pembina pendidikan, artinya peran dan fungsi Komite masih disamakannya dengan tugas wewenang BP3.

Menurut Informan sebagaimana pernyataannya di bawah ini : Komite sekolah tetap melaksanakan fungsinya sebagai pengontrol, seperti perencanan sekolah harus diketahui komite setiap saat, memantu proses belajar siswa apa perlu diadakan pelajaran tambahan, memantau keadaan siswa kurang mampu yang patut dibantu. Komite juga memantau kegiatan ekstrakulir siswa, seperti kegiatan osis, pramuka dan palang merah remaja serta kegiatan olah raga.

Sedangkan penuturan dari Informana yang merupakan salah satu anggota Komite Sekolah SMA Negeri 2 Binjai mengatakan bahwa; Komite Sekolah selaku badan pengontrol tetap melaksanakan pengawasan seperti mengontrol kualitas kebijakan di sekolah, memantau organisasi sekolah, memantau alokasi anggaran meskipun pelaksanaannya tidak secara rutin, namun komite sekolah tetap melaksanakannya.

Sedangkan pada SMA Negeri 7 Binjai, seperti yang diutarakan Ketua Komite Sekolah menyebutkan bahwa ; Komite Sekolah tetap melaksanakan perannya dalam hal pengawasan,, tentang keadaan sarana dan prasarana sekolah seperti bantuan buku, komputer, bantuan maupun rehabilitasi gedung, pembuatan KTSP dengan memanggil semua guru bidang studi, dan kondisi bertahan siswa. Komite juga mengontrol kegiatan ekstrakulikuler siswa seperti kegiatan pramuka, palang merah remaja, drum band, dan paskibra sekolah, bahkan ketua komite selalu ikut secara langsung dalam kegiatan raimuna maupun jambore nasional dengan biaya sendiri.

4.2.4 Peran Komite Sekolah sebagai Penghubung (Mediator Agency)

Komite Sekolah sebagai badan penghubung mempunyai tiga peran yaitu sebagai penghubung dalam Perencanaan, yaitu menjadi penghubung antara Komite Sekolah dengan masyarakat, Komite Sekolah dengan sekolah dan Komite Sekolah dengan Dewan Pendidikan, kemudian mengidentifikasi aspirasi masyarakat untuk perencanaan pendidikan, membuat usulan kebijakan dan program pendidikan kepada sekolah. Dalam hal penghubung dalam perencanaan sekolah, dari pengamatan di lapangan menunjukkan komite sekolah telah melaksanakan perannya artinya setiap keputusan yang dihasilkan dalam rapat itu adalah aspirasi atau keinginan yang muncul dari masyarakat . kemudian komite sekolah apa yang dihasilkan dalam rapat tersebut disampaikan kepada sekolah untuk ditindaklanjuti dan seterusnya akan dilaksanakan, begitu juga dengan dewan pendidikan, komite sekolah terus Komite Sekolah sebagai badan penghubung mempunyai tiga peran yaitu sebagai penghubung dalam Perencanaan, yaitu menjadi penghubung antara Komite Sekolah dengan masyarakat, Komite Sekolah dengan sekolah dan Komite Sekolah dengan Dewan Pendidikan, kemudian mengidentifikasi aspirasi masyarakat untuk perencanaan pendidikan, membuat usulan kebijakan dan program pendidikan kepada sekolah. Dalam hal penghubung dalam perencanaan sekolah, dari pengamatan di lapangan menunjukkan komite sekolah telah melaksanakan perannya artinya setiap keputusan yang dihasilkan dalam rapat itu adalah aspirasi atau keinginan yang muncul dari masyarakat . kemudian komite sekolah apa yang dihasilkan dalam rapat tersebut disampaikan kepada sekolah untuk ditindaklanjuti dan seterusnya akan dilaksanakan, begitu juga dengan dewan pendidikan, komite sekolah terus

Seperti penuturan dari informan, sampai saat ini komite sekolah menjalin hubungan baik dengan masyarakat khususnya orang tua siswa, dimana setiap ada hal–hal penting yang ingin dilaksanakan di sekolah, komite tetap mengundang orang tua siswa untuk mengadakan pertemuan dan selanjutnya hasil musyawarah tersebut disampaikan kepada pihak sekolah maupun Dewan Pendidikan.

