Analisis Pengaruh Kadar Gas CO Terhadap Kualitas Udara Dalam Gedung Auditorium Universitas Sumatera Utara Medan

(1)

ANALISIS PENGARUH KADAR GAS CO TERHADAP

KUALITAS UDARA DALAM GEDUNG AUDITORIUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SKRIPSI

NOVA YANTI

060801016

PROGRAM STUDI SARJANA FISIKA

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

ANALISIS PENGARUH KADAR GAS CO TERHADAP

KUALITAS UDARA DALAM GEDUNG AUDITORIUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

NOVA YANTI

060801016

PROGRAM STUDI SARJANA FISIKA

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(3)

PERSETUJUAN

Judul

: ANALISIS PENGARUH KADAR GAS

KARBON MONOKSIDA (CO) TERHADAP

KUALITAS UDARA DALAM GEDUNG

AUDITORIUM UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA MEDAN

Kategori

: SKRIPSI

Nama

: NOVA YANTI

Nomor Induk Mahasiswa

: 060801016

Program Studi

: SARJANA (S1) FISIKA

Departemen

: FISIKA

Fakultas

: MATEMATIKADAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA

Diluluskan di

Medan, April 2011

Komisi Pembimbing

:

Diketahui

Departemen Fisika FMIPA USU

Pembimbing

Ketua,

Dr. Marhaposan Situmorang

Dra. Ratna Askiah Simatupang, M.Si


(4)

PERNYATAAN

ANALISIS PENGARUH KADAR GAS KARBON MONOKSIDA (CO)

TERHADAP KUALITAS UDARA DALAM GEDUNG AUDITORIUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa

kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, April 2011

NOVA YANTI

060801016


(5)

PENGHARGAAN

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi kekuatan, petunjuk serta

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul : “Analisis Pengaruh Kadar Gas Karbon monoksida (CO)

Terhadap Kualitas Udara Dalam Gedung Auditorium Universitas Sumatera

Utara Medan”.

Ucapan banyak terimakasih saya sampaikan kepada Ibu Dra. Ratna Askiah

Simatupang, M.Si selaku dosen pembimbing dan kak Uun terima kasih telah

memberikan arahan dan masukan demi sempurnanya skripsi ini. Ucapan terima kasih

juga penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Marhaposan Situmorang, selaku ketua

Departemen Fisika serta Dra.Justinon, M.Si selaku sektetaris, Dekan dan Pembantu

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Bapak dan Ibu Staf Pengajar Departemen Fisika FMIPA USU terima kasih atas ilmu

yang diberikan selama ini, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.

Keluargaku tercinta khususnya kedua orang tuaku (Ayahanda Ahmad Pasaribu

dan Ibunda Hartati Br Munthe), terima kasih atas kasih sayang, kerja keras dan doa

yang telah diberikan selama ini, jerih usaha Ayah dan Bunda tidak akan sia-sia dan

tidak akan terlupakan. Kakak dan Abangku semuanya terimakasih atas do’anya,

semua bantuan materi yang membuatku menjadi mandiri, serta seluruh keluarga

terima kasih atas do’a dan motivasinya. Kepada teman-teman seperjuanganku

khususnya Stambuk ’06, terutama diah, ima, dan tari terima kasih untuk persahabatan

dan motivasinya selama ini. Kepada lily, nely dan ayu terima kasih atas do’a dan

motivasinya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalasnya. Amin.

Medan, April 2011


(6)

ABSTRAK

Kualitas udara dalam ruangan sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Salah

satu kualitas udara di pengaruhi oleh kadar gas CO. Apabila kadar gas CO tinggi maka

kualitas udara buruk. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengukuran berapa besar

pengaruh kualitas udara terhadap kadar gas CO. Pengukuran ini dilakukan pada

tanggal 12 Desember 2010 di dalam gedung Auditorium Universitas Sumatera Utara

Medan pada lantai 1 dengan pengambilan 6 titik sampling menggunakan carbon

analyzer. Variabel pengukuran kualitas udara terhadap kadar gas CO adalah

kecepatan, suhu, dan kelembaban udara. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa kadar gas CO tertinggi 10 ppm terdapat pada titik keenam dan

kadar gas CO terendah 5 ppm terdapat pada titik kedua, kecepatan alir udara tertinggi

2,8 ms

-1

terdapat pada titik kelima dan kecepatan alir udara terendah 0,6 ms

-1

terdapat

pada titik pertama, suhu udara tertinggi 31,2

o

C terdapat pada titik keenam dan suhu

udara terendah 27,4

o

C terdapat pada titik pertama, dan kelembaban udara tertinggi

67,5% terdapat pada titik pertama dan kelembaban udara terendah 61,3% terdapat

pada titik keenam.


(7)

IMPACT ANALYSIS OF THE CARBON MONOXIDE (CO) CONTENT TO

THE AIR QUALITY IN THE AUDITORIUM OF THE NORTH SUMATERA

UNIVERSITY MEDAN

ABSTRACT

The indoor air quality has significant impact to the human health. The air quality

component comprises of CO content. If the level of CO content is high that indicates

that the air quality is bad. In this research, the impact of CO content to the air quality

was measured. The measurement was done on December 12

th

2010 in carried out

inside the building of the auditorium of the North Sumatera University Medan by

using carbon analyzer at six sampling points. The parameters involved in this air

quality measurement are velocity, temperature and humidity. The output from this

research showed that the highest CO content was 10 ppm occurred at the sixth

sampling point and the lowest CO content was 5 ppm occurred at second sampling

point, the highest air velocity was 2,8 ms

-1

occurred at fifth sampling point and the

lowest air velocity was 0,6 ms

-1

occurred at first sampling point, the highest

temperature was 31,2

o

C occurred at the sixth sampling point and the lowest

temperature was 27,4

o

C occurred at the first sampling point, and the highest humidity

was 67,5% occurred at the first sampling point and the lowest humidity was 61,3%

occurred at the sixth sampling point.


(8)

DAFTAR ISI

halaman

Persetujuan

i

Pernyataan

ii

Penghargaan

iii

Abstrak

iv

Abstract

v

Daftar Isi

vi

Daftar Tabel

ix

Daftar Gambar

x

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1

1.2 Permasalahan

3

1.3 Batasan Masalah

3

1.4 Tujuan Penelitian

4

1.5 Manfaat Penelitian

4

1.6 Tempat Penelitian

4

1.7 Sistematika Penulisan

4

BAB II Tinjauan Pustaka

2.1 Udara dan Pencemaran udara

6

2.2 Komponen Pencemaran Udara

8

2.3 Pencemaran udara di dalam ruangan

8

2.4 Sumber utama gas CO

9

2.5 Dampak pencemaran gas karbon monoksida

10

2.5.1 Dampak gas CO terhadap tubuh manusia

10


(9)

2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas udara

11

2.7 Kecepatan angin

12

2.8 Kelembaban udara

13

2.8.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kelembaban udara

13

2.9 Suhu udara

15

2.10 Metode analisis data

17

2.10.1 Regresi linier berganda

17

BAB III Metodologi Penelitian

3.1 Alat-alat penelitian

19

3.2 Diagram alir penelitian

20

3.3 Prosedur penelitian

21

3.4 Denah lokasi penelitian

22

3.5 Teknik Analisa Data

23

3.5.1 Regresi linier berganda

23

3.5.2 Koefisien determinasi

24

3.5.3 Uji signifikan t

24

3.5.4 Analisis varians

25

BAB IV Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil Penelitian

26

4.2 Pembahasan

27

4.2.1 Analisa kadar gas karbon monoksida (CO)

27

4.2.2 Pengujian parsial

27

4.2.2.1 Pengaruh kecepatan alir udara

terhadap kadar gas CO

28

4.2.2.2 Pengaruh suhu udara terhadap kadar gas CO

28

4.2.2.3 Pengaruh kelembaban udara terhadap


(10)

4.2.3 Pengujian serempak

29

4.2.4 Koefisien determinasi

29

BAB V Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

31

5.2 Saran

31

Daftar Pustaka

32


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Komposisi udara bersih

7

Tabel 2.2. Komponen pencemaran udara

8

Tabel. 4.1. Data hasil penelitian

26

Tabel 4.2. Perbandingan kadar gas CO dengan baku mutu udara

27

Tabel 4.3. Koefisien regresi

28

Tabel 4.4. Hasil uji F

29


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

20


(13)

ABSTRAK

Kualitas udara dalam ruangan sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Salah

satu kualitas udara di pengaruhi oleh kadar gas CO. Apabila kadar gas CO tinggi maka

kualitas udara buruk. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengukuran berapa besar

pengaruh kualitas udara terhadap kadar gas CO. Pengukuran ini dilakukan pada

tanggal 12 Desember 2010 di dalam gedung Auditorium Universitas Sumatera Utara

Medan pada lantai 1 dengan pengambilan 6 titik sampling menggunakan carbon

analyzer. Variabel pengukuran kualitas udara terhadap kadar gas CO adalah

kecepatan, suhu, dan kelembaban udara. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa kadar gas CO tertinggi 10 ppm terdapat pada titik keenam dan

kadar gas CO terendah 5 ppm terdapat pada titik kedua, kecepatan alir udara tertinggi

2,8 ms

-1

terdapat pada titik kelima dan kecepatan alir udara terendah 0,6 ms

-1

terdapat

pada titik pertama, suhu udara tertinggi 31,2

o

C terdapat pada titik keenam dan suhu

udara terendah 27,4

o

C terdapat pada titik pertama, dan kelembaban udara tertinggi

67,5% terdapat pada titik pertama dan kelembaban udara terendah 61,3% terdapat

pada titik keenam.


