Efikasi Diri .1 Pengertian Efikasi Diri

disembarang tempat tapi menggunakan tempat khusus, istirahat cukup dan tidak tidur larut malam, makan makanan bergizi dan seimbang dan hindari polusi udara dalam rumah seperti asap dapur dan asap rokok. 2.2 Efikasi Diri 2.2.1 Pengertian Efikasi Diri Menurut Bandura 1994, Efikasi diri adalah rasa kepercayaan seseorang bahwa ia dapat menunjukkan perilaku yang dituntut dalam suatu situasi yang spesifik. Efikasi diri merupakan suatu bentuk kepercayaan yang dimiliki seseorang terhadap kapabilitas masing-masing untuk meningkatkan prestasi kehidupannya. Efikasi diri dapat berupa bagaimana perasaan seseorang, cara berfikir, motivasi diri, dan keinginan memiliki sesuatu. Individu dengan efikasi diri tinggi akan berusaha lebih keras dan mempunyai daya yang kuat dalam mengerjakan sesuatu dibandingkan dengan individu yang memiliki efikasi diri yang rendah. Efikasi diri lebih mengarahkan pada penilaian individu akan kemampuannya. Efikasi diri akan berpengaruh pada usaha yang diperlukan dan akhirnya terlihat dari outcome kerja. Individu dengan efikasi diri yang tinggi akan lebih ulet dan tahan menghadapi situasi sekitarnya Brannon Jeist, 2007. Bandura 1977 menyatakan bahwa individu dengan efikasi diri yang tinggi cenderung tidak memiliki rasa cemas dalam mengerjakan tugas. Hal ini disebabkan karena mereka mempunyai kontrol yang baik terhadap segala sesuatu yang ada disekitarnya. Adanya kontrol yang baik dalam diri mereka menyebabkan Universitas Sumatra Utara mereka jarang membuat kesalahan dalam mengerjakan sesuatu Brannon Feist, 2007.

2.2.2 Sumber Efikasi Diri

a. Performance accomplishment pencapaian prestasi Sumber yang paling penting dan efektif dari Efikasi diri adalah perjalanan keberhasilan dan kegagalan di masa lalu dalam mencapai hasil yang diinginkan. Bila seseorang dapat menguasai pengalaman pribadinya maka ia cenderung menciptakan penghargaan yang tinggi. Sebaliknya kegagalan dalam menguasai pengalaman sebelumnya cenderung menghasilkan harapan-harapan yang rendah Bandura, 1994. b. Vicorius experience pengalaman orang lain Efikasi diri dapat diperkuat melalui pengalaman orang lain atau biasa disebut model sosial. Melihat orang lain sukses melakukan suatu kegiatan dengan upaya yang terus menerus akan menimbulkan keyakinan bagi pengamat. Hal ini akan menanamkan keyakinan bahwa mereka juga mempunyai kemampuan yang sama untuk berhasil melakukan kegiatan tersebut. Bandura, 1994. c. Verbal persuasion persuasi verbal Persuasi verbal adalah cara lain untuk memperkuat keyakinan seseorang tentang efikasi diri. Verbal persuasi termasuk kalimat verbal yang memotivasi seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Seseorang yang mendapatkan persuasi verbal berupa sugesti dari luar bahwa dirinya Universitas Sumatra Utara memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan, maka mereka akan lebih mampu bertahan ketika berada dalam kesulitan Bandura, 1994. d. Emotional arousal Kondisi emosional Gejala somatik dan kondisi emosional berupa kecemasan, ketegangan, mood yang dapat mempengaruhi keyakinan efikasi seseorang. Mereka akan terlihat stress dan tegang sebagai tanda kerentanan terhadap ketidakmampuan melakukan suatu tindakan. Dalam sebuah kegiatan yang melibatkan kekuatan stamina orang akan mengalami kelelahan, sakit dan nyeri sebagai tanda-tanda kelemahan fisik. Mood juga akan mempengaruhi keberhasilan seseorang. Mood yang positif akan meningkatkan keberhasilan seseorang begitupun sebaliknya keputusasaan akan menyebabkan kegagalan Bandura, 1994.

