Jenis Kelamin Faktor Karakteristik yang Mempengaruhi Peranserta Masyarakat

Sistem hak milik hutan Indonesia sekarang ini bertentangan dengan kesehatan hutan, serta dengan masa depan bagi pengelolaan kawasan hutan secara berkelanjutan. Dengan mengalahkan hak-hak tradisional, sistem hak-hak serta pengaturan peluang masuk yang didukung secara nasional dan relatif baru ini, telah mengurangi rangsangan masyarakat setempat untuk mengelola kawasan hutan dalam jangka panjang. Hal ini menimbulkan konflik sosial di banyak wilayah. Pada waktu yang sama, besarnya skala dan dalam hal-hal tertentu, terpencilnya wilayah di bawah konsesi kayu telah menyebabkan pemerintah kewalahan mengumpulkan data seperti batas-batas wilayah yang dapat dipercaya httpwww.inoscent.org . 2.3.5. Umur Karakteristik umur mempengaruhi produktivitas kerja seseorang dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Pembagian angkatan kerja di sini berdasarkan usianya, di mana umur 15 – 57 tahun termasuk angkatan kerja produktif dan umur 58 tahun ke atas adalah angkatan kerja tidak produktif httpwww.damarnet.org. Slamet 1995 dalam Amba 1998 menjelaskan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan dan timbulnya kemauan seseorang untuk berpartisipasi dan berperanserta dalam suatu kegiatan adalah: faktor umur, tingkat pendidikan, pengalaman, dan manfaat dari kegiatan tersebut.

2.3.6. Jenis Kelamin

Pengetahuan pria dan wanita menunjukkan keefektifan kegiatan penyebaran informasi tentang peranserta masyarakat yang telah dilakukan. Hasil penelitian Sukmara 2002, menyimpulkan tidak terdapat perbedaan antara pengetahuan pria p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara dengan wanita, hal ini didukung fakta yang menunjukkan 46 persen partisipan dari kegiatan proyek yang formal pertemuan-pertemuan, presentasi, dan pendidikan lingkungan hidup tercatat sebagai wanita. Tingkat peranserta wanita yang lebih rendah dari pria dalam kegiatan-kegiatan peranserta menunjukkan adanya perbedaan antara pekerjaan pria dan wanita di masyarakat. Selanjutnya Sukmara 2002 menyatakan bahwa kegiatan-kegiatan peranserta seperti pertemuan-pertemuan, pembangunan pusat informasi, pencegahan banjir, pembuatan daerah perlindungan laut, pemantauan terumbu karang, dan lain-lain lebih banyak diikuti kaum pria dibandingkan dengan wanita. Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara pria dan wanita mengenai partisipasi dalam penyusunan rencana pengelolaan desa dan pengetahuan apakah rencana pengelolaan tersebut sudah disetujui atau belum. Sedikitnya perbedaan antara pria dan wanita ini mungkin berhubungan dengan kenyataan bahwa penyuluh lapangan adalah wanita sehingga memungkinkan terjadinya interaksi dan diskusi informal dalam jumlah yang lebih besar dengan anggota masyarakat wanita. Sebagai tambahan, sepertinya penyebaran informasi dalam rumah tangga dan masyarakat adalah melalui pembicaraan dan diskusi informal. Dalam hal pengetahuan tujuan dan isi peraturan daerah perlindungan laut, terdapat perbedaan yang nyata antara tanggapan pria dan wanita. Karena daerah perlindungan laut belum ditetapkan pada saat survei, informasi tentang hal tersebut mungkin belum tersebar secara penuh dan tidak cukup waktu untuk penyebaran informasi kepada wanita yang tidak berpartisipasi secara formal dalam kegiatan perencanaan daerah perlindungan laut. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara Sebagai tambahan, para nelayan lebih tertarik pada daerah perlindungan laut, dan mereka hampir selalu pria.

2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peranserta

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Hutan Oleh Masyarakat Kabupaten Samosir

6 90 113

Identifikasi Dan Inventarisasi Pengelolaan Hutan Rakyat Di Kecamatan Biru-Biru

12 89 67

Analisis pengelolaan hutan mangrove wilayah pantai berkelanjutan dan dampaknya kepada kesejahteraan masyarakat di kabupaten Kutai propinsi Kalimantan Timur

0 8 258

Pengembangan Model Redistribusi Laban Hutan Dalam Perspektif Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Dan Pengelolaan Hutan Secara Berkelanjutan. (Studi Kasus Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah).

0 8 278

Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Mangrove (Studi Kasus di Kelurahan Benteng Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo dan Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjal Timur Kabupaten Sinjai)

0 9 110

Analisis konflik sumberdaya hutan untuk pemberdayaan masyarakat kearah pengelolaan hutan secara berkelanjutan

0 39 428

Valuasi ekonomi pengusahaan hutan tanaman industri dengan pengelolaan hutan berbasis masyarakat dalam perspektif pembangunan berkelanjutan

6 145 298

Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Mangrove (Studi Kasus di Kelurahan Benteng Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo dan Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjal Timur Kabupaten Sinjai)

1 4 100

Analisis pengelolaan hutan mangrove wilayah pantai berkelanjutan dan dampaknya kepada kesejahteraan masyarakat di kabupaten Kutai propinsi Kalimantan Timur

0 3 248

PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DALAM RANGKA PENGELOLAAN HUTAN BERKELANJUTAN (Studi Kasus Desa Jegong, Kabupaten Blora) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 214