Prosedur Analitik dalam Tahap Perencanaan Audit

ketersediaan data, dan pertimbangan auditor. Jenis perhitungan dan perbandingan yang digunakan secara umum termasuk hal-hal berikut : a. Perbandingan data absolut absolute data comparations. Prosedur ini melibatkan perbandingan sederhana suatu jumlah saat ini, seperti saldo akun, dengan suatu jumlah yang diharapkan atau diprediksi, b. Laporan keuangan ukuran umum common-size financial statement. Juga dikenal sebagai analisis vertikal, teknik ini melibatkan penghitungan persentase dari total yang berhubungan yang direpresentasikan oleh komponen laporan keuangan misalnya, kas sebagai persentase dari total aktiva, atau marjin kotor sebagai suatu persentase dari penjualan. Persentase kemudian dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan, c. Analisis rasio ratio analysis. Sejumlah rasio yang seringkali digunakan oleh manajemen atau analisis keuangan dapat dihitung dan dibandingkan dengan nilai yang diharapkan untuk rasio tersebut, jumlah dari hasil perhitungan dapat dianalisis secara individual atau dalam kelompok yang berhubungan seperti rasio solvabilitas, efisiensi, dan profitabilitas, d. Analisis tren tren analysis. Analisis tren melibatkan perbandingan beberapa data absolute, ukuran umum, atau rasio bagi lebih dari dua periode akuntansi untuk mengidentifikasi perubahan penting yang mungkin tidak nyata dari perbandingan yang terbatas pada periode saat ini dan periode masa lalu, e. Hubungan informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan yang relevan relationships of financial information with relevant nonfinancial information . Data nonkeuangan seperti jumlah karyawan, luas ruang penjualan, dan volume barang yang diproduksi mungkin berguna dalam memperkirakan saldo akun yang berhubungan seperti beban gaji, penjualan dan harga pokok produksi. Informasi keuangan adalah penting karena mengukur aktivitas ekonomi yang memicu hasil keuangan Boynton dan Johnson, 2006:325. 2. Mengembangkan Ekspetasi Dasar pemikiran yang mendasari penggunaan prosedur analitik dalam audit adalah hubungan antar data dapat diharapkan untuk terus berlanjut dalam ketidakberadaan kondisi yang diketahui atau sebaliknya Boynton dan Johnson, 2006:328. Contoh estimasi yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut: informasi keuangan klien yang dapat dibandingkan dengan periode- periode sebelumnya yang akan memberikan isyarat pertimbangan untuk mengetahuimengenali perubahan-perubahan, mengantisipasi penghasilan berdasarkan budget formal ataupun budget ramalan, hubungan diantara unsur-unsur informasi keuangan dalam periode yang bersangkutan, data industri, dan hubungan informasi keuangan yang relevan dengan informasi keuangan. Pengembangan estimasi pada tingkat lebih terinci akan memberikan kesempatan yang lebih besar bagi auditor untuk menemukan salah saji M. Guy et. al., 1990:453. Selain itu, penting bagi auditor untuk mengembangkan secara independen ekspektasi sebelum melaksanakan perhitungan mengenai data klien sehingga perbandingan akhir tidak bias. Dasar pemikiran ini digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dari berbagai sumber. Sumber-sumber ini termasukdata histories dan data internal yang berorientasi pada masa mendatang klien dan data eksternal industri. a. Informasi keuangan klien untuk periode masa lalu yang dapat dibandingkan comparable prior method memberikan pertimbangan bagi perubahan yang diketahui. Menurut pendekatan ini, dengan tidak adanya kondisi yang diketahui, secara sederhana diasumsikan bahwa suatusaldo akun periode berjalan, persentase ukuran umum, rasio, atau hubungan antara data keuangan dan data nono keuangan harus memperkirakan jumlah peride masa lalu, b. Hasil yang diantisipasi berdasarkan anggaran formal formal budgets dan peramalan forecast. Pendekatan ini termasuk penggunaan anggaran yang disiapkan klien, dan peramalan untuk periode berjalan baik peramalan yang disiapkan oleh auditor. Hal yang terakhir dapat termasuk ekstrapolasi dari data interim masa lalu atau data tahunan, atau hasil dari jasa bernilai tambah lain yang dilaksanakan untuk klien, c. Hubungan antara elemen-elemen informasi keuangan dalam suatu period relationship among elements of financial information within the period . Hal ini termasuk mempertimbangkan bagaimana perubahan dalam satu akun diharapkan akan mempengaruhi akun lainnya, d. Data industri industry data. Persentase ukuran umum, rasio, dan data tren perusahaan dalam suatu industri tersedia untuk tujuan perbandingan dari sumber-sumber Boynton dan Johnson, 2006:328. 