2.2.3 Proses Pembentukan Efikasi Diri

a. Proses kognitif Keyakinan efikasi diri terbentuk melalui proses kognitif, misalnya melalui perilaku manusia dan tujuan. Penentuan tujuan dipengaruhi oleh penilaian atas kemampuan diri sendiri, Semakin kuat efikasi diri seseorang maka semakin tinggi seseorang untuk berkomitmen untuk mencapai tujuan yang ditentukannya. Bandura,1994. b. Proses motivasional Tingkat motivasi seseorang tercermin pada seberapa banyak upaya yang dilakukan dan seberapa lama bertahan dalam menghadapi hambatan. Semakin kuat keyakinan akan kemampuan seseorang maka akan lebih besar upaya yang dilakukannya. Keyakinan dalam proses berfikir Universitas Sumatra Utara sangat penting bagi pembentukan motivasi, karena sebagian besar motivasi dihasilkan melaui proses berfikir. Keyakinan akan mempengaruhi atribut kausal seseorang, ketika menganggap dirinya mempunyai atribut kausal kegagalan maka ia akan mempunyai kemampuan yang rendah, dan begitupun sebaliknya, sedangkan motivasi diatur oleh harapan seseorang dan nilai dari tujuan yang ditentukan Bandura, 1994. c. Proses afektif Keyakinan seseorang tentang seberapa kuat mengatasi stress dan depresi melalui berbagai pengalaman yang dialaminya akan sangat berpengaruh pada motivasi seseorang. Efikasi diri dapat mengendalikan depresi yaitu dengan mengontrol stress. Seseorang yang dapat mengontrol depresi maka pikirannya tidak akan terganggu, tetapi bagi orang-orang yang tidak bisa mengontrol berbagai ancaman maka akan mengalami kecemasan yang tinggi. Kecemasan tidak hanya dipengaruhi oleh mekanisme koping seseorang tetapi juga dipengaruhi oleh kemampuan untuk mengendalikan pemikiran yang mengganggu Bandura, 1994. d. Proses seleksi Tujuan akhir dari proses efikasi adalah untuk membentuk lingkungan yang menguntungkan dan dapat dipertahankannya. Sebagian besar orang adalah produk dari lingkungannya. Oleh karena itu keyakinan efikasi dipengaruhi dari tipe aktifitas dan lingkungan bila orang tersebut merasa tidak mampu untuk melakukannya. Tetapi mereka akan siap Universitas Sumatra Utara dengan berbagai tantangan dan situasi yang dipilihnya bila mereka menilai dirinya mampu untuk melakukannya Bandura, 1994.

2.2.4 Dimensi Efikasi Diri

a. Magnitude berfokus pada tingkat kesulitan tugas yang diyakini oleh individu dapat diselesaikan. b. Generality, Dimensi generalisasi berfokus pada harapan penguasaan terhadap pengalaman dari usaha terkait yang telah dilakukan. Seseorang akan mengeneralisasi keyakinan akan keberhasilan yang diperolehnya tidak hanya pada hal tersebut tetapi akan digunakan pada usaha yang lainnya. c. Strength, Dimensi generalisasi berfokus pada kekuatan atau keyakinan dalam melakukan sebuah usaha. Harapan yang lemah bisa disebabkan oleh pengalaman yang buruk. Tetapi bila seseorang mempunyai harapan yang kuat mereka akan tetap berusaha walaupun mengalami sebuah kegagalan. Outcome expectacy adalah harapan terhadap kemungkinan hasil dari perilaku dimana jika individu menunjukkan perilaku tersebut, maka mengandung harapan akan memperoleh hasil dari perilakunya. d. Expectation efficacy adalah keyakinan seseorang bahwa dirinya dapat menghasilkan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai hasil. Hal ini berarti bahwa seseorang dapat saja percaya bahwa suatu tindakan dapat menghasilkan kinerja namun merasa dirinya mampu melakukan tindakan tersebut. seseorang yang percaya bahwa dirinya mampu Universitas Sumatra Utara melakukan tindakan mencapai prestasi tersebut akan lebih bekerja keras dan tekun melaksanakan tugasnya Bandura, 1977.