(14)

IMPACT ANALYSIS OF THE CARBON MONOXIDE (CO) CONTENT TO

THE AIR QUALITY IN THE AUDITORIUM OF THE NORTH SUMATERA

UNIVERSITY MEDAN

ABSTRACT

The indoor air quality has significant impact to the human health. The air quality

component comprises of CO content. If the level of CO content is high that indicates

that the air quality is bad. In this research, the impact of CO content to the air quality

was measured. The measurement was done on December 12

th

2010 in carried out

inside the building of the auditorium of the North Sumatera University Medan by

using carbon analyzer at six sampling points. The parameters involved in this air

quality measurement are velocity, temperature and humidity. The output from this

research showed that the highest CO content was 10 ppm occurred at the sixth

sampling point and the lowest CO content was 5 ppm occurred at second sampling

point, the highest air velocity was 2,8 ms

-1

occurred at fifth sampling point and the

lowest air velocity was 0,6 ms

-1

occurred at first sampling point, the highest

temperature was 31,2

o

C occurred at the sixth sampling point and the lowest

temperature was 27,4

o

C occurred at the first sampling point, and the highest humidity

was 67,5% occurred at the first sampling point and the lowest humidity was 61,3%

occurred at the sixth sampling point.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya. Udara bersih yang dibutuhkan untuk kehidupan di bumi merupakan gas yang tidak nampak, tidak berbau, tidak berwarna maupun berasa. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih sudah sulit diperoleh, khususnya di daerah yang banyak industri. Kebutuhan akan udara bersih semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di dunia, hal ini perlu diantisipasi agar tidak krisis udara yang sehat oleh karena itu udara perlu dijaga dan di perhatikan kesehatannya. Udara dikatakan normal dan dapat mendukung kehidupan manusia apabila komposisinya terdiri dari sekitar 78% nitrogen; 20% oksigen; 0,93% argon; 0,03% karbon dioksida (CO2) dan sisanya terdiri dari neon (Ne), helium (He), metan (CH4) dan

hidrogen (H2). Apabila terjadi penambahan gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta

perubahan komposisi tersebut, maka udara dikatakan sudah tercemar.

Pencemaran udara merupakan pencemaran lingkungan yang sedang bergejolak pada masa sekarang sebagai akibat pertumbuhan manusia, perkembangan teknologi, serta aktifitas manusia sehari-hari. Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan keinginan setiap orang. Di samping kualitas udara ambien, kualitas udara dalam ruangan juga merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian karena akan berpengaruh terhadap kesehatan manusia.

Sudah sejak lama diketahui bahwa gas karbon monoksida (CO) dalam jumlah banyak atau konsentrasi tinggi dapat menyebabkan gangguan kesehatan bahkan juga dapat menimbulkan kematian, inilah dampak karbon monoksida terhadap kesehatan. Karbon monoksida apabila terhirup ke dalam paru-paru akan mengikuti peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas karbon monoksida bersifat racun, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah. Ikatan karbon monoksida dengan darah atau karboksihemoglobin lebih stabil dari pada ikatan oksigen dengan darah atau oksihemoglobin.


(16)

Keadaan ini menyebabkan darah menjadi lebih mudah menangkap gas CO dan menyebabkan fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen terganggu. Dalam keadaan normal konsentrasi CO di dalam darah berkisar antara 0,2% sampai 1,0% dan rata-rata sekitar 0,5%. Disamping itu kadar gas CO dalam darah dapat seimbang selama kadar gas CO di atmosfer tidak meningkat dan kecepatan pernafasan tetap konstan (H. J. Mukono, 1997).

Keracunan gas karbon monoksida dapat ditandai dari keadaan ringan, berupa pusing, rasa tidak enak pada mata, sakit kepala, dan mual. Keadaan yang lebih berat dapat berupa detak jantung meningkat, rasa tertekan di dada, kesukaran bernafas, kelemahan otot-otot, gangguan pada sistem kardiovaskuler dan serangan jantung sampai pada kematian.

Gas karbon monoksida dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna dari pembakaran bahan bakar fosil. Nilai ambang batas zat pencemar karbon monoksida dalam udara adalah 26 ppm dalam pengukuran satu jam. Kadar pencemar diudara selain dipengaruhi oleh jumlah sumber pencemar, parameter meteorologi juga mempengaruhi kadar pencemar di udara sehingga kondisi lingkungan tidak dapat diabaikan. Kecepatan angin dan suhu udara adalah bagian dari parameter meteorologi yang dapat mempengaruhi kadar pencemar udara di luar gedung. Selain pencemaran di luar gedung ada juga pencemaran di dalam gedung (Arya wardhana, 2001).

Suatu ruangan membutuhkan sirkulasi udara bersih yang cukup sehingga dapat menjamin udara kotor didalamnya dapat digantikan dengan udara bersih secara mencukupi. Tingginya konsentrasi pencemar yang terakumulasi akan terasa oleh orang-orang yang berada dalam ruangan tersebut, dari bau dan tingginya temperatur ruangan, dimana akan terasa menurunnya tingkat kenyamanan saat berada dalam ruangan tersebut.

Udara didalam gedung (indoor air) biasanya digunakan untuk lingkungan dalam gedung non-industry seperti perkantoran, gedung umum misalnya sekolah, rumah sakit. Kondisi kontaminan pada udara didalam gedung biasanya sama dengan yang terdapat pada udara luar gedung. Kualitas udara dalam gedung merupakan rangkaian dari beberapa variabel, termasuk kualitas udara luar gedung, desain ventilasi dan sistem penyejuk udara, kehadiran sumber kontaminan dan besarnya serta sistem pemeliharaan dalam gedung.

Bahan pencemar dalam ruangan dapat muncul dalam wujud gas, uap organik dan anorganik. Bahan pencemar kimia yang sering ditemukan dalam ruangan adalah:


(17)

1. Karbon dioksida (CO2), yang merupakan produk metabolisme dan sering digunakan

sebagai indikator tingkat pencemaran yang berhubungan dengan kehadiran manusia di dalam gedung.

2. Kabon monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NOx) dan Sulfur dioksida ( SO2), yang

merupakan gas anorganik hasil pembakaran serta ozone (O3) yang merupakan

produk dari proses photochemical.

3. Senyawa organik, yang berasal dari beragam sumber di dalam dan di luar gedung. Selain jenis kontaminan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dalam kualitas udara dalam gedung adalah tingkat kebauan (smell). Kombinasi bau tertentu dengan sedikit pengaruh iritasi dari senyawa pada udara di dalam ruang menuntun kita untuk menentukan kualitasnya sebagai bersih atau tercemar.

Jadi untuk mengatasi hal ini, diperlukan upaya pencegahan diawali dengan pemberitahuan kepada masyarakat tentang tingkat pencemaran udara di dalam gedung. Kualitas udara dapat dievaluasi dengan melakukan pengukuran konsentrasi pencemar udara dalam gedung. Untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul analisis pengaruh kualitas udara terhadap kadar gas CO dalam gedung auditorium Universitas Sumatera Utara Medan.

1.2. Permasalahan

Permasalahan yang diajukan adalah bagaimana pengaruh kadar gas CO terhadap kualitas udara dalam gedung auditorium Universitas Sumatera Utara Medan.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah mengukur kecepatan alir udara, suhu udara dan kelembaban udara di gedung auditorium Universitas Sumatera Utara Medan pada lantai dasar.


(18)

1. Mengetahui besar kadar gas karbon monoksida di udara pada gedung Auditorium Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Untuk memantau pengaruh kecepatan alir udara, suhu udara dan kelembaban udara terhadap kadar gas pencemar karbon monoksida.

3. Mengetahui kualitas udara dalam ruang Auditorium Universitas Sumatera Utara memenuhi standar bagi kesehatan menurut keputusan kesehatan No. 1405/menkes/SK/XI/2002.

1.5. MANFAAT PENELITIAN

1. Memberikan informasi tentang kualitas udara terhadap ruangan.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi berbagai pihak yang terkait terhadap pencemaran udara.

1.6. TEMPAT PENELITIAN

Auditorium Universitas Sumatera Utara, Medan

1.7. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan masing-masing bab adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan

Bab ini mencakup latar belakang penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, tempat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi tentang teori yang mendasari penelitian. BAB III Metodologi Penelitian

Bab ini membahas tentang alat-alat yang digunakan dalam penelitian, diagram alir penelitian, prosedur penelitian, denah lokasi penelitian dan teknik analisa data.


(19)

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan menganalisis data yang diperoleh dari penelitian.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Menyimpulkan hasil-hasil yang didapat dari penelitian dan memberikan saran untuk penelitian lebih lanjut.


(20)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Udara dan pencemaran udara

Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan dan selalu berubah dari waktu ke waktu. Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air yang berupa uap air. Jumlah air yang terdapat di udara bervariasi tergantung dari cuaca dan suhu. Udara dalam istilah meteorologi disebut juga atmosfir yang berada di sekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan di dunia ini. Atmosfir merupakan campuran gas-gas yang tidak bereaksi satu dengan lainnya. Atmosfir terdiri dari selapis campuran gas-gas, sehingga sering tidak tertangkap oleh indera manusia kecuali apabila berbentuk cairan berupa uap air dan padatan berupa awan dan debu.

Giddings (1973) mengemukakan bahwa atmosfir pada keadaan bersih dan kering akan didominasi oleh 4 gas penyusun atmosfir, yaitu 78,09% N2; 20,95% O2; 0,93% Ar; dan

0,032% CO2; sedangkan gas-gas lainnya sangat kecil konsentrasinya. Komposisi udara bersih yaitu semua uap air telah dihilangkan dan relatif konstan.