3. Melaksanakan PerhitunganPerbandingan Langkah ini termasuk mengakumulasi data yang akan digunakan dalam menghitung jumlah absolut dan persentase perbedaan antara jumlah saat ini dan tahun lalu, menghitung data ukuran umum serta data rasio, dan lain sebagainya. Karena perencanaan dilakukan beberapa bulan sebelum saldo akun akhir tahun berjalan tersedia, maka langkah ini melibatkan penggunaan data satu tahun hingga tanggal saat ini aktual danatau proyeksi akhir tahun. Langkah ini juga termasuk pengumpulan data industri untuk tujuan perbandingan. Perangkat lunak komputer telah secara umum digunakan dalam membuat perhitungan dan perbandingan, serta dapat juga digunakan dalam memperoleh informasi dari database industri dan organisasi Boynton dan Johnson, 2006:329. 4. Menganalisis Data dan Mengidentifikasi Perbedaan Signifikan Analisis atas perhitungan dan perbandingan harus membuat auditor lebih memahami bisnis klien. Sebagai contoh, analisis mengenai rasio yang tepat menyediakan penilaian berkelanjutan atas solvabilitas, efisiensi, dan profitabilitas relatif terhadap tahun lalu dan terhadap perusahaan lain dalam industri yang sama. Secara serupa, perbandingan data entitas tahun berjalan dan tahun lalu akan membantu auditor untuk memahami dampak kejadian atau keputusan penting terhadap laporan keuangan entitas. Bagian terpenting dari analisis tersebut adalah mengidentifikasi fluktuasi dalam data yang tidak diharapkan atau tidak adanya fluktuasi yang diharapkan yang dapat memberikan pertanda adanya peningkatan risiko salah saji. Beberapa perusahaan menggunakan model statistik sebagai alat bantu keputusan dalam menentukan kapan sebuah perbedaan dianggap cukup besar sehingga diperlukan penyelidikan. Namun demikian, kebanyakan perusahaan tetap menggunakan peraturan sederhana seperti menyelidiki perbedaan yang melebihi dari, 1 suatu jumlah dollar yang ditentukan, 2 persentase perbedaan, atau 3 kombinasi dari keduanya. Auditor seharusnya waspada bahwa suatu persentase perubahan yang kecil sekalipun antara jumlah tahun lalu dengan jumlah tahun berjalan dari suatu akun dengan suatu saldo yang besar seperti penjualan dapat menghasilkan perubahan persentase yang lebih besar dalam laba bersih. Akhirnya, proses untuk menentukan kapan suatu perbedaan adalah signifikan melibatkan pertimbangan dan konsep materialitas Boynton dan Johnson, 2006:329- 330. 5. Menyelidiki Perbedaan Signifikan yang tidak Diharapkan Perbedaan signifikan yang tidak diharapkan harus diselidiki. Hal ini biasanya melibatkan pertimbangan ulang metode-metode dan faktor-faktor yang digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dan mengajukan pertanyaan kepada manajemen, kadang-kadang informasi baru akan mendukung perbaikan ekspektasi, yang pada akhirnya akan menghilangkan perbedaan signifikan. Sebelum tindakan tersebut dilakukan berdasarkan jawaban manajemen terhadap pertanyaan yang diajukan, jawaban harus dikuatkan dengan bahan bukti lainnya.oleh karena itu, perbedan signifikan harus dipertimbangkan ketika menentukan dampak atas perencanaan audit dan ketika mengevaluasi bukti audit Boynton dan Johnson, 2006:330. Menurut Taylor dan Glezen, yang dikutip Akhmad 1993:30, jumlah tidak biasa atau tidak diharapkan, akan memberi kesan tentang keberadaan risiko kesalahan yang lebih tinggi, sehingga auditor harus membuat rencana perluasan prosedur audit atas jumlah-jumlah tersebut. 6. Menentukan Dampak Atas Perencanaan Audit Perbedaan signifikan yang tidak dapat dijelaskan biasanya dianggap sebagai indikasi suatu peningkatan risiko salah saji dalam akun-akun yang terlibat dalam perhitungan perbandingan. Dalam kasus ini, auditor biasanya akan merencanakan untuk melaksanakan pengujian yang lebih mendetail terhadap akun-akun tersebut. Prosedur analitik sering menyediakan auditor petunjuk mengenai apakah suatu akun lebih mungkin dinyatakan lebih saji atau kurang saji. Dengan mengarahkan perhatian auditor terhadap bidang-bidang yang memiliki risiko lebih tinggi, prosedur analitik dapat memberikan kontribusi bagi pelaksanaan audit yang lebih efektif dan efisien Boynton dan Johnson, 2003:330.