2.2.5 Indikator Efikasi Diri

Indikator Efikasi diri menurut Bandura 1994 adalah: a. Orientasi pada tujuan Perilaku seseorang dengan Efikasi diri tinggi adalah positif, mengarahkan pada keberhasilan dan berorientasi pada tujuan. Penetapan tujuan pribadi dipengaruhi oleh penilaian diri seseorang pada kemampuannya. Semakin kuat efikasi diri yang dirasakan, semakin tinggi tujuan yang ingin dicapai dan semakin mantap komitmen pada tujuan. b. Orientasi Kendali Kontrol Letak kembali individu mencerminkan tingkat dimana mereka percaya bahwa perilaku mereka mempengaruhi apa yang terjadi pada mereka. Beberapa orang percaya bahwa mereka menguasai takdir mereka sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi atas apa yang terjadi pada mereka. Mereka membangun rasa keyakinan bahwa dirinya bisa berprestasi dalam suatu situasi. c. Banyaknya usaha yang dikembangkan dalam situasi Keyakinan seseorang terhadap kemampuannya menentukan tingkat motivasi seseorang dengan keyakinan yang kuat terhadap kemampuannya, menunjukkan usaha yang lebih besar untuk mmenghadapi tantangan. Keberhasilan biasanya memerlukan usaha yang terus menerus. Universitas Sumatra Utara d. Lama seseorang akan bertahan dalam menghadapi hambatan Semakin kuat keyakinan seseorang terhadap kemampuannya, semakin besar dan tekun usaha mereka. Ketekunan yang kuat biasanya menghasilkan outcome yang diharapkan.

2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri

a. Pengalaman Keberhasilan Keberhasilan seseorang menguatkan keyakinan akan kemampuannya. Sedangkan kegagalan menyebabkan seseorang cenderung untuk lebih berhati-hati. Bagaimanapun jika pengalaman seseorang merupakan keberhasilan yang dicapai dengan mudah, maka mereka cenderung mengharapkan hasil dengan cepat dan lebih mudah putus asa bila menemui kegagalan. Untuk mendapatkan efikasi diri seseorang harus mempunyai pengalaman mengatasi hambatan dengan usaha yang tekun. Beberapa pengalaman dan hambatan yang dialami seseorang bermanfaat mengajarkan bahwa kadang kesuksesan itu diikuti dengan adanya keinginan untuk berusaha. b. Meniru Sosok model yang ideal dapat membangun keyakinan diri akan kemampuan dengan meyakini pengamatan strategi yang efektif untuk mengatur situasi yang berbeda. Model juga menyebabkan kepercayaan akan efikasi diri yang diikuti dengan proses pembandingan sosial. Sebagian orang menilai kemampuan mereka dengan cara membandingkan dengan orang lain. Universitas Sumatra Utara c. Social Persuasions Sosial Persuasions berhubungan dengan dorongan. Informasi tentang kemampuan yang disampaikan secara verbal oleh seseorang yang berpengaruh biasanya digunakan untuk meyakinkan seseorang bahwa ia cukup mampu melakukan suatu tugas.