Akibat perubahan aktifitas manusia, udara seringkali menurun kualitasnya. Perubahan kualitas ini dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara, yang lazim dikenal sebagai pencemaran udara. Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya.


(21)

Komposisi udara kering yang bersih, dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini. Tabel 2.1. Komposisi udara bersih

komoponen

konsentrasi dalam volume

(Ppm) (%)

Nitrogen (N2) 780.900 78.09

Oksigen (O2) 209.500 20.95

Argon (Ar) 9.300 0.93

Karbon diosida (CO2) 320 0.032

Neon (Ne) 18 1.8 x 10-3 Helium (He) 5.2 5.2 x 10-4 Metana (CH4) 1.5 1.5 x 10

-4

Krypton (Kr) 1.0 1.0 x 10-4

H2 0.5 5.0 x 10

-5

H2O 0.2 2.0 x 10

-5

CO 0.1 1.0 x 10-5

Xe 0.08 8.0 x 10-6

O3 0.02 2.0 x 10

-6

NH3 0.006 6.0 x 10-7

NO2 0.001 1.0 x 10-7

NO 0.0006 6.0 x 10-8

SO2 0.0002 2.0 x 10

-8

H2S 0.0002 2.0 x 10-8


(22)

Pencemaran udara dapat diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan normalnya. Masuknya bahan-bahan atau zat-zat asing ke dalam udara selalu menyebabkan perubahan kualitas udara. Masuknya bahan-bahan atau zat-zat asing tersebut tidak selalu menyebabkan pencemaran udara.

2.2. Komponen pencemaran udara

Udara di daerah perkotaan yang mempunyai banyak kegiatan industri dan teknologi serta lalu-lintas yang padat, udaranya relatif sudah tidak bersih lagi. Udara di daerah industri kotor tekena bermacam-macam pencemar. Dari beberapa macam komponen pencemar udara, maka yang paling banyak berpengaruh dalam pencemaran udara adalah CO, NOx, SOx dan HC

yang ditunjukkan pada tabel 2.2.

Tabel 2.2. Komponen pencemaran udara

No Pencemar Simbol

1 Karbon Monoksida CO 2 Nitrogen Oksida NOx

3 Belerang Oksida SOx

4 Hidro karbon HC

Pencemaran udara dapat terjadi akibat salah satu komponen tetapi dapat pula terjadi sekaligus keempat komponen diatas (Arya Wardana, 2001).

2.3. Pencemaran udara di dalam ruangan

Di daerah perkotaan pada umumnya, 80% dari kehidupan suatu individu tinggal di dalam ruangan (indoor). Khususnya bayi, orang tua dan penderita penyakit kronis, waktu tinggal di dalam ruangan lebih banyak. Bahan polutan di dalam rumah, tempat kerja, maupun dalam gedung yang merupakan tempat-tempat umum, kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar ruangan. Meningkatnya kadar polutan di dalam ruangan selain dapat berasal dari penetrasi polutan di luar ruangan, dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam ruangan,


(23)

seperti asap rokok, asap yang berasal dari dapur, atau pemakaian obat anti nyamuk. Sumber lain dari bahan polutan di dalam ruangan adalah perlengkapan pekerja seperti pakaian, sepatu, ataupun perlengkapan lainnya yang dibawa masuk ke dalam rumah dari tempat kerja.

Secara alamiah kadar gas radon di dalam ruangan lebih besar dari pada kadar di luar ruangan (outdoor). Sebagai sumber gas radon adalah tanah, lantai rumah dan bahan bangunan seperti batu, batu bata dan beton. Kadar gas radon di dalam ruangan tergantung dari ventilasi dari ruangan tersebut. Bahan polutan lain yang kadarnya di dalam ruangan lebih besar dari pada di luar ruangan adalah formaldehid.

Bahan ini bersumber dari bahan kimia ureaformaldehid yang banyak di pakai pada peralatan perabot rumah tangga.

Bahan partikel yang terdapat di dalam ruangan dapat saja sama dengan di luar ruangan, hanya saja kadarnya yang berbeda. Partikel di dalam ruangan dapat terdiri dari partikel debu rumah, partikel asap rokok dan bahan alat kecantikan.

Perbedaan bahan polutan di dalam dan di luar ruangan tergantung dari beberapa faktor seperti:

a. Gaya hidup individu b. Keadaan sosial ekonomi c. Struktur gedung

d. Kondisi bahan polutan di dalam dan di luar ruangan e. Ventilasi dan sistem pendingin ruangan (AC)

f. Geografi dan meteorologi

Bahan polutan berupa gas dan partikel di dalam ruangan adalah sebagai berikut: gas CO, gas SO2, gas CO2, gas NO2, gas NH3, aerosol propellant dan polutan partikel hidup.

2.4. Sumber utama gas CO

Di Amerika Serikat (1969) diperkirakan bahwa kendaraan bermotor dapat menghasilkan sekitar 97 ribu ton gas CO yang merupakan 65% dari seluruh CO buatan manusia. Dengan demikian 60% gas CO ditemukan di kota besar dan wilayah perkotaan. Sebagai gambaran


(24)

adalah kadar gas CO 141 ppm (part per million) di jalan bebas hambatan New York dan 147 ppm di Los Angeles sewaktu kendaraan macet pada jam-jam ramai/sibuk.

Walaupun demikian mobil bukan satu-satunya sumber gas CO di perkotaan, tetapi asap rokok juga sangat nyata di kota besar. Telah diteliti bahwa kadar gas CO yang berasal dari asap rokok sekitar 400 dan 475 ppm. Sebesar 54% gas CO yang diisap oleh perokok masuk ke dalam peredaran darah. Secara umum diperoleh data bahwa para pekerja di industri akan terpapar gas CO di tempat kerja akibat dari asap rokok (H. J. Mukono, 1997).

2.5.

Dampak pencemaran gas karbon monoksida

Karbon monoksida adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan juga tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah -129OC. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan fosil dengan udara, berupa gas buangan. Di kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam udara relatif tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Selain itu dari gas CO dapat pula terbentuk dari proses industri.

Secara alamiah gas CO juga dapat terbentuk, walaupun jumlahnya relatif sedikit, seperti gas hasil kegiatan gunung berapi dan proses biologi. Oksigen dan gas CO dapat bereaksi dengan darah (hemoglobin): Hemoglobin + O2 –> O2Hb (oksihemoglobin)

Hemoglobin + CO –> COHb (karboksihemoglobin)

Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau waktu kontak relatif singkat. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan mual. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap tubuh manusia ternyata berbeda.

Konsentrasi gas CO disuatu ruang akan naik bila di ruangan itu ada orang yang merokok. Orang yang merokok akan mengeluarkan asap rokok yang mengandung gas CO dengan konsentrasi lebih dari 20.000 ppm yang kemudian menjadi encer sekitar 400-5000 ppm selama dihisap. Konsentrasi gas CO yang tinggi didalam asap rokok menyebabkan kandungan COHb dalam darah orang yang merokok jadi meningkat. Keadaan ini sudah barang tentu sangat membahayakan kesehatan orang yang merokok. Orang yang merokok dalam waktu yang cukup lama (perokok berat) konsentrasi CO-Hb dalam darahnya sekitar 6,9%. Hal inilah yang menyebabkan perokok berat mudah terkena serangan jantung (Arya Wardana, 2001).


(25)

2.5.1. Dampak gas CO terhadap tubuh manusia

Saat manusia menghirup udara untuk bernapas, maka udara yang mengandung oksigen, nitrogen dan karbon monoksida akan tertarik ke dalam paru-paru dan terus ke alveoli. Alveoli yang menyerupai kantung kecil terbentuk dari lapisan sel tipis dan diperkuat oleh jaringan yang amat lembut. Di dalam alveoli gas akan mengalami perubahan melalui udara dan sistem peredaran darah. Dalam keadaan normal tekanan oksigen didalam alveoli akan lebih besar dari tekanan oksigen di dalam pembuluh darah. Dengan demikian molekul oksigen menembus dinding jaringan dan terikat oleh molekul hemoglobin di dalam sel darah merah.

Kadar CO akan meningkat apabila seseorang itu menderita sakit. Gas oksigen dan karbon monoksida akan ditarik oleh zat besi dalam hemoglobin dan hemoglobin ini mempunyai daya ikat yang besar terhadap karbon monoksida. Apabila udara mengandung CO sebesar 30 ppm, maka besarnya CO dalam darah sekitar 5 persen. Ini akan tetap dipertahankan sebesar 5%, jika frekuensi pernapasan dan kadar CO di atmosfer tidak berubah. Kadar HbCO juga tergantung kepada dua keadaan, yaitu frekuensi pernapasan dan kadar CO di atmosfer. Jika kadar HbCO meningkat maka kadar oksigen berkurang karena molekul CO menangkap sebagian besar dari hemoglobin. Berkurangnya kadar oksigen tubuh akan menyebabkan kelainan yang berkaitan dengan gas CO.

Gejala-gejala keracunan gas CO antara lain pusing, rasa tidak enak pada mata, telinga berdengung, mual, muntah, detak jantung meningkat, rasa tertekan di dada, kesukaran bernapas, kelemahan otot-otot, tidak sadar dan bisa meninggal.

2.6.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas udara

Kualitas udara dalam ruang suatu gedung sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik

yang berasal dari dalam gedung sendiri maupun di luar gedung. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas udara dalam ruang adalah:

1.

Faktor fisik

a.

Temperatur

b.

kelembaban

c.

pergerakan udara


(26)

2.

Faktor Kimia

a.

Patrikulat (asbestos, debu, konstruksi)

b.

produk-produk pernapasan seperti uap air, karbondioksida

c.

