Bila mobilisasi tidak dilakukan
K. Bila mobilisasi tidak dilakukan
Bila mobilisasi tidak dilakukan maka akan terjadi tomboemboli kemudian menjadi tromboflebitis.
1. Tromboemboli
a. Pengertian tromboemboli Tromboemboli berasal dari kata thrombus dan emboli.Thrombus
adalah kumpulan factor darah terutama trombosit dan fibrin dengan terperangkapnya unsure seluler yang sering menyebabkan obstruksi vaskuler pada akhir pembentukannya.
Tromboemboli adalah obstruksi pembuluh darah dengan bahan trombolik yang dibawa oleh darah dari temnpat asal untuk menyumbat. Statis vena pada ekstremitas bawah yang disebabkan karena melemahnya diniding pembuluh darah dan penekanan vena-vena utama akibat pembesaran uterus.
Meskipusn system bekua darah kembali ke tingkat normal sebelum kehamilan, resiko terjadinya thrombosis tetap berlanjut 4-5 minggu setelah persalinan.
b. Tanda dan Gejala Tromboemboli Tromboemboli pada masa nifas pada umumnya sering ditandai dengan:
1) Manifestasi klinik klasik yang disebut dengan phlegmasia alba dolens atau milk yaitu berupa edema tungkai dan paha
2) Disertai rasa nyeri yang hebat
3) Sianosis local
4) Demam yang terjadi karena terlibatnya vena dalam dari
kaki sampai region illeofemoralis.
Nyeri pada otot betis baik spontan ataupun akibat peregangan tendon Achilles ( homan’s sign) tidak mempunyai arti klinis yang bermakna karena tanda yang sama seringkali ditemukan pada awal masa nifas akibat tekanan oleh peyangga betis meja obstetric saat persalinan. Derajat nyeri tidak berhubungan dengan risiko terjadinya emboli karena banyak penderita emboli paru yang sebelumnya tidak menunjukkan tanda – tanda thrombosis vena.
c. Factor resiko yang meningkatkan tromboemboli
1) Bedah kebidanan
2) Persalinan pervaginam dengan tindakan
3) Usia lanjut ibu hamil dan melahirkan
4) Duprusi laktasi dengan menggunakan preparat ekstrogen
5) Sickle cell disease
6) Riwayat tromboflebitis sebelumnya
7) Penyakit jantung
8) Immobilisasi yang lama
9) Obesitas
10) Infeksi maternal dan infeksi vena kronik
11) Multipara
12) Farises
13) Preeklamsi
14) Persalinan lama
15) Anemia
16) Perdarahan
d. Klasifikasi tromboemboli Tromboemboli pada umumnya terjadi pada vena-vena kecil
didaerah betis dan meluas di daerah proksimal sampai vena femoralis atau iliaka, jarang sampai vena cava inferior.
Pada mnasa nifas adalah vena-vena pelvis karena kurangnya aliran darah akibat hipertrofi vena uterus.Trombi dapat meluas ke vena iliaka dan dapat diikikuti terjadinya emboli paru yang fatal.
Jika terjadi bekuan darah dalam vena tanpa didahului oleh inflamasi sebelumnya, keadaan ini disebut flebotrombosisi. Sedangkan jika thrombosis terjadi akibat adanya peradangan diding vena sebelumnya disebut tromboflebitis.
2. Tromboflebitis
a. Pengertian Tromboflebitis Tromboflebitis adalah peradangan vena yang terjadi
dikaitkan dengan bekuan intervaskular atau trombus (Manuaba,2010).
b. Tanda dan Gejala Tromboflebitis
1) Tromboflebitis Pelvik
a) Nyeri, yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau
perut bagian samping
b) timbul pada hari ke 2 – 3 masa nifas dengan atau tanpa
panas.
c) Menggigil berulang kali
d) Suhu badan naik turun secara tajam (360◦c menjadi
400◦c).
e) Penyakit dapat berlangsung selama 1 – 3 bulan.
f) Cenderung terbentuk PUS, yang menjalar ke mana-
mana, terutama ke paru-paru.
g) Pada pemeriksaan leukosit tidak ditemukan apa-apa karena yang paling banyak terkena adalah vena
ovarika, yang sukar dicapai pada pemeriksaan dalam.
2) Tromboflebitis Femoralis
a) Pada salah satu kaki yang terkena, akan memberikan
tanda-tanda sebagai berikut :
b) Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih panas dibanding dengan kaki lainnya.
c) Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha bagian atas.
d) Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha.
e) Reflektorik akan terjadi spasmus sehingga kaki menjadi bengkak, tegang, nyeri dan dingin dan pulsasi menurun.
f) Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau setelah nyeri dan pada umumnya terdapat pada paha bagian atas, tetapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki, kemudian meluas dari bawah ke atas.
g) Nyeri pada betis, yang dapat terjadi spontan atau
dengan memijit betis.
h) Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7 – 10 hari, kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke 10 – 20, yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali
c. Factor resiko yang meningkatkan tromboemboli Pertambahan usia, semakin tua maka semakin beresiko
terjadi tromboflebitis.
1) Episode tromboflebitis sebelumnya
2) Pembedahan obstetric
3) Kelahiran
4) Obesitas
5) Imobilisasi
6) Trauma vaskular
7) Varises
8) Multiparietas
9) Supresi laktasi dengan esterogen
10) Infeksi nifas
d. Klasifikasi Tromboflebitis
1) Tromboflebitis Femoralis Yaitu suatu tromboflebitis yang mengenai satu atau
kedua vena femoralis. Hal ini disebabkan oleh adanya trombosis atau embosis yang disebabkan karena adanya perubahan atau kerusakan pada intima pembuluh darah, perubahan pada susunan darah, laju peredaran darah, atau karena pengaruh infeksi atau venaseksi.
2) Tromboflebitis Pelvik Mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum
latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena hipogastrika. Vena yang paling sering terkena adalah vena ovarika dektra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta terletak di bagian atas uterus. Perluasan infeksi dari vena ovarika sinistra ialah ke vena renalis, sedang perluasan infeksi dari vena ovarika dekstra ialah ke vena kava inferior. Perluasan infeksi dari vena uterina ialah ke vena iliaka komunis.
Bakteri yang biasanya berkaitan dengan tromboflebitis streptokokus anaerob dan bakteriodes (Winkjosastro, 2010).