Evaluasi Akhir dan Perhitungan Rugi-Laba

Untuk obat-obatan golongan narkotik, laporan dilakukan sekali sebulan selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulannya, sedangkan untuk psikotropik pelaporan dilakukan dua kali setahun dan laporan ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek APA.

3.3.7 Pengawasan Keuangan

Pengawasan keuangan dilakukan oleh APAPSA setiap harinya terhadap karyawan apotek yang dipantau dari cash register. Setiap pemasukkan tertulis dengan kode masing-masing, kemudian dimasukkan kedalam buku kas harian. Angka penjualan dan pembelian yang berbeda terlalu jauh dapat mengindikasikan terjadinya sesuatu hal yang kurang baik, misalnya pembelian barang yang terlalu banyak tetapi penjualan sedikit sehingga terjadi penumpukan barang. Untuk itu APAPSA harus segera mengambil langkah perbaikan.

3.3.8 Evaluasi Akhir dan Perhitungan Rugi-Laba

Dari buku kas harian, saldo yang diperoleh selama 1 bulan dikurangi dengan biaya-biaya. Maka akan diperoleh laba atau rugi setiap bulannya. Pada akhir tahun laba atau rugi setiap bulannya tersebut diakumulasikan sehingga akan diperoleh laba atau rugi selama 1 tahun. Selanjutnya dihitung selisih antara stok barang sekarang dengan stok tahun lalu. Hasilnya ditambahkan dengan laba atau rugi yang diperoleh selama 1 tahun tersebut. Maka diperoleh laba bersih pada tahun tersebut.

BAB IV PEMBAHASAN

Apoteker berperan sebagai pemimpin apotek yang harus menerapkan manajemen dalam mengelola apotek agar kegiatan yang dilaksanakan berjalan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, keberadaan seorang apoteker dengan segala kemampuan yang dimilikinya merupakan kunci utama keberhasilan suatu apotek. Pemberian informasi obat dan pelayanan pada pasien merupakan salah satu tugas seorang apoteker di apotek. Hal ini berguna agar pasien tidak salah menggunakan obat dan pasien merasakan pelayanan yang memuaskan sehingga pasien tersebut akan kembali lagi ke apotek yang sama. Keberadaan apoteker di dalam apotek sangatlah penting, karena apotekerlah yang paling mengetahui segala sesuatu tentang obat. Jadi jika apoteker selalu berada di apotek, pasien akan lebih mudah menanyakan segala sesuatu mengenai obat yang berhubungan dengan penyakitnya. Bisa dikatakan bahwa keberhasilan dari suatu apotek sangatlah bergantung kepada keberadaan seorang apoteker dan bagaimana apoteker tersebut menggunakan kemampuan yang telah dipelajari dan dimilikinya di apotek. Hasil pengamatan yang dilakukan di apotek Mitha Farma, apotekernya setiap hari berada di apotek dan apotekernya selalu memberikan informasi obat kepada pasien. Chairunnisya Arief : Laporan Praktek Kerja Profesi APotek Swasta di Apotek Mitha Farma Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 Melihat peran apoteker di apotek Mitha Farma yang dilaksanakan dengan baik, masyarakat ataupun pemilik sarana apotek yang bukan apoteker tidak akan menganggap bahwa apoteker hanyalah suatu simbol saja di dalam apotek, melainkan bahwa apoteker mempunyai peran yang sangat penting selain dalam pelayanan kesehatan juga dalam hal memajukan apotek. Oleh karena itu, dapat membangkitkan semangat dan kesadaran kalangan apoteker akan pentingnya keberadaannya di dalam apotek sebagai penanggung jawab, dan senantiasa membenahi diri agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, guna mengangkat derajat profesi apoteker menjadi suatu profesi yang profesional dan diakui oleh masyarakat luas. Pelayanan di apotek Mitha Farma sudah baik, yaitu penyiapan resep yang cepat dan tepat, pegawai apotek yang cukup ramah, keadaan apotek yang nyaman dan bersih dengan susunan obat yang rapi dan teratur serta kelengkapan obat yang cukup memadai. Untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik, apotek Mitha Farma melakukan kerja sama dengan apotek lainnya dalam hal mengupayakan obat-obat yang tidak ada diapotek.