Gas-gas produk kebakaran seperti CO, NO

2

, CO

2

, asap rokok, zat

pembersih, bahan adesif atau perekat dan cat (Tri, Endah, 2005).

2.7.

Kecepatan angin

Angin merupakan udara yang bergerak sebagai akibat perbedaan tekanan udara antara

daerah yang satu dengan lainnya. Perbedaan pemanasan udara menyebabkan naiknya

gradien tekanan horizontal, sehingga terjadi gerakan udara horizontal di atmosfer.

Oleh karena itu perbedaan temperatur antara atmosfer di kutub dan di khatulistiwa

serta antara atmosfer di atas benua dengan di atas lautan menyebabkan gerakan udara

dalam skala yang sangat besar. Angin lokal terjadi akibat perbedaan temperatur

setempat. Pada skala makro, pergerakan angin sangat dipengaruhi oleh temperatur

atmosfer, tekanan pada permukaan tanah dan gerakan rotasi bumi.

Untuk sebuah daerah efek sirkulasi angin terjadi tiap jam, tiap hari dan dengan

arah dan kecepatan yang berbeda-beda. Distribusi frekuensi dari arah angin

menunjukan daerah mana yang paling tercemar oleh polutan. Salah satu hal penting

dalam meramalkan penyebaran zat pencemar adalah mengetahui arah dan penyebaran

zat pencemar.

Kecepatan angin pada dasarnya ditentukan oleh perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan arah angin sebagai faktor pendorong.

Secara umum polutan-polutan di atmosfer terdispersi dalam 2 cara yaitu melalui kecepatan angin dan turbulensi atmosfer. Turbulensi atmosfer tejadi akibat gerakan angin yang berfluktuasi dan memiliki frekuensi lebih dari 2 cycles/hr. Fluktuasi turbulensi terjadi pada arah vertikal dan horizontal, hal ini merupakan mekanisme yang efektif untuk menghilangkan polutan di udara. Turbulensi menyebabkan terjadinya aliran udara melalui 2 cara yaitu pusaran termal dan pusaran mekanis.


(27)

Menurut Standard Baku Mutu Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/No.1405/menkes/SK/XI/2002 kecepatan aliran udara berkisar antara 0,15 - 0,25 ms-1 atau lebih rendah menjadikan ruangan tidak nyaman karena tidak ada pergerakan udara sebaliknya bila kecepatan udara terlalu tinggi akan menyebabkan kebisingan di dalam ruangan.

2.8.

Kelembaban udara

Kelembaban udara ditentukan oleh jumlah uap air yang terkandung di dalam udara. Di dalam atmosfer terdapat H2O dalam bentuk uap atau gas, cairan atau air dan salju atau es dalam

bentuk padat. Banyaknya uap air yang dikandung udara tidak sama di berbagai tempat. Setiap saat ada uap air yang masuk dan dilepas oleh atmosfer. Uap air ditransfer ke udara melalui proses penguapan karena panas matahari. Air yang menguap dari permukaan bumi berasal dari lautan, sungai dan hutan. Bervariasinya jumlah uap air ini dikarenakan adanya proses penguapan, pengembunan dan pembekuan. Walaupun jumlah air di atmosfer sangat sedikit dibandingkan dengan gas-gas lainnya yang ada di atmosfer, tetapi uap air yang ada di atmosfer memegang peranan penting dalam proses cuaca.

Tinjauan pada cuaca dan iklim uap air ini merupakan komponen udara yang sangat penting. Sebagian gas-gas penyusun atmosfer yang dekat permukaan laut relatif konstan dari tempat satu ketempat lain. Sedangkan uap air merupakan bagian yang konstan, bervariasi dari 0 sampai 3 %.

Adanya variabillitas uap air ini baik berdasarkan tempat maupun waktu adalah karena :

a. Besarnya jumlah uap air dalam udara merupakan indikator kapasitas potensial atmosfer tentang terjadinya presipitasi.

b. Uap air merupakan sifat menyerap radiasi bumi sehingga uap air akan menentukan cepatnya kehilangan panas dari bumi dan dengan sendirinya juga ikut mengatur temperatur.

c. Makin besar jumlah uap air dalam udara, makin besar jumlah energi potensial tersedia dalam atmosfer dan merupakan sumber atau asal terjadinya hujan angin.


(28)

2.8.1.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelembaban udara

kelembaban udara dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

a. Sinar matahari

Sumber panas utama untuk bumi dan atmosfer adalah matahari, dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Energi radiasi dari matahari yang sampai kepermukaan bumi disebut insolation (incoming solar radiation).

Insolation terdiri atas sinar-sinar dengan panjang gelombang lebih pendek dalam spektrum matahari dan paling efektif memanasi bumi. Jika sinar dari spektrum matahari mencapai bumi sebagian diserap dan dirubah dari gelombang panjang yang dikenal sebagai panas.

b.

Kabut

Kabut dapat terjadi diwaktu malam yang cerah, ketika udara dingin mengalir melalui permukaan air yang masih panas hal seperti itu yang terjadi didaerah kutub yang disebut asap laut dan juga terdapat diatas selokan-selokan pada pagi hari. Kabut dapat terjadi pada cuaca tanpa angin sebagai akibat dari temperatur yang turun terus. Kabut terdiri dari tetes-tetes air yang sangat kecil yang melayang-layang di udara dan mengakibatkan berkurangnya penglihatan mendatar pada pada permukaan bumi hingga kurang dari 1 km. Tetes-tetes kecil ini dapat dilihat dengan mata biasa, jika berada pada suatu tempat yang cukup penerangan. Mereka bergerak mengikuti gerakan udara yang ada. Udara dalam keadaan kabut akan terasa lembab, sejuk dan basah dengan kelembaban udara disekitar 100%.

c. Hujan

Hujan adalah jatuhan titik air yang mencapai tanah. Hujan yang tidak dapat mencapai tanah disebut verga. Hujan yang mencapai tanah dapat diukur dengan jalan mengukur tinggi air dengan cara-cara tertentu. Hasil pengukuran ini kemudian disebut curah hujan dengan tanpa mengingat macam atau bentuk hujan pada saat mencapai tanah. Intensitas hujan ditentukan dari tingkat berakumulasinya curah hujan diatas suatu permukaan yang datar, jika air hujan tersebut tidak mengalir.

Fluktuasi kandungan uap air di udara lebih besar pada lapisan udara dekat permukaan dan semakin kecil dengan bertambahnya ketinggian. Hal ini terjadi karena uap air bersumber dari permukaan dan proses kondensasi berlangsung juga pada permukaan. Pada siang hari kelembaban lebih tinggi pada udara dekat permukaan disebabkan penambahan uap air hasil evepotranspirasi dari permukaan.


(29)

Proses ini berlangsung karena permukaan tanah menyerap radiasi matahari selama siang hari tersebut. Sebaliknya pada malam hari kelembaban lebih rendah pada udara dekat permukaan.

Pada malam hari akan berlangsung proses kondensasi atau pengembunan yang memanfaatkan uap air yang berasal dari udara. Oleh sebab itu, kandungan uap air di udara dekat permukaan tersebut akan berkurang.

Kelembaban udara pada ketinggian lebih dari 2 meter dari permukaan tidak menunjukan perbedaan yang nyata antara malam dan siang hari. Pada lapisan udara yang lebih tinggi tersebut, pengaruh angin menjadi lebih besar. Udara lembab dan udara kering dapat tercampur lebih cepat. Tinggi rendahnya kelembaban udara dapat menentukan besar kecilnya kandungan bahan pencemar baik di ruang tertutup maupun ruang terbuka akibat adanya pelarut bahan pencemar yang menyebabkan terjadinya pencemaran.

Kelembaban udara yang relatif rendah yaitu kurang dari 20 % dapat menyebabkan kekeringan selaput lendir membran, sedangkan kelembaban tinggi akan meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme. Jika dibandingkan dengan Standar Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/ No. 1405/menkes/SK/XI/2002 dimana kelembaban yang ideal berkisar 40 -60 %.

2.9.

Suhu udara

Suhu merupakan karateristik inherent, dimiliki oleh suatu benda yang berhubungan dengan panas dan energi. Suhu udara akan berubah dengan nyata selama periode 24 jam. Perubahan suhu udara berkaitan erat dengan proses pertukaran energi yang berlangsung di atmosfer. Serapan energi sinar matahari akan mengakibatkan suhu udara meningkat. Suhu udara harian maksimum tercapai beberapa saat setelah intensitas cahaya maksimum pada saat berkas cahaya jatuh tegak lurus yakni pada waktu.

Sebagian radiasi pantulan dari permukaan bumi juga akan diserap oleh gas-gas dan partikel-partikel atmosfer. Karena kerapatan udara dekat permukaan lebih tinggi dan lebih berkesempatan untuk menyerap radiasi pantulan dari permukaan bumi, maka pada siang hari suhu udara dekat permukaan akan lebih tinggi dibandingkan pada lapisan udara yang lebih tinggi, sebaliknya pada malam hari terutama saat menjelang subuh, suhu udara dekat permukaan akan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan suhu udara pada lapisan udara yang lebih tinggi. Pada siang hari dengan kondisi cuaca cerah suhu udara akan tinggi akibat


(30)

sinar matahari yang diterima sehingga akan mengakibatkan pemuaian udara. Pemuaian udara mengakibatkan pengenceran konsentrasi gas pencemar.

