Nomor Aitem

Nomor Aitem

No. Aspek Jumlah Favourable Unfavourable

Thinking of

42, 43, 46 Intention to

quiting 30, 35

search 28, 45

3. Intention to quit

Total

1.2 Validitas Butir Skala Intensi Turnover

Validitas butir merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur dapat mengukur apa yang diukur. Berdasarkan cara estimasinya yang disesuaikan dengan sifat dan fungsi setiap tes, tipe validitas pada umumnya digolongkan dalam tiga kategori, yaitu content validity (validitas isi), construct validity (validitas konstrak), dan criterion-related validity (validitas berdasar kriteria). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah content validity (validitas isi) karena dapat menunjukkan sejauh mana aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan ini yang hendak diukur oleh tes itu. Pengertian mencakup keseluruhan kawasan isi tidak saja berarti tes itu harus komprehensif akan tetapi isinya harus pula tetap relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan pengukurannya (Azwar, 2007).

Penghitungan validitas skala intensi turnover dilakukan dengan menggunakan bantuan komputasi Seri Program Statistik (SPS-2000), Program Analisis Kesahihan Butir edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih, UGM Yogyakarta versi IBM/ IN; Hak Cipta ©2005, dilindungi undang-undang. Setelah dilakukan uji validitas diketahui bahwa dari

46 aitem intensi turnover, 44 aitem dinyatakan sahih, dan 2 aitem dinyatakan gugur (2,

23), dimana aitem yang sahih memiliki nilai r bt yang berkisar antara 0,325 sampai 0,940. Hasil perhitungan validitas skala intensi turnover ditunjukkan pada tabel 3.

Tabel 3 Hasil Validitas Butir Skala Intensi Turnover

No. Aitem

r xy r bt p

Status

Sahih

Gugur

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Gugur

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

No. Aitem

1.3 Reliabilitas Butir Skala Intensi Turnover

Reliabilitas merupakan keandalan alat ukur, dimana alat ukur tersebut menunjukkan hasil pengukuran yang relatif konstan walaupun diberikan pada waktu dan tempat berbeda. Pada umumnya untuk mengukur reliabilitas digunakan tiga teknik penguji reliabilitas, yaitu: a. Teknik ulangan, b. Teknik bentuk paralel atau sejajar dan c. Teknik pendekatan konsistensi internal (Azwar, 2007). Reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pendekatan konsistensi internal. Prosedur pendekatannya hanya memerlukan satu kali pengenaan sebuah tes kepada sekelompok individu sebagai subyek ( single trial administration ). Oleh karena itu pendekatan ini mempunyai nilai praktis dan efisiensi yang tinggi. Dengan hanya satu kali pengenaan tes akan diperoleh satu distribusi skor tes dari kelompok subyek yang bersangkutan.

Menghitung reliabilitas butir skala intensi turnover ini menggunakan bantuan komputasi Seri Program Statistik (SPS-2000), Program Analisis Keandalan Butir teknik Hoyt edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih, UGM Yogyakarta versi IBM/ IN; Hak Cipta ©2005, dilindungi undang-undang. Hasil perhitungan reliabilitas skala intensi turnover pada tabel 4.

Tabel 4 Hasil Reliabilitas Butir Skala Intensi Turnover

No Aspek-Aspek

r tt p

Status

1. Thinking of quiting

0,000 Andal 2. Intention to search

0,000 Andal 3. Intention to quit

Hasil perhitungan reliabilitas 3 aspek skala intensi turnover dinyatakan sangat signifikan dengan nilai p = 0,000 dan nilai r tt berkisar antara 0,929-0,947. Dengan demikian dalam penelitian ini skala intensi turnover dapat dinyatakan andal atau reliabel.

2. Variabel Bebas

: Komunikasi Efektif

Komunikasi Efektif adalah komunikasi dua arah yang saling berbalas, terbuka, interaktif dan terjadi keseimbangan dinamis peserta komunikasi. Tingkat keefektifan komunikasi ditunjukkan oleh skor total yang diperoleh dari skala komunikasi efektif. Semakin tinggi skor total subyek maka semakin tinggi tingkat keefektifan komunikasi yang terjadi di antara karyawan. Sebaliknya, semakin rendah skor total subyek maka semakin tidak efektif komunikasi yang terjadi di antara karyawan.