2.2.7 Manfaat Dari Efikasi Diri

Bandura 1994 menyampaikan terdapat banyak bukti bahwa keberhasilan dan kesejahteraan manusia dapat dicapai dengan rasa optimis, ketika dalam realita sosial banyak sekali tantangan hidup seperti hambatan, kesengsaraan, kemunduran, frustasi dan ketidakadilan yang harus dihadapi. Seseorang harus mempunyai keyakinan keberhasilan yang kuat untuk dapat mempertahankan usahanya. Rasa efikasi diri yang tinggi akan menimbulkan daya tahan terhadap hambatan dan kemunduran dari setiap kesulitan yang ada. Orang yang mengalami kecemasan akan mudah terserang depresi. Sedangkan orang yang mempunyai rasa efikasi diri yang tinggi akan lebih mampu untuk melakukan berbagai usaha dan latihan serta mengotrol lingkungan sekitarnya. Rasa efikasi diri yang tinggi yang dimiliki oleh sekelompok orang menurut Bandura 1994 akan dapat merubah situasi sosial. Banyaknya tantangan kehidupan yang harus dihadapi memerlukan upaya kolektif untuk menghasilkan perubahan yang signifikan. Rasa efikasi yang tinggi akan menjadi suatu upaya untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi dan meningkatkan kualitas hidup mereka melalui usaha yang terpadu. Dari usaha yang dilakukan inilah akan muncul suatu penemuan baru. Rasa keyakinan yang tinggi, seberapa banyak usaha yang mereka lakukan dan seberapa tahan mereka terhadap hambatan yang ditemui Universitas Sumatra Utara akan berpengaruh terhadap keberhasilan kolektif dari usaha yang mereka lakukan Bandura, 1994.

2.2.8 Pengaruh Efikasi Diri pada Pasien Tuberkulosis paru

Pada penderita Tuberkulosis paru selain faktor fisik, penting juga diperhatikan faktor psikologis antara lain pemahaman individu yang dapat mempengaruhi persepsi terhadap penyakit. Tuberkulosis paru merupakan contoh klasik penyakit yang tidak hanya menimbulkan dampak terhadap perubahan fisik, tetapi mental dan juga sosial. Bagi penderita Tuberkulosis paru dampak secara umum, batuk yang terus menerus, sesak nafas, nyeri dada, nafsu makan menurun, berat badan menurun, keringat pada malam hari dan kadang-kadang demam yang tinggi. Tidak sedikit pasien yang ketika didiagnosis Tuberkulosis paru timbul ketakutan dalam dirinya, ketakutan itu dapat berupa ketakutan akan pengobatan, kematian, efek samping obat, menularkan penyakit ke orang lain, kehilangan pekerjaan, ditolak, dan didiskriminasikan International Union Againts Tuberculosis and Lung Disease, 2007. Ketidakpatuhan untuk berobat secara teratur bagi penderita Tuberkulosis paru tetap menjadi hambatan untuk mencapai angka kesembuhan yang tinggi. kebanyakan penderita tidak datang selama fase intensif karena tidak adekuatnya motivasi terhadap kepatuhan berobat, besarnya angka ketidakpatuhan berobat akan mengakibatkan tingginya angka kegagalan pengobatan penderita Tuberkulosis paru dengan BTA yang resisten dengan pengobatan standar. Hal ini akan mempersulit pemberantasan penyakit Tuberkulosis paru di Indonesia Simamora, 2004. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Garrod 2008 efikasi diri terbukti mempengaruhi keputusan individu untuk melakukan tindakan perawatan Universitas Sumatra Utara diri. Dikemukakan bahwa efikasi diri bertindak sebagai mediator antara perubahan dalam kualitas hidup, gejala dan fungsi fisiologis pada kepatuhan berobat dan rehabilitasi paru. Pengukuran efikasi diri dirancang untuk menguji keyakinan individu untuk melakukan kegiatan yang dipilih sebagai usaha yang diinginkan Garrod 2008. Efikasi diri dapat memberikan prediksi terhadap kepatuhan seseorang dalam melakukan perawatan dirinya sendiri. 2.3 Kualitas Hidup 2.3.1 Pengertian Kualitas Hidup