Sistematika Penulisan Kondisi Umum Pulau Nias

Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan laporan Penelitian ini adalah : BAB I : PENDAHULUAN Yaitu latar belakang, pembatasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan BAB II : URAIAN TEOROTIS TENTANG KEPARIWISATAAN Dalam bab ini penulis menguraikan beberapa hal mengenai pengertian Pariwisata, Kepariwisataan, objek wisata, dan daya tarik wisata, motivasi perjalanan wisata, dan bentuk-bentuk pariwisata, pengertian industri pariwisata dan produk pariwisata, pengertian kebudayaan, dan hubungan antara kebudayaan dengan pariwisata BAB III : GAMBARAN UMUM KABUPATEN NIAS Dalam bab ini penulis menguraikan kondisi umum pulau Nias, administrasi dan pemerintahan, kependudukan dan sistem adat dan budaya BAB IV : POTENSI RUMAH ADAT NIAS UTARA SEBAGAI OBJEK WISATA BUDAYA DI KABUPATEN NIAS Dalam bab ini penulis menguraikan gambaran umum Rumah Adat Nias Utara, proses pendiriannya, ruang-ruang dalam rumah adat, beserta ukiran-ukirannya dan uraian tentang potensi Rumah Adat Nias Utara itu sendiri dalam pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Nias BAB V : PENUTUP Dalam bab ini penulis menguraikan kesimpulan dan saran dari kertas karya ini DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009 BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN KEBUDAYAAN

2.1 Pengertian Pariwisata, Kepariwisaataan, Wisatawan, dan Daya Tarik Wisata

2.1.1 Pengertian Pariwisata

Prof. Hunziger dan Krapf dari Swiss dalam bukunya Grundriss Der Algemeinen Fremdenverkehrslehre mendefenisikan Pariwisata sebagai, keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing di suatu tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak tinggal disitu untuk melakukan suatu pekerjaan yang penting a….Major Activity yang memberi keuntungan yang bersifat permanen maupun sementara. Menurut A.J Burkart dan S.Medlik Pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ketujuan-tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hidup bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka selama berada di daerah tujuan tersebut E.Guyer Freuler Soekadijo, 1997 , merumuskan pengertian pariwisata dengan memberi batasan sebagai berikut : Pariwisata dalam pengertian modern adalah merupakan penomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesahatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil dari pada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan dari pada alat-alat pengangkutan. Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009 Menurut Richard Sihite menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamsyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Menurut Salah Wahab mengemukakan definisi pariwisata yaitu pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi. Menurut Undang-undang No 9 tahun 1990 Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut Robert Mc. Intosh bersama Shashi Kant Cupta, memberikan batasan bahwa pariwisata adalah “gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan serta penunjang lainnya”. Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009