2.1 Penyusunan Skala Komunikasi Efektif

Adapun penyusunan skala Komunikasi Efektif menggunakan metode summated rating (rating yang dijumlahkan) atau lebih populer dengan nama penskalaan model Likert ya g telah di odifikasi de ga e ghila gka piliha jawa a E tah , kare a jawa a E tah e gi dikasika sikap ragu-ragu atau tidak dapat menentukan sikap, sehingga hanya ada 4 (empat) alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS) (Azwar, 2007).

Setiap pernyataan subyek akan diberikan skor sesuai dengan nilai skala kategori jawaban pada tabel 5.

Tabel 5 Penilaian Skala Komunikasi Efektif Skor

Jawaban

Favourable

Unfavourable

SS 4 1 S

3 2 TS

2 3 STS

Penyusunan blue print skala komunikasi efektif berdasarkan aspek-aspek komunikasi efektif dari Johnson & Johnson dan James, yaitu :

a. Saling berbalas (reciprocity) Komunikasi yang saling berbalas memiliki pengertian bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi dapat saling berbalas dalam menerima atau mengirim stimulus komunikasi.

b. Terbuka Komunikasi yang terbuka memiliki pengertian bahwa peserta komunikasi mempunyai kemauan untuk menyampaikan klarifikasi atas materi pesan yang disampaikan atau diterima dengan transparan sehingga dalam komunikasi tersebut menjadi terbuka bagi masing-masing pihak atas pesan-pesan komunikasi.

c. Interaktif Komunikasi yang interaktif memiliki pengertian, membuat suasana komunikasi yang mampu menciptakan pola hubungan komunikasi yang menyenangkan di antara peserta komunikasi.

d. Seimbang Komunikasi efektif memungkinkan peserta komunikasi saling memiliki kedudukan yang seimbang dalam berkomunikasi, dalam pengolahan materi pesan, serta dalam jalur komunikasi yang berlangsung. Proses komunikasi sendiri menjadi proses yang dinamis tanpa adanya dominasi dan subordinasi yang timpang.

Sebaran aitem skala Komunikasi Efektif dapat dilihat dari Tabel 6.

Tabel 6 Sebaran Aitem Skala Komunikasi Efektif No aitem

No. Aspek Total

Favourable

Unfavourable

1 Saling berbalas 1, 9, 17, 25, 33

2.2 Validitas Butir Skala Komunikasi Efektif

Validitas butir merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur dapat mengukur apa yang diukur. Berdasarkan cara estimasinya yang disesuaikan dengan sifat dan fungsi setiap tes, tipe validitas pada umumnya digolongkan dalam tiga kategori, yaitu content validity (validitas isi), construct validity (validitas konstrak), dan criterion-related validity (validitas berdasar kriteria). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah content validity (validitas isi) karena dapat menunjukkan sejauhmana aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan ini yang hendak diukur oleh tes itu. Pengertian mencakup keseluruhan kawasan isi tidak Validitas butir merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur dapat mengukur apa yang diukur. Berdasarkan cara estimasinya yang disesuaikan dengan sifat dan fungsi setiap tes, tipe validitas pada umumnya digolongkan dalam tiga kategori, yaitu content validity (validitas isi), construct validity (validitas konstrak), dan criterion-related validity (validitas berdasar kriteria). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah content validity (validitas isi) karena dapat menunjukkan sejauhmana aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan ini yang hendak diukur oleh tes itu. Pengertian mencakup keseluruhan kawasan isi tidak

Penghitungan validitas skala komunikasi efektif dilakukan dengan menggunakan bantuan komputasi Seri Program Statistik (SPS-2000), Program Analisis Kesahihan Butir edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih, UGM Yogyakarta versi IBM/ IN; Hak Cipta ©2005, dilindungi undang-undang. Setelah dilakukan uji validitas, diketahui bahwa dari

40 aitem komunikasi efektif, 31 aitem dinyatakan sahih, dan 9 aitem dinyatakan gugur (1, 4, 9, 21, 27, 28, 30, 31, 33), dimana aitem yang sahih memiliki nilai r bt yang berkisar antara 0,295 sampai 0,847. Hasil perhitungan validitas skala komunikasi efektif ditunjukkan pada tabel 7.