Perubahan suhu pada setiap ketinggian mempunyai pengaruh yang besar pada pergerakan zat pencemar udara di atmosfer. Di atmosfer akan terjadi penurunan suhu dan tekanan sesuai dengan pertambahan tinggi. Udara ambien mempengaruhi terbentuknya stabilitas atmosfer. Dalam keadaan dimana suhu sekumpulan udara lebih tinggi dari sekitarnya, maka kerapatan dari udara yang bergerak naik dengan kecepatan rendah lebih kecil daripada kerapatan udara lingkungannya dan udara berhembus secara kontinu. Pada saat udara bergerak turun akan terbentuk aliran udara vertikal dan turbulensi terbentuk. Keadaan atmosfer dalam kondisi di atas dikatakan tidak stabil. Ketika sekumpulan udara menjadi lebih dingin dibandingkan dengan udara sekitarnya, sekumpulan udara itu akan kembali ke elevasinya semula. Gerakan ke bawah akan menghasilkan sekumpulan udara yang lebih hangat dan akan kembali ke elevasi semula. Dalam kondisi atmosfer seperti ini, gerakan vertikal akan diabaikan oleh proses pendinginan adiabatik atau pemanasan, dan atmosfer akan menjadi stabil. Jika sekumpulan udara terbawa ke atas akan melalui bagian yang mengalami penurunan tekanan dan akibatnya kumpulanan udara itu akan menyebar. Ekspansi tadi memerlukan kerja untuk melawan lingkungannya dan terjadi penurunan temperatur.

Biasanya proses ini berlangsung singkat karena itu untuk menganalisanya dilakukan anggapan tidak terjadi transfer panas pada sekumpulan udara yang ditinjau serta sekumpulan udara mempunyai kerapatan dan suhu sama. Dengan diberlakukannya baku mutu ini, maka berarti bahwa udara yang mengandung unsur-unsur melebihi standar tadi akan disebut tercemar. Diharapkan bahwa bila kualitas udara dapat dipelihara sehingga kadar berbagai zat tadi tidak terlampaui, maka diharapkan tidak akan terjadi gangguan kesehatan terhadap manusia, hewan, tumbuhan, maupun harta benda (Zendrato, Eliyunus, 2010).

Suhu udara sangat berperan dalam kenyamanan bekerja karena tubuh manusia menghasilkan panas yang digunakan untuk metabolisme basal dan muskuler. Namun dari semua energi yang dihasilkan tubuh hanya 20 % saja yang dipergunakan dan sisanya akan dibuang ke lingkungan. Jika dibandingkan dengan Standar Baku Mutu sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/ No.1405/menkes/SK/XI/2002 bahwa suhu yang dianggap nyaman untuk suasana bekerja 18 – 26˚C.


(31)

Suhu udara ruang kerja yang terlalu dingin dapat menimbulkan gangguan kerja bagi karyawan, salah satunya gangguan konsentrasi.

2.10.

Metode analisis data

Metode analisis yang digunakan Analisis Linier Berganda (Multiple Regression Linier) akan ditentukan hubungan X1, X2, X3 terhadap Y sehingga akan di dapatkan regresi Y atas X1, X2, X3

selanjutnya dilakukan pengujian koefisien-koefisien regresi dan di tentukan koefisien determinansi.

dengan : X1 = kecepatan angin

X2 = suhu udara

X3 = kelembaban udara

Y = kadar CO

Dalam hal ini ada tiga variabel, yaitu variabel X1, variabel X2 dan variabel X3 yang

masing-masing menyatakan Y.

Y = F (X1, X2, X3) ………. (2.1)

2.10.1.

Regresi linier berganda

Untuk regresi linier ganda dengan tiga variabel bebas digunakan rumus : Y = ao + a1 X1 + a2 X2 + a3 X3 ………...….. (2.2)

Koefisen a0, a1, a2 dan a3 dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

) 6 . 2 ( .. ... ... ) 5 . 2 ( ... ... ... ) 4 . 2 ( ... ... ... ) 3 . 2 ( ... ... ... ... ... 2 3 3 3 2 2 3 1 1 3 0 3 3 2 3 2 2 2 2 1 1 2 0 2 3 1 3 2 1 2 2 1 1 1 0 1 3 3 2 2 1 1 0 i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i X a X X a X X a X a X Y X X a X a X X a X a X Y X X a X X a X a X a X Y X a X a X a n a Y ∑ + ∑ + ∑ + ∑ = ∑ ∑ + ∑ + ∑ + ∑ = ∑ ∑ + ∑ + ∑ + ∑ = ∑ ∑ + ∑ + ∑ + = ∑

Harga a0, a1, a2 dan a3 dapat langsung disubstitusikan kepersamaan (2.1) dan

diperoleh model regresi linier Y atas X1, X2 dan X3. a1 berarti perubahan rata-rata Y untuk

setiap perubahan satuan dalam variabel X1 apabila X1, X2 dan X3 dianggap tetap, maka a2


(32)

Untuk memperoleh JKreg dan JKres digunakan rumus :

JKreg = a1Σ X1 Y + a2Σ X2 Y + a3Σ X3 Y . + n Σ Xn Y……. (2.7)

JKres = Σ (Yi - Ŷ)2 ………. ..(2.8)

dengan Σ(Yi - Ŷ) 2

adalah deviasi nilai Y disekitar rata-rata.

Untuk menghitung R2 digunakan persamaan :

) 9 . 2 ( . ... ... ... ... ... ... ... ... 2

2

=

i reg

y JK R

Dengan x1i = X1iX1,

x

2i

=

X

2i

X

2, x3i = X3iX3……. xki = XkiXk dan

Y Y


(33)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Alat-alat Penelitian

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini antara lain : 1. Carbon Analyzer (AQ 5000 Pro)

Berfungsi sebagai pengukur dan perekam gas karbon monoksida (CO), suhu udara dan kelembaban udara

2. Anemometer digital (AM 4201)

Berfungsi untuk mengukur kecepatan alir udara 3. Stopwatch


(34)

3.2. Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.1. Diagram alir penelitian Survei lokasi

Pengukuran kecepatan alir udara

Hasil

Kesimpulan dan Saran Data

Pengambilan sampel CO

Pengukuran suhu udara Pengukuran kelembaban udara


(35)

3.3. Prosedur Penelitian

1. Lokasi pengambilan sampel dilakukan di gedung Auditorium Universitas Sumatera Utara Medan pada lantai dasar dalam waktu ada acara.

2. Kemudian di titik pengambilan sampel yang sudah ditentukan langkah pertama adalah mengaktifkan Carbon Analyzer untuk merekam data gas CO disekitar titik pengambilan data sekaligus menghidupkan stopwatch.

3. Selama perekaman data berlangsung, kecepatan alir udara diukur menggunakan anemometer digital.

4. Setelah 30 menit perekaman data, perekaman dihentikan 5. Kemudian pengukuran dilakukan sampai 6 titik sampling.


(36)

3.4.

Denah lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di gedung Auditorium Universitas Sumatera Utara Medan di tunjukkanan pada gambar 3.2. Pengambilan sampel dilakukan pada 6 titik.

Titik 1

Titik 2 Titik 3 Titik 4

Titik 6

Titik 5 Pentas

Pintu Utama

Pin

tu Sa

mp

ing

Pin tu

Sa mp

in g


(37)

3.5. Teknik Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisa dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 11.5 dengan teknik regresi linier. Dalam regresi linier akan ditentukan hubungan X1, X2, X3 terhadap Y sehingga akan di

dapatkan regresi Y atas X1, X2, X3 selanjutnya dilakukan pengujian koefisien-koefisien regresi

dan di tentukan koefisien determinansi. dengan : X1 = kecepatan angin

X2 = suhu udara

X3 = kelembaban udara

Y = kadar CO

Ketiga variabel X1, X2, dan X3 maka Y juga berubah. Secara matematik dapat dinyatakan

dalam persamaan :

Y = F (X1, X2, X3) ………. (3.1)

3.5.1 Regresi linier berganda

Untuk regresi linier ganda dengan tiga variabel bebas digunakan rumus : Y = ao + a1 X1 + a2 X2 + a3 X3 ………...….. (3.2)

Koefisen a0, a1, a2 dan a3 dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

) 6 . 3 ( .. ... ... ) 5 . 3 ( ... ... ... ) 4 . 3 ( ... ... ... ) 3 . 3 ( ... ... ... ... ... 2 3 3 3 2 2 3 1 1 3 0 3 3 2 3 2 2 2 2 1 1 2 0 2 3 1 3 2 1 2 2 1 1 1 0 1 3 3 2 2 1 1 0 i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i X a X X a X X a X a X Y X X a X a X X a X a X Y X X a X X a X a X a X Y X a X a X a n a Y ∑ + ∑ + ∑ + ∑ = ∑ ∑ + ∑ + ∑ + ∑ = ∑ ∑ + ∑ + ∑ + ∑ = ∑ ∑ + ∑ + ∑ + = ∑

Harga a0, a1, a2 dan a3 dapat langsung disubstitusikan kepersamaan (3.2) dan diperoleh

model regresi linier Y atas X1, X2 dan X3. a1 berarti perubahan rata-rata Y untuk setiap

perubahan satuan dalam variabel X1 apabila X1, X2 dan X3 dianggap tetap, maka a2 dianggap


(38)

Untuk memperoleh JKreg dan JKres digunakan rumus :

JKreg = a1Σ X1 Y + a2Σ X2 Y + a3Σ X3 Y . + n Σ Xn Y……. (3.7)

JKres = Σ (Yi - Ŷ) 2

………. (3.8) Dengan Σ(Yi - Ŷ)2 adalah deviasi nilai Y disekitar rata-rata.

dengan : JKreg = jumlah Kuadrat regresi

JKres = jumlah Kuadrat residu

n = banyaknya data

k = banyaknya variabel yang bebas

3.5.2 Koefisien Determinasi

Sebuah model dapat diterima sebagai model yang cukup memadai hanya apabila model tersebut berhasil melewati beberapa uji validasi. Sebagaimana penting dari prosedur statistika mengenai model dari data tersebut adalah menetapkan seberapa baik model tersebut secara nyata cocok atau biasanya disebut goodness of fit. Hal ini mendekati kemungkinan pelanggaran yang diperlukan dalam data yang sedang dianalisis.