2.1.2 kepariwisataan

Pengertian Kepariwisataan menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 pada bab I pasal 1, bahwa Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Artinya semua kegiatan dan urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan, pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta dan masyarakat disebut Kepariwisataan. Lebih jauh Nyoman S. Pendit menjelaskan tentang kepariwisataan sebagai berkut : Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan langsung terhadap kemajuan kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan pelabuhan laut atau udara, jalan-jalan raya, pengangkutan setempat,program program kebersihan atau kesehatan, pilot proyek sasana budaya dan kelestarian lingkungan dan sebagainya. Yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi masyarakat dalam lingkungan daerah wilayah yang bersangkutan maupun bagi wisatawan pengunjung dari luar. Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan dan sumbangan terhadap pelaksanaan pembangunan proyek-proyek berbagai sektor bagi negara-negara yang telah berkembang atau maju ekonominya, dimana pada gilirannya industri pariwisata merupakan suatu kenyataan ditengah-tengah industri lainnya. Menurut Prof. Partier Yoeti,1982 , Kepariwisataan adalah : tidak lebih dari suatu industri balaka. Ia merupakan suatu gejala atau fenomena ekonomi, sosiologi dan psikologiyang satu sama lainnya saling berkaitan dan banyak sangkut pautnya dalam hidupdan kehidupn masyarakat, baik secara regional, nasional, maupun internasional Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009 Kepariwisataan menurut Tap MPRS tahun 1960 I Nyoman, 1999 adalah “suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberikan hiburan rohani dan jasmani, setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain wisatawan nusantara atau negara- negara lain wisatawan mancanegara”. Dalam arti yang luas, pariwtsata dapat di definisikan sebagai perjalanan darat satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan, maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial budaya, alam, dan ilmu Yoeti, 1982 . Batasan yang lebih bersifat teknis dikemukakan oleh Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapf Yoeti,1996 dua guru besar Swiss, yang merupakan bapaknya ilmu pariwisata yang terkenal. dimana batasan yang diberikannnya berbunyi sebagai berikut : Kepariwisataan adalah keseluruhan daripada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendalaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendalaman itu tidak tinggal menetap dan tldak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara itu”. Kepariwisataan adalah pengertian daripada perjalanan untuk maksud- maksud liburan, kesenangan ,urusan dagang atau dinas atau alasan-alasan lainnya.Dalam banyak hal, karena alasan urusan-urusan atau peristiwa-peristiwa penting dan kepergian seseorang dari tempat tinggalnya yang tetap hanyalah untuk sementara waktu saja perjalanan dinas dikecualikan dari perjalanan yang teratur ke tempat pekerjaan sehari-hari. Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009 Undang-undang Republik Indonesia No. 91990www.google.com berisi beberapa pengertian tentang kepariwisataan, yaitu :  Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati suatu tujuan tersebut.  Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.  Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.  Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Seorang ahli ekonomi bangsa Austria, Herman V. Schulalard, Soekadijo;1997 dalam tahun 1910 telah memberikan batasan pariwisata sebagai berikut : Kepariwisataan adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendalaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau negara.

2.1.3 Wisatawan

Menurut the Comitee of Statisticsl Expert of the Language of Nation pada tahun 1937 menyatakan bahwa Wisatawan adalah adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara selain negara dimana Dia biasa tinggal, dan dengan periode setidak-tidaknya 24 jam. Adapun yang biasa disebut sebagai wisatawan adalah : Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009 1. Orang-orang yang berpergian dengan tujuan untuk bersenang-senang, alasan keluarga, untuk tujuan kesehatan dll 2. orang-orang yang berpergian dengan tujuan untuk melakukan pertemuan atau mewakili kedudukan sebagai diplomat,misi keagamaan, orang-orang yang berpergian dengan tujuan untuk berdagang 3. Orang-orang yang singgah dalam pelayaran laut sekalipun mereka tidak tinggal 24 jam Berikut ini yang tidak bisa disebut sebagai wisatawan adalah : 2. Orang-orang yang datang baik atas dasar kontrak, maupun tidak untuk mencari pekerjaan atau yang bekerja pada suatu aktifitas usaha di negara tersebut 3. Orang-orang lain yang datang untruk menetap menjadi penduduk di negara tersebut 4. Pelajar dan orang-orang muda yang menginap disuatu pemondokan asrama Uraian diatas dapat didefenisikan dalam dua aspek antara lain : 1. Pelancong Exercursionist adalah orang yang tinggal kurang dari 24 jam di negara yang dikunjungi 2. Wisatawan tourist adalah pengunjung yang tinggal lebih dari 24 jam di daerah tujuan wisata dan tujuan perjalanannya itu dikalsifikasikan sebagai berikut : a. Menggunakan waktu luang untuk berekreasi, hiburan, kesehatan, studi, olahraga dan keagamaan b. Dagang, keluarga, misi dan pertemuan Michel Peters 1969 h.14-15 Menurut undang-undang No 9 tahun 1969 yang berasal dari instruksi presiden disebutkan bahwa wisatawan adalah : setiap orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dari kunjungan tersebut Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009 Seorang ahli ekonomi Inggris, norval Toety herarti;1998 juga memberikan defenisi tentang arti dari wisatawan ini yakni setiap orang yang datang dari suatu negara asing yang alasannya bukan untuk bekerja atau menetap atau bekerja di negara tersebut secara teratur dan di negara dia tinggal sementara untuk membelanjakan uang yang di dapatnya dari tempat lain Menurut Undang-undang no 9 tahun 1990 wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata

2.1.4 Objek dan Daya Tarik Wisata

Objek wisata atau dengan istilah Tourist Attraction” yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu.Arwina;www.google.com Hal-hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu tempat daerah tujuan wisata, diantaranya ialah : 1. Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, yang dalam istilah Natural Amenities. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah : a. lklim, misalnya cuaca cerah banyak cahaya matahari, sejuk, panas, hujan, dan sebagainya. b. Fauna dan flora seperti tanaman-tanaman yang aneh uncommon vegetation, burung-burung, ikan, binatang buas wild life, taman nasional national park, daerah perburuan dan sebagainya. c. Pusat-pusat kesehatan health center, sumber air mineral natural spring of mineral water, sumber air panas hot spring. Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009 2. Hasil ciptaan manusia man-made suppty yaitu benda-benda yang bersejarah, kebudayaan dan keagamaan, misalnya : a. monumen bersejarah, dan sisa peradaban masa lampau b. museum, art gallery, perpustakaan, kesenian rakyat, handi craft. c. Acara tradisional, pameran, festival, upacara perkawinan dan lain-lain. d. Rumah-rumah beribadah, seperti mesjid, gereja, kuil atau candi maupun pura. 3. Tata Cara Hidup Masyarakat The way of life - Tata tara hidup tradisional dari suatu masyarakat merupakan salah satu sumber yang amat panting untuk ditawarkan kepada para masyarakat. Hal semacam ini sudah terbukti, betapa besar pengaruhnya dalam bidang ekonomi sehingga dapat dijadikan events yang dljual. Contoh yang terkenal diantarannya lalah : - pembakaran mayat ngaben di Bali - upacara pemakaman mayat di Tanah Toraja - upacara Batagak penghulu di Minangkabau I - upacara khitanan di daerah Parahyangan - upacara Sekaten di Yogyakarta - upacara Waysyak di Candi mendut dan Borobudur.. Menurut Prof. Mariotti Arwina;www.google.com ketiga hal tersebut diatas yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah. Suatu daerah tujuan wisawa mempunyai banyak hat yang dapat ditawarkan dalam pengembangan suatu daerah untuk menjadi suatu daerah tujuan wisata, agar ia dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan potensial, harus memenuhi tiga syarat, yaitu : Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009 1 Daerah itu harus mempunyai apa yang disebut dengan Something to see. Maksudnya, daerah tersebut harus mempunyai daya tarik khusus, disamping itu juga harus mempunyal atraksi wisata yang dapat dijadikan sebagai entertaiments bila orang datang ke sana. 2 Selanjutnya daerah tersebut harus mempunyai something to do. Selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus pula disediakan fasilitas rekreasi atau amusements yang dapat membuat mereka betah tinggal lebih lama. 3 Kemudian yang harus ada ialah something to buy. Di tempat tersebut harus tersedia fasilitas untuk berbelanja shopping,terutama barang-barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal masing- masing. Selain itu fasilitas lain yang harus tersedia adalah money changer, bank, kantor pos, telepon dan lain-lain. 2.2 Motifasi Perjalanan Wisata dan Bentuk Pariwisata 2.2.1 Motifasi Perjalanan Wisata Dari defenisi wisatawan yang telah dijelaskan oleh penulis diatas jelas bahwa maksud perjalanan itu bukan untuk urusan yang berhubungan dengan pekerjaan sehari-hari dan dilakukan untuk sementara waktu. Salah satu sifat alami manusia adalah melakukan pergerakan. Manusia itu sendiri tidak dapat berdiam hanya di suatu tempat saja tetapi slalu ingin mengetahui suatu yang baru dan tak pernah dilihatnya sebelumnya Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya keadaan sosial ekonomi yang didukung oleh kemajuan teknologi , mendorong manusia untuk selalu bergerak. Pergerakan ini timbul dari berbagai macam dorongan kebutuhan dan kepentingan yang sering dikenal dengan istilah motifasi yang dijabarkan sebagai berikut: Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009 Dorongan kebutuhan kepentingan keagamaan, pendidikan. 2. Dorongan keamanan 3. Dorongan kesehatan dan pemukiman 4. Dorongan kepentingan politik 5. Dorongan kepentingan ekonomiperdagangan 6 Dorongan kebutuhan minat kebudayaan, hubungan keluarga, olahraga dan rekreasi Yoeti;1982 Menurut H. Peter gray Nyoman;1999 faktor motifasi ini dibedakan menjadi faktor haus akan sinar matahari sunlust dimana menyebabkan manusia ingin meninggalkan sesuatu yang sudah biasa dilihat dan dirasakan untuk melihat sesuatu daerah dan kebudayaan yang baru. Faktor kedua adalah dianggap menimbulkan bentuk perjalanan khusus yang etrgantung pada adanya hal-hal yang menyenagkan amenities yang ebrbeda dan lebih baik untuk tujuan tertentu dibandingkan dengan yang ada ditempat sendiri Menurut M.Intosh Nyoman;1999 motif-motif wisata dapat diklasifikasikan menjadi : a. Motif Fisik, yaitu berhubungan dengan kebutuhan badaniah seperti olahraga, istirahat dan kesehatan b. Motif Budaya, yaitu motif ingin mempelajari atau sekedar mengenal kebudayaan bangsa lain c. Motif Interpersonal, yaitu berhubungan dengan keinginan untuk bertemu dengan keluarga, kenalan, teman atau tetangga d. Motif status atau Motif Prestise, yaitu orang-orang yang pernah berpergian kedaerah lain dianggap atau merasa dengan sendirinya lebih naik gengsinya serta status dalam masyrakat Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009 Schmidhauser Yoeti;1982 lebih jauh menjelaskan bahwa terdapat empat fungsi pokok dalam fungsi psikologis yang terkait dengan motif wiasata antara lain : a. Kompensasi berbagai kekurangan yang dirasakan dalam kehidupankerja sehari hari b. Pemulihan fisik dari stres c. Perluasan cakrawala d. Pemuasan diri