Tabel 7 Hasil Validitas Butir Skala Komunikasi Efektif

No. Aitem

r xy r bt p

Status

Gugur

Sahih

Sahih

Gugur

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Gugur

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Sahih

Gugur

Sahih

Sahih

No. Aitem

2.3 Reliabilitas Butir Skala Komunikasi Efektif

Reliabilitas merupakan keandalan alat ukur, dimana alat ukur tersebut menunjukkan hasil pengukuran yang relatif konstan walaupun diberikan pada waktu dan tempat berbeda. Pada umumnya untuk mengukur reliabilitas digunakan tiga teknik penguji reliabilitas, yaitu: a. Teknik ulangan, b. Teknik bentuk paralel atau sejajar dan c. Teknik pendekatan konsistensi internal (Azwar, 2007). Reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pendekatan konsistensi internal. Prosedur pendekatannya hanya memerlukan satu kali pengenaan sebuah tes kepada sekelompok individu sebagai subyek ( single trial administration ). Oleh karena itu pendekatan ini mempunyai nilai praktis dan efisiensi yang tinggi. Dengan hanya satu kali pengenaan tes akan diperoleh satu distribusi skor tes dari kelompok subyek yang bersangkutan.

Menghitung reliabilitas butir skala komunikasi efektif ini menggunakan bantuan komputasi Seri Program Statistik (SPS-2000), Program Analisis Keandalan Butir teknik Hoyt edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih, UGM Yogyakarta versi IBM/ IN; Hak Cipta ©2005, dilindungi undang-undang. Hasil perhitungan reliabilitas skala komunikasi efektif pada tabel 8.

Tabel 8 Hasil Reliabilitas Butir Skala Komunikasi Efektif

No Aspek-Aspek

r tt p

Status

1. Saling berbalas

0,000 Andal 2. Terbuka

0,000 Andal 3. Interaktif

0,000 Andal 4. Seimbang

Hasil perhitungan reliabilitas 4 aspek dalam skala komunikasi efektif dinyatakan sangat signifikan dengan nilai p = 0,000 dan nilai r tt berkisar antara 0,755-0,874. Dengan demikian dalam penelitian ini skala komunikasi efektif dapat dinyatakan andal atau reliabel.

D. Analisis Data

Untuk menganalisis data yang telah diperoleh, digunakan Analisis Korelasi Product Moment dari Pearson dengan bantuan komputasi Seri Program Statistik (SPS- 2000) dari Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta versi IBM/IN.

Tabel 9 Tabel komputasi X Y

Keterangan:

X : komunikasi efektif.

: intensi turnover. x 1 ,x 2 , ..., x n : total skor komunikasi efektif subyek 1, 2, ..., subyek ke-n. y 1 ,y 2 , ..., y n : total skor intensi turnover subyek 1, 2, ..., subyek ke-n.

Adapun pedoman pengujian hipotesis yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

jika r hitung > r tabel 1% erarti sa gat sig ifika , → hipotesis alter atif ya g digunakan diterima karena ada hubungan yang sangat signifikan antara variabel

X dan variabel Y. jika r tabel 5% < r hitung < r tabel 1% erarti sig ifika → hipotesis alter atif ya g

diajukan diterima karena ada hubungan antara variabel X dan variabel Y. jika r hitung < r tabel 5% berarti tidak signi fika → hipotesis alter atif ya g diajuka ditolak karena tidak ada hubungan antara variabel X dan variabel Y (Hadi, 2000).

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment Pearson. Rangkuman hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10 Tabel Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Product Moment Pearson

Hasil analisis korelasi product moment menyatakan r xy = -0,414 dengan p = 0,016 dinyatakan signifikan, artinya ada korelasi negatif antara komunikasi efektif dengan intensi turnover.

Berdasarka hasil a alisis dari data pe elitia aka hipotesis ada hubungan negatif antara komunikasi efektif dengan intensi turnover pada karyawan Bank Jatim Kantor Cabang Malang diterima pada taraf kepercayaan 95%.

Nilai r negatif memiliki pengertian bahwa kenaikan nilai variabel komunikasi efektif akan disertai secara proporsional oleh penurunan nilai variabel inteni turnover dan sebaliknya atau bisa dikatakan, semakin efektif komunikasi yang terjadi, semakin rendah intensi turnover pada karyawan Bank Jatim Kantor Cabang Malang dan sebaliknya, semakin tidak efektif komunikasi yang terjadi, semakin tinggi intensi turnover pada karyawan pada karyawan Bank Jatim Kantor Cabang Malang.