Sedangkan sebagai peran kedua adalah pelaksanaan program, dengan mensosialisasikan kebijakan program sekolah kepada masyarakat, menampung pengaduan dan keluhan terhadap kebijakan dan program sekolah serta mengkomunikasikan pengaduan dan keluhan masyarakat (orang tua siswa) kepada sekolah. Dalam pelaksanaan program, apa yang dihasilkan dalam musyawarah setelah disetujui pihak sekolah, komite sekolah kembali menyampaikan kepada orang tua siswa melalui surat kepada anak didik. Dan semua keluhan yang disampaikan orang tua siswa tetap ditampung komite sekolah yang selanjutnya akan disampaikan kepada kepala sekolah ataupun Pembantu Kepala Sekolah (PKS) yang membidangi hal tersebut. Seperti penuturan dari Ketua Komite SMA Negeri 4 Binjai, bentuk keluhan yang sering disampaikan orang tua siswa adalah masalah pengadaan buku yang terlalu memberatkan orang tua, disini komite sekolah menyampaikan pengaduan ataupun keluhan-keluhan masyarakat (orang tua siswa) tadi kepada kepala sekolah, dimana yang memberatkan orang tua siswa tadi adalah pembayarannya terlalu singkat misalnya guru memberikan tengat waktu cuma tiga Sedangkan sebagai peran kedua adalah pelaksanaan program, dengan mensosialisasikan kebijakan program sekolah kepada masyarakat, menampung pengaduan dan keluhan terhadap kebijakan dan program sekolah serta mengkomunikasikan pengaduan dan keluhan masyarakat (orang tua siswa) kepada sekolah. Dalam pelaksanaan program, apa yang dihasilkan dalam musyawarah setelah disetujui pihak sekolah, komite sekolah kembali menyampaikan kepada orang tua siswa melalui surat kepada anak didik. Dan semua keluhan yang disampaikan orang tua siswa tetap ditampung komite sekolah yang selanjutnya akan disampaikan kepada kepala sekolah ataupun Pembantu Kepala Sekolah (PKS) yang membidangi hal tersebut. Seperti penuturan dari Ketua Komite SMA Negeri 4 Binjai, bentuk keluhan yang sering disampaikan orang tua siswa adalah masalah pengadaan buku yang terlalu memberatkan orang tua, disini komite sekolah menyampaikan pengaduan ataupun keluhan-keluhan masyarakat (orang tua siswa) tadi kepada kepala sekolah, dimana yang memberatkan orang tua siswa tadi adalah pembayarannya terlalu singkat misalnya guru memberikan tengat waktu cuma tiga

Peran yang ketiga sebagai penghubung adalah pengelolaan sumber daya pendidikan, dengan mengidentifikasi kondidi sumber daya sekolah dan sumber daya masyarakat, memobilisasi bantuan masyarakat untuk pendidikan di sekolah dan mengkoordinasikan bantuan masyarakat.

Dalam hal penghubung dalam pengelolaan sumber daya pendidikan, pihak Komite Sekolah masih kurang berperan, belum sampai kepada penggalangan dana dari masyarakat seperti dunia usaha dan dunia industri ataupun masyarakat yang peduli terhadap pendidikan.

Dari beberapa hal hasil temuan lapangan dari empat peran Komite Sekolah di atas menunjukkan tidak berjalannya peran yang dilakukan pengurus Komite Sekolah, ini menunjukkan bahwa pengurus Komite Sekolah belum memahami sepenuhnya peran dan fungsinya.