2.2.2 Bentuk Pariwisata

Secara umum bentuk pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan objek wisata yang dapat disaksikan oleh pengunjung menurut situasi tertentu dan waktu yang tepat, serta kemauan untuk mendatangi, mengunjungi, dengan menggunakan alat pengangkutan yang dapat menjangkau objek yang dimaksud. Bentuk pariwisata dapat di bagi atas : 1. Menurut letak geografisnya 2. Menurut alsan dan tujuan perjalanan 3. Menurut objeknya 4. Menurut jumlah orang yang melakukan perjalanan 5. Menurut jenis kelamin 6. menurut alat pengangkutan 7. Menurut umur wisatawan dalam yoeti, 1996 Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009 2.3 Pengertian Industri Pariwisata dan Produk Industri Pariwisata 2.3.1 Pengertian Industri pariwisata Menurut Hunzieker Yoeti;1996 dari bern university memberikan rumusan tentang industri pariwisata sebagai berikut : “ tourism enterprise are all business entities, which combining various means of production, provide goods, and srvice of a specilly tourist nature “ yang berarti : industri Priwisata adalah keseluruhan kegiatan bisnis hasil produksi, keuntungan dari barang dan jasa serta pembawaan yang khusus pada wisatawan. Batasan lain diberikan oleh L.J Lickorish dan a.c.Kershaw dalam Yoeti 1996 dari British Travel AssociationBTA yang merumuskan industri pariwisata dengan aspek terperinci sebagai berikut: Industri pariwisata adalah keseluruhan para penjual produk wisata yang mana bersama-sama memberikan kepuasan terhadap wisatawan • Industri pokok, melayani dalam hal transportasi, penginapan dan makanan serta persiapan perjalanan Travel Agent, Tour Operator, dan lainnya • Industri tambahan, industri pariwisata yang menyediakan sovenir serta kebutuhan lainnya, hiburan asuransi, pelayanan bank dan lainnya • Juga tenasuk dalam kelompok penyedia pada industri pokok pariwisata, keperluan masysrakat dan industri yang menangani promosi pariwisata, agen periklanan, konsultan jasa pelayanan pada industri pariwisata lainnya Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009 R.S. Darmaji dalam Yoeti, 1996:153 mengatakan bahwa “Industri Pariwisata merupakan rangkuman dari berbagai macam bidang usaha yang secara bersama-sama menghasilkan produk maupun jasa atau pelayanan yang nantinya baik secara langsung ataupun secara tidak langsung akan di butuhkan oleh para wisatawab selama perjalanan”