Adapun sumbangan efektif komunikasi efektif terhadap intensi turnover sebesar 17,1% (r ² = 0,171).

B. Pembahasan

Hasil analisis data menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan ada hubungan negatif antara komunikasi efektif dengan intensi turnover pada karyawan Bank Jatim Kantor Cabang Malang diterima, artinya semakin efektif komunikasi, semakin rendah intensi turnover pada karyawan dan sebaliknya semakin tidak efektif komunikasi, semakin tinggi intensi turnover. Hal ini dapat diartikan bahwa responden penelitian yang menganggap komunikasi antar karyawan dalam perusahaan efektif cenderung memiliki intensi turnover yang rendah dan demikian pula sebaliknya, reponden penelitian yang menganggap komunikasi antar karyawan tidak efektif cenderung memiliki intensi turnover yang lebih tinggi..

Pandangan karyawan tentang komunikasi antar karyawan yang sudah efektif tersebut, tentu harus dipertahankan, karena sesuai dengan hasil analisis data penelitian yang menunjukkan adanya hubungan negatif antara komunikasi efektif dengan intensi Pandangan karyawan tentang komunikasi antar karyawan yang sudah efektif tersebut, tentu harus dipertahankan, karena sesuai dengan hasil analisis data penelitian yang menunjukkan adanya hubungan negatif antara komunikasi efektif dengan intensi

Hal tersebut bisa dipahami, karena pada dasarnya setiap karyawan dalam bekerja tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan material (fisik) saja, melainkan juga sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan non-material (psikis) yang dimilikinya. Artinya, melalui komunikasi efektif, karyawan dapat memenuhi kebutuhannya yang sifatnya non-material, yaitu kebutuhan untuk menjalin hubungan sosial dengan orang lain dan apabila adanya komunikasi efektif di antara karyawan ini didukung oleh terpenuhinya kebutuhan material, yaitu gaji yang sesuai dengan beban kerja, bonus prestasi yang menarik, fasilitas kantor yang memadai, lingkungan fisik yang baik, dan lain sebagainya, tentu hal-hal tersebut akan mereduksi tingkat intensi turnover pada karyawan.

Survei Global Strategic Rewards pada tahun 2007/2008 menemukan tingkat turnover alias masuk-keluar karyawan untuk posisi-posisi penting (level manajerial dan di atasnya) pada perusahaan-perusahaan di Indonesia di industri perbankan antara 6,3 persen - 7,5 persen. Sementara, pada industri umumnya hanya berkisar antara 0,1 persen - 0,74 persen, sedangkan anggaran kenaikan gaji yang dimiliki oleh perusahaan- perusahaan di Indonesia adalah dua kali lipat perusahaan di Asia Pasifik.

Kecenderungan karyawan melakukan turnover di kalangan karyawan perusahaan perbankan yang lebih tinggi daripada perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang lain ini patut diperhatikan terutama oleh Bank Jatim sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, karena dengan tingkat kenaikan gaji yang cukup tinggipun, karyawan terutama karyawan pada posisi-posisi penting tetap memutuskan untuk melakukan turnover. Artinya pemenuhan kebutuhan material saja tidaklah cukup untuk mempertahankan karyawan tetap bekerja dalam suatu perusahaan.

Secara teoritis, turnover yang dilakukan karyawan tidak hanya disebabkan oleh ketidakpuasan pada faktor industrial, yang salah satu contohnya adalah besaran gaji yang diterima, tetapi juga disebabkan oleh ketidakpuasan pada kondisi sosial di perusahaan, yang hanya bisa terbentuk dengan baik melalui komunikasi efektif. Artinya apabila gaji yang diterima karyawan sudah memadai atau bahkan lebih tinggi daripada gaji karyawan dengan posisi yang sama di perusahaan sejenis, namun karyawan tetap memutuskan untuk mengundurkan diri dan bekerja di perusahaan lain, sudah sepatutnya perusahaan mengevaluasi tingkat kepuasan karyawan terhadap komunikasi antar karyawan di perusahaan, apakah komunikasi antar karyawan sudah efektif atau belum.