Ukuran goodness of fit dari model regresi didapat dengan menghitung nilai koefisien determinasi, yang biasanya diberi simbol R2. Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi ini akan bernilai 1 jika semua titik-titik data jatuh pada garis regresi, semua variasi dari variabel terikat (Y) akan dapat dijelaskan oleh variasi dalam variabel bebas (X). Pada sebaliknya, jika tidak ada variasi dari Y yang diterangkan oleh variasi X, maka R2 akan bernilai nol. Maka nilai R2 dapat diasumsikan sebagai nilai antara 0 dan 1.

Untuk menghitung R2 digunakan persamaan :

) 9 . 3 ( . ... ... ... ... ... ... ... ... 2

2

=

i reg

y JK R


(39)

Dengan x1i = X1iX1, x2i = X2iX2, x3i = X3iX3……. xki = XkiXk dan

Y Y yi = i− .

3.5.3 Uji signifikan t (uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat signifikan atau tidak. Untuk melihat signifikan dengan menggunakan hipotesis uji parsial adalah pada output SPSS biasanya ditampilkan pada kolom yang ber tanda t dan sig. t. Hasil yang ditunjukkan jika thitung lebih besar ttabel maka kesimpulan yang

diambil adalah menerima hipotesis nol dan menolak hipotesis 1 yang menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, atau sebaliknya.

Secara matematis dapat dihitung dengan rumus :

b

S

b

t

ˆ

ˆ

=

...(3.10)

Dengan :

= estimasi kemiringan

b

Sˆ= galat baku dari

derajat kebebasan (df) adalah n-2. 3.5.4 Analisis Varians (uji F)

Uji statistik F pada dasarnyamenunjukkan apakah semua variabel nenas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel terikat. Pengujian statistik F, dimana variasi semua variabel bebas (X) menerangkan proposi yang signifikan dari variasi pada variabel terikat (Y).

Uji F secara statistikal dari koefisien estimasi diuji pada taraf signifikan (α) 5 persen, pada output SPSS biasanya ditampilkan pada kolom yang bertanda F dan Sig. F. Hasil yang ditunjukkan jika Fhitung lebih kecil dari 5 persen maka kesimpulan yang diambil adalah

menolak hipotesis nol dan menerima hipotesis 1 yang menunjukkan adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, atau sebaliknya.


(40)

Secara matematis dapat dihitung denganrumus :

F =

( )

( )

Y Y

( )

n k

k y Y

i i

i

− −

Σ − Σ

/ ˆ

/ ˆ

2 2

...(3.11)

Dengan : k = jumlah variabel independen n = jumlah dari pengamatan.


(41)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Data hasil penelitian ini hanya dengan pengukuran sesaat, yaitu sekitar 30 menit per titik sampel. Berdasarkan penelitian ini dari alat Carbon Analyzer diperoleh konsentrasi gas karbon monoksida (CO), suhu udara, dan kelembaban udara, dan menggunakan alat anemometer diperoleh kecepatan alir udara.

Tabel. 4.1. Data hasil penelitian No Titik

Sampel

Waktu (menit)

Parameter CO

(ppm)

Suhu (oC)

Kecepatan alir udara (m/s)

Kelembaban udara (%)

1 Titik 1 30 6 27,4 0,6 67,5 2 Titik 2 30 5 29,3 1,7 65,2 3 Titik 3 30 9 29,8 2,4 62,6 4 Titik 4 30 9 29,4 2,2 62,7 5 Titik 5 30 8 30,1 2,8 62,4 6 Titik 6 30 10 31,2 2,6 61,3

Data penelitian diatas merupakan data hasil pengukuran sesaat, pengukuran dilakukan selama 30 menit. Gas karbon monoksida yang tedeteksi oleh carbon analyzer

diharapkan adalah gas karbon monoksida dari dalam gedung, untuk memperoleh hal tersebut dilakukan usaha meminimalkan faktor pengganggu saat pengambilan sampel. Usaha yang dapat dilakukan adalah mencari titik pengambilan sampel dengan sedikit atau banyaknya orang di dalam gedung, orang yang sedang merokok, dan orang yang tidak merokok.


(42)

4.2. Pembahasan

4.2.1. Analisa kadar gas karbon monoksida (CO)

Nilai kadar gas karbon monoksida (CO) yang diperoleh dari pengukuran dalam gedung Auditorium USU Medan akan dibandingkan dengan nilai kadar gas karbon monoksida pada Baku Mutu Udara Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1405/menkes/SK/XI/2002. Pada baku mutu udara indoor ditetapkan bahwa nilai ambang batas (NAB) kadar gas karbon monoksia dalam udara adalah 25 ppm. Perbandingan kadar gas karbon monksida (CO) dengan baku mutu udara dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Perbandingan kadar gas CO dengan baku mutu udara NO. Titik sampel CO

(ppm)

Keterangan

1 Titik 1 6 B.m NAB

2 Titik 2 5 B.m NAB

3 Titik 3 9 B.m NAB

4 Titik 4 9 B.m NAB

5 Titik 5 8 B.m NAB

6 Titik 6 10 B.m NAB

Keterangan : B.m NAB (Belum melewati Nilai Ambang Batas)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Indonesia No. 1405/Menkes /SK/XI/2002 tentang baku mutu udara bahwa kadar gas CO tidak boleh melewati dari 25 ppm. Dari tabel 4.2 dapat dilihat berdasarkan perbandingan kadar gas karbon monoksida (CO) dengan baku mutu udara didapatkan bahwa kadar gas CO di gedung Auditorium Medan belum melewati nilai ambang batas artinya masih berada dalam kondisi yang tidak membahayakan kesehatan. 4.2.2 Pengujian parsial (Uji t)

Hasil uji pengaruh variabel kecepatan, suhu, dan kelembaban udara secara parsial dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :


(43)

Tabel 4.3 Koefisien Regresi

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Signifikan

Beta Std. Error Beta

1 (Constant) 187,921 50,783 3,700 0,066 x1 -3,207 1,429 -1,329 -2,244 0,154 x2 0,948 0,706 0,610 1,343 0,311 x3 -2,287 0,563 -2,703 -4,064 0,056

(a) Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel 4.3 di dapat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 187,921 + (-3,207)X1 + 0,948X2 + (-2,287)X3

dengan : Y = Kadar gas CO

X1 = input kecepatan alir udara (m/s)

X2 = input suhu udara (oC)

X3 = input kelembaban udara (%)

4.2.2.1

Pengaruh kecepatan alir udara terhadap kadar gas CO

Dari tabel 4.3 untuk variabel X1 (kecepatan alir udara) diperoleh hasil estimasi menunjukkan

koefisien variabel X1 adalah sebesar -3,207 dapat diartikan bahwa setiap penambahan

kecepatan 1 m/s akan menurunkan kadar gas CO sebesar 3,207 ppm. 4.2.2.2 Pengaruh suhu udara terhadap kadar gas CO

Dari tabel 4.3 untuk variabel X2 (suhu udara) diperoleh hasil estimasi menunjukkan koefisien

variabel X2 adalah sebesar 0,948 dapat diartikan bahwa setiap penambahan suhu 1 o

C akan meningkat kadar gas CO sebesar 0,948 ppm.


(44)

4.2.2.3

Pengaruh kelembaban udara terhadap gas CO

Dari tabel 4.3 untuk variabel X3 (kelembaban udara) diperoleh hasil estimasi menunjukkan

koefisien variabel X3 adalah sebesar – 2,287 dapat diartikan bahwa setiap penambahan

kelembaban 1% akan menurunkan kadar gas CO sebesar 2,287 ppm. 4.2.3 Pengujian serempak (Uji F)

Pengaruh variabel bebas (kecepatan, suhu, dan kelembaban) secara serempak dapat dihitung dengan menggunakan Uji F. hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4 Hasil Uji F ANOVA(b)

Model

Sum of Squares

df (degree freedom)

Mean

Square F Signifikan 1 Regression 17,854 3 5,951 20,154 0,077(a) Residual 0,979 2 0,490

Total 18,833 5

(a) Predictors: (Constant), x3, x2, x1 (b) Dependent Variable: Y

Dari tabel 4.4 diperoleh Fhitung sebesar 20, 154. Dari tabel nilai kritis distribusi F

dengan derajat kebebasan pembilang = 3 dan derajat kebebasan penyebut = 2 diperoleh Ftabel sebesar 19,16 karena Fhitung sebesar 20,154 lebih besar dari Ftabel 19,16 maka ho di tolak

dan diterima h1 artinya secara bersama-sama (serempak) variabel kecepatan, suhu, dan

kelembaban udara mempunyai signifikasi terhadap kadar gas CO. Hal ini menunjukkan bahwa faktor kualitas udara yang terdiri dari kecepatan, suhu, dan kelembaban udara berpengaruh terhadap kadar gas CO.

4.2.4 Koefisien determinasi (R2)


(45)

Tabel 4.5 koefisien determinasi Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 0,974(a) 0,948 0,870 0,700 (a) Predictors: (Constant), x3, x2, x1

(b) Dependent Variable: Y

Dari tampilan output SPSS model summary besarnya Adjusted R2 adalah 0,870 hal ini berarti bahwa 87% variasi kecepatan, suhu, dan kelembaban mampu menjelaskan variasi kadar gas CO sedangkan sisanya 0,13 atau 13% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.


