Etika Dalam Penelitian Kebidanan

V. Etika Dalam Penelitian Kebidanan

Menurut Kode Etik Bidan Internasional adalah bahwa bidan seharusnya meningkatkan pengetahuannya melalui berbagai profesi seperti dari pelayanan kebidanan dan dari riset kebidanan. Riset dan diseminasinya menjadi tanggung jawab bidan. Tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kebidanan makin tinggi, karena semakin maju jaman, dan kita memasuki era globaisasi, dimana akses informasi bagi masyarakat juga semakin meningkat.

A. Tujuan Penelitian

1. Memajukan ilmu pengetahuan dalam kaitan untuk meningkatkan pelayanan

2. Kemajuan dalam bidang ilmu penelitian itu sendiri

B. Prinsip Penelitian Menurut Helsinski prinsip dasar penelitian yang mengambil objek manusia harus memenuhi ketentuan:

1. Bermanfaat bagi manusia

2. Harus sesuai dengan prinsip ilmiah dan harus didasarkan pengetahuan yang cukup dari dukungan kepustaan ilmiah.

3. Tidak membahayakan objek (manusia) penelitian itu (diatas kepentingan yang lain)

4. Tidak merugikan atau menjadikan beban baik waktu, materi maupun secara emosi dan psikologis.

5. Harus selalu dibandingkan rasio untung-rugi-resiko. Maka dari itu penelitian tidak ada factor eksploitasi, atau merugikan nama baik objek penelitian.

C. Issue Etik dalam Penelitian Issue etik dalam penelitian, meliputi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apa topic penelitian? Penelitian untuk menjawab pertanyaan dan menemukan jawaban dari pertanyaan dengan langkah yang sistematik dan objektif.Beberapa penelitian seharusnya dimulai dengan asumsi implicit, bahwa penelitian tersebut bernilai bagi seseorang. Penelitian kebidananan sering meliputi aspek tingkah laku dan gaya hidup individu. Sebagai contoh misalnya perilaku sex, ketergantu ngan obat, AIDS dsb.

2. Siapa yang melaksanakan penelitian dan siapa yang membiayai penelitian?

Apakah bidan melakukan penelitian sendiri? Atau apakah melibatkan surveyor? Sebaiknya ada badan yang mengatur pelaksanaan penelitian dalam kebidanan.

3. Siapa yang memperoleh keuntungan dari penelitian termasuk konsekuensi atau efeknya?

Hal yang menjawab segi kemanusian dan pengembangan ilmu kesehatan.Bagaimana penelitian tersebut berdampak pada hal yang lebih luas, yaitu pengembangan ilmu kebidanan.

4. Bagaimana penatalaksanaan partisipasi? Partisipasi sering disebut subjek penelitian. Bagamana

melindungi haknya dan menjamin kesejahteraanya. Problem utama etik penelitian kebidanan berhubungan dengan issue informed consent sehingga partisipan tahu, merasa bebas, rasional, setuju, dan berperan serta dalam penelitian. Informed consent merupakan hal utama dalam segi etika penelitian.Segala resiko yang terjadi akibat penelitian harus dijelaskan dan dipahami.Prosedur dalam penelitian harus dijelaskan dan dipahami. Prosedur dalam penelitian harus dijelaskan selengkap mugkin dan kemungkinan yang terjadi, kalau perlu didiskusikan.

5. Bagaimana dengan arah dari penelitian? Ada dua metodologi penelitian dasar dalam kebidanan, yaitu

peneitian kuantitatif dan penelitian kuantitatif. Menurut Lydon Rochelle dan Alben bahwa 67% penelitian kebidanan menggunakan pendekatan deskriptif.

6. Bagiamana penelitian disebarluaskan atau didiseminasikan Penelitian dalam kebidanan adalah untuk memperbaiki dan

meningkatan praktik kebidanan. Kemudian mnjadi tanggung jawab moral antara peneliti untuk melaporkan dan praktisi kebidanan untuk menevaluasi.Peneliti mempunyai tanggung jawab yang untuk menjamin apakah angka yang dipublikasikan adalah angka yang jujur dari hasil penelitian.Hasil penelitian seharusnya tidak dimanipulasi. Adalah penting bagi peneliti untuk mempertahankan hak melaporkan data secara adekuat, meskipun pada penelitian untuk mempertahankan hak melaporkan data secara adekuat, meskipun pada penelitian yang disponsori, sehingga hasilnya tidak bersifat subjektif, karena kepentingan sponsor.

D. Syarata Penelitian Kebidanan

1. Skarela/Voluntary Penelitian harus bersifat sukarela/voluntary, tidak ada unsur paksaan atau tekanan secara langsung maupuntidk langsung atau adanya unsure tidak menyenangkan atau adana ketergantungan. Untuk menjamin kesukarelaan pasien sebagi objek penelitian, maka diperlukan informed consent . Apabila yang diteliti tidak kompeten mengambil keputusan, misalnya bayi atau anak, orang cacat mental, atau tidak sadar, maka harus mendapat ijin dari keluarga terdekat yang berhak mewakili objek penelitian tersebut.

2. Informed Consent Penelitian Setiap profesi perlu mengatur anggotanya, bahwa dalam mengadakan penelitian, peneliti wajib menjelaskan sejelas-jelasnya kepada objek penelitian.Selain itu peneliti perlu diyakinkan bahwa informasi yang diberikan sudah adekuat, juga perlu adanya pemahaman yang adekuat dari objek penelitian.

3. Kerahasiaan Dalam penelitian tidak boleh membuka identitas objek penelitian baik individu maupun institusi. Hal ini untuk kepentingan privacy, nama biak aspek hokum dan psikologis, secara langsung atau tidak langsung ata efeknya dikemudian hari. Adanya jaminan kerahasiaan dari responden dapat memberikan rasa aman dan akan meningkatkan keabsahan dan masalah pribadi.

4. Privacy Penelitian seharusnya tidak menggangu keleluasaan diri atau pribadi dalam hal rasa hormat dan harga diri, aspek social budaya dan tidak menggangu ketenangan hidup dan keleluasaan diri atau gerak, hal ini juga berkaitan dengan kerahasiaan dan masalah pribadi.

5. Kelompok Rawan Kelompok rawan meliputi wanita hamil, bayi, anak balita, usia lanjut, orang sakit berat, orang sakit mental, orang cacat yang tidak kompeten dalam mengambil keputusan, termasuk juga kelompok 5. Kelompok Rawan Kelompok rawan meliputi wanita hamil, bayi, anak balita, usia lanjut, orang sakit berat, orang sakit mental, orang cacat yang tidak kompeten dalam mengambil keputusan, termasuk juga kelompok