Komunikasi yang efektif tentu akan membawa dampak yang positif pada hal-hal yang berkaitan dengan hubungan industrial, seperti efektivitas kerjasama, pemecahan masalah dalam kerja, dll., karena komunikasi yang efektif akan membentuk hubungan sosial yang baik. Seorang karyawan yang memiliki hubungan sosial yang baik dengan karyawan lainnya, tentu memiliki kesempatan lebih besar untuk dibantu oleh karyawan Komunikasi yang efektif tentu akan membawa dampak yang positif pada hal-hal yang berkaitan dengan hubungan industrial, seperti efektivitas kerjasama, pemecahan masalah dalam kerja, dll., karena komunikasi yang efektif akan membentuk hubungan sosial yang baik. Seorang karyawan yang memiliki hubungan sosial yang baik dengan karyawan lainnya, tentu memiliki kesempatan lebih besar untuk dibantu oleh karyawan

Komunikasi yang efektif akan mengarahkan terciptanya suatu suasana yang kondusif sehingga masing-masing karyawan dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya secara maksimal. Suasana ini dapat berbentuk kesempatan untuk otonomi yang lebih besar, varietas, tanggung jawab terhadap tugas, lingkungan sosial yang menyenangkan dan sebagainya. Dengan demikian karyawan dapat bekerja dengan kebutuhan kepuasan kerja yang tinggi.

Bagi perusahaan hal ini merupakan suatu tantangan yang berat. Perusahaan harus berupaya menciptakan suatu kondisi tertentu dimana kondisi ini akan menciptakan rasa aman dan nyaman bagi karyawan sehingga karyawan dapat meraih kepuasan kerja dan sekaligus dapat memenuhi kebutuhannya. Bagaimanapun perusahaan harus mengakui bahwa keunggulan suatu organisasi tidak hanya terletak pada banyaknya produksi yang dihasilkan, tetapi lebih detail lagi melihat keadaan sumber daya manusia dalam perusahaan sebagai sumber potensial bagi kemajuan perusahaan.

Hasil penelitian juga menunjukkan sumbangan efektif komunikasi efektif terhadap intensi turnover sebesar 17,1%. Hal ini berarti ada faktor-faktor lain sebesar 82,9% yang juga berhubungan dengan intensi turnover pada responden penelitian.

Faktor-faktor lain tersebut, dapat diperhatikan dari apa yang dikemukakan oleh Watkins, dkk., dalam Triana (2003), yaitu :

4. Penyebab pribadi ( Personal causes ) Terbagi atas 2 (dua), yaitu :

c) Kondisi fisiologis, misalnya sakit dan kematian.

d) Kondisi psikologis, misalnya keinginan untuk berkelana, watak yang buruk, ikatan keluarga, dan hasrat untuk peningkatan standar kehidupannya.

5. Penyebab yang berhubungan dengan industri ( Industrial causes ) Terbagi atas 2 (dua) kelompok, yaitu:

c) Hal-hal yang menyebabkan kurangnya prosedur personalia, misalnya kekurangan metode pada proses rekrutmen, seleksi dan penempatan; kurangnya insentif finansial dan non-finansial; kondisi pekerjaan yang kurang menguntungkan; produksi yang tidak dapat diatur; manajemen yang bersifat otokrasi; dan kurangnya fasilitas-fasilitas training atau pelatihan.

d) Kondisi umum dunia bisnis, termasuk perubahan yang terjadi pada banyaknya permintaan pelanggan, skala upah umum yang tidak sama dan perputaran bisnis.

6. Kondisi sosial ( Social condition causes ) Terbagi atas faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan fasilitas

transportasi, buruknya komunikasi, buruknya kondisi perumahan, dan kurangnya penyediaan fasilitas rekreasi.

Penelitian ini menekankan, bahwa perusahaan harus menyadari bahwa kepuasan karyawan tidak semata-mata terfokus pada kepuasan atas terpenuhinya kebutuhan yang berkaitan dengan hubungan industrial, seperti besar-kecilnya upah, fasilitas kerja, kondisi fisik lingkungan kerja, dan insentif-insentif ekonomis, tapi juga kepuasan atas terpenuhinya kebutuhan yang berkaitan dengan hubungan sosialnya yang hanya dapat diperoleh dari komunikasi yang efektif.

Terpenuhinya kebutuhan hubungan sosial melalui komunikasi efektif akan mempengaruhi kepuasan karyawan dalam bekerja yang pada gilirannya akan mengurangi keinginan karyawan untuk mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya bekerja sekarang.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25