pencaharian sebagai petani, dan sebagian besar adalah buruh tani. Kelompok ini berganti-ganti pekerjaan, sesuai dengan permintaan dan tergantung musim tanam.
Seperti pada musim kering, para petani melakukan mobilitas ke sektor lain atau bekerja di sektor informal di kota lain sambil menunggu musim tanam tiba.
Keterbatasan pilihan dan lemahnya posisi tawar mendorong tenaga kerja di Gunungkidul mendapatkan mata pencaharian temporer yang umumnya di sektor
informal. Pendapatan masyarakat yang kecil dan tidak menentu menyebabkan peningkatan kesejahteraan masyarakat sangat lambat, yang ditandai dengan
lemahnya daya beli masyarakat, yang pada akhirnya menyebabkan rendahnya pertumbuhan ekonomi.
Pergeseran jawaban responden terjadi pada R10, yang mengubah variabel tenaga kerja di peringkat ketiga pada tahap I menjadi peringkat kedua pada tahap
II dan tidak berubah lagi hingga akhir tahap, dimana kedudukan tenaga kerja dan teknologi sama kuatnya. Menurut pendapatnya, tenaga kerja yang berpendidikan
dan berketerampilan memadai adalah syarat yang mendukung bagi penggunaan teknologi yang maksimal untuk menciptakan peningkatan output baik secara
kualitas maupun kuantitas. Pergeseran jawaban responden dapat dilihat pada Gambar 4.12.
4.2.2.1 Pendidikan
Komponen pendidikan pada variabel tenaga kerja menempati peringkat pertama di semua tahap. Pendapat para responden ini berdasarkan pada kenyataan
di lapangan, seperti telah dipaparkan di Bab III dan menurut pendapat R1, R2, R3 dan R5 bahwa tingkat pendidikan masyarakat Gunungkidul masih relatif rendah.
1 2
3 4
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12
Responden P
e ri
ngk a
t
Tahap I Tahap II
Tahap III Tahap IV
Sumber: Hasil Analisis, 2008
GAMBAR 4.12 PERGESERAN JAWABAN RESPONDEN
TERHADAP VARIABEL TENAGA KERJA
Pergeseran jawaban responden terjadi pada R10 , yang mengubah variabel tenaga kerja di peringkat ketiga pada tahap I menjadi peringkat kedua pada tahap
II dan tidak berubah lagi hingga akhir tahap, dimana kedudukan tenaga kerja dan teknologi sama kuatnya. Menurut pendapatnya tenaga kerja yang berpendidikan
dan berketerampilan memadai adalah syarat yang mendukung bagi penggunaan teknologi yang maksimal untuk menciptakan peningkatan output baik secara
kualitas maupun kuantitas. Disamping itu, pada bab II disebutkan bahwa tingkat pendidikan tinggi mampu meningkatkan produktivitas dan upah sebagai
pencerminan produktivitas. Pergeseran jawaban responden dapat dilihat pada Gambar 4.13 berikut:
1 2
3 4
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12
Responden Pe
ri n
g k
a t
Tahap I Tahap II
Tahap III
Sumber: Hasil Analisis, 2008
GAMBAR 4.13 PERGESERAN JAWABAN RESPONDEN
TERHADAP KOMPONEN PENDIDKAN
4.2.2.2 Keterampilan
Komponen keterampilan menempati urutan kedua pada variabel tenaga kerja di semua tahap. Menurut R1, R2, R3 dan R5, pada umumnya keterampilan
yang dimiliki tenaga kerja di Kabupaten Gunungkidul kurang memenuhi syarat, terutama keterampilan untuk pekerjaan tertentu. Hal tersebut terkait dengan
tingkat pendidikan masyarakat. Akan tetapi, tenaga kerja yang tingkat pendidikannya rendah bisa meningkatkan produktivitasnya melalui peningkatan
keterampilan dan pelatihan. Pergeseran jawaban responden terjadi pada R10, yang mengubah
komponen keterampilan di peringkat ketiga pada tahap I menjadi peringkat kedua pada tahap II dan tidak berubah lagi hingga akhir tahap. Alasan dari pergeseran
tersebut adalah komponen keterampilan adalah pelengkap dari pendidikan yang harus dimiliki tenaga kerja yang berkualitas. Pergeseran jawaban responden dapat
dilihat pada Gambar 4.14 berikut:
1 2
3 4
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12
Responden P
e ri
ngk a
t
Tahap I Tahap II
Tahap III
Sumber: Hasil Analisis, 2008
GAMBAR 4.14 PERGESERAN JAWABAN RESPONDEN
TERHADAP KOMPONEN KETERAMPILAN
4.2.2.3 Lapangan Kerja