PENGERTIAN OUTPUT DAN OUTCOME

F. PENGERTIAN OUTPUT DAN OUTCOME

Didalam sistim pelatihan pelaksanaanya mulai dari masukan, proses, keluaran, kemudian menuju ke dunia kerja atau penempatan kerja. Dunia kerja merupakan dampak dari pelatihan. Jadi output merupakan lulusan latihan , outcome itu merupakan dampak dari pelatihan sehingga mampu bekerja di perusahaan maupun bekerja sendiri diatas kaki sendiri (bekerja secara mandiri). Untuk menentukan kwalifikasi lulusan bisa ditentukan oleh kebijakan yang disesuaikan dengan kebutuhan latihan . Jika digambar dalam bentuk bagan sistim pelatihan tersebut dapat dibuat sebagai berikut :

Masukan Proses

Keluaran

Outcome atau

Pelatihan pelatihan

pelatihan

Dampak Pelatihan :

1. Dunia kerja

2. Wirausaha

3. Pengguna:

a. Individu

b.

Politik

Kebijakan

c.

Institusi

pelatihan

d. Asosiasi

e. Nasional

Gambar 12. Bagan sistim pelaksanaan pelatihan

(Balitbang Dikbud,1997)

Dilihat dari bagan di atas proses pengelolaan latihan bergantung kepada kebijakan muatan materi latihan.

M ANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Konsentrasi dalam bahasan ini terfokus pada pelatihan yang dapat membentuk outcome. Jadi didalam pelatihan sasarannya mengubah dari output menjadi outcome . Dari dua keluaran tersebut mempunyai perbedaan yang signifikan antara lain :

Tabel 1. Perbedaan antara output dan outcome NO

URAIAN OUTPUT OUTCOME

1 Hasil Latihan

Sertifikat

Ketrampilan

2 Efek social

Belumtentu

Pasti bekerja

bekerja

3 Pengukuran Jumlah lulusan Jumlah Nya

pengguna

4 Yang ingin

Pekerjaan Dicapai

Dari tabel diatas dapat diuraikan secara rinci bahwa output , merupakan keluaran dari proses pelatihan yang belum mencerminkan kebutuhan masyarakat. Msayarakat belum membutuhkan karena beberapa hal misalnya kualitas lulusan belum memenuhi apa yang diharapkan oleh masyarakat. Kemudian sebagai tolok keberhasilan diukur dari jumlah lulusan. Umumnya peserta latihan termotivasi karena ikut-ikutan , karena menganggur, sehingga setelah selesai latihan tetap menganggur lagi. Kalau outcome keluar dari latihan langsung bekerja.

Masyarakat yang mencari, masyarakat yang membutuhkan. Tolok keberhasilannya diukur dari jumlah yang dibutuhkan oleh masyarakat, atau pengguna yang menfaatkan lulusan. Mampu melakukan

PRIYONO&MARNIS

kebutuhan output yaitu kebutuhan yang menyangkut peningkatan penyerahan berbagai produksi pendidikan kepada masyarakat. Kalau kebutuhan outcome menyangkut dampak output pendidikan

terhadap masyarakat misal menurunkan jumlah pengangguran, usaha meningkatkan kerajinan rumah tangga di masyarakat.

Dari dua jenis kebutuhan tersebut telah menunjukkan perbedaan,kalau output terfokus pada mempersiapkan hasil latihan yang belum bisa dinikmati hasilnya oleh peserta yang berkepentingan terhadap pelatihan. Namun kalau outcome terfokus pada hasil latihan yang sesungguhnya, yang dapat dinikmati hasil lulusan tersebut kepada diri sendiri dan masyarakat. Jadi masyarakat langsung bisa menggunakan ketrampilannya sesuai dengan permintaan masyarakat atau pengguna.

Sebagai salah satu contoh perwujutan outcome adalah setelah selesai latihan dan dinyatakan lulus (merupakan output) setelah itu lulusan tersebut mampu melakukan kerja usaha mandiri yang sesuai dengan bidang pelatihannya, maka usaha tersebut merupakan outcome dari pelatihan.

Jadi yang dimaksud usaha mandiri disini adalah jenis pekerjaan, artinya bekerja diatas kaki sendiri ( Bung Karno). Jika diartikan secara luas Bygrave (1994) menyebutkan : “entrepreneur as the person who destroys the existingeconomic order by introducing new producs and services, by creating new forms of organization, or by exploting new raw material”

M ANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Senada dengan Bygrave, Simanjuntak (1988) menyatakan : Usaha mandiri adalah bekerja atas usaha sendiri, tidak untuk orang lain atau dikerjakan orang lain. Bekerja mandiri artinya sebagai pribadi bertanggung jawab sepenuhnya atas pengelolaan usaha dengan atau tanpa bantuan orang lain. Sebabitu, untuk mampu bekerja mandiri, seseorang harus memilki sikap dan kemampuan kewirausahaan.

Berdasarkan dua pernyataan di atas, untuk melakukan usaha mandiri, seseorang harus mempunyai kemampuan wirausaha.

Maksudnya kalau ingin membuka usaha mandiri paling tidak mengetahui tentang merencanakan usaha, mengolah usaha, menjual hasil usaha, memasarkan, dan mencari modal usaha.

Selalu berjiwa inofatif, dinamis memikirkan perkembangan usahanya untuk maju dan berkembang dengan usaha yang baru.

Jadi sasaran outcome disini adalah dapat melakukan usaha mandiri dari hasil pelatihan . Pada umumnya jenis usahanya berkaitan dengan pekerjaan teknis teknis , Simanjuntak (1988) menyebutkan yang termasuk usaha mandiri yaitu: bengkel mobil, servis televisi, instalatir listrik, tukang sepatu, tukang jahit, instalasi pipa air, tukang perbaikan rumah, dan servis dinamo motor.

PRIYONO&MARNIS