(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang di peroleh dan analisa data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Kadar gas CO tertinggi terdapat di titik keenam dengan kadar 10 ppm dan terendah terdapat di titik kedua dengan kadar 5 ppm berarti bahwa kadar gas CO di gedung auditorium USU medan masih berada dalam kondisi yang tidak membahayakan. 2. Hasil uji serempak Fhitung sebesar 20,154 lebih besar dari Ftabel sebesar 19,16

menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel kecepatan, suhu, dan kelembaban udara berpengaruh signifikan terhadap kadar gas CO.

3. Hasil uji parsial kecepatan thitung sebesar 0,154 dan suhu udara thitung sebesar 0,311

dan keduanya jauh diatas 0,05 menunjukkan bahwa variabel kecepatan dan suhu udara yang tidak berpengaruh signifikan terhadap kadar gas CO, artinya kecepatan dan suhu udara hanya sedikit pengaruhnya terhadap kadar gas CO. Sedangkan variabel kelembaban udara thitung sebesar 0,056 berpengaruh signifikan pada 0,05

artinya variabel gas CO dipengaruhi oleh kelembaban udara.

5.2. Saran

1. Perlu diadakannya penelitian lebih lanjut pengukuran kadar gas karbon monoksida (CO) dalam suatu gedung/ruangan dan memperbanyak pengambilan sampel dengan berbagai kondisi lingkungan untuk mengetahui pola penyebaran gas polutan

2. Kepada peneliti berikutnya disarankan untuk meneliti parameter meteorologi lainnya secara bersamaan untuk mengetahui pengaruh parameter meteorologi tersebut terhadap konsentrasi gas polutan di udara


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Arya Wardana, Wisnu. 2001. Dampak pencemaran lingkungan.Yogyakarta. Penerbit Andi.

Dajan, Anto. 1973. Pengantar metode statistik. Jakarta. Penerbit hak cipta.

Giddings, J.S. 1973. Chemistry Man and Environmental Change. New York. Canfield Press. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan

Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri. Diakses tanggal 6 januari 2011.

Mukono, H.J. 1997. Pengaruh udara dan pengaruhnya terhadap gangguan saluran pernapasan.Surabaya. Airlangga University Press.

Santoso,S, 2008. Paduan Lengkap Menguasai SPSS 16. Jakarta. Penerbit PT Elex Media Komputindo.

Soegianto, Agoes. 2005.” Ilmu Lingkungan”. Airlangga University. Surabaya.

Tri, Endah. 2005. ”Hubungan Antara Kualitas Udara pada Ruangan Ber-AC Sentral dan Sick Building Sindrome Di Kantor Telkom DIVRE IV Jateng-DIY”. diakses tanggal 25 januari 2011.

Zendrato, Eliyunus. 2010. “ Pengukuran Kadar Gas Pencemar Nitrogen Dioksida (NO2) Di


(48)

LAMPIRAN

GAMBAR ALAT-ALAT PENELITIAN


(49)

2.

Stopwatch


(50)

Hasil Output Menggunakan SPSS 11.5 :

Hubungan Kadar gas CO terhadap Kecepatan, suhu dan kelembaban udara.

Variables Entered/Removed(b)

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Y

Model Summary(b)

Mode

l R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .974(a) .948 .870 .700 a Predictors: (Constant), x3, x2, x1

b Dependent Variable: Y Mode

l

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 x3, x2,


(51)

ANOVA(b)

a Predictors: (Constant), x3, x2, x1 b Dependent Variable: Y

Coefficients(a)

Mode

l Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) 187.921 50.783 3.700 .066 x1 -3.207 1.429 -1.329 -2.244 .154

x2 .948 .706 .610 1.343 .311

x3 -2.287 .563 -2.703 -4.064 .056 a Dependent Variable: Y

Mode l

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig. 1 Regression 17.854 3 5.951 12.154 .077(a)

Residual .979 2 .490


(52)

Residuals Statistics(a)

Minimum

Maximu

m Mean

Std.

Deviation N Predicted Value 5.56 9.79 7.83 1.890 6 Residual -.575 .376 .000 .443 6 Std. Predicted

Value -1.205 1.034 .000 1.000 6 Std. Residual -.822 .537 .000 .632 6

a Dependent Variable: Y

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

E

x

p

e

c

te

d

C

u

m

P

ro

b

Dependent Variable: Y


(53)

Contoh perhitungan regresi linier berganda secara matematis :

Persamaan regresi linier berganda dengan tiga variabel bebas adalah : `

Y = ao + a1 X1 + a2 X2 + a3 X3

Koefisen a0, a1, a2 dan a3 dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

) 4 ...( ) 3 ...( ) 2 ( ... ) 1 ...( ... ... 2 3 3 3 2 2 3 1 1 3 0 3 3 2 3 2 2 2 2 1 1 2 0 2 3 1 3 2 1 2 2 1 1 1 0 1 3 3 2 2 1 1 0 i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i X a X X a X X a X a X Y X X a X a X X a X a X Y X X a X X a X a X a X Y X a X a X a n a Y ∑ + ∑ + ∑ + ∑ = ∑ ∑ + ∑ + ∑ + ∑ = ∑ ∑ + ∑ + ∑ + ∑ = ∑ ∑ + ∑ + ∑ + = ∑

Masukkan nilai kedalam persamaan 1, 2, 3 dan 4 47 = 6a0 + 12,3 a1 + 177,2 a2 + 381,7 a3 ………. (1)

101,9 = 12,3 a0 + 28,45 a1 + 367,85 a2 + 773,62 a3 ………….(2)

1396,5 = 177,2 a0 + 367,85 a1 + 5241,1 a2 + 11259,52 a3 ………….(3)

2970,9= 381,7 a0 + 7731396,5 =,62 a1 + 11259,52 a2 + 24308,79 a3 ………….(4)

No. y X1 X2 X3 X1 2

X2 2

X3 2

X1X2 X1X3 X2X3 X1y X2y X3y

1 6 0,6 27,4 67,5 0,36 750,76 4556,25 16,44 40,5 1849,5 3,6 164,4 405 2 5 1,7 29,3 65,2 2,89 858,49 4251,04 49,81 110,84 1910,36 8,5 146,5 326 3 9 2,4 29,8 62,6 5,76 888,04 3918,76 71,52 150,24 1865,48 21,6 268,2 563,4 4 9 2,2 29,4 62,7 4,84 864,36 3931,29 64,68 137,94 1843,38 19,8 264,6 564,3 5 8 2,8 30,1 62,4 7,84 906,01 3893,76 84,28 174,72 1878,24 22,4 240,8 499,2 6 10 2,6 31,2 61,3 6,76 973,44 3757,69 81,12 159,38 1912,56 26 312 613 jlh 47 12,3 177,2 381,7 28,45 5241,1 24308,79 367,85 773,62 11259,52 101,9 1396,5 2970,9


(54)

Masukkan persamaan 1 & 2

6a0 + 12,3 a1 + 177,2 a2 + 381,7 a3 =47 x 12,3

12,3 a0 + 28,45 a1 + 367,85 a2 + 773,62 a3 = 101,9 x 6

=

+

=

+

+

+

=

+

+

+

)

5

.(

...

3

,

33

19

,

53

54

,

27

41

,

19

4

,

611

72

,

4641

1

,

2207

7

,

170

8

,

73

1

,

578

91

,

4694

56

,

2179

29

,

151

8

,

73

3 2 1 3 2 1 0 3 2 1 0

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

Masukkan persamaan 2 & 3

12,3 a0 + 28,45 a1 + 367,85 a2 + 773,62 a3 = 101,9 x 177,2

177,2 a0 + 367,85 a1 + 5241,1 a2 + 11259,52 a3 = 1396,5x 12,3

=

+

=

+

+

+

=

+

+

+

)

6

.(

...

73

,

879

632

,

1406

49

,

717

785

,

516

95

,

17176

096

,

138492

53

,

64465

555

,

4524

56

,

2179

68

,

18056

464

,

137085

02

,

65183

34

,

5041

56

,

2179

3 2 1 3 2 1 0 3 2 1 0

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

Masukkan persamaan 3 & 4

177,2 a0 + 367,85 a1 + 5241,1 a2 + 11259,52 a3 = 1396,5

2970,9 381,7 a0 + 7731396,5 =,62 a1 + 11259,52 a2 + 24308,79 a3 = 2970,9

=

+

+

+

=

+

=

+

+

+

)

7

.(

...

57

,

6600

804

,

9760

926

,

5340

881

,

3322

48

,

526443

588

,

4307519

944

,

1995186

464

,

137085

24

,

67637

05

,

533044

4297758784

87

,

2000527

345

,

140408

24

,

67637

3 2 1 3 2 1 0 3 2 1 0

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a


(55)

Masukkan persamaan 5 & 6

-19,41a1 – 27,54 a2 + 53,19 a3 = -33,3 x 516,785

516,785 a1 + 717,49 a2 – 1406,632 a3 = 879,73 x -19,41

=

+

=

+

=

+

)

8

.(

...

382

,

133

067

,

185

778

,

305

559

,

17075

727

,

27302

481

,

13926

797

,

10030

941

,

17208

794

,

27487

259

,

14232

797

,

10030

3 2 3 2 1 3 2 1

a

a

a

a

a

a

a

a

Masukkan persamaan 6 & 7

516,785a1 + 717,49 a2 – 1406,632 a3 = 879,73 x 3322,881

3322,881 a1 + 5340,926 a2 – 9760,804 a3 = 6600,57 x 516,785

=

+

=

+

=

+

)

9

.(

...