Salah satu fungsi Komite Sekolah adalah memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan tentang kebijakan dan program pendidikan, Rencana Anggaran Pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS), kriteria kinerja satuan pendidikan, kriteria tenaga kependidikan, kriteria fasilitas pendidikan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada Komite Sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan SMA Negeri Kota Binjai dibagi atas 3 kategori berdasarkan hasil wawancara dengan informan yaitu;

1. Pernah (terlibat) : apabila komite sekolah melaksanakan perannya (badan pemberi pertimbangan, badan pendukung, badan pengontrol dan badan penghubung pernah terlibat sekitar 51 - 100 % dari keseluruhan peran yang dilakukan oleh Komite Sekolah dalam memberikan pelayanan dalam penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri Kota Binjai.

2. Kadang-Kadang : apabila Komite Sekolah melaksanakan perannya (badan pemberi pertimbangan, badan pendukung, badan pengontrol dan badan penghubung) keteribatannya dalam penyelenggaraan pendidikan pada SMA Negeri Kota Binjai sebanyak

5 - 50 %..

3. Tidak Pernah : apabila Komite Sekolah dalam melaksanakan perannya (badan pemberi pertimbangan, badan penghubung, badan pengontrol dan badan penghubung) dalam penyelenggaraan pendidikan hanya 1 - 5 % saja. Untuk lebih jelasnya hasil penelitian peran pemberdayaan Komite

Sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan SMA Negeri Kota Binjai dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1: Hasil Penelitian Peran Pemberdayaan Komite Sekolah dalam penyelenggara Pendidikan SMA Negeri di Kota Binjai

Kadang- Tidak

No Peran Komite Sekolah Pernah kadang pernah

1 Badan Pertimbangan :

a. Perencanaan Sekolah;

- Memberikan masukan untuk penyusunan, RAPBS, memberikan pertimbangan x perubahan dan ikut mengesahkan RAPBS

b. Pelaksanaan Program :

- memberikan masukan terhadap proses

pengelolaan pendidikan dan proses pembelajaran terhadap guru.

c. Pengelolaan Sumber daya Pendidikan :

- Mengidentifikasi potensi sumber daya

pendidikan dalam masyarakat -

-Memberikan pertimbangan tentang sarana

dan prasarana dan tenaga kependidikan

2 Badan Pendukung :

a. Pengelolaan Sumber daya :

- Memantau kondidi ketenagaan pendidikan

b. Pengelolaan sarana dan prasarana:

- Memantau kondisi sarana prasarana

Memobilisasi bantuan sarana prasarana x

sekolah -

Mengkoordinasi dan evaluasi pelaksanaan x

dukungan sarana prasarana sekolah.

Lanjutan Tabel 4.1

c. Pengelolaan anggaran:

- memantau kondisi anggaran pendidikan x -

memobilisasi dukungan terhadap anggaran pendidikan

3 Badan Pengontrol :

.mengontrol perencanaan pendidikan : a

mengontrol proses pengambilan keputusan

sekolah -

mengontrol proses perencanaan pendidikan di sekolah x

b. memantau pelaksanaan program:

- memantau organisasi sekolah

- memantau sumber daya pelaksana program sekolah

- Memantau partisipasi stake holder pendidikan dalam pelaksanaan program sekolah.

c. memantau out hasil pendidikan:

- memantau hasil ujian akhir x

- memantau angka partisipasi sekolah, angka

mengulang sekolah dan angka bertahan x

sekolah

4 Badan Penghubung :

a. Perencanaan:

- mengidentifikasi aspirasi masyarakat untuk x perencanaan pendidikan

- membuat usulan kebijakan dan program x pendidikan kepada sekolah

Lanjutan Tabel 4.1

b. Pelaksanaan program :

- mensosialisasikan kebijakan dan program sekolah kepada masyarakat

- memfasilitasi berbagai masukan kebijakan program terhadap sekolah

- menampung dan mengkomunikasikan

keluhan terhadap kebijakan sekolah

c. Pengelolaan sumber daya pendidikan :

- Mengidentifikasi kondisi sumber daya di x sekolah dan sumber daya masyarakat

- mengkoordinasikan bantuan masyarakat x

Sumber : Data Olahan