4.2. Pembahasan
4.2.1. Analisa kadar gas karbon monoksida CO
Nilai kadar gas karbon monoksida CO yang diperoleh dari pengukuran dalam gedung Auditorium USU Medan akan dibandingkan dengan nilai kadar gas karbon monoksida pada
Baku Mutu Udara Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1405menkesSKXI2002. Pada baku mutu udara indoor ditetapkan bahwa nilai ambang batas NAB kadar gas karbon
monoksia dalam udara adalah 25 ppm. Perbandingan kadar gas karbon monksida CO dengan baku mutu udara dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Perbandingan kadar gas CO dengan baku mutu udara
NO. Titik sampel
CO ppm
Keterangan
1 Titik 1
6 B.m NAB
2 Titik 2
5 B.m NAB
3 Titik 3
9 B.m NAB
4 Titik 4
9 B.m NAB
5 Titik 5
8 B.m NAB
6 Titik 6
10 B.m NAB
Keterangan : B.m NAB Belum melewati Nilai Ambang Batas Berdasarkan Peraturan Pemerintah Indonesia No. 1405Menkes SKXI2002 tentang
baku mutu udara bahwa kadar gas CO tidak boleh melewati dari 25 ppm. Dari tabel 4.2 dapat dilihat berdasarkan perbandingan kadar gas karbon monoksida CO dengan baku mutu
udara didapatkan bahwa kadar gas CO di gedung Auditorium Medan belum melewati nilai ambang batas artinya masih berada dalam kondisi yang tidak membahayakan kesehatan.
4.2.2 Pengujian parsial Uji t
Hasil uji pengaruh variabel kecepatan, suhu, dan kelembaban udara secara parsial dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Koefisien Regresi Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Signifikan
Beta Std. Error
Beta 1
Constant 187,921
50,783 3,700
0,066 x1
-3,207 1,429
-1,329 -2,244
0,154 x2
0,948 0,706
0,610 1,343
0,311 x3
-2,287 0,563
-2,703 -4,064
0,056 a Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel 4.3 di dapat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 187,921 + -3,207X
1
+ 0,948X
2
+ -2,287X
3
dengan : Y = Kadar gas CO
X
1
= input kecepatan alir udara ms X
2
= input suhu udara
o
C X
3
= input kelembaban udara
4.2.2.1 Pengaruh kecepatan alir udara terhadap kadar gas CO
Dari tabel 4.3 untuk variabel X
1
kecepatan alir udara diperoleh hasil estimasi menunjukkan koefisien variabel X
1
adalah sebesar -3,207 dapat diartikan bahwa setiap penambahan kecepatan 1 ms akan menurunkan kadar gas CO sebesar 3,207 ppm.
4.2.2.2 Pengaruh suhu udara terhadap kadar gas CO
Dari tabel 4.3 untuk variabel X
2
suhu udara diperoleh hasil estimasi menunjukkan koefisien variabel X
2
adalah sebesar 0,948 dapat diartikan bahwa setiap penambahan suhu 1
o
C akan meningkat kadar gas CO sebesar 0,948 ppm.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.3 Pengaruh kelembaban udara terhadap gas CO
Dari tabel 4.3 untuk variabel X
3
kelembaban udara diperoleh hasil estimasi menunjukkan koefisien variabel X
3
adalah sebesar – 2,287 dapat diartikan bahwa setiap penambahan kelembaban 1 akan menurunkan kadar gas CO sebesar 2,287 ppm.
4.2.3 Pengujian serempak Uji F
Pengaruh variabel bebas kecepatan, suhu, dan kelembaban secara serempak dapat dihitung dengan menggunakan Uji F. hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4 Hasil Uji F ANOVAb
Model Sum of
Squares df
degree freedom
Mean Square
F Signifikan
1 Regression
17,854 3
5,951 20,154
0,077a Residual
0,979 2
0,490 Total
18,833 5
a Predictors: Constant, x3, x2, x1
b Dependent Variable: Y
Dari tabel 4.4 diperoleh F
hitung
sebesar 20, 154. Dari tabel nilai kritis distribusi F dengan derajat kebebasan pembilang = 3 dan derajat kebebasan penyebut = 2 diperoleh
F
tabel
sebesar 19,16 karena F
hitung
sebesar 20,154 lebih besar dari F
tabel
19,16 maka h
o
di tolak dan diterima h
1
artinya secara bersama-sama serempak variabel kecepatan, suhu, dan kelembaban udara mempunyai signifikasi terhadap kadar gas CO. Hal ini menunjukkan
bahwa faktor kualitas udara yang terdiri dari kecepatan, suhu, dan kelembaban udara berpengaruh terhadap kadar gas CO.
4.2.4 Koefisien determinasi R