Stasiun III Stasiun IV Pengambilan Sampel Analisis Data Kepadatan populasi K Kepadatan Relatif KR

Dahlia Rosmelina Simamora : Studi Keanekaragaman Makrozoobentos Di Aliran Sungai Padang Kota Tebing Tinggi, 2009. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12-14 Februari 2009, di Sungai Padang Kotamadya Tebing Tinggi. Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi sampling untuk pengambilan sampel makrozoobentos adalah ”Purposive Random Sampling” pada 4 stasiun pengamatan. Pada masing-masing stasiun dilakukan 9 Sembilan kali ulangan.

3.2 Deskripsi Area

Lokasi penelitian berada di Sungai Padang Kotamadya Tebing Tinggi Sumatera Utara Peta lokasi pada lampiran E. Di Sungai ini terdapat berbagai aktivitas masyarakat, seperti mencuci, pengerukan pasir, dan aktivitas pabrik kayu.

a. Stasiun I

Stasiun ini merupakan daerah tanpa aktivitas, yang secara geografis terletak pada 3°20’18,2” LU dan 99°8’38,7” BT. Substrat dasar pada lokasi ini adalah lumpur berpasir dengan vegetasi di sekitarnya berupa Malvaceae, Poaceae, Musaceae, dan Aracaceae.

b. Stasiun II

Stasiun ini berjarak sekitar 500 meter dari stasiun I terletak di Kotamadya Tebing Tinggi, yang merupakan daerah aktivitas masyarakat yang secara geografis terletak pada 3°20’01,7” LU dan 99°8’41,6” BT. Substrat dasar pada lokasi ini adalah tanah berlumpur dan berpasir dengan vegetasi di sekitarnya berupa Bambuceae, Musaceae,Aracaeae

c. Stasiun III

Stasiun ini merupakan daerah pengerukan pasir yang terletak sekitar 500 meter dari stasiun II, terletak di Kotamadya Tebing Tinggi secara geografis terletak pada Dahlia Rosmelina Simamora : Studi Keanekaragaman Makrozoobentos Di Aliran Sungai Padang Kota Tebing Tinggi, 2009. 3°20’13,9” LU dan 99°09’32,2” BT. Substrat dasar pada lokasi ini adalah berpasir dengan vegetasi di sekitarnya berupa, Aracaceae dan Poaceae.

d. Stasiun IV

Stasiun ini merupakan daerah pabrik kayu berjarak sekitar 500 meter dari stasiun III, terletak di Kotamadya Tebing Tinggi, secara geografis terletak pada 3°20’27,4” LU dan 98°10’12,4” dan 098°23’25,8” BT. Substrat dasar pada lokasi ini adalah berlumpur dengan vegetasi di sekitarnya berupa Poaceae dan Musaceae

3.3 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel makrozoobentos dilakukan dengan menggunakan Surber net yang dilakukan dengan mengambil substrat pada dasar perairan dengan mengeruknya dengan alat surber net dengan 9 kali ulangan. Sampel yang didapat disortir dengan menggunakan Hand Sortir Metoda selanjutnya dibersihkan dengan air dan direndam dengan formalin 4 selama 1 hari, kemudian dicuci dengan akuades dan dikering anginkan, selanjutnya dimasukkan ke dalam botol koleksi yang berisi alkohol 70 sebagai pengawet lalu diberi label. Kemudian sampel dibawa ke Laboratorium PSDAL Departemen Biologi FMIPA USU untuk diidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi Edmonson 1963, Dharma 1998, dan Pennak 1978, Patrick 1983, Payne 1996, Hutchinson 1993.

3.4 Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan

Faktor fisik dan kimia perairan yang diukur mencakup :

3.4.1 Temperatur

Dahlia Rosmelina Simamora : Studi Keanekaragaman Makrozoobentos Di Aliran Sungai Padang Kota Tebing Tinggi, 2009. Air diambil, kemudian dituang ke dalam erlenmeyer dan diukur dengan menggunakan termometer air raksa yang dimasukkan ke dalam air selama ± 10 menit kemudian di baca skalanya.

3.4.2 Penetrasi Cahaya

Diukur dengan menggunakan keping sechii yang dimasukkan ke dalam badan air sampai keping sechii antara terlihat dengan tidak, kemudian diukur panjang talinya yang masuk ke dalam air.

