Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009
Sekretariat Daerah :
1. Asisten Tata Praja dan Kesejahteraan Sosial 2. Asisten Administrasi Ekonomi dan Pembangunan
3. Bagian Hukum 4. Bagian Pemerintahan
5. Bagian Sosial 6. Bagian Humas
7. Bagian Keuangan 8. Bagian Kepegawaian
9. Bagian Organisasi 10. Bagian Ekonomi Pembangunan
11. Bagian Umum dan Perlengkapan
3.3 Sistem adat dan Kebudayaan
Kebudayaan Nias seperti kita kenal pada masa ini, rupanya belum begitu tua, sekitar 500 tahun. Dinilai baru, bukan dalam arti baru diciptakan,
melainkan dalam arti baru diterima di pulau Nias sebagai pemasukan dan kemudian merupakan faktor terpenting dalam proses kemajuan. Besar kemungkinan
pemasukan budaya yang baru itu, yang kemudian dijadikan kebudayaan Nias, berasal dari Cina. Budaya Cina itu mulai memasuki pulau Nias sejak limaratusan
tahun yang lalu oleh imigrasi sekelompok orang keturunan Cina di wilayah kecamatan Lahusa dan kecamatan Gomo, Nias Tengah.
Kelompok pendatang yang baru itu memiliki pengetahuan dan ketrampilan di berbagai bidang, maka kedatangan mereka membawa perubahan
dan kemajuan bagi masyarakat Nias. Lama-kelamaan budaya mereka menjadi dominan di pulau Nias. Secara singkat saya menyebut beberapa bidang
kemajuan,misalnya: arsitektur, pertukangan, pertanian, peternakan dan tenunan. Juga kemajuan dalam hal kultur megalitik, patung, silsilah dan kasta.
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009
Berhadapan dengan pantai timur Nias di kecamatan Lahusa, 110 km lurus ke sebelah timur, terletak pelabuhan dan kota Cina Singkuang di pantai barat
Sumatra. Lima ratusan tahun yang lalu, di Singkuang sudah terdapat sebuah galangan kapal. Orang yang mahir dalam pertukangan kapal juga mampu
membangun rumah adat sebagaimana kita kagumi di Nias. Secara hipotetis kita simpulkan: Pada suatu ketika sekelompok kecil,
pendatang dari Cina atau dari Singkuang, mendarat di pantai timur Nias, kini termasuk kecamatan Lahusa dan Bawölato. Mereka ini merupakan golongan
minoritas di antara penghuni Nias yang sudah lama telah kian ada, sehingga bahasa Cina tidak dapat dipertahankan dan makin hilang. Tinggal beberapa kata
atau nama saja yang mungkin masih merupakan warisan dari bahasa Cina dulu, seperti nama-nama leluhur Hia dan Ho atau nama sungai Ho dan sungai Gomo.
Barangkali nama leluhur Sihai berasal juga dari istilah Gehai yang sampai sekarang dipakai di Nias untuk orang Cina.
Seandainya hipotesa ini benar, bahwa ada keturunan atau pengaruh Cina di Nias, maka perkembangan di Nias dapat dilihat sama seperti perkembangan di
seluruh Indocina, yang kini meliputi keempat negara: Vietnam dengan Teluk Tonkin, Laos, Thailand dan Kamboja. Diketahui bahwa kebudayaan suku-suku asli
di Indocina pada suatu ketika mulai dipengaruhi oleh kebudayaan kedua bangsa besar dari luar yaitu India dan Cina, sampai kebudayaan setempat makin tersingkir
dan kebudayaan Cina menjadi dominan di sebelah utara di wilayah Tonkin, dan kebudayaan India menjadi dominan di sebelah selatan Indocina. Karena itu, pilihan
nama Indocina sangatlah tepat, artinya wilayah yang dipengaruhi oleh India dan Cina.
Nias memiliki berbagai macam kebudayaan yang unik dan tidak terdapat di derah lain seperti kebudayaan megalith yang masih kental dan masih
terjaga serta masih dapat kita lihat sampai sekarang. Dalam mendirikan batu megalith diadakan sebuah pesta besar yang sering disebut “owasa” yaitu dengan
menyembelih sampai seratus ekor babi. Pelaksanaan owasa ini dilakukan untuk membuktikan status seseorang didalam masyarakat
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009
Nias memiliki huku m tradisional yang terdiri dari lima pilar yaitu : 1. Hukuman : Bagaimana menghukum seorang pembunuh, pezinah, dan pencuri.
Seorang yang telah melakukan perzinahan akan dihukum mati, tapi dapat ditebus dengan membayar denda seratus ekor babi atau
seratus unit emas batangan 2. Jujuran
: Pembayarannya dilakukan oleh pihak laki-laki dengan membiayai seluruh acara pesta pernikahan hingga usai
3. Afore : Sistem pengukuran babi
4. Kutak : Sistem pengukuran beras
5. Nilai Emas
Adapun jenis tari-tarian yang ada di nias adalah sebagai berikut : 1.
Tari Maluaya 6. Tari Mondrau Lume-lume
2. Tari Baluse
7. Tari Manaho 3.
Tarena 8. Tari Tuwa
4. Tari Fogaile
9. Tari Yaahowu 5.
Tari Faore 10. Tari Moyo
Berikut ini beberapa jenis upacara adat yang sering diaakan oleh orang Nias Sendiri :
1. Famataro Mbanua
2. Fangotome’o
3. fatabo
4. famadaya hasi zimate
5. fanano bunga
6. fadabu
Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009
selain jenis tari dan upacara adat Nias juga mempunyai alat musik tradisional yaitu :
Doli-doli atau sejenis gamelan
Garamba atau berupa gendang besar yang sangat berperan penting
dalam setiap pesta adat di nias
Faritia atau gong dalam ukuran kecil
Fondrahi atau gendang yang berukuran kecil yang salah satu ujungnya terbuka
Gondra atau gong dalam ukuran besar
3.4 Kependudukan