Analisa Data ANALISA PROSES

Set Point + Input output Gambar 4.4 Blok Diagram Rangkaian Proses Mesin Filler

4.2 Analisa Data

Seluruh angkaian proses pada mesin filler ini dihubungkan dengan mesin filler yang semuanya sudah terprogram dan terkendali. Adapun PLC yang digunakan pada msin filler adalah sebagai berikut : Kontroller PLC TIPE SIEMENS S7-200 Mesin Filler Transmitter Model : S7 - 200 100 – 240 VAC 50 60 Hz 35 VA Max 2.5 A 240 VAC Resistif Load Input Output : 24 16 Serial No. 226 Universitas Sumatera Utara Spesifikasi tersebut menunjukkan bahwa PLC yang digunakan dapat beroperasi pada suplai tegangan 100 – 240 VAC dengan frekuensi 5060 Hz, dan memiliki arus kerja sebesar 2.5 A untuk beban resistif. Selain itu, PLC ini memiliki jumlah terminal input 24 buah dan terminal output sebanyak 16 buah, sedangkan tegangan kerja internalnya sebesar 24 VDC. Sehingga semua input yang digunakan bekerja pada tegangan 24 VDC dan semua terminal output memiliki tegangan 100 – 240 V AC. Pada dasarnya setiap vendor PLC memiliki software pendukungnya masing, seperti : PLC OMRON yang menggunakan program CX, PLC MITSUBISHI yang menggunakan program MELSOFT seri GX Developer, PLC LG yang menggunakan program KGL_Win, dan SIEMENS sendiri yang menggunakan S-7 Mikro win . Program pendukung software support ini bertujuan agar setiap pengguna personal komputer yang bermaksud untuk menggunakan PLC sebagai alat kontrol dapat berkomunikasi dengan PLC itu sendiri. Walaupun setiap merk PLC menggunakan software yang berbeda-beda, namun pada dasarnya sistem operasionalnya sama saja. Siemens S-7 Mikro win memiliki 8 delapan simbol dasar yang digunakan pada pemogramannya. Setiap simbol memiliki keunikan tersendiri. Kedelapan simbol tersebut antara lain :  I : digunakan sebagai simbol input PLC  Q : digunakan sebagai simbol output PLC  T : digunakan sebagai simbol timer pada PLC  C : digunakan sebagai simbol counter pencacah pada PLC  M : digunakan sebagai simbol memori internal  SM : digunakan sebagai simbol memori spesial internal Universitas Sumatera Utara  V : digunakan sebagai simbol memori variabel internal  HC : digunakan sebagai simbol high speed counter Semua simbol di atas juga dikenal dengan Bit. Ini berarti bahwa semua peralatan yang diwakili oleh simbol – simbol tersebut akan bekerja hanya pada dua keadaan yaitu : ON atau OFF, logika 1 atau logika 0. Bagian ini akan membahas secara singkat cara menggunakan software Siemens S7 Mikro Win. Berikut akan kita bahas tentang operansional Mikro Win sebagai suppot software PLC Siemens tipe S7. yang akan kita bahas adalah bagaimana cara berkomunikasi dengan PLC, cara pembuatan ladder diagram dan cara transfer program. Berbeda dengan support software program sebelumnya, pada Mikro win S7 hanya bisa support dengan PLC siemens tipe S7 dan tidak bisa di gunakan untuk PLC Siemens dengan tipe lain. Gambar 4.5 adalah menu tampilan awal untuk Software Mikro Win S7 pada saat kita membuka software tersebut, cara operasionalnya adalah : 1. Proses penginstalasian software Siemens S7 Mikro Win dimulai dengan menginstal melalui ikon setup.exe pada master softcopy. Gambar menu tampilan proses penginstalan software S7 Mikro win dapat dilihat pada dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 Menu tampilan proses penginstalan software S7 Mikro Win 2. Pada software ini kita tidak perlu memilih tipe PLC yang akan digunakan karena tipe PLC-nya sudah ditentukan, yakni tipe S7 Mikro Win. 3. untuk membuat ladder diagram, kita pilih pada toolbar yang terlihat pada Gambar dibawah ini. 4. kita akan membuat ladder diagram seperti pada rangkain berikut ini. Universitas Sumatera Utara 5. untuk proses pembuatan ledder diagram tersebut, pertama sekali klik tanda Pada toolbar yang adalah simbol untuk membuat alamat kontak. NO normaly open. Selanjutnya akan tampil menu seperti yang terlihat pada gambar 4.3. A. Gambar 4.6 Menu tampilan awal pada Siemens S7 Mikro Win Universitas Sumatera Utara Gambar 4.7 Menu tampilan untuk membuat input 6. Kemudian isikan alamat kontak yang akan digunakan pada kolom ???. Sebagai contoh pada poin 4, alamat kontak input adalah I1.0, kemudian tekan Enter. 7. kemudian klik pada toolbar yang merupakan simbol untuk membuat alamat output. Akan tampil menu seperti gambar 4.3.B. Universitas Sumatera Utara 1 2 Gambar 4.8 Menu tampilan untuk membuat output 8. Kemudian isikan alamat output yang akan digunakan, pada kolom ??? Sebagai contoh pada point 4, alamat output yang digunakan Q.1.0, kemudian tekan Enter. 9. setelah selesai membuat ladder diagram, kita tidak perlu memberi instruksi END pada program, karena secara otomatis akan tersimpan dalam program. 10. sebelum di-download, program harus di-compile terlebih dahulu dengan cara klik pada toolbar atau klik menu PLC, maka akan tampil menu compile program. 11. tujuan compile program adalah untuk mendeteksi apakah ladder digram yang dibuat sudah benar atau belum. Juga untuk mengetahui apakah jika terjadi error pada ledder diagram. Universitas Sumatera Utara 12. bila tidak terdapat error, program siap untuk di transfer ke PLC 13. klik pada toolbar untuk mendownload program dari komputer ke PLC 14. klik pada toolbar untuk upload program dari PLC ke komputer. 15. setelah selesai proses dowlnoad program, maka program sudah tersimpan pada CPU PLC. Untuk menjalankan PLC, klik pada toolbar sebagai perintah RUN, dan PLC akan beroperasi normal. Gambar 4.9 Menu tampilan program compile Universitas Sumatera Utara Melalui menu file Klik langsung Gambar 4.10 Menu tampilan untuk upload program dari PLC ke komputer Melalu menu file Klik langsung Gambar 4.11 Menu tampilan untuk download program dari komputer ke PLC Universitas Sumatera Utara Gambar 4.12 Menu Tampilan Untuk Menjalankan PLC Universitas Sumatera Utara

BAB V PENUTUP