Pembangunan Modal Manusia Melalui Pendidikan

sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan setandar nasional pendidikan. Dalam upaya mencapai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan sustainable development, sektor pendidikan memainkan peranan yang sangat strategis khususnya dalam mendorong akumulasi modal yang dapat mendukung proses produksi dan aktivitas ekonomi lainnya. Secara definisi, seperti yang dilansir dalam World Commision on Environmental and Development, 1997 dalam McKeown dalam Dian Satria, 2008, bahwa sustainable development adalah: “Sustainable development is development that meets the needs of the present without comprimising the ability of future generations to meet their own needs .” Dalam konteks ini, pendidikan dianggap sebagai alat untuk mencapai target yang berkelanjutan, karena dengan pendidikan aktivitas pembangunan dapat tercapai, sehingga peluang untuk meningkatkan kualitas hidup di masa depan akan lebih baik. Di sisi lain, dengan pendidikan, usaha pembangunan yang lebih hijau greener development dengan memperhatikan aspek-aspek lingkungan juga mudah tercapai.

2.1.9 Pembangunan Modal Manusia Melalui Pendidikan

Analisis atas investasi dalam bidang pendidikan menyatu dalam pendekatan modal manusia. Modal manusia human capital adalah istilah yang sering digunakan oleh para ekonom untuk pendidikan, kesehatan, dan kapasitas manusia yang lain yang dapat meningkatkan produktivitas jika hal-hal tersebut ditingkatkan. Pendidikan memainkan kunci dalam membentuk kemampuan sebuah negara untuk menyerap teknologi moderen dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan Todaro, 2004. Gambar 2.3 Mekanisme Transmisi Investasi Modal Manusia Sumber: Rasidin K. Sitepu dan Bonar S. Sinaga, 2005 Mekanisme transmisi investasi modal manusia untuk mempengaruhi distribusi pendapatan dan kemiskinan di tampilkan pada Gambar 2.3 Dari sisi pengeluaran, penurunan kemiskinan dan redistribusi pendapatan dapat dilakukan dengan tiga instrumen alokasi anggaran pemerintah, yaitu 1 subsidi langsung atau subsidi individu yang ditargetkan pada rumahtangga berpendapatan rendah, 2 subsidi harga, subsidi komoditi yang digunakan oleh rumahtangga terutama untuk kebutuhan pokok, dan 3 pengeluaran langsung pemerintah terhadap pelayanan publik dan infrastruktur, terutama pada sektor kesejahteraan, kesehatan Growth lambat: pemyesuaian di dalam pasar tenaga kerja Pajak penjualan Pajak produksi Pajak pendapatan Work-leisure preference Tekanan pada inflasi Pinjaman luar transfer subsisdi Kemiskinan Distribusi pendapatan Pengeluaran pembangunan dan infrastruktur, terutama untuk kesejahteraan, kesehatan, pendidikan Penyesuaian di dalam pendapatan dan pengeluaran rumah tangga Anggaran pemerintah Penyesuaian Penyesuaian dan pendidikan, yang diutamakan untuk rumahtangga berpendapatan rendah Rasidin K. Sitepu dan Bonar M. Sinaga, 2004. Pembangunan modal manusia diyakini tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan, namun juga berperan sentral mempengaruhi distribusi pendapatan di suatu perekonomian. Becker, 1964; Schultz, 1981 dalam Dian Satria, 2008. Logika ini jugalah yang mendorong strategi pengentasan kemiskinan yang bersentral pada pentingnya pembangunan modal manusia human capital. Romer, 1986; Lucas, 1988 Dian Satria, 2008, menjelaskan bahwa modal manusia tidak hanya diidentifikasi sebagai kontributor kunci dalam pertumbuhan dan pengurangan kemiskinan, namun juga mendorong tujuan pembangunan untuk meningkatkan human freedom secara umum. Selain itu, fokus perkembangan global saat ini yang dicatat dalam millennium development goals juga telah memposisikan perbaikkan kualitas modal manusia dalam prioritas yang utama.

2.1.10 Hubungan Tingkat Kemiskinan Dengan Pendidikan