Sosial Ekonomi Budaya Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peranserta

Sebagai tambahan, para nelayan lebih tertarik pada daerah perlindungan laut, dan mereka hampir selalu pria.

2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peranserta

2.4.1. Sosial Ekonomi

Hubeis 1990, menyebutkan bahwa bentuk peranserta masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh latar belakang mereka, mencakup karakteristik sosial dan ekonomi. Pengertian Sosial Forestry menurut Peraturan Menteri Kehutanan No. PP.01Menhut-112004 adalah Sistem pengelolaan sumberdaya hutan pada kawasan hutan negara dan atau hutan hak, yang memberi kesempatan kepada masyarakat setempat sebagai pelaku dan atau mitra utama dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya dan mewujudkan kelestarian hutan. Banyak hutan sekunder dimanfaatkan secara intensif serta sedikit banyaknya sistematis dan permanen. Hal ini terjadi terutama didekat pemukiman penduduk, di mana hasil-hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan sebagian kecil untuk dijual. Sebagian besar dari hutan-hutan sekunder berada di dalam siklus pemanfaatan yang kontinyu, di mana hutan-hutan tersebut dibuka ditebang untuk tujuan pertanian dan kemudian diikuti dengan regenerasi hutan untuk mengembalikan produktivitasnya sistem perladangan berpindah. Akibat tekanan pemanfaatan yang sangat tinggi, seringkali timbul bahaya pemanfaatan yang berlebihan. Bentuk pemanfaatan yang dilakukan saat ini meliputi pengambilan kayu kayu pertukangan dan kayu bakar dan hasil hutan non-kayu, pem’bera’an hutan p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara untuk tujuan regenerasi serta peternakanpenggembalaan. Hutan-hutan sekunder mempunyai arti ekonomi terpenting sebagai sumber pasokan kayu bakar dan sebagai areal cadangan dalam sistem perladangan berpindah Emrich, et al, 2000.

2.4.2. Budaya

Keberadaan keanekaragaman hayati dan budaya ini bertumpu pada keberadaan masyarakat adat yang hidup dan tersebar di seluruh pelosok nusantara. diperkirakan bahwa dari sekitar 210 juta penduduk Indonesia, antara 50 sampai 70 juta diantaranya adalah masyarakat adat, yaitu penduduk yang hidup dalam satuan- satuan komunitas berdasarkan asal-usul leluhur secara turun-temurun di atas suatu wilayah adat, yang memiliki kedaulatan atas tanah dan kekayaan alam, kehidupan sosial budaya yang diatur oleh hukum adat, dan lembaga adat yang mengelola keberlangsungan kehidupan masyarakatnya KMAN dalam Nababan, 2002. Walaupun mengalami tekanan berat, banyak studi yang telah membuktikan bahwa sebagian besar masyarakat adat di Indonesia masih memiliki kearifan adat dalam pengelolaan sumberdaya alam. Sistem-sistem lokal ini berbeda satu sama lain yang berkembang dan berubah secara evolusioner sesuai kondisi sosial budaya dan tipe ekosistem setempat. Di banyak wilayah adat di pelosok nusantara masih ditemukan kawasan-kawasan hutan adat yang masih alami, bebas dari kegiatan penebangan kayu besar-besaran dan juga bertahan dari berbagai jenis eksploitasi sumberdaya alam lainnya, hanya dengan mengandalkan pengelolaan yang diatur dengan hukum adat Nababan, 2002. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara Dibandingkan dengan pihak-pihak berkepentingan lain, masyarakat adat mempunyai motif yang paling kuat untuk melindungi hutan adatnya. Bagi masyarakat adat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan, menjaga hutan dari kerusakan merupakan bagian paling penting mempertahankan keberlanjutan kelangsungan kehidupan mereka sebagai komunitas adat. Motivasi ini didasari pada 2 dua hal. Pertama adalah keyakinan atas hak-hak asal usul yang diwarisi dari leluhur. Masyarakat adat berbeda dari kelompok masyarakat yang lain, bukan semata-mata karena mereka rentan terhadap intervensihegemoni luar, tetapi karena mereka memiliki hak asal usul atau hak tradisional. Mempertahankan hutan adat bukan sekedar tindakan konservasi tetapi merupakan tindakan mempertahankan hak adat, hak asal usul dan hak tradisional mereka Nababan, 2002. Kedua, di samping untuk mempertahankan hak, masyarakat adat juga menyadari posisinya sebagai penerima insentif yang paling besar jika hutan adatnya utuh dan terpelihara dengan baik. Sebagai penduduk yang sebagian besar kehidupannya tergantung dengan hutan adat, hutan adat yang lestari akan menjamin ketersediaan pangan, ramuan obat-obatan, air bersih, bahan bangunan dan kebutuhan primer lain bagi masyarakat adat. Bagi masyarakat adat yang kehidupannya sudah terintegrasi dengan ekonomi uang, hutan adat merupakan sumber berbagai jenis hasil hutan, baik berupa kayu maupun non kayu, yang bernilai jual tinggi untuk mendapatkan uang membiayai kebutuhan-kebutuhannya seperti menyekolahkan anak-anaknya, membayar pajak, membeli alat transportasi yang lebih cepat, membeli televisi, dan kebutuhan lain yang tidak bisa diproduksi sendiri. Di banyak komunitas p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara masyarakat adat, hutan adat juga sangat penting dalam kehidupan budaya dan religi asli. Sebaliknya jika terjadi pengrusakan terhadap hutan adat, baik oleh mereka sendiri maupun oleh pihak-pihak luar, maka masyarakat adat akan menjadi korban yang paling menderita Nababan, 2002. Hubeis 1990, menambahkan bahwa bentuk peranserta masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan budaya di mana mereka bertempat tinggal. Kearifan lokal merupakan salah satu manifestasi kebudayaan sebagai sistem yang cenderung memegang erat tradisi sebagai sarana untuk memecahkan persoalan yang kerap dihadapi oleh masyarakat lokal.

2.4.3. Penegakan Hukum

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Hutan Oleh Masyarakat Kabupaten Samosir

6 90 113

Identifikasi Dan Inventarisasi Pengelolaan Hutan Rakyat Di Kecamatan Biru-Biru

12 89 67

Analisis pengelolaan hutan mangrove wilayah pantai berkelanjutan dan dampaknya kepada kesejahteraan masyarakat di kabupaten Kutai propinsi Kalimantan Timur

0 8 258

Pengembangan Model Redistribusi Laban Hutan Dalam Perspektif Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Dan Pengelolaan Hutan Secara Berkelanjutan. (Studi Kasus Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah).

0 8 278

Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Mangrove (Studi Kasus di Kelurahan Benteng Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo dan Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjal Timur Kabupaten Sinjai)

0 9 110

Analisis konflik sumberdaya hutan untuk pemberdayaan masyarakat kearah pengelolaan hutan secara berkelanjutan

0 39 428

Valuasi ekonomi pengusahaan hutan tanaman industri dengan pengelolaan hutan berbasis masyarakat dalam perspektif pembangunan berkelanjutan

6 145 298

Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Mangrove (Studi Kasus di Kelurahan Benteng Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo dan Kelurahan Samataring Kecamatan Sinjal Timur Kabupaten Sinjai)

1 4 100

Analisis pengelolaan hutan mangrove wilayah pantai berkelanjutan dan dampaknya kepada kesejahteraan masyarakat di kabupaten Kutai propinsi Kalimantan Timur

0 3 248

PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DALAM RANGKA PENGELOLAAN HUTAN BERKELANJUTAN (Studi Kasus Desa Jegong, Kabupaten Blora) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 214