Manajemen Kebidanan

II. Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan,ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien (Varney, 2007).

Manajemen kebidanan terdiri dari VII langkah yang berurutan, yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. langkah – langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap dan bisa di aplikasikan dalam semua situasi yaitu:

A. Langkah I Identifikasi Data Dasar

Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap melalui data subjektif dan objektif dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara anamnesis, Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, riwayat kesehatan sebelumnya dan riwayat kesehatan terbaru, serta Pemeriksaan penunjang.

1. Pengumpulan Data

a. Data Subjektif terdiri dari :

1) Biodata / Identitas

Biodata klien mencakup nama, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat.

2) Riwayat penyakit Riwayat penyakit diderita sekarang, riwayat penyakit sekarang yang menyertai, riwayat kesehatan lalu, riwayat kehamilan dan persalinan, riwayat pertumbuhan dan perkembangan, riwayat pemenuhan nurtisi, riwayat kesehatan keluarga, data psikologis klien, data sosial, data spiritual, pola eliminasi, serta pola tidur/istirahat.

3) Pola kebiasaan sehari-hari (1) pola pemenuhan kebutuhan nutrisi sebelum dan pasca operasi, kapan dan beberapa banyak klien makan dalam satu hari, jenis makanan pokok, buah-buahan apa saja yang sering dimanakan, makan- makanan yang banyak mengandung kalori dan protein.

(2) Pola aktivitas sebelum dan pasca operasi

Kegiatan sehari-hari di rumah maupun di luar rumah. Apakah klien masih bias melaksanakan kegiatan seperti sebelum sakit.

(3) Pola pemenuhan istrirahat tidur sebelum dan pasca

operasi. Kapan dan berapa lama tidur. Adakah gangguan / perubahan pola tidur.

(4) Pola eliminasi sebelum dan pasca operasi. Apakah klien buang air besar ( BAB )/ buang air kecil ( BAK ) secara tertur, berapa kali klien buang air besar ( BAB )/ buang air kecil ( BAK ) dalam satu hari.

(5) Pola kebersihan diri sebelum dan pasca operasi Berapa kali klien mandi, berapa kali keramas, berapa kali klien mengosok gigi.

b. Data Objektif meliputi :

1) Pemeriksaan umum Pemeriksaan umum yang harus diperhatikan yaitu keadaan umum dan tanda-tanda vital : tingkat kesadaran, tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu. Pada menometroragia akan didapatkan kegelisahan dan kekhawatiran dari klien.

2) Observasi dan pemeriksaan fisik. Observasi dan pemeriksaan fisik merupakan metode pengumpulan data yang tidak dapat dipisahkan, observasi adalah melihat, memperhatikan sesuatu pada pemeriksaan fisik. Pada saat observasi dilakukan inspeksi, palpasi, auskultasidan perkusi. Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada klien dengan mobilisasi dini yaitu pemeriksaan :

a. Kepala

Meliputi rambut, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan bibir.

b. Leher Adakah bejolan/ pembesaran kelenjar getah bening dan gondok, adakah bekas luka/operasi.

c. Abdomen

Bentuk normal/tidak, adalah bekas luka, bagaiman keadaan hepar, limpa, kandung kemih, adakah bejolan, teraba massa/tidak.

d. Kulit Warna, kebersihan, adakah luka, bekas luka/operasi.

e. Genitalia

Bentuk normal atau tidak, adakah benjolan, varices, adakah pengeluaran darah pervaginam ( menstruasi ), warna, mengalir atau tidak.

f. Ekstremitas

Adakah kelainan pada ekstermitas superior dan inferior, simetris atau tidak, bagaimana reflek patella kanan dan kiri.

4) Melakukan pemeriksaan penunjang (laboratorium)

1) Pemeriksaan laboratorium

Hemoglobin, eritrosit, leukosit.

2) Perawatan luka Untuk mengetahui kemungkinan bekas luka jahitan basah, terdapat nanah atau darah.

B. Langkah II Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual

Pada langkah ini di lakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data (subjektif dan objektif) yang telah di kumpulkan. Data dasar yang sudah di kumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.

Seorang wanita umur nifas post SC dengan rendahnya mobilisasi dini. Data dasar :

Data subjektif : pasien belum bisa mobilisasi dini selama 2-3hari pasca operasi SC. Data objektif : tampak as jahitan, cepat lelah, sesak nafas, tekanan darah dibawah normal, perdarahan terjadi dalam siklus.

C. Langkah III Identifikasi Diagnose / Masalah Potensial

Langkah III merupakan langkah ketika bidan melakukan identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya. Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah di identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan di lakukan pencegahan. Bidan di harapkan waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis/masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman. Pada klien nifas post SC dengan rendahnya mobilisasi dini masalah potensial dapat terjadi perdarahan berulang dan tromboemboli.

