Duduk Persoalan Dalam Putusan Nomor : 4Pdt.G2016PN.Slt
1.2 Berdasarkan Versi Tergugat-II Bank Danamon Cabang Salatiga :
Pada tanggal 8 November 2004 Penggugat-Budi Kabul selaku Debitur dan Tergugat-II Bank Danamon Salatiga selaku kreditur telah bersepakat
dengan Nomor:
DSP00215471104 tertanggal 8 November 2004 66 yang nilai atau plafon kreditnya sebesar Rp. 45.000.000,- (empat puluh lima juta
rupiah) untuk jangka waktu selama 36 (tiga puluh enam) bulan dengan cicilan sebesar Rp. 2.150.000,- (dua juta seratus lima puluh ribu rupiah) per bulan dengan memberikan jaminan piutang yang akan dilunasi oleh Budi Kabul, maka berdasarkan persetujuan dari Yuni Restiyowati selaku istri Penggugat-Budi Kabul memberikan agunan
66 Diberi tanda T.II-2, T.IV-4, dikutip dari surat Putusan Nomor : 4Pdt.G2016PN.Slt,
h. 32-34.
jaminan pelunasan utang yaitu sebidang tanah dan bangunan seluas
2 366 m 67 berdasarkan SHM No. 1644 atas nama Penggugat-Budi Kabul berdasarkan Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) No.
835SDR2004 tertanggal 8 November 2004 dan ditandatangani Budi Kabul beserta istrinya diatas materai Rp. 6000,- (enam ribu rupiah). Berdasarkan pemberian jaminan tersebut maka terbitlah Sertifikat Hak
Tanggungan No. 092005 tertanggal 11 Januari 2005 68 atas nama PT Bank Danamon Indonesia. Menurut Tergugat-II Bank Danamon
Salatiga seiring berjalannya waktu Penggugat-Budi Kabul mulai berhenti membayar (menunggak) terhitung sejak tanggal 8 April 2005, dimana untuk menanggulangi permasalahan tersebut Penggugat-Budi Kabul meminta kepada Bank Danamon Salatiga untuk dilakukan Restrukturisasi kredit dengan alasan usaha yang dijalankan saat ini sedang mengalami penurunan omset dan hanya mampu membayar perbulan Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) untuk saat ini. Namun restrukturisasi tidak dapat diproses karena Penggugat-Budi Kabul telah cukup lama menunggak pembayaran. Sejak menunggak di bulan April 2005 sampai dengan bulan Mei 2015 Penggugat-Budi Kabul tidak mempunyai itikad baik untuk melaksanakan kewajiban pembayaran hutangnya, maka menindaklanjuti hal tersebut, Tergugat-
II Bank Danamon Salatiga memberikan Surat Peringatan I tertanggal 3
69 Mei 2015 70 , Surat Peringatan II Tertanggal 18 Mei 2015 , dan Surat
67 Diberi tanda T.II-3, dikutip dari surat Putusan Nomor : 4Pdt.G2016PN.Slt, h. 32. 68 Diberi tanda T.II-5, dikutip dari surat Putusan Nomor : 4Pdt.G2016PN.Slt, h. 32. 69 Diberi tanda T.II-6, dikutip dari surat Putusan Nomor : 4Pdt.G2016PN.Slt, h. 32. 70 Diberi tanda T.II-7, dikutip dari surat Putusan Nomor : 4Pdt.G2016PN.Slt, h. 32.
Peringatan III Tertanggal 2 Juli 2015 71 . Maka dari itu Tergugat-II Bank Danamon Salatiga menyatakan bahwa pelelangan terhadap obyek Hak
Tanggungan pada tanggal 23 September 2015 dengan hasil bersih lelang sebesar Rp.103.037.000 (seratus tiga juta tiga puluh tujuh ribu rupiah) adalah sah dan sudah menjadi haknya (berdasarkan SHT No.092005 tertanggal 11 Januari 2015), serta menolak secara tegas mengenai dalil–dalil Penggugat-Budi Kabul yang dinilai sangat mengada–ada yaitu menyatakan bahwa harga limit yang diberikan sangat rendah dan tidak sesuai dengan harga pasar. Tergugat-II memberikan bantahan dengan memberikan pertanyaan kepada Penggugat-Budi Kabul yang mana apabila harga pasaran tanah dan rumah Penggugat-Budi Kabul adalah Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) per meter perseginya dan nilai dari pada obyek hak tanggungan sebesar Rp. 732.000.000,- (tujuh ratus tiga puluh dua juta rupiah), mengapa selama kurun waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir tidak mengajukan penjualan di bawah tangan agar didapati nilai penjualan yang terbaik. Selain itu Tergugat-II Bank Danamon Salatiga menyatakan bahwa telah melaksanakan prosedur pelelangan yang sah dan sesuai dengan peraturan lelang yang berlaku. Mengenai pemberian janji kepada Budi Kabul apabila hanya dengan melakukan pelunasan utang sebesar Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) karena Tergugat-II Bank Danamon Cabang Salatiga sedang mengadakan promosi terkait usaha mikro dibantah oleh pihaknya dan menyatakan bahwa dalil tersebut
71 Diberi tanda T.II-8, dikutip dari surat Putusan Nomor : 4Pdt.G2016PN.Slt, h. 32.
sangat mengada-ada. Selain itu pihak Tergugat-II Bank Danamon Salatiga mengkalkulasikan tunggakan pinjaman yang mulai menunggak dari tahun 2005 hingga tahun 2015, maka total tunggakan yang telah mencapai 10 tahun tersebut adalah sebesar Rp. 404.782.985,- (empat ratus empat juta tujuh ratus delapan puluh dua ribu Sembilan ratus delapan puluh lima rupiah).
2. Perincian Ganti Kerugian 72
Dalam Surat Gugatan Penggugat-Budi Kabul sebanyak 9 (sembilan) point gugatan, yang pada pokoknya yaitu :
Penggugat merasa sangat tertipu dan mengalami kerugian dengan tindakan yang dilakukan Tergugat-I (Kosidi) yang telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan tidak mengembalikan sertifikat milik Penggugat-Budi Kabul. Tergugat-II (Bank Danamon Cab. Salatiga) dan Tergugat-IV (KPKLN Semarang) telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan melakukan pelelangan yang tidak wajar dan tidak sah dengan harga di bawah rata-rata dan menguasai Sertifikat Hak Milik Penggugat No. 1644 tanpa alas hak. Tergugat-III (Adi Subkhan Ifana) telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan menguasai sertifikat milik Penggugat tanpa alas hak.
Sebagaimana yang dimaksud dalam Sertifikat Hak Milik No. 1644 dengan luas ± 366 M 2 dengan batas-batas :
Sebelah utara
: Tanah milik Bapak Samet
72 Dikutip dari surat Putusan Nomor : 4Pdt.G2016PN.Slt, h. 6-7.
Sebelah Timur
: Jalan Raya
Sebelah Selatan
: Tanah milik Bapak Sumarjono
Sebelah Barat
: Tanah milik Sdr. Sulasmi
Rincian ganti kerugian yang dialami Penggugat yang harus ditanggung oleh Para Tergugat secara tanggung renteng secara tunai dan sekaligus adalah sebagai berikut :
a. Kerugian Materiil Harga pasar tanah Rp. 2.000.000,- per meter perseginya
2 Rp. 2.000.000,- x 366 m : Rp. 732.000.000,-
b. Kerugian Immateriil
: Rp. 50.000.000,-
Jumlah
Rp. 782.000.000,- (tujuh ratus delapan puluh dua juta rupiah)