3.4.3 pH Derajat Keasaman

pH diukur dengan menggunakan pH meter dengan cara memasukkan pH meter ke dalam sampel air yang diambil dari dasar perairan sampai pada pembacaan pada alat konstan dan dibaca angka yang tertera pada pH meter tersebut.

3.4.4 Disolved Oxygen DO

Disolved Oxygen DO diukur dengan menggunakan DO meter. Sampel air diambil dari permukaan air tanpa gelembung dan dimasukkan ke dalam botol winkler, setelah 5 menit dibaca skalanya lampiran A.

3.4.5 Biochemical Oxygen Demand BOD

5 Pengukuran BOD 5 dilakukan dengan DO meter. Sampel air yang diambil dari dalam air dimasukkan ke dalam botol dan diinkubasi dalam inkubator pada suhu 20 C, lalu diukur oksigen terlarutnya dengan menggunakan DO meter. Nilai BOD 5 yaitu DO yang diukur saat hari pertama dikurangi dengan nilai DO setelah hari kelima Lampiran B

3.4.6 COD Chemical Oxygen Demand

Dahlia Rosmelina Simamora : Studi Keanekaragaman Makrozoobentos Di Aliran Sungai Padang Kota Tebing Tinggi, 2009. 100 × − = A B A KO Pengukuran COD dilakukan dengan Metoda Refluks di Laboratorium Kimia Pusat Penelitian Lingkungan Universitas Sumatera Utara Medan Lampiran C.

3.4.7 Kecepatan Arus

Diukur dengan menggunakan gabus, yang dimasukkan kedalam permukaan, kemudian dengan menggunakan stopwatch di tentukaan kecepatan hingga mencapai titik tertentu.

3.4.8 Kandungan Organik Substrat

Pengukuran kandungan organik substrat dilakukan dengan metoda analisa abu, dengan cara substrat diambil, ditimbang sebanyak 100 gr dan dimasukkan ke dalam oven dengan temperatur 45 C sampai beratnya konstan 2-3 hari, substrat yang kering di gerus di lumpang dan dimasukkan kembali kedalam oven dan dibiarkan selama 1 jam pada temperatur 45 C agar substrat benar-benar kering. Kemudian ditimbang 25 gr dan diabukan dalam tanur dengan temperatur 700 C selama 3,5 jam Lampiran D . Kemudian substrat yang tertinggal ditimbang berat akhirnya, dan dihitung kandungan organik substrat dengan rumus : dengan : KO = Kandungan Organik A = Berat Konstan Substrat B = Berat Abu Widle, 1972 dalam Adianto, 1993, hlm : 17 Analisis kandungan organik substrat dilakukan di Laboratorium Sentral Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Secara keseluruhan pengukuran faktor fisik kimia beserta satuan dan alat yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Dahlia Rosmelina Simamora : Studi Keanekaragaman Makrozoobentos Di Aliran Sungai Padang Kota Tebing Tinggi, 2009. Tabel 1. Alat dan Satuan yang dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik - Kimia Perairan. No Parameter Fisik- Kimia Satuan Alat Tempat Pengukuran 1 Temparatur Air C Termometer Air Raksa In – situ 2 Kecepatan arus ms Stop watch In–situ 3 Penetrasi Cahaya cm Keping Sechii In – situ 4 pH Air - pH meter In – situ 5 DO Oksigen Terlarut mgl Metode winkler In – situ 6 BOD 5 mgl Metode winkler Laboratorium 7 COD mgl Metoda Refluks Laboratorium 8 Kandungan Organik Substrat Oven dan Tanur Laboratorium

3.5 Analisis Data

Data makrozoobentos yang diperoleh dihitung indeks kepadatan populasi, kepadatan relatif, frekuensi kehadiran, indeks diversitas Shannon-Weinner, indeks ekuitabilitas dan analisis korelasi dengan persamaan sebagai berikut :

a. Kepadatan populasi K

Jumlah individu suatu jenis K = ulangan luas surber net Michael, 1984, hlm : 161.

b. Kepadatan Relatif KR

KR = Kepadatan suatu jenis x 100 ∑ seluruh jenis Brower et. al, 1990, hlm : 88.

c. Frekuensi Kehadiran FK