G. A Schmool dalam memberikan batasan terhadap industri pariwisata

sebagai berikut ” Tourism is a hightly decentralized indusryconsisiting of enterprises different in size, location, function, type of organization, range of service provide, and methode use to marke and sell them” Artinya adalah industri pariwisata adalah pemusatan industri yang terdiri dari perusahaan-perusahaan yang berbeda, baik dalam ukuran, lokasi, jenis organisasi, pemberian pelayanan dan cara yang digunakan dalam memasarkannya Pengertian terakhir yang kita bahas adalah menurut Berneker dalam bukunya yang berjudul “diestellung des fremdenverkehr im leiustungsystem der wirtscahft” yang diterbitkan di wina tahun 1956 mengatakan bahwa Industri pariwisata adalah suatu kesatuan ekonomi yang dapat menyediakan jasa-jasa service untuk memuaskan kebutuhan wisatawan di samping kebutuhannya yng lain yang berhubungan dengan perjalanan Pengertian Industri pariwisata akan semakin lebih jelas bila kita mempelajarinya dari jasa atau produk yang dihasilkannya atau pelayanan yang diharapkan oleh wisatawan bilamana dia sedang berada dalam perjalanannya. Dengan tujuan ini akan terlihat tahap-tahap dimana konsumen atau wisatawan memerlukan pelayanan tertentu. Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009

2.3.2 Produk Industri Pariwisata

Pariwisata sebagai sebuah industri menghasilkan jasa-jasa atau service sebagai “product” yang dibutuhkan oleh para wisatwan padsa khususnya atau traveller pada umumnya. Menurut Medlik dan Medliton dalam tulisannya “The Formulation in Tourism” mengatakan bahwa yang dimaksudkan dengan hasil product industri pariwisata adalah ”semua jasa atau service yang dibutuhkan wisatawan semenjak ia berangkat meninggalkan tempat kediamannya sampai Ia kembali kerumah dimana Ia tinggal” Pada dasarnya ada tiga golongan pokok produk industri pariwisata tersebut yaitu : • Torist Object atau objek pariwisata yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata yang menjadi daya tarik orang-orang untuk datang berkunjung kedaerah tujuan wisata tersebut • Fasilitas yang diperlukan di daerah tujuan wisata tersebut seperti akomodasi, bar, restourant, entertiment, rekreasi, souvenir shop, money changer, bank, penjual post card, perangko dan lain sebagainya • Transportasi yang menghubungkan negara asal wisatawan dengan daerah tujuan wisata serta transportasi kedaerah tujuan ke objek-objek pariwisata Secara terperinci dapat kita gambarkan jasa-jasa yang merupakan produk industri pariwisata yang dibutuhkan oleh wisatawan semenjak dia meninggalkan kediamannya hingga dia kembali kerumahnya. Secara berurutan adalah sebagai berikut: 1 Jasa Travel Agent untuk mengurus dokumen perjalanan seperti passport, exit-permit, visa ataupun tiket pesawat udara 2 Jasa Taxi untuk transfer dari rumah ke bandara waktu berangkat departure 3 Jasa Maskapai Penerbangan yang akan membawa ketempat tujuan yang di kehendaki 4 Jasa TaxiCoach-Bus dari bandara ke hotel waktu datang di daerah tujuan arrival Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009 5 Jasa Akoomodasi Perhotelan ditempat yang dituju selama berkunjung disana 6 Jasa Tour Operator untuk kegiatan sightseeing tour ke objek-objek wisata 7 Jasa yang diberikan pada objek pariwisata, atraksi, wisatawan, entertaiment ditempat yang dikunjungi 8 Jasa Sovenir Shop dan Handicraft Center dan lain-lain 9 Jasa souvenir shop dan handicraft center Sebaliknya apabila dia kembali ketempat tinggalnya maka ia memerlukan beberapa jasa yang jauh lebuh sedikit dibandingkan dengan waktu berangkat a. Jasa taxi untuk transfer dari hotel ke airport b. Jasa maskapai penerbangan dari tempat yang telah dikunjungi kembali ketempat asalnya c. Jasa taxi dari airport kerumah d. Mailing service bagi wisatawan yang hanya membeli souvenir kemudian menggunakan jasa pengiriman untuk meringankan bawaan 2.4 Pengartian Kebudayaan dan hubungan kebudayaan dengan pariwisata 2.4.1 Pengertian Kebudayaan Menurut E. B Tailor mengatakan bahwa kebudayaan adalah : keseluruhan yang kompleks yang ada didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat Menurut koentjaraninggrat kebudayaan adalah : keseluruhan kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatnya dengan belajar dan yang kesemuanya itu tersusun dalam kehidupan masyarakat Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009