G. Prosedur Analitik Sebagai Pengujian Subtantif

Kepercayaan auditor terhadap pengujian subtantif untuk mencapai tujuan audit yang berhubungan dengan suatu asersi dapat berasal dari pengujian rinci, dari prosedur analitik, atau dari kombinasi keduanya. Keputusan mengenai prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan audit tertentu didasarkan pada pertimbangan auditor terhadap efektivitas dan efisiensi yang diharapkan dari prosedur audit yang ada IAI, 2006:329.4 Tdk Ya Tdk Ya Gambar.2.2 Langkah-langkah Auditor Dalam Pembuatan Keputusan Untuk Prosedur Analitik Sumber: William F Messier Jr 2003:193. Menurut IAI dalam SPAP seksi 329, efektivitas dan efisiensi yang diharapkan dari suatu prosedur analitik dalam mengidentifikasikan Dokumen akhir Apakah manajemen dapat meberi penjelasan dan bukti uang mendukung mencukupi? Membuat pertanyaan kepada manajemen dan memperoleh bukti yang mendukung Apakah terdapat perbedaan material? Membandingkan ekspektasi dengan jumlah transaksi masa lalu Pengembangan ekspektasi Menerima jumlah tersebut Lakukan prosedur audit lainnya kemungkinan salah saji tergantung atas, antara lain: sifat asersi, kelayakan dan kemampuan untuk memprediksikan suatu hubungan, ketersediaan dan keandalan data yang digunakan untuk mengembangkan harapan, ketepatan harapan. 1. Sifat asersi Prosedur analitik mungkin merupakan pengujian efektif dan efisien atas asersi yang kemungkinan salah sajinya tidak akan tampak dari pemeriksaan bukti rinci atau bila bukti yang rinci tidak langsung tersedia. Sebagai contoh, perbandingan dari kumpulan gaji yang dibayar dengan jumlah karyawan mungkin menunjukkan pembayaran yang tidak sah yang mungkin tidak tampak dari pengujian transaksi individual. Perbedaan dari hubungan yang diharapkan dapat juga menunjukkan kemungkinan penghilangan dari catatan akuntansi, bilamana bukti transaksi individual dari pihak yang independen yang seharusnya dibukukan tidak langsung tersedia. 2. Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksikan suatu hubungan Penting bagi auditor untuk memahami alasan yang membuat hubungan menjadi masuk akal sebab data kadang-kadang seperti berkaitan padahal kenyataannya tidak demikian, sehingga dapat mengarahkan auditor ke pengambilan kesimpulan yang salah. Disamping itu, adanya satu ubungan yang tidak diharapkan dapat memberikan bukti yang penting jika diteliti secara memadai.

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit dengan ukuran kantor akuntan publik segabai variabel moderating: studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta

0 5 148

Analisis kinerja auditor dari perspektif gender pada kantor akuntan publik di Jakarta (studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta)

3 32 147

Analisis pengaruh perencanaan audit dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja akuntan publik : Studi empiris pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta

0 4 92

ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK SETELAH ADA KEWAJIBAN ROTASI AUDIT Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit.

0 1 13

ANALISIS EMPIRIS PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK SETELAH ADA KEWAJIBAN ROTASI AUDIT Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit.

0 1 16

PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI KOTA MEDAN).

0 4 29

PROSEDUR AUDIT PIUTANG USAHA PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK K.GUNARSA.

0 11 8

Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik, Pergantian Kantor Akuntan Publik, Spesialisasi Audit Di Bidang Industri Klien Dan Independensi Akuntan Publik Terhadap Kualitas Audit Serta Implikasinya Pada Kualitas Disclosure Laporan Keuangan (Survey Pada Kantor A

1 5 26

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK TERHADAP PROFESIONALISME AKUNTAN PUBLIK PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya).

0 1 153

Dysfunctional Audit Behavior (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jaw

0 0 15