Perencanaan Karier
2. Perencanaan Karier
Setiap sumber daya manusia sebagai seorang karyawan, pada awal mulai bekerja akan terus bekerja hingga yang bersangkutan memasuki usia pensiun, ini berarti yang bersangkutan ingin meniti karier dalam organisasi yang bersangkutan.
Berangkat dari asumsi ini maka merupakan suatu yang logis bila dalam kehidupan kekaryaannya seseorang menanyakan segala sesuatu yang bersangkut paut dengan kariernya. Misalnya: (1) Kemampuan, pengetahuan dan keterampilan apa yang harus dikuasai karyawan agar meraih kemajuan dalam kariernya?, (2) Sistem promosi apa yang berlaku dalam organisasi?, (3) Bagaimana model pendidikan dan pelatihan bagi karyawan yang dipromosikan
dilaksanakan oleh organisasi?, (4) keuntungan apa yang diperoleh bila menduduki jabatan tertentu?
Jika seseorang berbicara tentang karier dalam kehidupan organisasi, biasanya yang dimaksud adalah keseluruhan pekerjaan yang dilakukan dan jabatan yang dipangku oleh seseorang selama dia bekerja. Prestasi kerja, pengalaman, pelatihan dan pengembangan sangat berperan penting dalam menempuh berbagai jalur karier
M ANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
(career development) didefinisikan sebagai : an organized, planned effort comprised of structured activities or processes that result in a mutual career plotting effort between employees and the organization (Gutteridge & Otte, 1983).
Pengembangan
karier
Betatapun baiknya suatu rencana karier yang telah dibuat oleh seorang pekerja disertai oleh suatu tujuan kariernya yang wajar dan realistik, rencana tersebut tidak akan menjadi kenyataan tanpa adanya pengembangan karier yang sistematik dan programmatik
Pekerja merupakan orang yang paling berkepentingan dalam pengembangan karier, karena dialah yang akan menikmati hasilnya, dan ini merupakan salah satu prinsip pengembangan karier yang sangat fundamental, meskipun kepentingan organisasi juga tidak begitu saja dapat diabaikan. Seperti yang dinyatakan Reynierse (1982) bahwa a marriage between the organization and individual is essential in career development.
Hubungan pengembangan karier organiasi dan individu ini dapat digambarkan sebagai berikut :
PRIYONO&MARNIS
Area of Career Development Congruence Activities activities
Career planning
Job posting
Career awareness
Mentoring
Career resource Career resource center Center utilization
Manager as career councelor Organization awareness
CD workshop, HR Planning Iinterest, value,
Appraisal
competence analysis
Organizationa
Individual
Gambar 8 : Individual / organizational career development relationship
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam rangka pengembangan karier yaitu :
a. Prestasi kerja yang memuaskan
b. Pengenalan oleh fihak lain
c. Kesetiaan pada organisasi
d. Pemanfaatan mentor dan sponsor
e. Dukungan dari bawahan
f. Pemanfaatan kesempatan untuk bertumbuh
g. Berhenti atas permintaan sendiri
Dalam usaha menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan kariernya, seorang pegawai berangkat dari keinginan untuk memuaskan kebutuhannya. Sehingga bagaimanapun juga salah satu pertimbangan seseorang
M ANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalur karier adalah suatu lini progresi yang fleksibel mana kala seorang karyawan bergerak sepanjang kepegawaiannya dalam suatu organisasi (perusahaan). Mengikuti jalur karier yang disusun karyawan dapat melakukan pengembangan karier dengan bantuan perusahaan.
Pengembangan karier adalah pendekatan formal yang diambil organisasi untuk memastikan bahwa orang dengan kualifikasi dan pengalaman yang tepat, tersedia pada saat dibutuhkan.
Perencanaan karier adalah proses berkelanjutan. Perencanaan ini memperhitungkan perubahan yang terjadi di dalam diri orang dan organisasi.
Kenyataan inilah yang harus diperhatikan bagian kepegawaian
proaktif dalam pengembangan karier para anggotanya. Dengan sikap ini paling tidak dapat :
untuk
bersikap
a. Membantu para pegawai dalam pengembangan karier yang pada gilirannya dapat menumbuhkan loyalitas karena yang bersangkutan merasa dibantu meraih kemajuan.
b. Tersedianya sekelompok karyawan yang memiliki potensi dan kemampuan untuk dipromosikan di masa yang akan datang
c. Membantu pimpinan/instruktur dalam mengidentifikasi kebutuhan pegawai dalam pelatihan dan pengembangan.
d. Perbaikan dalam prestasi kera, peningkatan loyalitas dan penumbuhan motivasi di kalangan para pegawai.
PRIYONO&MARNIS
Agar berbagai sasaran tersebut dapat tercapai, para manajer mutlak perlu memberikan dukungan kepada program yang diselenggarakan oleh bagian kepegawaian dan bagian pendidikan dan pelatihan. Salah satu teknik pemberian dukungan tersebut ialah menggunakan pendekatan ”satu anak tanggah ke bawah”.
Perencanaan karier terdiri atas dua elemen utama yaitu perencanaan karier organisasional dan perencanaan karier individual. Perencanaan karier organisasional mengintegrasikan kebutuhan sumber daya manusia dan sejumlah aktivitas karier, lebih menekankan pada jenjang atau jalur karier. Perencanaan karier individual terfokus pada individu dan keinginan, keahlian dan hasrat mereka. Perencanaan karier individual meliputi latihan diagnostik dan prosedur untuk membantu individu tersebut menentukan ”siapa saya” dalam potensi dan kemampuan yang ada.
Karier individual dan organisasional tidaklah terpisah, seorang karyawan yang rencana-rencana karier individualnya tidak dapat diikuti di dalam organisasi, cepat atau lambat karyawan tersebut kemungkinan akan meninggalkan perusahaan. Oleh karenanya organisasi haruslah membantu karyawan dalam perencanaan karier sehingga keduanya dapat memenuhi kebutuhan.
Perjalanan Karier
Karier diperoleh melalui suatu rangkaian yang relatif dapat diprediksi dimulai dengan karier awal, karier pertengahan dan karier akhir.
Karyawan pada saat memasuki sebuah organisasi
M ANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Karier awal tidak selalu berjalan dengan mulus, karena sering kali individu karyawan mengalami berbagai permasalahan seperti :
a. Frustasi akibat pengharapannya tidak menjadi kenyataan.
b. Penyelia tidak kompeten
c. Kriteria evaluasi kinerja tidak jelas
d. Ketegangan antara senior dan yunior
e. Ketidak pastian tentang arti loyalitas Ditengah perjalan berkarier banyak individu yang mengalami pengalaman masa transisi atau perubahan pertengahan karier pada beberapa orang. Dalam tahap ini individu menilai ulang pencapaian yang telah dilalui dan kemungkinannya untuk tujuan mendatang. Proses introspeksi, retrospeksi sangat penting untuk melakukan renungan. Strategi yang perlu ditempuh dalam menghadapi karier pertengahan adalah mencegah keusangan (absolescence), untuk ini dapat mengirim karyawan ke seminar, pendidikan lanjutan.
Individu yang produktif dapat memikul peran staf senior atau manajemen puncak, atau mereka mungkin tetap sebagai kontributor dalam peran non kepemimpinan.