Etika Penelitian Instrumen Penelitian

menentukan besarnya sampel jika populasi kecil dari 1.000 dapat menggunakan rumus: n = 1 2 d n N + � = 80 1 + 80 0,1 2 n = 44 Keterangan : N : Besar populasi n : Besar sampel d : Tingkat kepercayaan atau ketetapan yang diinginkan 0,1 10 Hasil perhitungan berdasarkan rumus di atas maka dapat diperoleh jumlah sampel sebanyak 44 orang.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di ruang rawat inap RA3 RSUP Haji Adam Malik Medan. Pemilihan tempat ini karena RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan salah satu rumah sakit pendidikan yang mendukung pengembangan dalam bidang penelitian sehingga sangat mungkin untuk melakukan penelitian di rumah sakit ini. Pengumpulan data dimulai dari bulan September sampai November 2013.

4.4 Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara kemudian menyerahkan surat pengantar kepada Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Penelitian ini Universitas Sumatra Utara dilakukan berdasarkan pertimbangan etik yakni: 1. Beneficience menguntungkan responden yaitu tidak mencelakakan atau menyakiti responden freedom from harm dengan tidak memaksa responden untuk ikut dalam penelitian. 2. Respect from human dignity menghargai martabat manusia yaitu hak untuk bebas menentukan apakah calon responden tidak merasa terpaksa untuk dijadikan responden. Peneliti akan menjelaskan maksud, tujuan dan manfaat penelitian kepada responden. 3. Justice keadilan yaitu hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil the right to fair treatment dengan memberikan kesempatan kepada semua pasien untuk menjadi responden yang sesuai dengan kriteria penelitian dan menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan responden the right to privacy Kerahasiaan tersebut berupa pemberian kode responden pada kuesioner tanpa mencantumkan nama responden Polit Hungler, 1999.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari data demografi, kuesioner efikasi diri dan kuesioner Kualitas hidup. 4.5.1 Kuesioner karakteristik demografi pasien Kuesioner karakteristik demografi responden terdiri dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status sosial ekonomi, status merokok, status menikah. Data demografi responden masuk ke dalam lembar kuesioner A, yang terdiri dari 7 pertanyaan dan diisi dengan cara menuliskan isian singkat dan chek list √ pada jawaban yang dipilih oleh responden. Universitas Sumatra Utara 4.5.2 Kuesioner efikasi diri khusus pasien Tuberkulosis paru Kuesioner efikasi diri disusun oleh peneliti yang berpedoman pada isi materi. Kuesioner efikasi diri diukur dengan memberikan kuesioner pada responden yang berisi 16 pernyataan. Yaitu personal higine ada 2 pernyataan yang terdiri dari urutan ke 1,2, perilaku sehat ada 5 pernyataan yang terdiri dari urutan ke 3,4,5,6,7 Depkes, 2008. Dietmakanan ada 1 pernyataan yaitu urutan ke 8, IUATLD. Tuberculosis Nutrition, 2007. Pengobatan ada 5 pernyataan yang terdiri dari urutan ke 9,10,11,12,13 International Union Againts Tuberculosis and Lung Disease, 2007 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006. Serta kemampuan pasien mengetahui informasi, Edukasi tentang Tuberkulosis paru ada 3 pernyataan yaitu urutan ke 14,15,16 Iseman, 2003. Semua pernyataan dengan menggunakan Skala Likert. Pernyataan ini terdiri dari pernyataan Sangat Yakin = 3, Yakin = 2, dan Tidak Yakin = 1 dengan skor total 48. Semakin tinggi nilai total maka semakin baik efikasi diri pasien. Untuk selanjutnya efikasi diri dikategorikan menjadi 2 yaitu baik jika skor jawaban ≥ 80 skor total ≥ 38 , efikasi diri kurang baik jika skor jawaban 80 skor total 38 . Arikunto 2010 menyatakan bahwa untuk penelitian sikap dan perilaku dapat digunakan batasan nilai ≥ 75 - 80. 4.5.3 Pengukuran kualitas hidup pasien Tuberkulosis paru Alat ukur variabel kualitas hidup menggunakan alat ukur WHOQOL – BREF World Health Organization Quality of Life – Bref yang merupakan pengembangan dari alat ukur WHOQOL – 100. Kedua alat Universitas Sumatra Utara ukur ini dibuat oleh tim dari Worl Health Organization WHO. Alat ukur ini telah diadaptasi ke berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia oleh Dr. Ratna Mardiati dan Dr. Riza Sarasvita yang berjumlah 26 pertanyaan. 2 pertanyaan berasal dari kualitas hidup secara umum, yaitu pertanyaan berdasarkan kualitas hidup secara menyeluruh dan pertanyaan berdasarkan kesehatan secara umum. Sedangkan 24 pertanyaan lainnya berasal dari empat dimensi berdasarkan konsep WHOQOL – BREF, yaitu dimensi fisik ada 7 pertanyaan, dimensi psikologis ada 6 pertanyaan, dimensi hubungan sosial ada 3 pertanyaan, dan dimensi lingkungan ada 8 pertanyaan. Pertanyaan tentang kualitas hidup secara menyeluruh dan kesehatan secara umum terdiri dari pertanyaan urutan ke 1, dan 2. Dimensi fisik terdiri dari pertanyaan urutan ke 3, 4, 10, 15, 16, 17, dan 18. Dimensi psikologis terdiri dari pertanyaan urutan ke 5, 6, 7, 11, 19, dan 26. Dimensi hubungan sosial terdiri dari pertanyaan urutan ke 20, 21, dan 22. Dimensi lingkungan terdiri dari pertanyaan urutan ke 8, 9, 12, 13, 14, 23, 24, dan 25. Semua pertanyaan menggunakan skala likert berdasarkan lima kategori dengan poin 1 – 5, dengan empat bentuk pilihan jawaban. Bentuk pilihan jawaban pertama adalah sangat buruk 1, buruk 2, biasa saja 3, baik 4, dan sangat baik 5. Bentuk pilihan jawaban ke dua adalah sangat tidak memuaskan 1, tidak memuaskan 2, biasa saja 3, memuaskan 4 dan sangat memuaskan 5. Bentuk pilihan jawaban ke tiga adalah sangat tidak sering 1, tidak sering 2, cukup sering 3, sering 4, dan sangat sering 5. Sedangkan bentuk pilihan jawaban ke empat adalah tidak sama Universitas Sumatra Utara sekali 1, sedikit 2, dalam jumlah sedang 3, sering kali 4, dan sepenuhnya dialami 5. Kualitas hidup akan dikategorikan tinggi dan rendah. Alasannya karena peneliti tidak menemukan cara perhitungan atau kategori kualitas hidup dari WHOQOL – BREF yang asli. Pertimbangan lain adalah sesuai dengan pernyataan Skevington, Lotfy, dan O’Connel 2004 menyatakan bahwa peneliti dapat melakukan modifikasi ataupun perubahan skala dan cara perhitungan ataupun kategori kualitas hidup. Untuk mendapatkan kategori kualitas hidup, maka dilakukan perhitungan dengan rumus statistika P = rentang dibagi dengan banyak kelas menurut Sudjana, 2004 dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang nilai tertinggi dikurang nilai terendah total skor sebesar 130 akan dibagi atas 2 kategori kelas yaitu baik dan buruk. Maka diperoleh panjang kelas sebesar 65. Dengan P = 65 dan nilai terendah adalah 0. Sebagai batas bawah kelas pertama maka 0-65 = buruk dan 66-130 = baik. 4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.6.1 Uji Validitas