D. Langkah IV Melaksanakan Tindakan Segera

Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Pada langkah ini, mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/untuk dikonsultasikan atau di tangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Berdasarkan teori, kasus rendahnya mobilisasi dini perlu dilakukan tindakan segera untuk mengantisipasi terjadinya tromboemboli dan proses penyembuha luka terlalu lama.

E. Langkah V Perencanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang di tentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosis yang telah di identifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana tindakan pada klien dengan rendahnya mobilisasi dini dapat dibuat bersama petugas kesehatan, klien dengan keluarganya berdasarkan urutan prioritas masalah.

a. Observasi keadaan umum klien.

b. Observasi vital sign meliputi pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi, suhu badan, pernafasan dilakukan setiap 8 jam sekali.

c. Observasi luka jahitan.

d. Optimalkan pemberian nutrisi yang adekuat, berikan konseling informasi edukasi( KIE ) makanan yang mengandung banyak kalori dan protein.

e. Berikan pengobatan dan anjukan untuk melanjutkan pemeriksaan.

f. Lakukan kolaborasi dengan petugas fisioterapi untuk pemeriksaan lanjut.

g. Lakukan cek laboratorium ulang.

F. Langkah VI Implementasi Asuhan Kebidanan.

Pada langkah ini di lakukan pelaksanaan asuhan langsung secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.

a. Mengobservasi keadaan umum klien baik atau cukup.

b. Mengontrol vital sign, meliputi pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi, suhu badan, pernafasan, dilakukan 3 kali sehari atau setiap 8 jam ( pagi, siang, malam ).

c. Observasi keadaan luka bekas jahitan.

d. Mengoptimalkan pemberian nutrisi yang adekuat dengan motivasi klien untuk tidak berpantang pada suatu makanan dan menanjurkan untuk makan dengan gizi seimbang.

e. Memberikan pengobatan berupa obat oral/ suntikan dan

menganjurkan untuk melaksanakan pemeriksaan lanjutan.

f. Melakukan kolaborasi dengan petugas fisioterapi untuk pengobatan/pemberian obat lanjutannya.

g. Melakukan pengambilan darah untuk cek laboratorium ulang.

G. Langkah VII Evaluasi Tindakan Asuhan Kebidanan

Pada langkah VII ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan. Hal yang di evaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya.

Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif, sedangkan sebagian lain belum efektif. Mengingat proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan, maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif. Tanggal….jam….paraf

a. Keadaan umum baik/ cukup

b. Vital sign Tekanan darah

: 90/60 mmHg – 130/90 mmHg

Nadi

: 60 – 100 x/ menit

Respirasi

: 16 – 24 x/ menit

Suhu badan

: 36-37

c. Mobilisasi dini pasien Tingkat mobilisasi dini pasien sudah dapat miring kanan/kiri, duduk, dan berdiri..

d. Klien dan keluarga mengerti atau tidak dengan penjelasan yang disampaikan, menyetujui atau tidak dengan tindakan yang akan dilakukan.

e. Hasil pemeriksaan laboratorium Darah meliputi

Hasil normal

Hemoglobin wanita

: 12-15 gr%

Eritrosit wanita

: 4-5 juta/ ml

Leukosit wanita : 5.000 – 10.000/ ul

f. Hasil pemeriksaan USG oleh dokter spesialis kebidanan Teori manajamen kebidanan lain yang dapat menjadikan bahan penguatan studi kasus adalah follow-up data perkembangan kondisi klien. Dalam pendokumentasian data perkembangan kondisi klien pada ibu nifas post SC dengan rendahnya untuk mobilisasi dini, penulis menggunakan metode pendokumentasian yang disebut dengan SOAP.

SOAP disarikan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan dipakai untuk mendokumetasikan asuhan pasien dalam rekam medis pasien sebagai catatan kemajuan atau perkembangan.

S: Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien meliputi analisa melalui anamnesa sebagai langkah 1 Varney. Data subjektif pada kasus menometrorargia didapatkan dari hasil wawancara langsung pasien.

O : Objektif

Menggambarkan pendokumentasian dan catatan medic pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostic yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung analisa sebagai langkah 1 Varney.

Data objektif pada kasus rendahnya mobilisasi dini adalah hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

A: Analisa

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi masalah kebidanan serta kebutuhan sebagai langkah 3 dan 4 dari 7 langkah Varney.

P: Penatalaksanaan

Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif ; penyuluhan, dukungan, kolaborasi,

evaluasi/ follow up dari rujukan sebagai langkah 3, 4, 5, 6 dan 7 Varney .

Dalam penatalaksanaan terdapat juga intervensi yaitu data subjektif, objektif berubah atau tidak tergantung. Data yang sudah ada selanjutnya dievaluasi untuk menganalisis respon klien terhadap intervensi yang diberikan. ( KepMenKes RI No.938/menkes/SK/VII/2007 )