2.4.2 Hubungan Kebudayaan Dengan Pariwisata

Secara ekonomi, hubungan kebudayaan dengan pariwisata dinyatakan dalam bentuk penggunaan kekayaan kebudayaan untuk membentuk atraksi-atraksi baik living attraction seni tari, ritual adat, dll maupun non-living attraction arsitektur bangunan, peninggalan historis dll yang disuguhkan ke dalam suatu pameran, festival, event, yang dapat memberikan kesempatan kerja bagi seniman, penyelenggara, serta masyarakat Nias yang bekerja dalam industri pendukung pariwisata hotel, homestay, restoran, transportasi, dll. Implikasi sosial yang ditimbulkan oleh hubungan kebudayaan dengan pariwisata adalah keuntungan yang positif dari hasil pendekatan masyarakat dunia dengan berbagai peradaban yang pada akhirnya dapat menimbulkan kerjasama. Yang tidak kalah pentingnya dalam hubungan antara kebudayaan dengan pariwisata adalah nilai dan pemeliharaan, termasuk pengawasan serta bimbingan kekayaan kebudayaan. Restorasi dan proyek konservasi terhadap benda- benda, monumen sejarah dan segala warisan peninggalan bersejarah harus dirancang dan dijaga. Pembentukan disain produk pariwisata hendaknya tidak hanya “to please the tourist” tanpa menjaga keaslian dan keindahan kebudayaan. Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009 BAB III GAMBARAN UMUM PULAU NIAS

