Jawaban Para Tergugat

4 Jawaban Para Tergugat

4.1 Tergugat-II Bank Danamon Cabang Salatiga

  Perjanjian yang dibuat oleh Penggugat-Budi Kabul selaku Debitur dan Tergugat-II selaku Kreditor senyatanya telah di pertimbangkan dan telah mencapai kata “sepakat”, di buktikan dengan bukti perjanjian kredit Nomor : DSP00215471104 dengan nilaiplafon kredit sebesar Rp. 45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah). Perjanjian tersebut di buat dan di tanda tangani pada tanggal 8 November 2004, dengan memberikan jaminan berupa sebidang tanah dan bangunan seluas 366

  m 2 berdasarkan SHM No. 1644 atas nama Budi Kabul berdasarkan Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) No. 835SDR2004. Karena telah

  di buatnya APHT maka terbitlah pula Sertifikat Hak Tanggungan No.092005 tertanggal 11 Januari 2015 an PT Bank Danamon Indonesia.

  Dikarenakan Penggugat mulai berhenti membayar sejak tanggal 8 April 2005 maka Penggugat datang kepada Tergugat-II dan meminta dilakukan restrukturisasi kredit dengan alasan usaha yang di jalankan saat ini sedang mengalami penurunan omset, dan hanya mampu mengangsur Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) per bulannya untuk saat ini. Namun restrukturisasi tidak dapat di laksanakan karena Penggugat telah cukup lama menunggak pembayaran. Dalil Penggugat yang menyatakan pelunasan utangnya hanya dengan membayar Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) tidak dibenarkan oleh pihak Tergugat II, mengingat tunggakan yang mencapai 10 (sepuluh) tahun tersebut yang harus dibayarkan adalah sebesar Rp. 404.782.985,- (empat ratus empat juta tujuh ratus delapan Dikarenakan Penggugat mulai berhenti membayar sejak tanggal 8 April 2005 maka Penggugat datang kepada Tergugat-II dan meminta dilakukan restrukturisasi kredit dengan alasan usaha yang di jalankan saat ini sedang mengalami penurunan omset, dan hanya mampu mengangsur Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) per bulannya untuk saat ini. Namun restrukturisasi tidak dapat di laksanakan karena Penggugat telah cukup lama menunggak pembayaran. Dalil Penggugat yang menyatakan pelunasan utangnya hanya dengan membayar Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) tidak dibenarkan oleh pihak Tergugat II, mengingat tunggakan yang mencapai 10 (sepuluh) tahun tersebut yang harus dibayarkan adalah sebesar Rp. 404.782.985,- (empat ratus empat juta tujuh ratus delapan

  Menindaklanjuti hal itu Tergugat II memberikan Surat Peringatan I tertanggal 3 Mei 2015, Surat Peringatan II tertanggal 18 Mei 2015 dan Surat Peringatan III tertanggal 2 Juli 2015. Kemudian berdasarkan SHT No.092005 tertanggal 11 Januari 2015 melakukan lelang Obyek Hak Tanggungan pada tanggal 23 September 2015 dengan hasil bersih lelang Rp. 103.037.000,- (seratus tiga juta tiga puluh tujuh ribu

  rupiah 73 .

4.2 Tergugat-III Adi Subkhan Ifana

  Menurut pendapat Tergugat-III Gugatan Penggugat Prematur karena dalil penggugat yang mengandung unsur penipuan dan atau penggelapan belum diperiksa secara pidana dan belum berkekuatan hukum tetap. Untuk menghadapi hal itu Tergugat III memohon kepada Majelis Hakim untuk menangguhkan perkara perdatanya dan menyatakan gugatan tidak dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard). Selain itu gugatan yang diajukan Penggugat tidak jelas dan kabur (Exceptie Abscuur Libel) karena tidak mendalilkan perbuatan melawan hukum mana yang dilakukan oleh Tergugat IV.

4.3 Tergugat-IV KPKNL Semarang

  73 Dikutip dari surat Putusan Nomor : 04Pdt.G2016PN.Slt., h. 9-10.

  Menindaklanjuti dalil Penggugat yang menyatakan Tergugat-IV melakukan pelelangan tidak sah dan dengan harga di bawah rata-rata, Tergugat-IV memberikan keterangan sebagai berikut :

  (a) Pelelangan atas barang jaminan berupa (SHM) No. 1644 luas

  366 m 2 Kelurahan Blotongan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga sesuai dengan Risalah Lelang No. 15692015 tanggal

  23 September 2015 dan sesuai dengan ketentuan pada Pasal 3

  PMK No. 106PMK2013 tentang Perubahan Atas PMK No.

  93PMK.062010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, maka tindakan hukum yang dilakukan Tergugat IV adalah sah dan tidak dapat dibatalkan.

