Temperatur Warna dan kekeruhan

Dahlia Rosmelina Simamora : Studi Keanekaragaman Makrozoobentos Di Aliran Sungai Padang Kota Tebing Tinggi, 2009. Menurut Nybakken 1992, hlm : 45-48 sifat fisik kimia perairan sangat penting dalam ekologi. Oleh kerena itu selain melakukan pengamatan terhadap faktor biotik, seperti makrozoobenthos, perlu juga dilakukan pengamatan faktor-faktor abiotik fisik-kimia perairan karena antara faktor abiotik saling berinteraksi. Faktor abiotik fisik-kimia perairan yang menpengaruhi kehidupan makrozoobenthos di antaranya adalah :

a.Temperatur

Dalam setiap penelitian pada ekosistem akuatik, pengukuran temperatur air merupakan hal yang mutlak dilakukan. Hal ini disebabkan karena kelarutan berbagai jenis gas didalam air serta semua aktivitas biologis-fisiologi didalam ekosistem akuatik sangat dipengaruhi oleh temperatur. Menurut hukum Van’t Hoffs kenaikan temperatur sebesar 10 C hanya pada kisaran temperatur yang masih ditolerir akan meningkat aktivitas fisiologis misalnya respirasi dari organisme sebesar 2-3 kali lipat. Pola temperatur ekosistem akuatik dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya dan juga oleh kanopi penutupan oleh vegetasi dari pepohonan yang tumbuh ditepi Brehm Meijiring, 1990 dalam Barus, 1996, hlm : 1, 4-6. Temperatur merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan hewan benthos. Batas toleransi terhadap temperatur tergantung spesiesnya. Umumnya temperatur diatas 30 o C dapat menekan pertumbuhan populasi hewan benthos James Evison, 1979, hlm : 153

b.Warna dan kekeruhan

Air dalam keadaan normal dan tidak akan berwarna, sehingga tampak bening dan jernih Wardhana, 2001, hlm : 73. Warna air dapat ditimbulkan atau dipengaruhi oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang bewarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik, serta tumbuh-tumbuhan Barus, 2005, hlm : 129 dan Dahlia Rosmelina Simamora : Studi Keanekaragaman Makrozoobentos Di Aliran Sungai Padang Kota Tebing Tinggi, 2009. Suriawiria 1996, hlm : 5 mengatakan bahwa warna air akan berubah tergantung pada buangan yang memasuki badan air tersebut. Kekeruhan air terjadi disebabkan oleh adanya zat-zat koloid, yaitu zat yang terapung serta zat yang terurai secara halus sekali, jasad-jasad renik, lumpur, tanah liat dan zat-zat koloid yang dapat dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan Suriawiria, 1996, hlm : 6. Menurut Koesbiono 1979, hlm : 25 pengaruh utama dari kekeruhan adalah penurunan penetrasi cahaya secara mencolok drastis, sehingga menurunkan aktivitas fotosintesis fitoplankton dan alga yang akan mengakibatkan menurunnya produktivitas perairan. Kekeruhan air terjadi disebabkan oleh adanya zat-zat koloid, yaitu zat yang terapung serta zat yang terurai secara halus sekali, jasad-jasad renik, lumpur, tanah liat dan zat-zat koloid yang tidak mengendap dengan segera Mahadi, 1993, hlm : 35-37.

c.Oksigen Terlarut DO