465

,

487837

348

,

370166

554

,

375976

567

,

3411075

095

,

5044237

443

,

2760110

058

,

1717215

102

,

2923238

747

,

4674070

889

,

2384133

058

,

1717215

3 2 3 2 1 3 2 1

a

a

a

a

a

a

a

a

Masukkan persamaan 8 & 9

-305,778 a2 + 185,067 a3 = -133,385 x −375976,554

-375976 a2 + 370166,348 a3 = -487837,465 x -305,778

=

=

=

=

271

,

2

74

,

99020331

68

,

43607872

4

,

149169964

6

,

113188725

7

,

114965358

66

,

50149632

92

,

69580852

7

,

114965358

3 3 3 2 3 2

a

a

a

a

a

a


(56)

Subtitusikan nilai a3 ke persamaan 8

-305,778 a2 + 185,067 a3 = -133,385

-305,778 a2 + 185,067 (-2,271) = -133,385

-305,778 a2 – 420,287157= -133,385

-305,778 a2 = -133,385 + 420,287157

a2 = 0,938

Subtitusikan nilai a2 dan a3 ke persamaan 5

-19,41a1 – 27,54 a2 + 53,19 a3 = -33,3

-19,41a1 – 27,54 (0,938)+ 53,19 (-2,271) = -33,3

-19,41a1 + 25, 83252 – 120,79449 = -33,3

-19,41a1 – 94,96197 = -33,3

-19,41a1 = -33,3 + 94,96197

-19,41a1 = 61,66197

a1 = -3,177

Subtitusikan nilai a1, a2 dan a3 ke persamaan 1

6a0 + 12,3 a1 + 177,2 a2 + 381,7 a3 =47

6a0 + 12,3 (3,177) + 177,2 (0,938) + 381,7 (-2,271) = 47

6a0 + 39,0771 – 166, 2136 – 866,8407 = 47

6a0 – 993, 9772 = 47

6a0 = 47 + 993,9772

6a0 = 1040,9772


(57)

maka dapat diperoleh persamaan : Y = ao + a1 X1 + a2 X2 + a3 X3


(1)

Residuals Statistics(a)

Minimum

Maximu

m Mean

Std.

Deviation N

Predicted Value 5.56 9.79 7.83 1.890 6

Residual -.575 .376 .000 .443 6

Std. Predicted

Value -1.205 1.034 .000 1.000 6

Std. Residual -.822 .537 .000 .632 6

a Dependent Variable: Y

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Observed Cum Prob 1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

E

x

p

e

c

te

d

C

u

m

P

ro

b

Dependent Variable: Y


(2)

Contoh perhitungan regresi linier berganda secara matematis :

Persamaan regresi linier berganda dengan tiga variabel bebas adalah : `

Y = ao + a1 X1 + a2 X2 + a3 X3

Koefisen a0, a1, a2 dan a3 dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

) 4 ...( ) 3 ...( ) 2 ( ... ) 1 ...( ... ... 2 3 3 3 2 2 3 1 1 3 0 3 3 2 3 2 2 2 2 1 1 2 0 2 3 1 3 2 1 2 2 1 1 1 0 1 3 3 2 2 1 1 0 i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i X a X X a X X a X a X Y X X a X a X X a X a X Y X X a X X a X a X a X Y X a X a X a n a Y ∑ + ∑ + ∑ + ∑ = ∑ ∑ + ∑ + ∑ + ∑ = ∑ ∑ + ∑ + ∑ + ∑ = ∑ ∑ + ∑ + ∑ + = ∑

Masukkan nilai kedalam persamaan 1, 2, 3 dan 4 47 = 6a0 + 12,3 a1 + 177,2 a2 + 381,7 a3 ………. (1)

101,9 = 12,3 a0 + 28,45 a1 + 367,85 a2 + 773,62 a3 ………….(2) 1396,5 = 177,2 a0 + 367,85 a1 + 5241,1 a2 + 11259,52 a3 ………….(3)

2970,9= 381,7 a0 + 7731396,5 =,62 a1 + 11259,52 a2 + 24308,79 a3 ………….(4)

No. y X1 X2 X3 X1

2

X2 2

X3 2

X1X2 X1X3 X2X3 X1y X2y X3y

1 6 0,6 27,4 67,5 0,36 750,76 4556,25 16,44 40,5 1849,5 3,6 164,4 405 2 5 1,7 29,3 65,2 2,89 858,49 4251,04 49,81 110,84 1910,36 8,5 146,5 326 3 9 2,4 29,8 62,6 5,76 888,04 3918,76 71,52 150,24 1865,48 21,6 268,2 563,4 4 9 2,2 29,4 62,7 4,84 864,36 3931,29 64,68 137,94 1843,38 19,8 264,6 564,3 5 8 2,8 30,1 62,4 7,84 906,01 3893,76 84,28 174,72 1878,24 22,4 240,8 499,2 6 10 2,6 31,2 61,3 6,76 973,44 3757,69 81,12 159,38 1912,56 26 312 613 jlh 47 12,3 177,2 381,7 28,45 5241,1 24308,79 367,85 773,62 11259,52 101,9 1396,5 2970,9


(3)

Masukkan persamaan 1 & 2

6a0 + 12,3 a1 + 177,2 a2 + 381,7 a3 =47 x 12,3 12,3 a0 + 28,45 a1 + 367,85 a2 + 773,62 a3 = 101,9 x 6

=

+

=

+

+

+

=

+

+

+

)

5

.(

...

3

,

33

19

,

53

54

,

27

41

,

19

4

,

611

72

,

4641

1

,

2207

7

,

170

8

,

73

1

,

578

91

,

4694

56

,

2179

29

,

151

8

,

73

3 2 1 3 2 1 0 3 2 1 0

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

Masukkan persamaan 2 & 3

12,3 a0 + 28,45 a1 + 367,85 a2 + 773,62 a3 = 101,9 x 177,2 177,2 a0 + 367,85 a1 + 5241,1 a2 + 11259,52 a3 = 1396,5x 12,3

=

+

=

+

+

+

=

+

+

+

)

6

.(

...

73

,

879

632

,

1406

49

,

717

785

,

516

95

,

17176

096

,

138492

53

,

64465

555

,

4524

56

,

2179

68

,

18056

464

,

137085

02

,

65183

34

,

5041

56

,

2179

3 2 1 3 2 1 0 3 2 1 0

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

Masukkan persamaan 3 & 4

177,2 a0 + 367,85 a1 + 5241,1 a2 + 11259,52 a3 = 1396,5

2970,9 381,7 a0 + 7731396,5 =,62 a1 + 11259,52 a2 + 24308,79 a3 = 2970,9

=

+

+

+

=

+

=

+

+

+

)

7

.(

...

57

,

6600

804

,

9760

926

,

5340

881

,

3322

48

,

526443

588

,

4307519

944

,

1995186

464

,

137085

24

,

67637

05

,

533044

4297758784

87

,

2000527

345

,

140408

24

,

67637

3 2 1 3 2 1 0 3 2 1 0

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a

a


(4)

Masukkan persamaan 5 & 6

-19,41a1 – 27,54 a2 + 53,19 a3 = -33,3 x 516,785 516,785 a1 + 717,49 a2 – 1406,632 a3 = 879,73 x -19,41

=

+

=

+

=

+

)

8

.(

...

382

,

133

067

,

185

778

,

305

559

,

17075

727

,

27302

481

,

13926

797

,

10030

941

,

17208

794

,

27487

259

,

14232

797

,

10030

3 2 3 2 1 3 2 1

a

a

a

a

a

a

a

a

Masukkan persamaan 6 & 7

516,785a1 + 717,49 a2 – 1406,632 a3 = 879,73 x 3322,881 3322,881 a1 + 5340,926 a2 – 9760,804 a3 = 6600,57 x 516,785

=

+

=

+

=

+

)

9

.(

...

465

,

487837

348

,

370166

554

,

375976

567

,

3411075

095

,

5044237

443

,

2760110

058

,

1717215

102

,

2923238

747

,

4674070

889

,

2384133

058

,

1717215

3 2 3 2 1 3 2 1

a

a

a

a

a

a

a

a

Masukkan persamaan 8 & 9

-305,778 a2 + 185,067 a3 = -133,385 x −375976,554 -375976 a2 + 370166,348 a3 = -487837,465 x -305,778

=

=

=

=

271

,

2

74

,

99020331

68

,

43607872

4

,

149169964

6

,

113188725

7

,

114965358

66

,

50149632

92

,

69580852

7

,

114965358

3 3 3 2 3 2

a

a

a

a

a

a


(5)

Subtitusikan nilai a3 ke persamaan 8

-305,778 a2 + 185,067 a3 = -133,385 -305,778 a2 + 185,067 (-2,271) = -133,385 -305,778 a2 – 420,287157= -133,385 -305,778 a2 = -133,385 + 420,287157 a2 = 0,938

Subtitusikan nilai a2 dan a3 ke persamaan 5 -19,41a1 – 27,54 a2 + 53,19 a3 = -33,3 -19,41a1 – 27,54 (0,938)+ 53,19 (-2,271) = -33,3 -19,41a1 + 25, 83252 – 120,79449 = -33,3 -19,41a1 – 94,96197 = -33,3

-19,41a1 = -33,3 + 94,96197 -19,41a1 = 61,66197

a1 = -3,177

Subtitusikan nilai a1, a2 dan a3 ke persamaan 1 6a0 + 12,3 a1 + 177,2 a2 + 381,7 a3 =47

6a0 + 12,3 (3,177) + 177,2 (0,938) + 381,7 (-2,271) = 47 6a0 + 39,0771 – 166, 2136 – 866,8407 = 47

6a0 – 993, 9772 = 47 6a0 = 47 + 993,9772 6a0 = 1040,9772 a0 = 173,496


(6)

maka dapat diperoleh persamaan : Y = ao + a1 X1 + a2 X2 + a3 X3