3.1 Kondisi Umum Pulau Nias

Pulau Nias terletak di antara 0° 12’-1° 32’ Lintang Utara dan 97-98° Bujur Timur, Kepulauan Nias yang terdiri dari empat kabupaten ini terdiri dari sebuah pulau yang cukup besar, yaitu Pulau Nias dan 131 pulau kecil. Sebanyak 17.779 penduduk Nias mendiami 37 pulau dan 95 pulau lainnya belum dihuni manusia. Luas total Pulau Nias 5.625 kilometer persegi atau sekitar 7,82 persen luas Sumatera Utara secara keseluruhan Berada di bagian barat daya wilayah Provinsi Sumatera Utara, Pulau Nias berjarak sekitar 85 mil laut dari Pelabuhan Sibolga di daratan Pulau Sumatera. Adapun batasan-batsan pulau nias adalah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Berbatasan dengan pulau-pulau banyak, Propinsi Daerah Istimewa Aceh. - Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kepulauan Mentawai, Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Barat - Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kepulauan Mursala, Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Tengah. - Sebelah Barat : Berbatasan dengan Samudra Indonesia Di kabupaten Nias jenis tanah ada 5 jenis yaitu : 1. Tanah Podsolid berwarna coklat kekuningan. 2. Tanah Meditran berwarna coklat tua. 3. Tanah Kombisol berwarna coklat tua dan coklat kekuningan. 4. Tanah Gleisol berwarna coklat tua kekuningan. 5. Tanah Latosol berwarna coklat kekelabuan Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009 Topografi Pulau Nias berupa bukit-bukit sempit dan terjal serta pegunungan yang memiliki ketinggian hingga 800 meter di atas permukaan laut. Bagian wilayahnya yang berupa dataran rendah sampai bergelombang mencapai jumlahan 24, tanah bergelombang sampai berbukit 28,8 , sedangkan tanah berbukit sampai pegunungan mencapai 51,2 dari seluruh luas dataran. Dataran rendah terdapat di bagian tepi pulau, dan sebagian tepi Pulau Nias tersebut merupakan tebing karang yang menyulitkan pencapaiannya dari arah laut. Daerah perbukitan berada di bagian tengah pulau. Keadaan iklim Pulau Nias dipengaruhi Samudra Indonesia. Suhu udara berkisar antara 80 - 90 dan kecepatan angin antara 5 - 6 knot. Curah hujan tinggi dan relatif turun sepanjang tahun, hujan 248 hari dalam setahun dan sering kali disertai badai besar. Musim badai biasanya berkisar antara bulan April - Oktober, tetapi kadang - kadang terjadinya badai pada bulan - bulan lainnya. Sering kali terjadi perubahan cuaca secara mendadak. Mengikut pencacahan yang dilakukan Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias 1977 diketahui bahwa wilayah di Samudera Indonesia ini memiliki curah hujan yang tinggi, rata-rata mencapai 3,145,1 milimeter per tahun, dan dengan banyak hujan mencapai 273 hari per tahun ini berarti rata-rata 23 hari per bulan, Besarnya curah hujan ini menyebabkan kondisi alamnya lembab dan basah, Suhu udara beridsar antara 14,3° - 30,4° Celcius dengan kelembaban sekitar 80-90, dan kecepatan angin antara 5-6 kmjam, Struktur geologis yang labil, dengan curah hujan yang demikian tinggi sering menyebabkan terjadinya banjir bandang yang diikuti dengan berpindah-pindahnya aliran sungai. Pencapaian Pulau Nias dapat dilakukan melalui dua cara, yakni menggunakan sarana transportasi udara dan laut. Untuk mencapai Pulau Nias, dari bandara Polonia, Medan ke bandara Gunung Sitoli ditempuh dalam waktu ± 45 menit, selanjutnya dari Gunung Sitoli ke Teluk Dalam yang berjarak 120 km ditempuh dalam waktu 3jam dengan menggunakan kendaraan umum melalui jalan beraspal yang cukup baik, Adapun untuk transportasi laut, dari pelabuhan Sibolga ke Gunung Sitoli ditempuh dalam waktu 9 jam. Dapat pula menggunakan transportasi laut langsung dari Sibolga ke Teluk Dalam, di wilayah Kabupaten Nias Selatan dengan waktu tempuh selama12 jam. Tri Selamat Zebua : Potensi Rumah Adat Nias Utara Sebagai Objek Wisata Budaya Di Kabupaten Nias, 2009. USU Repository © 2009 Perilaku sosial masyarakat Nias cukup kompleks. Hal ini disebabkan oleh berbaurnya adat dan norma-norma yang berlaku. Pada masyarakat Nias prinsip kegotong-royongan masih diutamakan. Sistem kekerabatan dan kerjasama cukup menonjol walaupun terpolarisasi dalam paham keagamaan yang saling berbeda. Mayoritas penduduk kabupaten Nias adalah pemeluk agama Kristen Protestan, disusul Islam, dan kemudian Kristen Katolik. Dalam kehidupan sehari-hari di Nias orang menggunakan bahasa Nias namun dengan dialek yang berbeda di setiap bagian wilayahnya. Sesuatu yang sangat mencirikan bahasa Nias adalah penggunaan huruf vokal yang dominan dalam setiap kata atau kalimat, dan itu selalu ditandai dengan akhiran vokal pula.

3.2 Administrasi dan Pemerintahan