  (b) Lelang eksekusi merupakan permintaan dari Sdr. Adrianus

  Setyo Adibroto dan Sdr. Wibowo Heru, masing-masing selaku Regional Collection Head dan Asset Liquidation Unit Manager pada Divisi Self Employed Mass Market PT. Bank Danamon Indonesia Kantor Wilayah VII Semarang, sesuai Surat Permohonan Lelang Nomor : 51SPLELANG2015 tanggal 22 Juli 2015, berdasarkan pada Perjanjian Kredit Nomor : DSP00215471104 tanggal 8 November 2004, Sertifikat Hak Tanggungan Peringkat Pertama yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota Salatiga berkepala “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”, Nomor : 0905 tanggal 11 Januari 2005 kepada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk berkedudukan di Jakarta sebesar Rp.

  60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) dan Akta Pemberian Hak Tanggungan Nomor : 835SDR2004 tanggal 8 November 2004.

  (c) Tergugat-IV membantah dalil Penggugat yang menyatakan

  harga limit lelang yang diberikan sangat rendah dan tidak sesuai dengan harga pasaran tanah dan bangunan, di mana terkait dengan penetapan nilai limit lelang dilaksanakan berdasarkan Pasal 35 ayat (2) PMK Petunjuk Pelaksanaan Lelang yang menyatakan bahwa penetapan nilai limit lelang menjadi tanggung jawab PenjualPemilik Barang yaitu Tergugat II.

  (d) Sesuai ketentuan Pasal 41 PMK No. 93PMK.062010

  disebutkan bahwa sebelum dilaksanakan lelang, terlebih dahulu dilakukan pengumuman templeselebaran pada tanggal 25 Agustus 2015 sebagai pengumuman pertama dan melalui Harian Wawasan tanggal 9 September 2015 sebagai pengumuman kedua oleh Tergugat II, sehingga asas publisitas telah terpenuhi.

  (e) Pelelangan diikuti oleh 5 (lima) peserta berdasarkan Risalah

  Lelang Nomor : 15692015 tanggal 23 September 2015

  menetapkan Sdr. Septi Berta Dwi Ayu Margi Wahyuningrum selaku kuasa dari Adi Subkhan Ifana (dhi. Tergugat III) sebagai pemenang lelang obyek a quo dengan nilai melampaui limit sebesar Rp. 110.200.000,- (seratus sepuluh juta dua ratus ribu rupiah).

  (f) Pelelangan

  dilakukan

  dengan

  berpedoman pada

  Vendureglement Stbl. 1908 Nomor : 189 yang bersambung dengan Stbl. 1940 Nomor : 56 PMK No. 93PMK.062010 tanggal 23 April 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang dan Undang-Undang Hak Tanggungan Nomor 4 Tahun 1996 dan Klausul Akta Pemberian Hak Tanggungan Nomor

  : 126SWLHTIV2009 yang isinya “jika debitur tidak memenuhi kewajiban untuk melunasi utangnya, berdasarkan perjanjian utang piutang di atas, oleh pihak pertama, pihak kedua selaku pemegang Hak Tanggungan peringkat pertama dengan akta ini diberi dan menyatakan menerima kewenangan, dan untuk tanpa persetujuan terlebih dahulu dari pihak pertama:

  1. Menjual atau suruh menjual di hadapan umum secara lelang Obyek Hak Tanggungan baik seluruhnya maupun sebagian-sebagian;

  2. Mengatur dan menetapkan waktu, tempat, dan cara dan syarat-syarat penjualan;

  3. Menerima uang penjualan, menandatangani dan menyerahkan kwitansi;

  4. Menyerahkan apa yang dijual itu kepada pembeli yang bersangkutan;

  5. Mengambil uang dari hasil penjualan itu seluruhnya atau sebagian untuk melunasi utang debitor tersebut di atas; dan

  6. Melakukan hal-hal lain yang menurut undang-undang dan Peraturan Hukum yang berlaku diharuskan atau menurut pendapat Pihak Kedua perlu dilakukan dalam rangka

  melaksanakan kuasa tersebut” 74 . (g) PT. Bank Danamon Tbk., selaku kreditor Hak Tanggungan

  mempunyai kewenangan melakukan eksekusi melalui parate executie dengan menjual Obyek Hak Tanggungan yang sesuai dengan Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan Nomor 4 Tahun 1996.

  (h) Gugatan Penggugat tidak ada satupun uraian yang

  menunjukkan tindakan yang dikategorikan Perbuatan Melawan Hukum, bertentangan dengan hak orang lain, dan

  melanggar hak subyektif orang lain, serta terhadap tuntutan ganti rugi baik materiil dan immaterial dari penggugat sangat mengada-ada. Karena tidak dijelaskan dengan sempurna dan tidak disertai dengan pembuktian yang meyakinkan mengenai jumlah ganti kerugian yang diterima oleh Penggugat (Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia tanggal 2 Juni 1971 No. 117KSip1971), besarnya kerugian tidak dibuktikan secara terperinci, maka gugatan kerugian haruslah ditolak oleh Pengadilan (Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia tanggal 18 Desember 1971 No. 598KSip1971), dan Putusan Pengadilan Tinggi Bandung Tanggal 8 Februari 1970 No.

  74 Dikutip dari surat Putusan Nomor : 04Pdt.G2016PN.Slt, h. 23.

  1461970PerdPT : Tuntutan ganti rugi tidak disertai perincian kerugian harus ditolak.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22